HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KEPRAMUKAAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PKN SISWA KELAS V SD NEGERI 1 RAJABASA RAYA TAHUN PELAJARAN 20014/2015

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KEPRAMUKAAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PKN

SISWA KELAS V SD NEGERI 1 RAJABASA RAYA TAHUN PELAJARAN 20014/2015

Oleh Alif Fauziah Sari

Masalah dalam penelitian ini adalah belum optimalnya prestasi belajar PKn siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pendidikan karakter dalam kepramukaan dengan prestasi belajar PKn siswa kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya. Populasi penelitian ini berjumlah 118 siswa, dengan sampel sebanyak 30 siswa sementara teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Stratified Proporsional Sampling. Variabel bebas adalah pendidikan karakter dalam kepramukaan (X) sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi belajar PKn (Y). Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi, serta analisis data menggunakan analisis korelasi spearman rank. Hasil perhitungan menunjukkan rhitung 0,72 ≥ rtabel 0,363. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang positif dan erat antara pendidikan karakter dalam kepramukaan dengan prestasi belajar PKn siswa kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya Tahun Pelajaran 2014/2015.


(2)

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KEPRAMUKAAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PKN SISWA KELAS V SD NEGERI 1

RAJABASA RAYA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

OLEH

ALIF FAUZIAH SARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2015


(3)

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KEPRAMUKAAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PKN SISWA KELAS V SD NEGERI 1

RAJABASA RAYA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

(Skripsi)

Oleh

ALIF FAUZIAH SARI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2015


(4)

DAFTAR GAMBAR


(5)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

Halaman I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembtasan Masalah ... 9

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 10

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 10

II. KAJIAN PUSTAKA A. Teori Belajar dan Pendidikan ... 11

1. Teori belajar ... 11

2. Teori pendidikan ... 13

B. Pendidikan karakter ... 14

1. Pengertian pendidikan karakter ... 14

2. Tujuan dan fungsi pendidikan karakter ... 16

C.Pendidikan kepramukaan ... 17

1. Pengertian pramuka, Kepramukaan, dan Gerakan Pramuka .... 17

2. Hakikat dan sifat gerakan pramuka ... 19

3. Tujuan, tugas pokok, dan fungsi gerakan pramuka ... 20

4. Macam kegiatan pramuka ... 21

D.Pengalaman Dasa Darma Pramuka dalam Kehidupan Sehari-hari 23 1. Darma pertama ... 24

2. Darma kedua ... 24

3. Darma ketiga ... 25

4. Darma keempat ... 25

5. Darma kelima ... 26


(6)

7. Darma ketujuh ... 28

8. Darma kedelapan ... 28

9. Darma kesembilan ... 29

10. Darma kesepuluh ... 30

E. Mata Pelajaran PKn ... 31

1. Tujuan Mata Pelajaran PKn ... 31

2. Ringkasan Materi Pelajaran PKn di Kelas V SD ... 31

3. Nilai Karakter dalam Mata Pelajaran PKn ... 32

F. Prestasi Belajar... 33

1. Pengertian prestasi belajar ... 33

2. Langkah-langkah menilai prestasi belajar ... 33

3. Macam-macam tes prestasi belajar ... 34

4. Faktor-faktor yang memengaruhi prestasi belajar ... 35

G. Penelitian yang Relevan ... 36

H. Kerangka Pikir ... 38

I. Hipotesis ... 40

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 41

1. Tempat Penelitian ... 41

2. Waktu Penelitian ... 41

B. Metode Penelitian ... 41

C. Populasi dan Sampel ... 42

1. Populasi ... 42

2. Sampel ... 43

D. Variabel Penelitian ... 44

1. Variabel Bebas ... 44

2. Variabel Terikat ... 44

E. Definisi Operasional ... 45

F. Teknik Pengumpulan Data ... 47

1. Observasi... 47

2. Wawancara ... 47

3. Dokumentasi ... 48

G. Uji Persyaratan Instrumen ... 48

1. Uji Validitas Instrumen ... 48

2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 49

H. Analisis Data ... 50

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 52

B. Hasil Uji Persyaratan Instrumen ... 55

1. Uji Validitas Instrumen ... 55

2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 55

C. Deskripsi Data ... 56

1. Data pendidikan karakter dalam kepramukaan ... 57

2. Data prestasi belajar PKn ... 57

D. Analisis tabel silang ... 59


(7)

