HUBUNGAN ANTARA DISIPLIN BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 GEDUNG AIR KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

(1)

HUBUNGAN ANTARA DISIPLIN BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA

SISWA KELAS V SD NEGERI 3 GEDUNG AIR KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN

AJARAN 2014/2015 Oleh

Ira Desiyantina

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya prestasi belajar IPS dan kurangnya sikap disiplin dan kemandirian belajar siswa kelas V SD Negeri 3 Gedung Air Kota Bandar Lampuung Tahun Ajaran 2014/2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara disiplin belajar dengan Prestasi belajar, hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar dan hubungan antara disiplin dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar. Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional. Variabel yang diteliti yaitu disiplin belajar (x₁) dan kemandirian belajar (x₂) prestasi belajar IPS (y). Penelitian ini merupakan penelitian populasi dimana seluruh anggota populasi yang terdiri dari siswa kelas V SD Negeri 3 Gedung Air Kota Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 yang berjumlah 33 siswa digunakan sebagai sampel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kusioner dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan rumus korelasi product moment, baik korelasi sederhana maupun korelasi ganda. Berdasarkan hasil analisis data dan uji hipotesis menunjukkan (1) ada hubungan yang positif antara antara disiplin belajar dengan prestasi belajar, dengan koefisien korelasi sebesar 0,820 (2) ada hubungan yang positif antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar IPS dengan koefisien korelasi sebesar 0,824 (3) ada hubungan yang positif antara disiplin belajar dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar dengan koefisien sebesar 0,862.


(2)

SISWA KELAS V SD NEGERI 3 GEDUNG AIR KOTA BANDARLAMPUNG

TAHUN AJARAN 2014/2015

OLEH

IRA DESIYANTINA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2015


(3)

(4)

(5)

(6)

Penulis lahir di Tanjung Karang (Bandar Lampung) , pada tanggal 5 Desember 1992, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara. Putri pasangan Bapak Ikhsan dan Ratna Dewi.

Pendidikan yang pernah di tempuh penulis adalah Taman Kanak-kanak (TK) di Taruna Jaya Bandar Lampung tahun 1996/1999, Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 2 Rawa Laut Bandar Lampung tahun 1999/2005, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 4 Bandar Lampung tahun 2005/2008, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 9 Bandar Lampung lulus pada tahun 2011.

Tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) FKIP Universitas Lampung.

Pada Tahun 2014, penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata di Pekon Kebuayan Kecamatan Karya Penggawa Kab. Pesisir Barat, serta melaksanakan Program Pengalaman Lapangan di SD Negeri 1 Kebuayan Kecamatan Karya Penggawa Kab. Pesisir Barat.


(7)

ii Dengan Mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim

Ku persembahkan karyaku ini Kepada :

Bapak Ikhsan dan Ibu Ratna Dewi tercinta Adikku yang pertama Annisa Maharani yang kusayangi Adikku yang kedua Muhammad Iqbal Syaifullah yang kusayangi

Seluruh guru dan dosen yang pernah mengajariku dari SD hingga Perguruan Tinggi Semua Sahabat terbaik yang pernah ada


(8)

i

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah

Selesai dari suatu urusan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan lain, dan

Hanya kepada Tuhan-Mu hendaknya kamu berharap

(Q.S-Al Insyirah:6-8).

Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak memyadari betapa

dekatya mereka degan keberhasilan saat mereka meyerah

Majulah tanpa menyingkirkan orang lain, naiklah tinggi tanpa menjatuhkan orang lain,

dan berbahagialah tanpa menyakiti orang lain


(9)

iii Assalamualaikum.Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi yang penulis susun ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Lampung. Dengan Judul Hubungan Antara Disiplin Belajar dan Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas V SD Negeri 3 Gedung Air Kota Bandar LampungTahun Ajaran 2014/2015”. Dalam Penulisan skripsi ini Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, beserta seluruh staf dan jajarannya yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan bantuan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(10)

iv Sekolah Dasar yang telah membimbing kami selama ini.

4. Bapak Dr. Sultan Djasmi M.Pd. selaku Pembimbing Pertama sekaligus dosen pembimbing akademik atas kesediaanya untuk memberikan bimbingan, waktu, motivasi, saran dan kritik kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini sehingga menjadi lebih baik.

5. Bapak Drs. Maman Surachman, M.Pd selaku dosen Pembimbing Kedua atas kesediaanya untuk memberikan bimbingan, waktu, motivasi, saran dan kritik kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini sehingga menjadi lebih baik.

6. Ibu Dr. Lilik Sabdaningtyas, M.Pd selaku Pembahas atas kesediaanya untuk memberikan bimbingan, waktu, saran dan kritik kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan seluruh staf yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan saat penulis menyelesaikan perkuliahan.

8. Ibu Zaulina, M.Pd selaku Kepala SD Negeri 3 Gedung Air Kota Bandarlampung yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian.

9. Sahabat tercinta ku yaitu alay Dara, Devi dan Lina yang telah banyak memberikan banyak hal baik itu positif maupun negataif dalam penulisan skripsi ini, terima kasih untuk kebersamaan yang telah terjalin hingga nanti kita wisuda bersama, dan sukses semua.


(11)

v kelompok KKN, terima kasih untuk semuanya semoga kita akan meraih sukes bersama.

11. Sahabat yang tingkahnya membingungkan, murah hati dan gemar membantu tentunya aku sayangi yaitu Fisca bella swan, Isyar baper, Laili, Citra judith, Uma langsing, Eilin tinta, Iin bogoshippo, Reni nerd, Mba Vris swallow, Yety rivaldo, Sister Nurindah, terimakasih atas segala bala bantuan, sumbang saran share informasi disegala aspek semoga kita bisa meraih kesuksesan bersama.

12. Bapak Muhammad Muharrom Purnama Besila selaku Ketua Angkatan dan Rina Axnesia selaku sekertaris angkatan abadi PGSD 2011, terimakasih sudah jadi ketua dan sekertaris angkatan paling sabar.

13. Teman hidup selama 3 bulan bersama di KKN Kebuayan, Alom, Imam, Mona, Umay, Eta, Lala, Panca, Etik, Gusti, Mba Nur, Anggun. SDN Kebuayan. Warga Kebuayan. Terimakasih untuk banyak pengalaman berharga yang kalian berikan.

14. Semua Pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Akhir Kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua, amin..

Bandar Lampung, April 2015 Penulis


(12)

i Halaman

DAFTAR ISI... i

DAFTAR TABEL... iii

DAFTAR GAMBAR... iv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 10

C. Pembatasan Masalah ... 10

D. Rumusan Masalah ... 11

E. Tujuan Penelitian ... 11

F. Manfaat Penelitian ... 12

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Disiplin Belajar ... 13

1. Pengertian Disiplin belajar... 13

2. Fungsi Disiplin belajar ... 16

3. Indikator Disiplin belajar ... 17

B. Kemandirian Belajar ... 18

1. Pengertian Kemandirian belajar ... 18

2. Ciri-ciri Kemandirian belajar ... 21

3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Disiplin belajar ... 22

4. Indikator Kemandirian belajar ... 23

C. Prestasi Belajar... 24

1. Pengertian Prestasi belajar ... 24

2. Macam-macam Tes Prestasi belajar ... 26

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi belajar ... 27

D. Ilmu Pengetahuan Sosial ... 29

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial ... 29

2. Tujuan Pembelajarn Ilmu Pengetahuan Sosial di Sd ... 31

E. Hubungan Antar Variabel ... 33

F. Penelitian yang Relevan... 37

G. Kerangka Pikir ... 38


(13)

ii

B. Metode Penelitian ... 44

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 45

D. Variabel Penelitian ... 45

1. Variabel Disiplin belajar ... 46

2. Variabel Kemandirian belajar ... 48

3. Variabel Prestasi Belajar IPS ... 50

E. Metode Pengumpulan Data... 51

F. Uji Persyaratan Instrumen... 52

1. Uji Validitas Angket ... 53

2. Uji Reliabilitas Angket ... 54

G. Teknik Analisis Data... 55

IV. HASIL PENELITIAN A. Hasil Uji Persyaratan Instrumen ... 59

1. Uji Validitas Angket ... 60

2. Uji Reliabiltas angket ... 62

B. Deskripsi Data ... 63

1. Data Disiplin belajar ... 64

2. Data Kemandirian belajar ... 66

3. Data Prestasi belajar ... 68

C. Hasil Uji Hipotesis Penelitian ... 70

1. Pengujian Hipotesis pertama ... 70

2. Pengujian Hipotesis kedua ... 72

3. Pengujian Hipotesis ketiga ... 75

D. Pembahasan ... 79

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan... 84

B. Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 86


(14)

iii DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Nilai UAS IPS kelas V ... 3

2. Rekapitulasi absensi siswa kelas V Tahun Pelajaran 2014/2015 ... 5

3. Data tingkat kemandirian belajar ... 6

4. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Disiplin Belajar Siswa ... 47

5. Tabel Skor Pernyataan Positif dan Negatif Skala Likert ... 48

6. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Kemandirian Belajar Siswa ... 49

7. Interpretasi Koefisien Korelasi ... 59

8. Hasil Uji Coba Angket Disiplin Belajar (X1) ... 60

9. Hasil Uji Coba Angket Kemandirian Belajar (X2) ... 61

10. Hasil Uji Reabelitas Angket Disiplin belajar (X1) ... 62

11. Hasil Uji Reabelitas Angket Kemandirian belajar (X2) ... 62

12. Tabel Distribusi Frekuensi Disiplin Belajar (X1) ... 64

13. Tabel Distribusi Skor Disiplin belajar siswa (X2) ... 65

14. Tabel Distribusi Frekuensi Kemandirian Belajar siswa (X1) ... 66

15. Tabel Distribusi Skor Kemandirian belajar siswa (X2) ... 67

16. Tabel Distribusi Frekuensi Prestasi belajar IPS siswa (Y) ... 68

17. Tabel Distribusi Skor Prestasi belajar IPS siswa ... 69

18. Hasil Perhitungan Analisis korelasi X1 dan Y ... 70

19. Koefisien Determenasi X1 ... 70

20. Daftar Interpretasi Koefisien r ... 71

21. Hasil Perhitungan Analisis Korelasi X2 dan Y ... 72

22. Koefisien Determenasi X2 ... 73

23. Hasil Perhitungan Analisis X1, X2 daan Y ... 75


(15)

v DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-kisi Angket Penelitian ... 89

