Ruang Lingkup Pembelajaran IPS

a substansi materi ilmu-ilmu sosial yang bersentuhan dengan masyarakat dan b gejala, masalah, dan peristiwa sosial tentang kehidupan masyarakat. Kedua lingkup pengajaran IPS ini harus diajarkan secara terpadu karena pengajaran IPS tidak hanya menyajikan materi-materi yang akan memenuhi ingatan peserta didik tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan sendiri sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Oleh karena itu, pengajaran IPS harus menggali materi- materi yang bersumber pada masyarakat. Dengan kata lain, pengajaran IPS yang melupakan masyarakat atau yang tidak berpijak pada kenyataan di dalam masyarakat tidak akan mencapai tujuannya.

C. Lingkungan Belajar di Sekolah

Manusia selama hidupnya akan selalu mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah dan masyarakat luas. Manusia memiliki sejumlah kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pengalaman. Pengalaman itu terjadi karena interaksi manusia dengan lingkungannya. Sehingga manusia dengan lingkungan ada pengaruh yang saling timbal balik. Sejalan dengan pendapat Rohani 2004: 19 lingkungan belajar di sekolah juga dapat diartikan suatu situasi atau lokasi tempat terjadinya tingkah laku yang ada di sekitar siswa yang berupa pelaksanaan kegiatan belajar dan dapat mempengaruhi motivasi dan prestasi belajar. Selanjutnya Hamalik 2004: 195 menyatakan lingkungan belajar di sekolah adalah sesuatu yang ada di dalam sekitar sekolah yang memiliki makna dan pengaruh tertentu kepada siswa. Dari pengertian tersebut terlihat bahwa lingkungan merupakan suatu keadaan yang ada di sekitar manusia yang dapat berpengaruh terhadap diri siswa tersebut. Lingkungan seorang siswa mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap siswa pengaruh itu bisa positif juga negatif. Seperti pendapat Slameto 2010: 72 lingkungan yang baik itu perlu diusahakan agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap anak atau siswa sehingga dapat belajar dengan sebaik-baiknya. Lingkungan belajar atau lingkungan pendidikan secara umum di bagi menjadi dua yaitu, lingkungan belajar di rumah dan lingkungan belajar di sekolah. Lingkungan belajar di rumah mempengaruhi kegiatan belajar siswa di rumah. Banyak siswa yang kurang mampu dalam artian lingkungan belajar di rumah yang kurang kondusif tetapi bisa mendapatkan prestasi yang baik di sekolah. Dengan demikian peran orang tua atau keluarga sangat dibutuhkan dalam perkembangan anak dan dalam menciptakan lingkungan belajar agar anak bisa merasa nyaman dengan lingkungan belajarnya, setiap anak memiliki sifat yang berbeda-beda untuk itu orang tua atau keluarga harus bisa mengetahui kondisi anak-anaknya. Sedangkan dalam lingkungan belajar di sekolah, situasi kelas yang dinamis memerlukan usaha agar dapat mewujudkan hubungan yang harmonis antara siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru, sehingga terwujud kerjasama atau persaingan yang sehat antar siswa. Lingkungan belajar di sekolah tersebut dapat berupa fisik, misalnya ruang kelas, perabotan kelas, kebersihan kelas, meja, kursi, suasana di sekolah dan lain-lain. Lingkungan belajar di sekolah juga bersifat non fisik, misalnya interaksi, ketenangan disiplin dan kenyamanan. Hal ini sejalan dengan pendapat Hakim 2003: 18 yang menyatakan bahwa kondisi lingkungan sekolah yang juga dapat mempengaruhi kondisi belajar antara lain adanya guru yang baik dalam jumlah yang cukup memadai sesuai dengan jumlah bidang studi yang ditentukan, peralatan belajar yang cukup lengkap, gedung sekolah yang memenuhi persyaratan bagi berlangsungnya proses pembelajaran yang baik, adanya teman dan keharmonisan di antara semua personil sekolah. Lingkungan belajar di sekolah membentuk kepribadian siswa, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang siswa selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungan di sekitarnya. Oleh karena itu, apabila seseorang siswa berada di lingkungan temannya yang rajin belajar, kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan belajar sebagaimana temannya. Dalam lingkungan belajar yang efektif, siswa akan menjadi lebih produktif, hal ini digambarkan dengan kemudahan pada siswa dalam berpikir, berkreasi juga mampu belajar secara aktif karena lingkungan belajar yang sangat mendukung sehingga timbul keterkaitan dan kenyamanan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Berbeda halnya dengan seorang siswa yang memiliki sebuah lingkungan belajar yang kotor, pengajar-pengajar yang tidak baik, suasana kelas yang berantakan, teman-teman yang individualis, serta fasilitas pengajaran yang tidak sesuai, tentunya akan menimbulkan kesan malas dan membosankan, sehingga timbul rasa tidak semangat pada saat proses pembelajaran berlangsung dan berdampak pada kegagalan proses belajar dikarenakan susana lingkungan belajar tidak kondusif dan efektif. Lingkungan belajar yang kondusif menurut Majid 2007: 165 merupakan tulang punggung dan faktor pendorong yang dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi proses pembelajaran, sebaliknya lingkungan belajar yang kurang menyenangkan akan menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan. Berdasarkan uraian diatas peneliti menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan lingkungan belajar di sekolah adalah kesatuan ruang atau kondisi yang dipergunakan untuk perubahan tingkah laku dalam diri seseorang dalam melakukan kegiatan belajar. Kondisi lingkungan belajar di sekolah yang kondusif akan menciptakan kenyamanan bagi siswa dalam belajar, sehingga akan mendukung kegiatan belajar dan siswa akan lebih mudah mencapai prestasi belajar yang maksimal.

D. Motivasi Belajar

Motivasi faktor yang sangat penting dalam proses belajar untuk mencapai prestasi yang diharapkan. Menurut Hamzah 2007: 1 motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku, dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Sedangkan menurut Hamalik 2004: 158 menyatakan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN KEBIASAAN MEMBACA SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI DI KECAMATAN LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

2 17 67

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KEPRAMUKAAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PKN SISWA KELAS V SD NEGERI 1 RAJABASA RAYA TAHUN PELAJARAN 20014/2015

1 15 76

HUBUNGAN ANTARA DISIPLIN BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 GEDUNG AIR KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

18 98 79

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 RAJABASA RAYA KOTA BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 20014/2015

5 58 71

HUBUNGAN ANTARA DISIPLIN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN 1 RAJABASA RAYA KECAMATAN RAJA BASA KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 6 54

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 1 LABUHAN RATU KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 20014/2015

2 8 64

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SAWAH LAMA KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

0 7 71

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 RAJABASA RAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2015/2016

0 3 76

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI 085115 SIBOLGA.

0 2 25

HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN BELAJAR WAKTU LUANG DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN BELAJAR WAKTU LUANG DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KEDUNG WADUK 4 KECAMATA

0 1 15