F. Pembahasan ... 61

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 69


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-kisi observasi penelitian ... 73

2. Lembar observasi karakter dalam kepramukaan ... 74

3. Tabel prestasi semester ganjil mata pelajaran PKn kelas VA ... 76

4. Tabel prestasi semester ganjil mata pelajaran PKn kelas VB ... 77

5. Tabel prestasi semester ganjil mata pelajaran PKn kelas VC ... 78

6. Lembar validasi observasi karakter dalam kepramukaan ... 79

7. Lembar validasi observasi karakter dalam kepramukaan ... 81

8. Tabulasi data penelitian karakter dalam kepramukaan ... 83

9. Nilai ujian akhir semester ganjil mata pelajaran PKn ... 85

10. Tabel bantu kategori variabel X dan Y ... 86

11. Poto penelitian (dokumentasi) ... 87

12. Surat izin penelitian pendahuluan ... 89

13. Surat izin penelitian ... 90

14. Surat keterangan penelitian dari sekolah ... 91


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

1.1Nilai Raport Mata Pelajaran PKn ... 7

3.1 Jumlah siswa kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya ... 42

3.2 Sampel berstrata proporsional ... 44

3.3 Definisi opersional variabel pendidikan karakter dalam kepramukaan 46

3.4 Interprestasi reliabilitas instrumen ... 49

4.1 Jumlah siswa SD Negeri 1 Rajabasa Raya ... 54

4.2 Data fasilitas di SD Negeri 1 Rajabasa Raya ... 54

4.3 Hasil uji reliabilitas ... 56

4.4 Distribusi Frekuensi pendidikan karakter dalam kepramukaan ... 57

4.5 Distribusi Frekuensi prestasi belajar PKn ... 58

4.6 Tabel silang antara pendidikan karakter dalam kepramukaan dengan prestasi belajar PKn ... 59

4. 7 Persiapan hubungan variabel pendidikan karakter dalam kepramukaan dengan prestasi belajar ... 60


(10)

(11)

(12)

(13)

MOTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,maka apabila kamu telah Selesai dari suatu urusan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan lain, dan

Hanya kepada Tuhan-Mu hendaknya kamu berharap” (Q.S-Al Insyirah:6-8).

“When a problem come, dont say „why me?‟ but say „try me!‟”

(Deddy Corbuzier)

“Cobalah untuk tidak menjadi orang yang sukses, tapi jadilah seorang yang bernilai”

(Albert Einstein)

“Kamu adalah apa yang kamu pikirkan. Jika kamu berfikir dirimu buruk maka buruklah kamu. Jika kamu berfikir dirimu baik maka baik pula lah kamu”


(14)

PERSEMBAHAN

Dengan Mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim

Ku persembahkan karyaku ini Kepada :

Bapak Ahmad Sabrowi, A.Ma. dan Ibu Sri Rejeki tercinta

Adik-adikku Annas Dwi Zaki Musthofa, Annis Triasih Wulandari,

dan Adi Ahmad Fauzan Putra yang kusayangi

Seseorang yang kelak akan menjadi imamku

Seluruh guru dan dosen yang pernah mengajariku dari SD hingga Universitas

Semua Sahabat terbaik yang pernah ada


(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Kota Metro, pada tanggal 11 November 1993, sebagai anak pertama dari empat bersaudara. Putri pasangan Bapak Ahmad Sabrowi, A.Ma. dan Ibu Sri Rejeki.