2. Angket Penelitian Disiplin belajar siswa ... 91

3. Angket Penelitian Kemandirian belajar Siswa ... 94

4. Tabel Tabulasi Validitas Instrumen X1... 97

5. Tabel Tabulasi Validitas Instrumen X2... 98

6. Hasil Uji Validitas X1 ... 99

7. Hasil Uji Validitas X2 ... 100

8. Tabel Tabulasi Data Hasil Penelitian X1 ... 101

9. Tabel Tabulasi Data Hasil Penelitian X2 ... 102

10.Tabel R ... 103

11.Tabel F ... 104

12.Tabel Log ... 105

13.Foto-Foto Penelitian ... 106

14.Validasi Angket dari Ahli ... 108

15.Pengajuan Judul ... ... 112

16.Surat Penunjukan dan Kesedian Pembimbing dan Pembahas ... 113

17.Surat Izin Penelitian Pendahuluan ... 116

18.Surat Izin Penelitian ... 118

19.Surat Balasan Izin Penelitian dari Sekolah ... 119

20.Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah ... 120

21.Surat Keterangan Judul Penelitian dari Dekanat ... 121

22.Kartu Kendali skripsi ... 122

23.Daftar Nilai Mid Semester Kelas V ... 123


(16)

iv DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Fikir Penelitian ... 38

3. Diagram Distribusi data skor variabel X1 ... 66

4. Diagram Distribusi data skor variabel X2 ... 68

5. Diagram Distribusi data skor variabel Y ... 70


(17)

I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa lepas dari kehidupan. Sebuah efek langsung pendidikan adalah mendapat pengetahuan. Pendidikan memberikan kita pengetahuan tentang dunia, mengembangkan perspektif kita dalam memandang kehidupan, membantu kita membentuk pendapat dan mengembangkan sudut pandang serta membuka jalan untuk karir yang baik, membantu membangun karakter. Pendidikan meletakkan dasar untuk membangun bangsa yang kuat. Pendidikan yang sesungguhnya diperoleh dari pelajaran yang diajarkan kehidupan. Pengertian pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 1 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan dapat diperoleh dari lembaga-lembaga pendidikan baik itu lembaga formal maupun informal. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal merupakan tempat yang paling memungkinkan seseorang meningkatkan pengetahuan, dan paling mudah untuk membina generasi


(18)

muda yang dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat. Pendidikan yang dilakukan disekolah akan memudahkan pemerintah untuk mengetahui hasil dari tujuan pendidikan tersebut.

Pengetahuan yang kita miliki, untuk memperoeh pengetahuan ditempuh dengan melakukan usaha-usaha belajar. Belajar dapat dikatakan berhasil apabila siswa dapat menguasai materi pelajaran yang diberikan sekolah yang diwujudkan dalam prestasi belajar yang baik.

Prestasi belajar yang memuaskan merupakan harapan bagi siswa, orang tua siswa, dan juga guru. Slameto (2013:17) menyatakan bahwa: “prestasi belajar adalah tingkat pengetahuan sejauh mana pengetahuan anak terhadap materi yang diterima”. Dari pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa prestasi belajar merupakan hal yang sangat penting dalam pendidikan karena menjadi salah satu alat ukur sejauhmana tingkat pemahaman siswa dalam memahami suatu materi. Namun, pada kenyataannya tidak semua siswa berhasil melalui proses belajar yang mereka ikuti hal ini ditunjukkan dengan adanya nilai belajar siswa yang masih rendah, dan salah satu diantaranya yaitu pelajaran IPS.

Belajar adalah kegiatan berproses yang dapat dilakukan dimana saja, baik itu disekolah ataupun dirumah, asalkan dari proses tersebut dapat menghasilkan perubahan kearah yang lebih baik. Guru sebagai seorang pengajar memiliki peran yang sangat penting dalam membantu keberhasilan belajar siswanya. Namun, sesungguhnya yang paling menentukan adalah siswa itu sendiri. Dalam usaha belajarnya siswa harus


(19)

memiliki kemauan yang kuat untuk mencapai keberhasilannya termasuk dalam berusaha mengatasi kebiasannya yang kurang baik yang dapat menyebabkan prestasi belajar rendah.

Berdasarakan penelitian pendahuluan yang dilakukan peneliti di SDN 3 Gedung Air pada kelas V diketahui bahwa prestasi belajar siswa rendah pada mata pelajaran IPS. Guru kelas menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada setiap mata pelajaran, KKM tersebut dijadikan acuan dan standar nilai dalam penetapan tingkat ketuntasan belajar siswa. Adapun KKM yang ditetapkan untuk mata pelajarn IPS yaitu 65, dimana dengan KKM tersebut siswa dinyatakan tuntas belajar apabila siswa dapat mencapai nilai 65 atau lebih. Berikut rincian nilai yang diperoleh siswa setelah melaksanakan ujian akhir semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 pada mata pelajaran IPS:

Tabel 1. Nilai UAS IPS Siswa Kelas V

No Nilai Frekuensi Persentase Keterangan

1 45-54 9 27,3 Belum Tuntas

2 55-64 16 48,5 Belum Tuntas

3 65-74 5 15,2 Tuntas

4 75-84 3 9 Tuntas

Jumlah 33 100%

Sumber:Wali KelasV SD Negeri 3 Gedung Air

Berdasarkan kriteria ketuntasan nilai yang telah ditetapkan sekolah, dari data tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa dari jumlah 33 siswa, jumlah siswa yang sudah mencapai standar KKM hanya 8 orang atau 24,2%, sedangkan siswa yang belum mencapai KKM berjumlah 25 orang atau 75,8%. Rendahnya prestasi belajar IPS siswa tersebut menunjukkan bahwa tujuan


(20)

pembelajaran di SD Negeri 3 Gedung Air tersebut belum tercapai karena prestasi belajar belum mencapai KKM yang diberlakukan untuk mata pelajaran IPS yaitu 65.

Rendahnya prestasi belajar siswa dapat dipegruhi oleh beberapa faktor. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Slameto (2013: 54) Untuk mencapai prestasi belajar yang optimal dipengaruhi oleh banyak faktor, yang secara garis besar terdiri dari dua faktor yaitu:

1. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam siswa, misalnya disiplin belajar, Kemandirian belajar, kondisi fisiologis (keadaan fisik dari siswa), kondisi psikologis (kecerdasan, bakat, minat, motivasi).

2. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar siswa, misal faktor lingkungan (keluarga, sekolah dan masyarakat) alat instrument (kurikulum, metode pembelajaran, sarana dan prasarana belajar serta guru pengajar.

Dari pendapat di atas, diketahui bahwa banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian prestasi belajar siswa, baik itu yang berasal dari dalam atau dari luar diri siswa. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti saat melakukan penelitian pendahuluan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan Tanjung Karang Barat dari bulan November 2013 hingga Januari 2014 tingkat disiplin dan kemandirian siswa di sekolah dapat dilihat sejak awal pelajaran dimulai sampai pelajaran berakhir. Pada saat pelajaran akan dimulai siswa sering terlambat padahal menurut tata tertib siswa harus ada di dalam kelas 5 sampai 10 menit pelajaran akan dimulai, ada siswa yang memakai seragam sekolah dengan tidak lengkap, siswa tidak membawa perlengkapan belajar, adanya siswa yang tidak


(21)

mengumpulkan PR yang diberikan oleh guru secara tepat waktu, ada siswa yang mengerjakan PR pada saat disekolah dengan mencontek PR temannya. Ketika pembelajaran berlangsung sebagian siswa enggan membuka buku atas kesadaran sendiri pada awal pembelajaran dimulai. Siwa tidak mendengarkan dengan baik apa yang sedang dikatakan atau yang diterangkan oleh guru, berbicara tanpa seizin guru, ketika guru tidak ada dikelas siswa keluar masuk kelas dan berbuat pada saat jam pelajaran berlangsung, pelanggaran juga terjadi pada saat praktek diluar kelas seperti praktek olahraga atau kesenian. Dalam kegiatan praktek luar kelas pun siswa masih ada yang melanggar tata tertib atau ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan, seperti harus membawa alat-alat dan bahan praktek yang telah ditentukan, siswa diwajibkan memakai pakaian praktek dan kelengkapan praktek, siswa dilarang makan dan minum pada saat praktek, siswa dilarang berbicara yang berlebihan saat praktek. Kedisiplinan dan kemandirian siswa kelas V SDN 3 Gedung Air, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Rekapitulasi absensi siswa kelas V Tahun Pelajaran 2014/2015

Bulan Keterangan Jumlah

Absensi

Alpa Izin Sakit

Agustus 22 9 7 38

September 17 11 9 37

Oktober 19 15 14 48

November 21 12 5 38

Desember - 4 7 11

Jumlah 79 51 42 172


(22)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa total ketidak hadiran siswa dari bulan Juli sampai Desember sebanyak 159 hari, jumlah tersebut terbagi atas alpa sebanyak 79 hari atau 45,93%, izin sebanyak 51 hari atau 29,65%, dan sakit sebanyak 42 hari atau 24,41%.

Tabel 3. Data tingkat kemandirian belajar siswa di kelas V SD Negeri 3 Gedung Air

No. Kategori Frekuensi Persentase

1 Siswa memakai seragam sekolah

dengan tidak lengkap 17 51,51%

2 Siswa tidak membawa perlengkapan

belajar 23 69,69%

3 Siswa mencontek pekerjaan teman 18 54,54% 4 Siswa enggan membuka buku atas

kesadaran sendiri pada awal pembelajaran hendak dimulai

21 63,63%

5 Siswa enggan belajar secara tertib saat

guru tidak berada di kelas 11 33,33%

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa ternyata seorang siswa tidak hanya memiliki saatu cerminan sikap kurang mandiri melainkan dapat lebih dari satu, terlihat dari beberapa point diatas jelas hal tersebut dilakukan lebih dari sebagian siswa dikelas dengan persentase 51,51% siswa berpaikan seragam tidak lengkap, 69,69% siswa kerap tidak membawa perlengkapan belajar, 54,54% siswa kerap mencontek pekerjaan teman dan 63,63% siswa enggan membuka buku pada awal pembelajaran atas kesadaran diri sendiri, hal tersebut jelas menggambarkan bahwa siswa kelas V SD Negeri 3 Gedung Air memiliki sikap kemandirian belajar yang rendah.

