dimana : KKAP = Kapasitas Kerja Alat Pembersih kgjam JB = Jumlah Bahan kg
t = Waktu yang dibutuhkan untuk membersihkan gabah jam Persentase gabah bernas dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
GB = x
100
……………………………………………. 2 dimana :
GB = Gabah Bernas
JGB = Jumlah Gabah Bernas kg JSGA = Jumlah Sampel Gabah Awal kg
Persentase gabah hampa dihitung dengan persamaan:
GH =
x 100 …………………………………………… 3 dimana:
GH = Gabah Hampa
JGH = Jumlah Gabah Hampa kg
JSGA = Jumlah Sampel Gabah Awal kg
G. Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis secara sederhana dalam bentuk tabel dan grafik.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah : 1. Telah dirancang alat pembersih gabah penggerak mekanis dengan
menggunakan 3 kecepatan putar kipas listrik yaitu 850 rpm, 1.070 rpm dan 1.300 rpm.
2. Kecepatan putar optimum pada alat pembersih gabah penggerak mekanis ini adalah 1.070 rpm yaitu rata-rata sebesar 96,06 gabah bernas yang
terpisah baik dengan gabah hampa dan memiliki rata-rata waktu 28,33 detik.
3. Alat pembersih gabah penggerak mekanis ini memiliki kapasitas kerja
sebesar 127,07 kg gabahjam.
B. Saran
Perlu adanya modifikasi putaran kipas listrik rpm untuk meningkatkan hasil pembersihan gabah pada alat pembersih gabah penggerak mekanis ini agar hasil
yang didapat menjadi optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Adiratma, R. E. 2004. Stop Tanaman Padi. PT. Penebar Swadaya. Jakarta. Andoko, A. 2002. Budidaya Padi Secara Organik. PT. Penebar Swadaya.
Jakarta. Anonim, 2006. Teknologi Pengolahan Beras. Dikutip dari
www.eBookPangan.com. Tanggal 08 September 2010. Anonim, 2010. Pedoman Umum Penanganan Pasca Panen Padi. Dikutip dari
www.scribd.com. Tanggal 08 September 2010. Baskoro, Y. 2009. Analisis Ekonomi Alat Pengering Gabah Tipe Silinder Vertikal.
Fakultas Pertanian. Unila. Lampung. Daulay, S.B. 2005. Pengeringan Padi Metode dan Peralatan. Jurusan
Teknologi Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Harsokusoemo, H.D. 1999. Pengantar Perancangan Teknik Perancangan
Produk. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional. Bandung.
Nugraha, S. 2008. Keterlambatan Perontokan Padi. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian. Jakarta.
Herodian, S., L. Saulia dan K. Morgan. 1991. Ergonomika. Perguruan Tinggi IPB. Bogor.
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 1999. Padi Oriza Sativa. Dikutip dari
http:www.smecda.com. Tanggal 08 September 2010. Kasih, A. 2007. Rancang Bangun Alat Perontok Polong Kacang Tanah
Mekanis. Fakultas Pertanian. Unila. Lampung. Prasetyo, Y. T. 2003. Bertanam Padi Gogo Tanpa Olah Tanah. PT. Penebar
Swadaya. Jakarta. Wijaya, 2005. Pengaruh Kadar Air Gabah Terhadap Mutu Fisik Beras Giling.
Fakultas Pertanian. Unswagati Cirebon.
Lampiran 1. Tabel Data Hasil Pengamatan
Tabel 6. Jumlah Berat gram Gabah Bernas dan Gabah Hampa 850 rpm.
Kotak Gabah
Ulangan 1 Ulangan 2
Ulangan 3
850 rpm Kotak 1
Bernas Hampa
Kotak 2 Bernas
Hampa 642
641 643
Kotak 3 Bernas
Hampa 158
159 157
140 140
148 Kotak 4
Bernas Hampa
43 37
35 Kotak 5
Bernas Hampa
12 16
12 Di luar Kotak
Bernas Hampa
5 7
5 Jumlah
Bernas Hampa
800 800
800 200
200 200
Waktu detik 29
29 30