Pendidikan yang pernah di tempuh penulis adalah Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 1 Rajabasa Raya Kota Bandar Lampung tahun 1999/2005, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 4 Bandar Lampung tahun 2005/2008, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung lulus pada tahun 2011.

Tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) FKIP Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN Undangan.

Pada Tahun 2014, penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata di Pekon Canggu Kecamatan Batu Brak Kab. Lampung Barat, serta melaksanakan Program Pengalaman Lapangan di SD Negeri 1 Canggu Kecamatan Batu Brak Kab. Lampung Barat.


(16)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi yang penulis susun ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas lampung. Dengan Judul “Hubungan Antara Pendidikan Karakter dalam Kepramukaan dengan Prestasi Belajar PKn Siswa Kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya Tahun Pelajaran 2014/2015”

Dalam Penulisan skripsi ini Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua orangtuaku, Bapakku Ahmad Sabrowi, A.Ma. dan Ibuku Sri Rejeki tercinta, yang telah ikhlas menyayangiku dari kandungan hingga saat ini, yang selalu mendukung dan mendoakan setiap langkahku dalam sujudnya, terimakasih untuk tetes keringat dan air mata yang tercurah, semuanya tak akan pernah bisa aku balas dengan apapun.

2. Bapak Drs. Sugiman, M.Pd. selaku Pembimbing Pertama atas kesediaanya untuk memberikan bimbingan, waktu, motivasi, saran dan kritik kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini sehingga menjadi lebih baik.


(17)

3. Bapak Drs. Sugiyanto, M.Pd. selaku dosen Pembimbing Kedua atas kesediaanya untuk memberikan bimbingan, waktu, motivasi, saran dan kritik kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini sehingga menjadi lebih baik.

4. Bapak Drs. Maman Surahman, M.Pd. selaku Pembimbing Akademik terimakasih telah memberikan bimbingan, waktu, motivasi, saran dan kritik selama ini.

5. Bapak Dr. M. Thoha B. S. Jaya, M.S. selaku Pembahas atas kesediaanya untuk memberikan bimbingan, waktu, saran dan kritik kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Dr. Darsono, M.Pd. selaku ketua program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah membimbing kami selama ini.

7. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, beserta seluruh staf dan jajarannya yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 8. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan bantuan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Ibu Dra. Mardiyana, S.Pd., M. Pd. selaku Kepala SD Negeri 1 Rajabasa Raya Kota Bandar lampung yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian.


(18)

10.Seluruh Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan seluruh staf yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan saat penulis menyelesaikan perkuliahan.

11.Adik-adikku Annas Dwi Zaki Musthofa, Annis Triasih Wulandari, dan Adi Ahmad Fauzan Putra yang sangat ku sayangi.

12.Keluarga besarku yang selalu mendukung langkahku, dimanapun dan kapanpun.

13.Sahabat terbaikku di PGSD Cumay, Bun, Yeti, Banda, Mona, dan Tata, terimakasih untuk kebersamaan yang telah terjalin sedari Propti hingga nanti kita wisuda bersama, dan sukses semua.

14.Teman seperjuangan di PGSD Kampus 2011 yaitu: Mbanit, Mbek Barkah, Kak Suge, Firman Boo, Mami Imam, Lukman, Bangdon, Reni, Anel, Chelsi, Laili, Uma, Eilin, Bu Iin, Mba Vris, Mba Cit, Lina, Nora, Ayu, Friezya, Mba Indah, Mba Dyah, Mba Rince, Ni Luh, Meli, Bebi Yevie, Ira Desi, Dara, Fiskey, Depot, Wayas, Risa, Nila, Isna, Ipeh, Okta, Ahel dan Selpira Semoga kita jadi sukses semua dan semoga kekeluargaan kita tetap terjalin.