Berdasarkan permasalahan di atas maka dapat disimpulkan pelanggaran yang terjadi merupakan indikasi dan gejala kurang disiplin serta kurangnya


(23)

sikap mandiri dalam belajar yang dimiliki siswa di Sd Negeri 3 Gedung Air. Soegeng Prijodarminto dalam Arifieani (2013: 5) mengemukakan “Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan dan ketertiban”. Disiplin memang susah dalam penerapan dan berat untuk dilakukan, namun apabila kita tetap untuk disiplin maka hasil yang akan diperoleh cenderung akan sesuai dengan yang diinginkan. Disiplin belajar siswa dapat dipengaruhi oleh taraf intelegensi, kemampuan belajar, cara belajar dan perasaan sikap serta minat. Masalah disiplin belajar merupakan masalah yang patut diperhatikan, sebab tidak adanya disiplin belajar bukan hanya sekedar menunjukkan indikasi turunnya semangat belajar tetapi dapat mempengaruhi tujuan belajar.

Kemandirian belajar sangat diperlukan dalam proses belajar siswa seperti yang dikemukaan Suryadi (2006: 1) bahwa “siswa dengan kemandirian belajarnya tinggi akan berusaha bertanggung jawab untuk kemajuan prestasinya, mengatur diri sendiri memiliki inisiatif dan memiliki dorongan yang kuat untuk terus mengukir prestasinya”. Hal ini sejalan dengan pendapat Silberman (2007: 182) mengemukakan “ketika peserta didik belajar dengan kemauannya sendiri, mereka mengembangkan kemampuan memfokuskan dan merefleksikan. Bekerja atas kemauan sendiri juga memberi mereka kesempatan bertanggung jawab secara pribadi terhadap belajarnya.” Dengan adanya kemadirian siswa akan belajar dengan kemauannya sendiri tanpa paksaan, tentunya ini akan


(24)

berpengaruh pula dalam proses belajarnya, dalam transfer informasi pengetahuan yang ia lakukan. Siswa akan lebih meresapi dan memahami pembelajaran karena belajar tanpa paksaan. Kemandirian belajar sangat perlu di tumbuhkembangkan dalam diri siswa sebab berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. Kemandirian belajar mencakup lima aspek yaitu disiplin, percaya diri, motivasi, inisiatif, dan tanggung jawab. Dari aspek-aspek yang terkandung dalam kemandirian belajar itu sendiri disebutkan bahwa terdapat unsur dispilin di dalamnya dengan demikian jelas bahwa sikap disiplin dan mandiri merupakan hal penting yang saling memiliki keterkaitan satu sama lain kedua sikap tersebut harus dimiliki dan dikembangkan oleh siswa yang tentunya akan berpengaruh positif bagi prestasi belajar yang akan diperoleh siswa.

Prestasi belajar yang baik dalam memperoleh nya, tidak terlepas dari cara belajar siswa itu sendiri, cara belajar yang baik merupakan salah satu usaha untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Untuk melaksanakannya diperlukan suatu pedoman agar usaha yang dilakukan dapat berhasil. Salah satu prinsip belajar itu adalah kedisiplinan. Disiplin mendorong siswa belajar secara konkrit baik di sekolah maupun dirumah. Sikap disiplin sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sikap tersebut dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman dan kondusif untuk belajar, dengan bersikap disiplin siswa dapat mencapai tujuan belajar. Di era global ini sangat disayangkan apabila siswa memiliki sikap disiplin dan kemandirian yang rendah dalam belajar sebab, di era global ini terdapat disparitas fenomena yang menyiratkan banyak


(25)

persoalan dan memiliki lingkup yang sangat kompleks seperti kesenjangan yang kerap kita temui dalam memperoleh pendidikan. Jika dalam era globalisasi ini tidak ada upaya untuk mengantisipasi, manusia dapat larut dan hanyut didalamnya yang mungkin saja bisa merugikan individu itu sendiri. Menanggapi perubahan yang cepat di era global ini seharusnya ada upaya terhadap anak agar mereka memiliki kemampuan untuk mengantisipasi, mengakomodasi, dan mewarnainya. Salah satu upaya yaitu dengan cara membimbing anak yang sejatinya adalah generasi penerus cita-cita bangsa dimasa yang akan datang ini untuk mengaktifkan diri dengan nilai-nilai moral untuk memiliki dan mengembangkan dasar-dasar disiplin dan kemandirian diri. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam keberhasilan di dunia pendidikan ada banyak faktor yang mempengaruhi, salah satu faktor yang memegang peranan sangat penting dalam pencapaian prestasi belajar adalah siswa itu sendiri. Karena itu, dibutuhkan disiplin, serta kemandirian siswa dalam belajar baik sendiri maupun bersama teman-temannya untuk mengembangkan potensinya masing-masing dalam belajar di era global ini.

Berdasarkan masalah-masalah yang tertuang diatas, maka peneliti merasa tertarikuntuk melakukan penelitian ini yang berjudul “Hubungan Antara Disiplin Belajar dan Kemandirian Belajar Dengan Prestasi Belajar IPS pada Siswa Kelas V di SD Negeri 3 Gedung Air Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015”.


(26)

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Siswa kerap datang terlambat ke sekolah.

2. Siswa kerap lupa membawa buku mata pelajaran dan alat tulis. 3. Siswa kerap tidak hadir kesekolah dengan alasan yang tidak jelas. 4. Kurangnya rasa percaya diri siswa dalam mengerjakan tugas dari

guru.

5. Rasa tanggung jawab siswa sebagai seorang pelajar kurang. 6. Rendahnya sikap Disiplin belajar siswa disekolah.

7. Rendahnya Kemandirian belajar siswa. 8. Prestasi belajar IPS yang masih rendah.

C. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini masalah dapat dibatasi pada.

1. Rendahnya Disiplin belajar siswa kelas V SD Negeri Negeri 3 Gedung Air Kota Bandar Lampung dalam mata pelajaran IPS.

2. Rendahnya Kemandirian belajar siswa kelas V SD Negeri 3 Gedung Air Kota Bandar Lampung dalam mata pelajaran IPS.

3. Prestasi belajar IPS di kelas V SD Negeri 3 Gedung Air Kota Bandar Lampung yang masih rendah, nilai yang diperoleh siswa apabila dirata-ratakan masih banyak yang belum mencapai KKM yang telah ditentukan sekolah yaitu >65.


(27)

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Apakah terdapat hubungan antara Disiplin belajar siswa dengan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SD Negeri 3 Gedung Air di Kota Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015?

2. Apakah terdapat hubungan antara Kemandirian belajar siswa dengan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SD Negeri 3 Gedung Air di Kota Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015?

3. Apakah terdapat hubungan antara Disiplin belajar dan Kemandirian belajar siswa dengan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SD Negeri 3 Gedung Air Kota Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015??

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara.

1. Disiplin belajar siswa dengan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SD Negeri 3 Gedung Air Kota Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015.

2. Kemandirian belajar siswa dengan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SD Negeri 3 Gedung Air Kota Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015.

3. Disiplin dan Kemandirian belajar siswa dengan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SD Negeri 3 Gedung Air Kota Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015.


(28)

F. Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis:

1. Memberi sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan tentang pentingnya disiplin dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar siswa.

2. Sebagai pertimbangan penelitian yang sejenis dimasa yang akan datang.

Manfaat Praktis:

1. Manfaat bagi Siswa, agar siswa lebih meningkatkan disiplin dan kemandirian belajarnya bukan hanya pada mata pelajaran IPS saja, tetapi juga pada mata pelajaran yang lainnya.

2. Mnafaat Bagi Guru, memberikan informasi keapada guru bahwa untuk mencapai prestasi belajar yang baik maka perlu menerapkan disiplin dan kemandirian belajar pada siswa sehingga prestasi yang dicapai menjadi meningkat.

3. Manfaat bagi Kepala Sekolah, sebagai sumbang pemikiran bahwa disiplin dan kemandirian siswa dalam belajar sangat perlu di tanamkan di lingkungan sekolahnya.

4. Manfaat bagi Peneliti lain, dengan penelitian ini dapat menjadi referensi dalam pengembangan penelitian lain yang mungkin tertarik dengan permasalahan yang sama.


(29)

II TINJAUAN PUSTAKA

A. Disiplin Belajar

1. Pengertian Disiplin Belajar

Kata disiplin berasal dari bahasa latin disibel yang berarti pengikut. Seiring dengan perkembangan zaman, kata tersebut mengalami perubahan menjadi discipline yang artinya kepatuhan atau yang menyangkut tata tertib. Sejalan dengan hal tersebut Rahman (2011: 64) mengungkapkan bahwa “disiplin berasal dari bahasa Inggris discipline yang mengandung beberapa arti. Diantaranya adalah pengendalian diri, membentuk karakter yang bermoral, memperbaiki dengan sanksi, serta kumpulan beberapa tata tertib untuk mengatur tingkah laku. Dalam proses belajar sangatlah diperlukan sikap disiplin, Slameto (2013: 2) mengungkapkan bahwa “belajar merupakan suatu proses perubahan yang diperoleh dari usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Kemudian menurut Moenir (2010: 94-96) “Disiplin adalah suatu bentuk ketaatan terhadap aturan, baik tertulis maupun tidak tertulis yang telah ditetapkan. Ada dua


(30)

jenis disiplin yang sangat dominan sesuai dengan apa yang dikehendaki individu. Pertama disiplin dalam hal waktu dan disiplin kerja atau perbuatan”. Dengan demikian kedua jenis disiplin yang dikemukakan oleh Moenir tersebut merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan serta saling mempengaruhi, contohnya apabila seorang anak hadir tepat waktu kesekolah tidak datang terlambat pada waktu jam pelajaran dimulai, tetapi ia tidak segera melakukan hal yang sesuai ketentuannya sebagai pelajar didalam kelas seperti tidak langsung membuka buku mata pelajarannya melainkan mengobrol dengan temannya tentunya ini akan merugikan anak itu sendiri, dengan demikian disiplin mendorong siswa belajar secara konkrit baik di sekolah maupun dirumah.

