Prinsip-Prinsip Percakapan TINDAK TUTUR DALAM FILM KING KARYA ARI SIHASALE DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA DAN SATRA INDONESIA DI SMA

27 Anak : Bu, besok saya akan pulang lagi ke kota. Ibu : Itu sudah saya siapkan di laci meja. Dari cuplikan di atas, tampak bahwa tuturan yang dituturkan sang anak relatif kabur maksudnya. Maksud yang sebenarnya dari tuturan si anak itu, bukannya ingin memberi tahu kepada sang ibu bahwa ia akan segera kembali ke kota, melainkan lebih dari itu, yakni bahwa ia sebenarnya ingin menanyakan apakah sang ibu sudah siap dengan sejumlah uang yang sudah diminta sebelumnya.

2. Prinsip Kesantunan

Politness Principle Agar proses komunikasi penutur dan mitra tutur dapat berjalan dengan baik dan lancar, mereka haruslah dapat saling bekerja sama. Bekerja sama yang baik di dalam proses bertutur salah satunya, berprilaku sopan pada pihak lain, tujuannya supaya terhindar dari kemacetan komunikasi. Leech 1993:120 mengatakan bahwa prinsip kerja sama berfungsi mengatur apa yang dikatakan oleh peserta percakapan sehingga tuturan dapat memberikan sumbangan kepada tercapainya tujuan percakapan, sedangkan prinsip kesantunan menjaga keseimbangan sosial dan keramahan hubungan dalam sebuah percakapan. Leech dalam Rahardi 2005:59-66 membagi prinsip kesantunan ke dalam enam butur maksim berikut i maksim kebijaksanaan tact maxim, ii maksim kedermawanan generosity maxim, iii maksim penghargaan approbation maxim, iv maksim kesederhanaan modesty maxim, v maksim permufakatan agreement maxim, dan vi maksim simpati sympath maxim. Berikut adalah urainnya. a Maksim Kebijaksanaan Tact Maxim Maksim kebijaksanaan mengandung prinsip sebagi berikut: 1 buatlah kerugian orang lain sekecil mungkin; 2 buatlah keuntungan pihak lain sebesar mungkin. Menurut maksim ini juga, kesantunan dalam bertutur dapat dilakukan bila maksim kebijaksanaan dilaksanakan dengan baik. Contohnya : 28 Tuan rumah : Silakan makan saja dulu, Nak Tadi semua sudah mendahului Tamu : Wah, saya jadi tidak enak, Bu Tuturan di atas dituturkan oleh seorang ibu kepada seorang anak muda yang sedang bertamu di rumah ibu tersebut. Pada saat itu, ia harus berada di rumah Ibu tersebut sampai malam karena hujan sangat deras dan tidak segera reda. Contoh di atas tampak dengan sangat jelas bahwa apa yang dituturkan si Tuan rumah sungguh memaksimalkan keuntungan bagi sang tamu. Lazimnya, tuturan semacam itu dapat ditemukan dalam keluarga-keluarga pada masyarakat tutur desa. Orang-orang desa biasanya sangat menghargai tamu, baik tamu yang datang secara kebetulan maupun tamu yang sudah direncanakan kedatangannya terlebih dahulu. b Maksim Kedermawanan Generosity Maxim Maksim ini mengandung prinsip sebagai berikut: 1 buatlah keuntungan diri sendiri sekecil mungkin; 2 tambahi pengorbanan diri sendiri. Penggunaan maksim kedermawanan terlihat pada contoh berikut. 29 Anak kos A : Mari saya cucikan baju kotormu Pakaianku tidak banyak kok yang kotor. Anak kos B : Tidak usah, Mbak. Nanti siang saya akan mencuci juga,, kok. Dari tuturan yang disampaikan si 29A di atas, dapat dilihat dengan jelas bahwa ia berusaha memaksimalkan keuntungan pihak lain dengan cara menambahkan beban bagi dirinya sendiri. Hal itu dilakukan dengan cara menawarkan bantuan untuk mencucikan pakaian kotornya si 29B. c Maksim Penghargaan Approbation Maxim Maksim ini mengandung prinsip sebagai berikut: 1 kurangi cacian pada orang lain; 2 tambahi pujian pada orang lain. Maksim penghargaan terlihat pada contoh beriku. 30 Dosen A : Pak, aku tadi sudah memulai kuliah perdana untuk kelas Business English. Dosen B : Oya, tadi aku mendengar bahasa Inggrismu jelas sekali dari sini. Dituturkan oleh seorang dosen kepada temannya yang juga seorang dosen dalam ruang kerja dosen pada sebuah perguruan tinggi. Pemberitauan yang disampaikan dosen A terhadap dosen B pada contoh di atas, ditanggapi dengan sangat baik bahkan disertai dengan pujian atau penghargaan oleh dosen A. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa di dalam pertuturan itu dosen B berperilaku santun terhadap dosen A. d Maksim Kesederhanaan Modesty Maxim Di dalam maksim kesederhanaan atau maksim kerendahan hati mengandung prinsip: 1 kurangi pujian pada diri sendiri; 2 tambahi cacian pada diri sendiri. Contohnya adalah sebagai berikut. 31 a : Nanti Ibu yang memberikan sambutan dalam rapat Dasa Wisma b : Waduh, nanti grogi aku. Peserta tutur 31b bersikap rendah hati dengan cara mengurangi pujian terhadap dirinya sendiri. Orang akan dikatakan sombong dan congkak hati apabila di dalam kegiatan bertutur selalu memuji dan mengunggulkan dirinya sendiri. e Maksim Permufakatan Agreement Maxim Maksim permufakatan sering kali disebut dengan maksim kecocokan, maksim ini mengandung prinsip 1 kurangi ketidaksesuaian antara diri sendiri dengan orang lain; 2 tingkatkan persesuaian antara diri sendiri dengan orang lain. Di dalam maksim ini, ditekankan agar para peserta tutur dapat saling membina kecocokan atau kemufakatan di dalam kegiatan bertutur. Apabila terdapat kemufakatan atau kecocokan antara diri penutur dan mitra tutur dalam kegiatan bertutur, tiap –tiap dari mereka akan dapat dikatakan bersikap santun. Di bawah ini merupakan contoh maksim permufkatan. 32 Weni : Nanti siang kita makan bersama ya, ka Eka : Boleh. Saya tunggu di Rumah kayu. f Maksim Simpati Sympath Maxim Maksim ini mengandung prinsip sebagai berikut: 1 kurangilah rasa antipati antara diri sendiri dan orang lain sekecil mungkin; 2 perbesar rasa simpati antara diri sendiri dan orang lain. Tindak tutur yang mengungkapkan simpati misalnya ucapan selamat, ucapan bela sungkawa, dan ucapan lain yang menunjukkan penghargaan terhadap orang lain. Contohnya 33 a. Selamat atas pernikahanmu. b. Saya turut berduka cita atas meninggalnya ayahmu. Kalimat 33a dan kalimat 33b sama-sama memperlihatkan ungkapan simpati. Kalimat 33a berupa ungkapan simpati terhadap sebuah pernikahan, dan kalimat 33b merupakan ungkapan simpati bela sungkawa.

H. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA

Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, dan ayat 3 menegaskan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. Untuk itu, seluruh komponen bangsa wajib mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan negara Indonesia. Pembelajaran Bahasa dan Sasta Indonesia merupakan bagian dari pendidikan. Oleh karena itu, segala aspek pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia harus diarahkan demi tercapainya tujuan pendidikan tersebut. Kurikulum 2013 yang saat ini tengah dijalankan di Indonesia adalah sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter. Pada pembelajarannya siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi, dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam pembelajaran makin kuat dengan dicanangkannya penambahan jam belajar untuk mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada setiap jenjang mulai dari SD, SMP, dan SMASMK. Dengan kata lain, peran bahasa menjadi dominan, yaitu sebagai saluran mengantarkan kandungan materi dari semua sumber kompetensi kepada peserta didik. Untuk mengantarkan kandungan materi dari semua sumber kompetensi dilakukan dengan menempatkan bahasa sebagai penghela mata pelajaran-mata pelajaran lain, yakni kandungan materi mata pelajaran lain dijadikan sebagai konteks dalam penggunaan jenis teks yang sesuai dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Melalui pembelajaran tematik integratif dan perumusan kompetensi inti, sebagai pengikat semua kompetensi dasar, pemaduan ini akan dapat dengan mudah direalisasikan. Dengan cara ini pula, pembelajaran Bahasa Indonesia dapat dibuat menjadi kontekstual. Pada kurikulum 2013 ada penambahan aspek belajar, yakni kompetensi inti. Kompetensi inti KI merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran. Sementara itu, kompetensi dasar masih digunakan dalam kurikulum ini. Kompetensi dasar digunakan untuk merincikan apa yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu mata pelajaran di kelas tertentu. Adapun tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis 2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara; 3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan; 4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial; 5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa; 6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakupi komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi 1 mendengarkan; 2 berbicara; 3 membaca; dan4 menulis. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat ditegaskan bahwa keterampilan berbicara merupakan salah salah satu aspek kemampuan berbahasa yang wajib. Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakupi komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi 1 mendengarkan; 2 berbicara; 3 membaca; dan4 menulis. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat ditegaskan bahwa keterampilan berbicara merupakan salah salah satu aspek kemampuan berbahasa yang wajib dikembangkan di SMA. Keterampilan berbicara memiliki posisi dan kedudukan yang setara dengan aspek keterampilan mendengarkan, membaca, dan menulis. Namun, pada kurikulum 2013 aspek berbicara lebih ditekankan untuk dikuasai peserta didik.

III. METODE PENELITIAN A.

Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tindak tutur dalam film King dan implikasinya terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Dengan demikian, untuk mencapai tujuan tersebut digunakan metode deskriptif kualitatif. Metode penelitian deskriptif merupakan suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karekteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan yang lainnya Sukmadinata, 2006:72. Penelitian deskriptif diharapkan dapat mendeskripsikan tindak tutur dalam film King dan implikasinya terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA.

B. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini berupa tuturan para tokoh dalam film King yang dirilis pada tanggal 25 Juni 2009 yang disutradarai oleh Ari Sihasale dan berdurasi 116 menit 40 detik, antara lain, Guntur, Raden, Pak Tejo Ayah Guntur, Mas Reno, Mas Untung, Pak Lurah, Bang Fikar, Tukang Balon, Ibu Tetangga, Embah, Michel, Ibunya Michel, Ibu Guru, dan Bapak pelatih bulutangkis Pak Herman.