15.Teman-teman KKN dan PPL Canggu Redi, Agung, Ibu Iin, Mei, Teteh Mesi, Ses Rina, Ikke, Hane, dan Kiki . Semoga kita tetap jadi saudara. 16.Sahabat putih abu-abuku Wara, Nty, Yupi dan Mae, Nanik, Nindut, Nana,

Shabun, Anggi, Icha, Denyo, Yuki. Semoga kita sukses semua aamiin. 17.Kawan-kawan dari kecil Ariski, Fajar, Dewi, Nani, Maya, Indah, Barokah,


(19)

18.Ambalan Satya Ginung Dharma Pangkalan Yayasan Al-Kautsar Bandar Lampung Gugus Depan 11.021-11.022

19.Semua Pihak yang telah Membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Akhir Kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua, aamiin..

Bandar Lampung, Juli 2015 Penulis


(20)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, seseorang dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pendidikan juga membuat seorang individu semakin berkembang serta dapat menggali potensi diri. Selain itu, pendidikan juga dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan pokok dalam mempersiapkan sekaligus membentuk generasi muda dimasa yang akan datang.

Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan proses interaksi edukatif antara guru dan siswa. Tujuan dari interaksi edukatif tersebut meliputi tiga aspek, yakni aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Untuk mencapai tujuan secara baik, diperlukan peran maksimal dari seorang guru, baik dalam penyampaian materi, penggunaan metode, pengelolaan kelas dan sebagainya.

Selain itu, diharapkan kepada guru untuk lebih kreatif untuk melakukan kegiatan pendukung pembelajaran di dalam kelas salah satu kegiatan pendukung yang dimaksud adalah kegiatan ekstrakurikuler.


(21)

2

Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran baik dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah dengan maksud lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki dari berbagai bidang studi. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar peserta didik dapat mengembangkan kepribadian, minat, dan kemampuannya diberbagai bidang di luar bidang akademik. Ada beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah yaitu palang merah remaja, pecinta alam, pramuka dan sebagianya. Dengan aktif ikut dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka diharapkan siswa lebih mandiri, tanggung jawab, aktif bertindak, dan terbentuk karakternya. Karena pramuka merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang familiar dalam lingkup sekolah dasar.

Di dalam pramuka bukanlah materi atau isi pelajaran yang lebih dipentingkan melainkan melahirkan dan menumbuhkan sikap-sikap serta perbuatan-perbuatan yang baik yang akan membentuk intelegensia, kekuatan jasmani dan karakter dari diri tersebut.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Kegiatan Ekstrakurikuler wajib merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik. Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan untuk


(22)

meng-3

internalisasikan nilai ketuhanan, kebudayaan, kepemimpinan, kebersamaan, sosial, kecintaan alam, dan kemandirian pada peserta didik.

Kebutuhan akan pendidikan yang dapat melahirkan manusia Indonesia sangat dirasakan karena degradasi moral yang terus menerus terjadi pada generasi bangsa ini dan nyaris membawa bangsa ini pada kehancuran. Degradasi moral, baik secara pribadi, masyarakat maupun dalam kehidupan berbangsa disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya: Nilai budaya bangsa yang mulai pudar, nilai-nilai kehidupan telah bergeser dari tatanannya, budaya malu sudah banyak terkikis pada tiap tingkatan masyarakat, melemahnya kemandirian bangsa, dan manajemen keterbatasan perangkat.

Selain itu, budaya korupsi yang seakan telah mengakar pada kehidupan bangsa ini mulai dari tingkat kampung hingga pejabat tinggi negara, penyalahgunaan dan peredaran narkoba yang semakin menjalar, tawuran antar pelajar dan berbagai kejahatan yang telah menghilangkan rasa aman setiap warga, merupakan bukti nyata akan degradasi moral generasi bangsa ini.