Disiplin sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sikap tersebut dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman dan kondusif untuk belajar. Sikap disiplin merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar, hal ini sejalan dengan pendapat Anneahira (2012:27) yang mengungkapkan bahwa: “Dalam dunia pendidikan, kedisiplinan merupakan harga mati yang harus dibayar siswa. Pengaruh disiplin terhadap prestasi belajar sangatlah besar sehingga sangat perlu pengkondisian agar tumbuh dan berkembang sikap disiplin pada pola kehidupan siswa”. Apabila seorang siswa memiliki sikap disiplin dalam kegiatan belajarnya, maka kepatuhan dan ketekunan belajarnya akan terus meningkat sehingga membuat prestasi belajar meningkat juga. hal ini


(31)

diungkapkan pula oleh Tu’u (2004: 163) yang menyatakan bahwa: “disiplin belajar akan berdampak positif bagi kehidupan siswa, mendorong mereka belajar konkret dalam praktik hidup di sekolah serta dapat beradaptasi”.Namun disiplin di sekolah bukan suatu usaha untuk membuat anak menahan tingkah laku yang tidak diterima di sekolah, melainkan suatu usaha untuk memperkenalkan cara atau memberikan pengalaman, yang akhirnya membawa anak kepada pemilikan suatu disiplin dari dalam. Hal ini sejalan dengan Asy (2000: 88) yang mengemukakan bahwa” disiplin adalah kesadaran untuk melakukan sesuatu pekerjaan dengan tertib dan teratur sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dengan penuh tanggung jawab tanpa paksaan dari siapa pun.”

Berdasarkan berbagai pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa disiplin belajar adalah sikap patuh siswa dalam belajar yang ditunjukkan dengan perbuatan yang mematuhi tata tertib yang berlaku di tempat ia berada baik itu di sekolah maupun dirumah sehingga ia mampu membuktikan bahwa ia dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya guna pembentukan watak yang baik dan selalu bergerak ke arah yang lebih maju sehinngga dapat tercapainya prestasi belajar yang memuaskan.


(32)

2. Fungsi Disiplin Belajar

Sikap disiplin memiliki dampak yang baik bagi siswa yang memilikinya, alasan pentingnya disiplin yang dikemukakan Tu’u (2004: 37) fungsi disiplin adalah sebagai berikut ini:

a. Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri akan mendorong siswa berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya siswa yang sering melanggar ketentuan sekolah akan menghambat optimalisasi potensi dan prestasinya

b. Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan juga kelas menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Disiplin memberi dukungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran

c. Orang tua senantiasa berharap di sekolah anak-anak dibiasakan dengan norma-norma, nilai kehidupan, dan disiplin. Dengan demikian anak-anak dapat menjadi individu yang tertib, teratur, dan disiplin.

d. Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja.

Sedangkan menurut Maman Rachman dalam Tu’u (2004: 35) fungsi disiplin bagi para siswa adalah sebagai berikut:

a. Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang

b. Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan

c. Cara menyelesaikan tuntutan yang ingin ditunjukan peserta didik terhadap lingkunganya

d. Untuk mengatur keseimbangan keinginan individu satu dengan individu lainnya

e. Menjauhi siswa melakukan hal-hal yang dilarang sekolah

Berdasarkan uraian di atas peneliti menarik kesimpulan bahwa perilaku disiplin tidak akan tumbuh tanpa adanya kesadaran diri serta yang merupakan faktor dominan dalam terbentuknya sikap disiplin siswa, kemudian juga dengan latihan yang terus menerus. Disiplin belajar tidak akan tercipta apabila siswa tidak memiliki pengetahuan


(33)

bahwa pentingnya sikap disiplin sebab sangat bermanfaat untuk menunjang prestasi belajarnya.

3. Indikator Disiplin

Disiplin dalam penentuan seseorang dapat dikatakan memiliki sikap disiplin tentu ada beberapa sikap yang mencerminkan kedisiplinan nya seperti indikator disiplin yang dikemukaanTu’u (2004:91) dalam penelitian mengenai disiplin sekolah mengemukakan bahwa “indikator yang menunjukan perubahan hasil belajar siswa sebagai kontribusi mengikuti dan menaati peraturan sekolah adalah meliputi: dapat mengatur waktu belajar di rumah, rajin dan teratur belajar, perhatian yang baik saat belajar di kelas, dan ketertiban diri saat belajar di kelas.” Untuk mengukur tingkat disiplin belajar siswa diperlukan indikator-indikator mengenai disiplin belajar seperti yang diungkapkan Moenir (2010: 96) indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat disiplin belajar siswa berdasarkan ketentuan disiplin waktu dan disiplin perbuatan, yaitu:

a. Disiplin Waktu, meliputi :

1. Tepat waktu dalam belajar, mencakup datang dan pulang sekolah tepat waktu, mulai dari selesai belajar di rumah dan di sekolah tepat waktu

2. Tidak meninggalkan kelas/membolos saat pelajaran 3. Menyelesaikan tugas sesuai waktu yang ditetapkan. b. Disiplin Perbuatan, meliputi :

1. Patuh dan tidak menentang peraturan yang berlaku 2. Tidak malas belajar

3. Tidak menyuruh orang lain bekerja demi dirinya 4. Tidak suka berbohong

5. Tingkah laku menyenangkan, mencakup tidak mencontek, tidak membuat keributan, dan tidak mengganggu orang lain yang sedang belajar.


(34)

Berdasarkan pendapat para ahli diatas peneliti meyimpulkan indikator disiplin belajar berdasarkan ketentuan disiplin waktu dan disiplin perbuatan sebagai berikut, yaitu:

1. Disiplin di lingkungan sekolah (luar kelas) 2. Disiplin di dalam kegiatan belajar di kelas 3. Disiplin di rumah

B. Kemandirian Belajar

1. Pengertian Kemandirian Belajar

Kemandirian berasal dari kata dasar diri, pembahasan mengenai kemandirian tidak dapat dilepaskan dari pembahasan mengenai perkembangan diri itu sendiri. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia mandiri adalah ”berdiri sendiri”.

Bab II Undang undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

Jelaslah bahwa kata mandiri telah muncul sebagai salah satu tujuan pendidikan nasional kita. Karena itu penanganannya memerlukan perhatian khusus semua guru. Manusia mempunyai kemampuan unik yaitu memiliki inisiatif untuk mandiri yang berujud dalam bentuk keinginan untuk mengalami sendiri, menentukan atau mengambil keputusan sendiri, sehingga secara bertahap kemandirian akan tumbuh


(35)

sejalan dengan pertumbuhan kedewasaannya. Kesanggupan fungsi sebagai individu yang mandiri harus diawali dari kemauan untuk dapat berdiri sendiri dan tidak tergantung orang lain. Seperti yang diungkapkan Good dalam Slameto (2013: 2) “kemandirian belajar adalah belajar yang dilakukan dengan sedikit atau sama sekali tanpa bantuan dari pihak luar”. Sejalan dengan pendapat diatas Barnadib dalam Zainun (2002: 22) menyatakan bahwa “kemandirian meliputi perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi hambatan atau masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukaun sesuatu sendiri tanpa bantuanorang lain.”

Kemandirian yang tumbuh dalam diri seseorang tentunya terdapat faktor yang mempengaruhi seperti yang diungkapkan Durkheim dalam

Ali (2008: 72) berpendapat bahwa ”kemandirian tumbuh dan

berkembang karena dua faktor yang menjadi prasyarat bagi kemandirian, yaitu 1) disiplin, yaitu adanya aturan bertindak dan otoritas, dan 2) komitmen terhadap kelompok”. Kemandirian belajar sangat diperlukan dalam proses belajar siswa seperti yang dikemukaan Suryadi (2006: 1)bahwa “siswa dengan kemandirianbelajarnya tinggi akan berusaha bertanggung jawab untuk kemajuan prestasinya, mengatur diri sendiri memiliki inisiatif dan memiliki dorongan yang kuat untuk terus mengukir prestasinya”

Berdasakan beberapa uraian para ahli diatas peneliti menyimpulkan bahwa kemandirian belajar adalah suatu kemampuan yang ada dalam


(36)

setiap diri siswa yang berkembang karena adanya sikap disiplin serta komitmen sehingga ia dapat menentukan diri sendiri, menentukan tujuannya sendiri dan tidak menggantungkan diri kepada orang lain, dimana siswa dituntut untuk memiliki keaktifan dan inisiatif dalam belajar, bersikap, berbangsa maupun bernegara yang ditunjukkan dalam bentuk tindakan dan prilaku ke arah yang lebih baik.

Kemandirian sangat erat kaitannya dengan nilai disiplin, dimana apabila siswa memiliki sifat disiplin, tentu ia akan tahu apa kewajibannya sebagai pelajar yaitu belajar, sehingga ia akan memiliki kesadaran diri yang tinggi untuk belajar dengan tekun dan gigih untuk mencapai tujuan belajarnya berusaha untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Silberman (2007: 182) mengemukakan bahwa: “ketika peserta didik belajar dengan kemauannya sendiri, mereka mengembangkan kemampuan memfokuskan dan merefleksikan. Bekerja atas kemauan sendiri juga memberi mereka kesempatan bertanggung jawab secara pribadi terhadap belajarnya. Pentingnya kemandirian belajar dibuktikan dengan kaitannya dengan psikologi pendidikan, Slovin (2009: 6) mengungkapkan bahwa:

“salah satu prinsip terpenting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak dapat hanya memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun pengetahuan dalam pikiran mereka sendiri. Guru dapat memfasilitasi proses ini dengan mengajar dengan cara-cara memberikan informasi yang bermakna dan relevan bagi siswa, dengan memberikan kesepatan kepada siswa menemukan atau menerapkan sendiri gagasan-gagasan. Guru dapat memberikan tangga untuk menuju pemahaman yang lebih tinggi, namun siswa sendiri yang harus memanjat tangga itu.


(37)

Berdasarkan pernyataan diatas peneliti menarik kesimpulan, bahwa untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi, sangat tergantung dari usaha yang dilakukan siswa itu sendiri, siswa harus memiliki kemampuan untuk menggali dan mengkonstruk kemudian membangun pengetahuan dalam pikiran. Melaksanakan strategi strategi belajar yang dibuatnya sendiri. Singkatnya, kemandirian diri dalam belajar atau kesadaran diri dalam belajar sangat berpengaruh dalam menggali potensi akademik yang dimiliki siswa. Kemandirian merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan meraih prestasi yang tinggi. Prilaku mandiri sangat penting untuk dikembangkan dalam proses belajar dimanapun baik disekolah maupun dirumah, apabila belajar dilakukan dengan kemuan sendiri kemampuan meresapi pelajaran akan jadi lebih mendalam dan lebih melekat di sanubari.

2. Ciri-ciri Kemandirian Belajar

Seorang anak yang memiliki prilaku mandiri dalam belajar tentu akan terlihat dari prilaku belajarnya disiplin serta atas inisitaif sendiri, untuk mengetahui apakan anak memiliki kemandirian belajar maka perlu diketahui ciri-ciri kemandirian belajar. Seperti yang dikemukaan Anton Sukarno dalam Widodo (2012: 12) menyebutkan ciri-ciri kemandirian belajar sebagai berikut:

1. Siswa merencanakan dan memilih kegiatan belajar sendiri 2. Siswa berinisiatif dan memacu diri untuk belajar secara terus

menerus

3. Siswa dituntut bertanggung jawab dalam belajar

4. Siswa belajar secara kritis, logis, dan penuh keterbukaan 5. Siswa belajar dengan penuh percaya diri.


(38)

Sejalan dengan pendapat diatas dikemukakan pula oleh Sardiman dalam Achmad (2012: 45) yang menyebutkan bahwa ciri-ciri kemandirian belajar yaitu meliputi:

1. Adanya kecenderungan untuk berpendapat, berperilaku dan bertindak atas kehendaknya sendiri

2. Memiliki keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan

3. Membuat perencanaan dan berusaha dengan ulet dan tekun untuk mewujudkan harapan

4. Mampu untuk berfikir dan bertindak secara kreatif, penuh inisiatif dan tidak sekedar meniru

5. Memiliki kecenderungan untuk mencapai kemajuan, yaitu untuk meningkatkan prestasi belajar

6. Mampu menemukan sendiri tentang sesuatu yang harus dilakukan tanpa mengharapkan bimbingan dan tanpa pengarahan orang lain.

Kesimpulan dari uraian diatas, bahwa siswa yang memmiliki kemandirian dalam belajar akan menunjukkan sikap kritis, kreatif dan berinisiatif dalam berpendapat maupun bertindak serta memiliki rasa percaya diri yang kuat.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar

Proses terciptanya kemandirian belajar dalam diri seseorang tidak terbentuk begitu saja namun ada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Seperti yang dikemukakan oleh Muhammad Nur Syam dalam Widodo (2012: 12), faktor yang mempengaruhi, kemandirian belajar diantaranya sebagai berikut:

1. Sikap bertanggung jawab untuk melaksanakan apa yang dipercayakan dan ditugaskan

2. Kesadaran hak dan kewajiban siswa disiplin moral yaitu budi pekerti yang menjadi tingkah laku

3. Kedewasaan diri mulai konsep diri, motivasi sampai berkembangnya pikiran, karsa, cipta dan karya (secara berangsur)


(39)

4. Kesadaran mengembangkan kesehatan dan kekuatan jasmani, rohani dengan makanan yang sehat, kebersihan dan olahraga 5. Disiplin diri dengan mematuhi tata tertib yang berlaku, sadar

hak dan kewajiban, keselamatan lalu lintas, menghormati orang lain, dan melaksanakan kewajiban

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar lainnya pun dikemukaan oleh Ali (2005: 118-119) sejumlah faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar yaitu:

1. Gen atau keturunan orang tua. 2. Pola asuh orang tua.

3. Sistem pendidikan di sekolah. 4. Sistem kehidupan di masyarakat.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar dipengaruhi oleh individu itu sendiri dan lingkungan nya.

4. Indikator Kemandirian Belajar

Indikator kemandirian belajar adalah sikap-sikap yang terdapat dalam kemandirian belajar, Seperti yang dingkapkan Djamarah (2002: 24) terdapat beberapa indikator dalam kemandirian belajar yaitu:

1. Kesadaran akan tujuan belajar.

2. Kesadaran akan tanggung jawab belajar. 3. Kontinuitas Belajar Kontinu.

4. Keaktifan Belajar. 5. Efisiensi Belajar.

Sejalan dengan pendapat di atas Sumarmo (2004: 32) mengutarakan tentang indikator dalam kemandirian belajar sebagai berikut :

1. Inisiatif Belajar,

2. Menetapkan Target dan Tujuan Belajar, 3. Memonitor, Mengatur dan Mengontrol

4. Memanfaatkan dan Mencari Sumber yang relevan, 5. Memilih dan Menerapkan Strategi Belajar,


(40)

Dari indikator indikator kemanadirian belajar di atas dapat disimpulkan bahwa indikator kemandirian belajar, yaitu:

1. Tanggungg jawab belajar yang ditandai dengan ketekunan dan berani mengambil keputusan.

2. Kemampuan mengelola diri yang ditandai dengan mengatur diri sendiri, membuat rencana dan menetapkan tujuan belajar. 3. Inisiatif ditandai dengan berfikir kreatif dan mengembangkan

sikap kritis

4. Dorongan internal yang ditandai belajar atas kemauan sendiri dan belajar merupakan kebutuhaan

C. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan semua manusia tanpa batasan usia dan berlangsung seumur hidup. Proses belajar berlangsung setiap waktu, proses belajar bisa kita sadari, sebab belajar merupakan usaha seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya kemudian mengubah prilakunya menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Hasil dari usaha belajar disebut dengan prestasi.

Kata prestasi belajar berasal dari bahasa belanda “prestatile” kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi”. Kata ini banyak digunakan dalam berbagai bidang kegiatan lain seperti olah raga, kesenian dan pendidikan. Prestasi belajar dalam bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan


(41)

psikomotorik setelah mengikuti proses pembelajaran. Sejalan dengan yang dungkapkan Arikunto (2009: 276) yang mengemukakan bahwa: “prestasi adalah nilai yang mencerminkan tingkatan-tingkatan siswa sejauh mana telah mencapai tujuan yang ditetapkan di setiap bidang studi”. Prestasi adalah hal yang telah dicapai oleh setiap individu hal ini seperti yang diungkapkan Nasution (2004: 54) mengemukakan bahwa: “prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dalam berbuat”. Sedangkan menurut Winkel dalam Hamadi (2011:138) mengemukakan bahwa “prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang” Dengan demikian prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Dalam prestasi terdapat batasan-batasan seperti yang dikemukaan harahap dalam Hamadi (2011: 138) yang memberikan batasan bahwa “prestasi dalam bidang pendidikan adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.”

Berdasarkan uraian para ahli di atas peneliti menyimpulkan Prestasi belajar prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dalam berbuat atas usaha belajar yang telah ia lakukan dalam kurun waktu tertentu.


(42)

2. Macam-Macam Tes Prestasi Belajar

Untuk menilai prestasi siswa diperlukan adanya beberapa tes. Seperti yang diungkapkan Mulyasa (2008: 208-209) yang mengemukakan bahwa: “penilaian prestasi belajar tingkat kelas adalah penilaian yang dilakukan oleh guru atau pendidik secara langsung. Penilaian prestasi belajar pada dasarnya merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan prilaku peserta didik”. Tes prestasi berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, tes dapat digolongkan kedalam jenis penilaian seperi yang dikemukaan Djamarah (2010: 106-107) berpendapat sebagai berikut:

1. Tes Formatif

Penilaian ini dilakukan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar bahan/pokok bahasan tertentu dalam waktu tertentu.

2. Tes Subsumatif

Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran/sejumlah pokok bahasan tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya serap siswa terhadap sejumlah pokok bahasan yang telah diajarkan, untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai raport.

3. Tes Sumatif

Tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester atau dua tahun pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan dalam suatu periode belajar tertentu. Tes ini meliputi ujian akhir semester, tes kenaikan kelas, ujian akhir sekolah dan ujian akhir nasional.


(43)

2. Faktor-faktor yang Memengaruhi Prestasi Belajar

Berhasil atau tidaknya seorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi belajar yaitu berasal dari orang yang belajar dan ada pula dari luar dirinya. Ada faktor-faktor yang menentukan pencapaian prestasi belajar seperti yang dikemukaan Dalyono (2005: 55-60) yang mengemukakan:

1. Faktor Intern (yang berasal dari Dalam Diri) - kesehatan

- intelegensi dan bakat - minat dan motivasi - cara belajar

2. Faktor Ekstern (yang berasal dari Luar Diri) - Keluarga

- Sekolah

- Lingkungan Sekitar - Masyarakat

Sejalan dengan pendapat diatas Slameto (2013: 54) mengemukakan untuk mencapai prestasi belajar yang optimal dipengaruhi oleh banyak faktor, yang secara garis besar terdiri dari dua faktor yaitu:

1. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam siswa, misalnya disiplin belajar, Kemandirian belajar, kondisi fisiologis (keadaan fisik dari siswa), kondisi psikologis (kecerdasan, bakat, minat, motivasi).

2. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar siswa, misal faktor lingkungan (keluarga, sekolah dan masyarakat) alat instrument (kurikulum, metode pembelajaran, sarana dan prasarana belajar serta guru pengajar.

Dikemukaan pula oleh Ahmadi (2004: 138) secara lebih mendetail faktor yang mempengaruhinya prestasi belajar sebagai berikut:


(44)

Yang tergolong faktor internal adalah:

1. Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.

2. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh.

Yang tergolong faktor eksternal, ialah:

1. Faktor sosial yang terdiri atas: Lingkungan keluarga, Lingkungan

sekolah, Lingkungan masyarakat, Lingkungan kelompok

2. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian

3. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.

4. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

Berdasarkan uraian para ahli diatas disebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar bercmacam-macam ada yang dari luar maupun dalam diri siswa, tentunya diperlukan keselarasan dalam proses pembelajaran antara siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator. Dengan demikian peneliti menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil maksimal yang diperoleh setelah mengikuti suatu aktivitas belajar dimana di dalam aktifitas tersebut dilakukannya usaha-usaha untuk mendapatkan pengakuan yang baik atas usaha belajarnya dalam kurun waktu tertentu, baik itu per bidang studi seperti pada mata Pelajaran IPS maupun secara keseluruhan. Dalam proses belajar prestasi yang dicapai dipengaruhi oleh banyak faktor yang di golongkan dalam faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern memiliki pengaruh yang kuat untuk tercapainya prestasi belajar yang baik, dimana dibutuhkan disiplin serta kemadirian yang berasal dari diri sendiri untuk menunjang prestasi yang akan ia peroleh.


(45)

D. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

IPS merupakan ilmu yang mempelajari tentang aktivitas kehidupan manusia dari berbagai aspek kehidupan yang meliputi masa lalu, sekarang, dan masa yang akan dating. Charles R. Keller dalam Sapriya (2006: 6) mengartikan IPS sebagai suatu paduan daripada sejumlah ilmu-ilmu sosial dan lainnya yang tidak terikat oleh ketentuan disiplin/struktur ilmu tertentu melainkan bertautan dengan kegiatan-kegiatan pendidikan yang berencana dan sistematis untuk kepentingan program pengajaran sekolah dengan tujuan memperbaiki, mengembangkan dan memajukan hubungan-hubungan kemanusiaan-kemasyarakatan.

Kurikulum 2006 pembelajaran IPS diarahkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dibinakan IPS adalalah sebagai berikut:

Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu bahan kajian yang terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi.

Materi IPS untuk jenjang sekolah dasar tidak terlihat aspek disiplin ilmu karena lebih dipentingkan adalah dimensi pedagogik dan psikologis


(46)

serta karakteristik kemampuan berpikir peserta didik yang bersifat holistik. Selanjutnya Menurut Muhammad Nu’man Somantri dalam Sapriya (2006: 7) “pendidikan IPS adalah penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideology negara dan disiplin ilmu lainnya serta masalah-masalah sosial terkait yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat dasar

dan menengah.” Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang

standar isi menyatakan bahwa:

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

IPS menurut ahli lainnya seperti yang dikemukaan Nasution (2002: 123) “IPS adalah suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dan lingkungan alam fisik maupun lingkungan sosialnya yang bahannya di ambil dari berbagai ilmu sosial seperti: geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, ilmu politik dan psikologi.”

Berdasarkan pendapat beberapa para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa IPS adalah penyederhanaan dari disiplin ilmu-ilmu sosial. Mengkaji tentang permasalahan yang ada dilingkungan sosial. Melalui mata pelajaran IPS siswa di didik untuk dapat menjadi


(47)

warga negara indonesia yang berkepribadian baik sehingga siap bersaing di era kehidupan global ini.

2. Tujuan Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SD

Pelajaran Ilmu Pegetahuan Sosial terdapat beberapa tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Seperti yang dikemukakan oleh Sapriya (2006: 133) menyatakan bahwa tujuan IPS yaitu:

(a) mengajarkan konsep-konsep dasar sejarah, sosiologi, antropologi, ekonomi, dan kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis, dan psikologis, (b) mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, inkuiri, problem solving, dan keterampilan sosial, (c) membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, dan (d) meningkatkan kerja sama dan kompetensi dalam masyarakat yang heterogen baik secara nasional maupun global.

Tujuan pelajarn IPS dapat dikelompokkan menjadi beberapa katagori-katagori seperti yang dikemukakan Hasan dalam Sapriya (2006: 5) “tujuan pendidikan IPS dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu pengembangan intelektual siswa, pengembangan dan rasa tanggung jawab sebagai anggota masyarakat dan bangsa, serta pengembangan diri siswa sebagai pribadi.”

Sejalan dengan hal di atas“The Social Science Education Frame Work for California School” dalam Sapriya (2006: 13) mengemukakan 5 tujuan pokok pembelajaran IPS.

1. Membina siswa agar mampu mengembangkan pengertian/pengetahuan berdasarkan data, generalisasi serta konsep ilmu tertentu maupun yang bersifat interdisipliner/ komprehensif dari berbagai cabang ilmu sosial.

2. Membina siswa agar mampu mengembangkan dan mempraktekkan keanekaragaman keterampilan studi, kerja dan


(48)

intelektualnya secara pantas dan tepat sebagaimana diharapkan ilmu-ilmu sosial.

3. Membina dan mendorong siswa untuk memahami, menghargai dan menghayati adanya keanekaragaman dan kesamaan kultural maupun individual.

4. Membina siswa kearah turut mempengaruhi nilai-nilai kemasyarakatan serta juga dapat mengembangkan-menyempurnakan nilai-nilai yang ada pada dirinya.

5. Membina siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan baik sebagai individu maupun sebagai warga negara.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa tujuang pembelajaran IPS adalah untuk melatih pemikiran siswa yang bersifat holistik pemikiran secara menyeluruh melihat permasalahan tidak hanya dari satu hal melinkan saling berkaitan satu sama lainnya, seperti memahami bahwa adanya keterkaitan dari tiap-tiap disiplin ilmu dalam pelajaran IPS dan tidak sekedar mengartikan pelajaran IPS secara sempit dengan cara mengembangkan potensi diri yang dimiliki, melatih sikap, nilai dan moral baik sehingga seorang individu dapat menemukan identitas diri dan makna hidup melalui interaksinya dengan masyarakat. IPS membantu siswa menjadi pribadi warga negara yang baik dengan melatih berfikir kreatif disiplin serta mandiri untuk mempersiapkan diri memecahkan permasalahan-permasalahan yang akan ia temui dalam kehidupan bermasyarakat.


(49)

E. Hubungan antar variabel penlitian

Pada bagian ini akan dijelaskan hubungan antara disiplin belajar dan kemandirian belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.

1. Hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar

Diketahui displin siswa dalam belajar memang masih rendah, hal ini dicermikan dari sikap beberapa siswa yang kerap melakukan Tindakan indisipliner siswa seperti siswa yang sering tidak mengerjakan PR, ada pula yang sering mengumpulkan tugas tidak tepat waktu, dan juga kurangnya disiplin siswa dalam proses belajar dikelas. Disiplin itu sendiri merupakan faktor penting yang harus dimunculkan dari dalam diri siswa, disiplin juga merupakan kepribadian yang baik yang bisa membentuk watak siswa. Disiplin belajar adalah predis posisi (kecenderungan) suatu sikap mental untuk mematuhi aturan, tata tertib, dan sekaligus mengendalikan diri, menyesuaikan diri terhadap aturan-aturan yang berasal dari luar sekalipun. Hal ini sejalan dengan Asy (2000: 88) yang mengemukakan bahwa “disiplin adalah kesadaran untuk melakukan sesuatu pekerjaan dengan tertib dan teratur sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dengan penuh tanggung jawab tanpa paksaan dari siapa pun”. Disiplin menunjukkan kesadaran akan tanggung jawab terhadap tugas dan kewajibannya seorang siswa yaitu belajar. Slameto (2013: 67) mengemukakan bahwa “Agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin di dalam belajar baik di sekolah maupun di rumah”. Dari pendapat tersebut, dapat diartikan Disiplin


(50)

merupakan faktor penting yang harus dimunculkan dari dalam diri siswa, dengan adanya disiplin belajar maka dalam proses belajar tentunya siswa akan mendapati situasi belajar yang tertib dan kondusif.

Berdasarkan uraian di atas, maka diduga ada hubungan yang positif antara Disiplin belajar dengan prestasi belajar siswa. Artinya semakin tinggi Disiplin belajar siswa, maka semakin baik pula prestasi belajar siswa di sekolah. Begitu juga dengan sebaliknya semakin rendah Disiplin, maka semakin rendah pula prestasi belajar siswa di sekolah.

2. Hubungan kemandirian belajar dan Prestasi belajar

Kemandirian merupakan suatu sikap yang muncul dari dalam diri siswa.Menurut Good dalam Slameto (2013: 2) “kemandirian belajar adalah belajar yang dilakukan dengan sedikit atau sama sekali tanpa bantuan dari pihak luar”. Sejalan dengan hal tersebut Silberman (2007: 182) mengemukakan “ketika peserta didik belajar dengan kemauannya sendiri, mereka mengembangkan kemampuan memfokuskan dan merefleksikan. Bekerja atas kemauan sendiri juga memberi mereka kesempatan bertanggung jawab secara pribadi terhadap belajarnya.” Dengan demikian tentu kemandirian sangat berdampak positif bagi prestasi belajar siswa hal ini sejalan pula dengan Suryadi (2006: 1) yang mengungkapkan bahwa “siswa dengan kemandirian belajar tinggi akan berusaha bertanggung jawab


(51)

untuk kemajuan prestasinya, mengatur diri sendiri memiliki inisiatif dan memiliki dorongan yang kuat untuk terus mengukir prestasinya” Dengan adanya kemadirian siswa akan belajar dengan kemauannya sendiri tanpa paksaan, tentunya ini akan berpengaruh pula dalam proses belajarnya, dalam transfer informasi pengetahuan yang ia lakukan. Siswa akan lebih meresapi dan memahami pembelajaran karena belajar tanpa paksaan. Kemandirian belajar sangat perlu di tumbuhkembangkan dalam diri siswa sebab berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. Kemandirian belajar mencakup lima aspek yaitu disiplin, percaya diri, motivasi, inisiatif, dan tanggung jawab. Dapat disimpulkan bahwa dari aspek-aspek yang terkandung dalam kemandirian belajar itu sendiri bahwa dengan adanya sikap disiplin tentu seiring berjalannya waktu akan timbul pula sikap mandiri. Hal ini disesabkan terbiasanya anak terlatih secara terus menerus mamatuhi suatu tata tertib tertentu, salah satu contohnya adalah saat ia mengerjakan tugas dari guru atau mengenai jam belajarnya dengan begitu anak memiliki rasa tanggung jawab yang akan memunculkan kesadaran akan hak dan kewajiban yang mengakibatkan siswa akan melaksanakan tugas-tugasnya sebagai pembelajar secara tepat waktu dengan inisiatif dari diri sendiri

Sehingga dari uraian di atas diduga terdapat hubungan yang positif antara kemandirian belajar siswa dengan prestasi belajar siswa. Dengan kata lain semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka


(52)

akan semakin baik pula prestasi belajar yang diproleh siswa di sekolah.