Dalam menghadapi problem yang begitu rumit dan kompleks seperti itu diperlukan adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia khususnya terletak pada karakter individu tersebut. Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pendidikan Nasional sudah mencanangkan penerapan pendidikan karakter untuk semua tingkat pendidikan, dari SD-Perguruan


(23)

4

Tinggi. Memang tidak mudah untuk mengubah keadaan, tetapi paling tidak posisi pendidikan sebagai pilar pembentuk karakter bangsa merupakan upaya yang tepat. Salah satunya dengan kepramukaan. Namun, tidak sedikit orang yang memandang kepramukaan hanya dengan sebelah mata. Mereka menganggap kepramukaan hanya sebuah kegiatan yang penuh dengan aturan dan hanya bersenang-senang.

Nilai-nilai kepramukaan adalah nilai-nilai positif yang diajarkan dan ditanamkan kepada para anggota pramuka. Nilai-nilai ini merupakan nilai moral yang menghiasi perilaku anggota pramuka. Nilai-nilai kepramukaan bersumber dari Tri Satya, Dasa Dharma, kecakapan dan keterampilan yang dikuasai anggota pramuka. Nilai-nilai kepramukaan yang tersirat itu adalah untuk membentuk karakter bagi anggotanya.

Menurut hasil observasi yang dilakukan peneliti di SD Negeri 1 Rajabasa Raya, penanaman karakter siswa masih kurang. Misalnya, pada karakter religuis: masih ada yang suka mencela teman yang fisiknya tidak sempurna dan masih ada yang tidak serius berdoa untuk memulai pembelajaran. Pada karakter jujur: meniru pekerjaan temannya dalam mengerjakan tugas rumah. Pada karakter toleransi: tidak ingin berkumpul atau bermain dengan teman yang berbeda agama, suku, dan etnis. Pada karakter disiplin: pakaian tidak rapi dan mengerjakan tugas tidak tepat waktu. Pada karakter bersahabat/komunikatif: malu untuk mengungkapkan pendapatnya di depan kelas. Pada karakter peduli sosial: tidak ingin membantu teman yang sedang


(24)

5

memerlukan bantuan. Dan pada karakter peduli lingkungan: tidak menjaga kebersihan lingkungan sekolah dan tidak melakukan piket kelas.

Dari masalah-masalah yang terjadi di SD tersebut, maka pendidikan karakter perlu diterapkan kepada seluruh siswa. Jika dilihat dari 18 karakter bangsa menurut kemendiknas, terdapat 7 karakter yang belum terbentuk dengan baik. Meskipun karakter telah diberikan pada saat lahir, karakter masih dapat dibentuk menjadi lebih baik salah satunya adalah dengan kegiatan di luar kelas atau kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan-kegiatan positif yang dapat membentuk karakter siswa adalah kegiatan pramuka.

Kegiatan pramuka yang dilakukan di SD Negeri 1 Rajabasa Raya sudah cukup baik. Kegiatan ini dilakukan setiap hari Sabtu yaitu pada satu jam di akhir pembelajaran. Kegiatan pramuka diawali dengan upacara pembukaan latihan dan diakhiri dengan upacara penutupan latihan sebagai salah satu sarana menumbuhkan disiplin sudah terlaksana, meskipun masih banyak siswa yang mengobrol pada saat upacara berlangsung.

Pola pembinaan kepramukaan baru sebatas pemberian materi tentang pramuka dan sandi-sandi, sedangkan untuk Peraturan Baris Berbaris dan kegiatan lainnya jarang dilaksanakan. Materi diberikan oleh pembina pramuka, pembina mengumpulkan seluruh ketua regu untuk menerima materi dari pembina. Selanjutnya dari materi yang diberikan pembina, ketua regu


(25)

6

akan mengembangkan materi tersebut dengan menjelaskan kepada anggotanya atas materi yang telah didapat.