3. Hubungan antara disiplin dan kemandirian belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.

Prestasi belajar siswa adalah hasil yang didapat setelah siswa melakukanan usaha-usahanya dalam belajar. Semua siswa, tenaga pendidik juga orang tua tentunya mengharapkan tercapainya prestasi belajar yang memuaskan. Dijelaskan sebelumnya bahwa sikap disiplin dan mandiri memiliki peran masing-masing dalam pencapaian prestasi belajar yang diduga dapat berpengaruh positif bagi siswa. Durkheim dalam Ali (2008: 72) berpendapat bahwa

”kemandirian tumbuh dan berkembang karena dua faktor yang

menjadi prasyarat bagi kemandirian, yaitu 1) disiplin, yaitu adanya aturan bertindak dan otoritas, dan 2) komitmen terhadap kelompok”. Disebutkan bahwa disiplin merupakan salah satu prasyarat untuk timbulnya sikap mandiri siswa, dengan demikian terlihat ada keterkaitan yang berhubungan secara positif antara disiplin dan kemandirian dengan prestasi belajar.

Berdasarkan pembahasan di atas terdapat hubungan yang positif antara disiplin dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar siswa. Dengan kata lain diduga semakin tinggi disiplin dan semakin tinggi kemandirian belajar siswa, maka diduga semakin baik pula prestasi belajar siswa di sekolah.


(53)

F. Penelitian yang relevan

Penelitian yang relevan disini merupakan penilitan yang mengambil pokok permasalahan hampir sama dengan peneliti ini. Hal ini dirujuk guna kesempurnaan dan kelengkapan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Penelitian (Skripsi) yang dilakukan Ida Farida Achmad (2008). Dengan judul “Pengaruh Kemandirian Belajar dan Disiplin Belajar terhadap Prestasi Belajar Siklus Akuntansi Siswa Kelas X SMK Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008.” Menyatakan bahwa ada pengaruh Kemandirian Belajar dan Disiplin Belajar terhadap Prestasi Belajar Siklus Akuntansi Siswa Kelas X SMK Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008 dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,674, koefisien determinasi (r2) sebesar 0,454. Dari uji t

diperoleh thitungsebesar 7,842 pada taraf signifikan 5%.

2. Penelitian (Thesis) yang dilakukan Tri Sunarsih (2009). Dengan judul “Hubungan Antara Motivasi Belajar, Kemandirian Belajar Dan Bimbingan Akademik Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Di Stikes A. Yani Yogyakarta.” Hasil penelitian di analisis menggunakan koefisien korelasi korelasi Product Moment dan Regresi Linier. N= 98 pada taraf signifikan 5 % batas penerimaan rho tabel = 0,195 dan taraf signifikan 5 %. Dari hasil analisis

hubungan antara motivasi belajar, kemandirian belajar dan bimbingan dengan prestasi belajar diperoleh rho hasil= 0,457 maka

nilai rhohasil tersebut lebih dari nilai rho tabel. Dengan demikian

maka dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini yaitu ada hubungan yang bermakna antara motivasi belajar, kemandirian belajar dan bimbingan akademik dengan variabel prestasi belajar. 3. Penelitian (Jurnal) yang dilakukan Prastya Nor Aini (2012).

Dengan judul “Pengaruh Kemandirian Belajar Dan Lingkungan

Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas Xi Ips Sma Negeri 1 Sewon Bantul Tahun Ajaran 2010/2011.” Hasil penelitian (1) terdapat pengaruh positif dan signifikan Kemandirian


(54)

Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi, dibuktikan rx1y = 0.359, r2x1y =0,129, thitung = 3.509 lebih besar dari ttabel = 1,98; (2) terdapat pengaruh positif dansignifikan Lingkungan Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Akuntansi, dibuktikandibuktikan rx2y = 0.377, r2x2y = 0,142, thitung = 3.711 lebih besar dari ttabel = 1,980; (3) terdapat pengaruh positif dan signifikan Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar Siswa secara bersama-sama terhadap Prestasi belajar Akuntansi Siswa kelas XI IPS SMANegeri 1 Sewon Bantul.

G. Kerangka Pikir

Kerangka pikir Menurut Sugiyono (2014: 91) yaitu “kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.” Sedangkan menurut Arikunto (2010: 99)“kerangka pikir adalah bagian dari teori yang menjelaskan tentang alasan atau argumen bagi rumusan hipotesis, akan menggambarkan alur pemikiran peneliti dan memberikan penjelasan kepada orang lain, tentang hipotesis yang diajukan.”

Prestasi Prestasi belajar yang memuaskan merupakan harapan bagi siswa, orang tua siswa, dan juga guru. Slameto (2013: 17) menyatakan bahwa: “prestasi belajar adalah tingkat pengetahuan sejauh mana pengetahuan anak terhadap materi yang diterima”. Dari pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa prestasi belajar merupakan hal yang sangat penting dalam pendidikan karena menjadi salah satu alat ukur sejauhmana tingkat pemahaman siswa dalam memahami suatu materi. Belajar adalah kegiatan


(55)

berproses yang dapat dilakukan dimana saja, baik itu disekolah ataupun dirumah, asalkan dari proses tersebut dapat menghasilkan perubahan kearah yang lebih baik. Guru sebagai seorang pengajar memiliki peran yang sangat penting dalam membantu keberhasilan belajar siswanya. Namun, sesungguhnya yang paling menentukan adalah siswa itu sendiri. Dalam usaha belajarnya siswa harus memiliki kemauan yang kuat untuk mencapai keberhasilannya termasuk dalam berusaha mengatasi kebiasannya yang kurang baik yang dapat menyebabkan prestasi belajar rendah.

Rendahnya prestasi belajar siswa dapat dipegruhi oleh beberapa faktor. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Slameto (2013: 54) Untuk mencapai prestasi belajar yang optimal dipengaruhi oleh banyak faktor, yang secara garis besar terdiri dari dua faktor yaitu:

1. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam siswa, misalnya disiplin belajar, Kemandirian belajar, kondisi fisiologis (keadaan fisik dari siswa), kondisi psikologis (kecerdasan, bakat, minat, motivasi).

2. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar siswa, misal faktor lingkungan (keluarga, sekolah dan masyarakat) alat instrument (kurikulum, metode pembelajaran, sarana dan prasarana belajar serta guru pengajar.

Soegeng Prijodarminto dalam Arifieani (2013: 5) mengemukakan “Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan dan ketertiban”. Disiplin memang susah dalam penerapan dan berat untuk dilakukan, namun apabila kita tetap untuk


(56)

disiplin maka hasil yang akan diperoleh cenderung akan sesuai dengan yang diinginkan. Disiplin belajar siswa dapat dipengaruhi oleh taraf intelegensi, kemampuan belajar, cara belajar dan perasaan sikap serta minat. Masalah disiplin belajar merupakan masalah yang patut diperhatikan, sebab tidak adanya disiplin belajar bukan hanya sekedar menunjukkan indikasi turunnya semangat belajar tetapi dapat mempengaruhi tujuan belajar. Kemudian kemandirian belajar pula sangat diperlukan dalam proses belajar siswa seperti yang dikemukaan Suryadi (2006: 1) bahwa “siswa dengan kemandirian belajarnya tinggi akan berusaha bertanggung jawab untuk kemajuan prestasinya, mengatur diri sendiri memiliki inisiatif dan memiliki dorongan yang kuat untuk terus mengukir prestasinya”. Hal ini sejalan pula dengan pendapat Silberman (2007: 182) mengemukakan “ketika peserta didik belajar dengan kemauannya sendiri, mereka mengembangkan kemampuan memfokuskan dan merefleksikan. Bekerja atas kemauan sendiri juga memberi mereka kesempatan bertanggung jawab secara pribadi terhadap belajarnya.” Dengan adanya kemadirian siswa akan belajar dengan kemauannya sendiri tanpa paksaan, tentunya ini akan berpengaruh pula dalam proses belajarnya, dalam transfer informasi pengetahuan yang ia lakukan. Siswa akan lebih meresapi dan memahami pembelajaran karena belajar tanpa paksaan. Kemandirian belajar sangat perlu di tumbuhkembangkan dalam diri siswa sebab berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. Kemandirian belajar mencakup lima aspek yaitu disiplin, percaya diri, motivasi, inisiatif, dan tanggung jawab. Dapat disimpulkan bahwa dari aspek-aspek


(57)

yang terkandung dalam kemandirian belajar itu sendiri bahwa dengan adanya sikap disiplin tentu seiring berjalannya waktu akan timbul pula sikap mandiri yang tentunya akan berpengaruh baik akan prestasi yang diperoleh siswa.

Cara belajar yang baik merupakan salah satu usaha untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Untuk melaksanakannya diperlukan suatu pedoman agar usaha yang dilakukan dapat berhasil. Salah satu prinsip belajar itu adalah kedisiplinan. Disiplin mendorong siswa belajar secara konkrit baik di sekolah maupun dirumah. Sikap disiplin sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sikap tersebut dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman dan kondusif untuk belajar, dengan bersikap disiplin siswa dapat mencapai tujuan belajar. Di era global ini sangat disayangkan apabila siswa memiliki sikap disiplin dan kemandirian yang rendah dalam belajar sebab, di era global ini terdapat disparitas fenomena yang menyiratkan banyak persoalan dan memiliki lingkup yang sangat kompleks seperti kesenjangan yang kerap kita temui dalam memperoleh pendidikan. Jika dalam era globalisasi ini tidak ada upaya untuk mengantisipasi, manusia dapat larut dan hanyut didalamnya yang mungkin saja bisa merugikan individu itu sendiri. Menanggapi perubahan yang cepat di era global ini seharusnya ada upaya terhadap anak agar mereka memiliki kemampuan untuk mengantisipasi, mengakomodasi, dan mewarnainya. Salah satu upaya yaitu dengan cara membimbing anak yang sejatinya adalah generasi penerus cita-cita bangsa dimasa yang akan datang ini untuk mengaktifkan diri dengan nilai-nilai moral untuk


(58)

memiliki dan mengembangkan dasar-dasar disiplin dan kemandirian diri. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam keberhasilan di dunia pendidikan ada banyak faktor yang mempengaruhi, salah satu faktor yang memegang peranan sangat penting dalam pencapaian prestasi belajar adalah siswa itu sendiri. Karena itu, dibutuhkan disiplin, serta kemandirian siswa dalam belajar baik sendiri maupun bersama teman-temannya untuk mengembangkan potensinya masing-masing dalam belajar di era global ini. Berikut diagram hubungan antar variabel:

Gambar 1. Hubungan antar variabel

Gambar di atas menentukan hubungan antar variabel yaitu;

1. Adanya hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar. 2. Adanya hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar. 3. Adanya hubungan antara disiplin, kemandirian belajar dengan prestasi

belajar.

H. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian menurut Arikunto (2010: 71) hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Sedangkan menurut Sugiyono (2014 : 95) “hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

Prestasi Belajar (Y)

(Y) Disiplin

Belajar (X1) (Y)

Kemandirian Belajar (X2)


(59)

masalah penelitian. Di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.” Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir yang telah dikemukakan di atas dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Ada hubungan yang positif antara Disiplin belajar dengan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SD Negeri 3 Gedung Air Kota Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015.

2. Ada hubungan yang positif antara Kemandirian belajar dengan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SD Negeri 3 Gedung Air Kota Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015.

3. Ada hubungan yang positif antara Disiplin dan Kemandirian belajar dengan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SD Negeri 3 Gedung Air Kota Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015.


(60)

III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksananan pada tahun Pelajaran 2014/2015.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian menurut sugiyono (2014: 2) “Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunuaan tertentu.” Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Pengertian korelasional adalah “penelitian yang bertujuan untuk menentukan ada tidaknya hubungan dan seberapa jauh suatu hubungan ada antara dua variabel (yang dapat diukur) atau lebih.” Menurut Riduwan (2005: 141) analisis korelasi ganda untuk mencari besarnya pengaruh atau hubungan antara dua variabel bebas (X) atau lebih secara simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat (Y).


(61)

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang dapat digunakan untuk membuat beberapa kesimpulan. Menurut Sugiyono (2014: 80) “populasi adalah wilayah generalisasi: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Sedangkan menurut Arikunto (2010: 173)“populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian.”Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri 3 Gedung Air Kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015 berjumlah 33 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 18 siswi perempuan. Dalam penelitian ini tidak terdapat sampel sebab peneliti mengambil seluruh anggota populasi untuk diteliti.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian menurut sugiyono (2014: 60) adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) dan dilambangkan dengan (X) dan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen (bebas) dan dilambangkan dengan (Y). berdasarkan judul penelitian ini, maka terdapat tiga variabel yaitu :


(62)

1. Variabel bebas (X1) yakni: Disiplin Belajar pada siswa kelas V. a) Definisi Konseptual

Tu’u (2004: 163)mengemukakan“disiplin belajar akan berdampak

positif bagi kehidupan siswa, mendorong mereka belajar konkret dalam praktik hidup di sekolah serta dapat beradaptasi”

b) Definisi Operasional

Dalam penelitian ini, alat yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang disiplin belajar adalah angket atau kuesioner tertutup. Arikunto (2010:194) mengemukakan bahwa kuesioner tertutup merupakan jenis “kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih”. Isi kuesioner berjumlah 33 soal pernyataan dengan 4 pilihan jawaban.


(1)

k = Jumlah Variabel Independen n = Jumlah Anggota Sampel (Sugiyono, 2014:192)

Kriteria pengujian tolak H0 Jika Fhitung>Ftabel, dan terima H0 jika Fhitung<Ftabeldimana distribusi dk pembilang k = 2 dan dk penyebut ( n – k – 1) dengan mengambil taraf uji α = 0,05. Adapun interpretasi koefisien korelasinya sebagai berikut.

Tabel 7. Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00–0,199 Sangat Rendah

0,20–0,399 Rendah

0,40–0,599 Sedang

0,60–0,799 Kuat


(2)

V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Berdasarkan kajian statistik menggunakan korelasi sederhana,

dengan koefisien korelasi r sebesar 0,820, Terdapat hubungan yang positif antara disiplin belajar dengan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 3 Gedung Air Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.

2. Berdasarkan kajian statistik menggunakan korelasi sederhana, dengan koefisien korelasi r sebesar 0,824, Terdapat hubungan yang positif antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 3 Gedung Air Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.

3. Berdasarkan kajian statistik menggunakan korelasi ganda, dengan koefisien korelasi r sebesar 0,862, Terdapat hubungan yang positif antara disiplin belajar dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 3 Gedung Air Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.


(3)

pada mata pelajaran IPS. Membiasakan bersikap disiplin dan mandiri pada proses belajar dan dalam kegiatan sehari-hari guna melatih mempersiapkan diri bersaing di era global ini.

2. Bagi Guru

Guru diharapkan lebih memperhatikan kedisiplinan dan menanamkan kemandirian kepada siswanya bisa dimulai dengan menerapkan strategi belajar mandiri sederhana. Sebab dari sikap disiplin dan mandiri dapat menjadikan siswa berkepribadian yang lebih baik dan tentunya akan berdampak baik pula pada prestasi belajar siswa disekolah.

3. Bagi Kepala Sekolah

Kepala sekolah diharapkan memperhatikan kedisiplinan dan kemandirian dilingkungan sekolanya tidak hanya siswa yang menjadi perhatian namun juga para guru yang merupakan teladan bagi siswa-siswanya.

4. Bagi Peneliti Lain

Bagi peneliti lain atau berikutnya yang akan melakukan penelitian dibidang ini, diharapkan penelitian ini dapat menjadi gambaran, informasi dan masukan tentang hubungan antara disiplin dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar IPS.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Ida Farida.2012 Persepsi Siswa tentang Kinerja Guru terhadap

Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Bawang Banjarnegara Tahun Ajaran 2011/2012.

Skripsi. FE:UNY.(http://eprints.uny.ac.id/8031/4/BAB%205-08403244004.pdf) diakses pada tanggal 26 Desember 2014. Ahmadi, Abu. 2004.Psikologi Belajar.Jakarta: PT Rineka Cipta. Ali, Mohammad. 2005.Psikologi Remaja.Jakarta: Bumi Aksara

---. 2008.Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : PT Bumi Aksara. Anneahira. 2012.Pengaruh Disiplin Terhadap Prestasi Belajar Siswa.

(http://www.anneahira.com/pengaruh-disiplin-terhadap-prestasi-belajar.htm) diakses pada tanggal 26 Desember 2014.

Arikunto, Suharsimi. 2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta: Jakarta.

---. 2009.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Ariefiani, Mega Nita. 2013.Hubungan Disiplin Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata pelajaran Pengolahan Makanan Indonesia 1 Di Smk Negeri 9 Padang.Fakultas Teknik:UNP.

(http://skripsi-tesis-ptk-kti- gratis.blogspot.com/2011/10/kumpulan-referensi-skripsi-tesis-bag-4.html.) diakses pada tanggal 27 Desember 2014.

Asy,Mas’udi. 2000.Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Yogyakarta: PT Tiga Serangkai.

Dalyono. 2005.Psikologi Pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002.Rahasia Sukses Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010.Strategi Belajar Mengajar.


(5)

Nasution, Sumaatmadja. 2002.Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar.Bandung : PT. Bumi Aksara.

---. 2004.Didaktik Asas-asas Mengajar. Bumi Aksara: Jakarta.

Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi.

Prasatya, Nor Aini, 2012.Pengaruh Kemandirian Belajar Dan Lingkungan Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa.

(http://journal.uny.ac.id/index.php/jpakun/issue/view/176) diakses tanggal 24 desember 2014.

Rahman, Masykur Arif. 2011. Kesalahan-kesalahan Fatal Paling Sering Dilakukan Guru dalam Kegiatan Belajar-Mengajar. Diva Press : Yogyakarta.

Riduwan. 2005.Belajar Mudah Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, ALFABET: Jakarta.

Sapriya. dkk. 2006.Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. UPI PRESS: Bandung.

Silberman, Mel. 2007.Active Learning. Yogyakarta: Pustaka Insan madani. Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya.Bumi Aksara:

Jakarta.

Slovin, Robert E. 2009.Psikologi Pendidikan: teori dan praktek jilid 2.Jakarta: PT. Indeks.

Sudjana. 2005.Metode Statistika. PT. Tarsiti: Bandung.

Sugiyono. 2014.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Alfabeta: Bandung.

Sumarmo, U. 2004.Kemandirian Belajar: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik. Makalah disajikan pada Seminar

Nasional Pendidikan Matematika di UNY

(http://eprints.uny.ac.id/10486/1/P9-Asep%20Ikin.pdf)diakses tanggal 26 Desember 2014.


(6)

Suryadi, Dede. 2006.Memupuk Kemandirian belajar siswa.

(http://bataviase.co.id/node/160617)diakses tanggal 24 Desember 2014. Tri, Sunarsih. 2009.Hubungan Antara Motivasi Belajar, Kemandirian Belajar

Dan Bimbingan Akademik Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Di Stikes A. Yani Yogyakarta.Thesis.

(http://eprints.uns.ac.id/2537/1/134420808201008111.pdf) diakses tanggal 21 Desember 2014.

Tu’u, Tulus. 2004.Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003.Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kemendikbud: Jakarta.

Widodo, Teguh. 2012.Peningkatan Kemandirian Belajar Pkn Melalui Model Problem Solving Menggunakan Metode Diskusi Pada Siswa Kelas V Sd Negeri Rejowinangun Iii Kotagede Yogyakarta, Skripsi. UNY.


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN KEBIASAAN MEMBACA SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI DI KECAMATAN LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

2 17 67

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 2 LABUHAN RATU KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 15 52

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 2 LABUHAN RATU KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 15 53

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA GAJAH MADA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

2 11 79

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 1 RAJABASA RAYA KOTA BANDAR LAMPUNG

6 60 62

HUBUNGAN ANTARA DISIPLIN BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 GEDUNG AIR KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

18 98 79

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS V SD NEGERI 3 GEDUNG AIR KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 9 61

HUBUNGAN PERHATIAN ORANGTUA DAN MANAJEMEN WAKTU BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

11 108 89

HUBUNGAN ANTARA DISIPLIN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN 1 RAJABASA RAYA KECAMATAN RAJA BASA KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 6 54

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 1 LABUHAN RATU KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 20014/2015

2 8 64