Pendidikan kepramukaan juga mengajarkan siswa untuk bersikap disiplin, baik dalam mengikuti latihan kepramukaan, ataupun dalam melaksanakan aktifitas dalam kehidupan sehari-hari. Maksud dari disiplin di sini adalah bahwa dalam melakukan segala sesuatu dengan tepat waktu dan sesuai dengan aturan. Begitu pula dengan belajar, dalam belajar pun diperlukan sikap disiplin, yang berarti bahwa belajar selalu teratur dan tepat waktu sesuai dengan jadwal. Maka dengan demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa ia akan mendapatkan hasil prestasi yang baik sesuai dengan kerja kerasnya dalam hal disiplin waktu dalam belajar.

Membahas masalah tentang kualitas pendidikan tidak terlepas dari pencapaian prestasi belajar siswa, karena prestasi belajar adalah sesuatu yang dicapai oleh peserta didik sebagai perilaku belajar yang berupa hasil belajar yang berbentuk perubahan pada pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan penulis menunjukan bahwa prestasi belajar PKn siswa kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya belum optimal, terbukti dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70 dari nilai raport mata pelajaran PKn semester ganjil masih ada yang belum mencapai KKM. Berikut ini disajikan data nilai raport mata pelajaran PKn semester ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015.


(26)

7

Tabel 1.1. Nilai Raport Mata Pelajaran PKn Semester Ganjil Siswa Kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya Tahun Pelajaran 2014/2015

No Predikat Nilai Kelas Jumlah siswa Persentase

A B C

1 Tinggi 81-100 2 0 21 23 19,5%

2 Sedang 71-80 36 21 13 70 59%

3 Rendah 61-70 2 18 5 25 21,5%

Jumlah 40 39 39 118 100%

Sumber: Tata Usaha SD Negeri 1 Rajabasa Raya

Berdasarkan data di atas diperoleh gambaran bahwa prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya masih belum optimal. Belum optimalnya prestasi belajar PKn siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang memiliki tujuan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, menumbuhkan wawasan serta kesadaran bernegara, bersikap serta bertingkah laku cinta tanah air bersendikan budaya bangsa, berwawasan nusantara, dan ketahanan nasional kepada siswa yang menguasai ipteks yang dijiwai dan berdasarkan Pancasila. Tidak semua siswa dapat memahami pelajaran dengan hanya mendengarkan guru atau membaca buku, ada beberapa siswa yang akan memahami pelajaran dengan diikuti kegiatan praktek.

Dalam Dasa Darma, tedapat 10 butir yang bisa dibilang merupakan dasar dari pendidikan karakter. Sepuluh darma itu mengandung nilai-nilai luhur yang sesuai dengan karakter masyarakat Indonesia yang bermanfaat bagi tatanan kehidupan. Apabila dasa darma dihubungkan dengan mata pelajaran PKn,


(27)

8

tentunya memiliki keterkaitan. Mata pelajaran PKn mengajarkan siswa untuk menjadi warga negara yang hidup dengan berdasarkan pada Pancasila dalam bentuk teori, sedangkan pendidikan kepramukaan menjadi wadah untuk siswa menjadi manusia yang memiliki kepribadian yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, mengamalkan Pancasila, dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam bentuk praktek.

Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor sosial di lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah tidak hanya meningkatkan kognitif siswa tetapi juga afektif. Dengan mengikuti kegiatan yang bermanfaat seperti ekstrakurikuler pramuka, maka tidak hanya kognitif yang baik tetapi afektif dan psikomotornya juga akan baik.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan pramuka di SD Negeri 1 Rajabasa Raya masih belum berjalan secara maksimal.

2. Prestasi belajar PKn siswa kelas V SD Negeri 1 Rajabasa masih belum optimal.

3. Terdapat kesenjangan antara pendidikan kepramukaan dengan prestasi belajar PKn siswa kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya.


(28)

9

C. Pembatasan Masalah

Pendidikan kepramukaan memiliki cakupan yang cukup luas. Oleh karena itu, agar penelitian ini terfokus pada satu masalah, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut: pendidikan karakter dalam kepramukaan pramuka penggalang SD Negeri 1 Rajabasa Raya.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas dirumuskan masalah sebagai berikut:

“Belum Optimalnya Prestasi Belajar PKn Siswa Kelas V SD Negeri 1

Rajabasa Raya”. Atas dasar rumusan masalah tersebut, pertanyaan

penelitiannya adalah “Adakah Hubungan yang Positif antara Pendidikan

Karakter dalam Kepramukaan dengan Prestasi Belajar PKn Siswa Kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya”.

Dengan demikian judul penelitian ini adalah “Hubungan antara Pendidikan Karakter dalam Kepramukaan dengan Prestasi Belajar PKn Siswa Kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya”.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas penelitian ini mempunyai tujuan untuk: Untuk mengetahui hubungan antara pendidikan karakter dalam kepramukaan dengan prestasi belajar PKn siswa kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya.


(29)

10

F. Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Siswa

a. Menanamkan karakter yang baik

b. Memberikan pengalaman berorganisasi sejak dini c. Meningkatkan prestasi belajar PKn

2. Guru

Dapat menjadi alternatif dalam meningkatkan prestasi belajar PKn siswa 3. Peneliti lain

Dapat menjadi acuan dalam mengembangkan penelitian lain yang berkaitan dengan aspek pendidikan karakter siswa dalam konsep yang berbeda.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari anggapan yang berbeda terhadap masalah yang akan dibahas, maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut.

1. Pendidikan kepramukaan siswa yang berhubungan dengan waktu, tempat, dan peraturan yang ada dalam pembelajaran PKn siswa di sekolah.

2. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya Tahun Pelajaran 2014/2015.


(30)

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Teori Belajar dan Pendidikan 1. Teori belajar

Terhadap masalah belajar, Gagne dalam Slameto (2013: 13) memberikan dua definisi, yaitu:

a. Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku;

b. Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.

Lebih lanjut Gagne dalam Slameto (2013: 13) mengatakan pula bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi menjadi 5

kategori, yang disebut “The domains of learning” yaitu:

a. Keterampilan motoris (motor skill) b. Informasi verbal

c. Kemampuan intelektual d. Strategi kognitif


(31)

12

Menurut Sardiman (2001:21) “Belajar adalah berubah”. Dalam hal ini

yang dimaksud belajar berarti usaha mengubah tingkah laku, jadi belajar membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Sedangkan pendapat Budiningsih (2005: 21) menyatakan bahwa belajar menurut teori behaviorisme adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Lebih lanjut Sukardjo (2012: 34) juga menyatakan bahwa dalam teori ini tingkah laku dalam belajar akan berubah apabila ada stimulus dan respon. Stimulus dapat berupa perlakuan yang diberikan kepada siswa, sedangkan respons berupa tingkah laku yang terjadi pada siswa.

Menurut teori behaviorisme, apa yang terjadi diantara stimulus dan respons dianggap tidak penting diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati hanyalah stimulus dan respons. Oleh karena itu, apa saja yang diberikan guru (stimulus), dan apa saja yang dihasilkan siswa (respons), semuanya harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal yang penting untuk melihat terjadi tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku dalam jangka waktu lama melalui latihan


(32)

13

maupun pengalaman sehingga seseorang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai yang dipengaruhi oleh kondisi eksternal, internal dan proses kognitif.

2. Teori pendidikan

Teori Pendidikan Personal (Personalized Education) bertolak dari asumsi bahwa sejak lahir anak telah memiliki potensi-potensi tertentu. Pendidikan harus dapat mengembangkan bakat-bakat atau potensi yang dimiliki setiap anak dengan bertolak dari kebutuhan dan minat peserta didik. Sehingga peserta didik menjadi pelaku utama dalam pendidikan, sedangkan pendidik menempati posisi kedua yakni berperan sebagai pembimbing, pendorong, fasilitator, dan pelayanan peserta didik.

Menurut Kadir (2012:141-142) teori ini memiliki dua aliran yakni aliran pendidikan progresif dipelopori oleh Francis Parker dan John Dewey. Mudyahardjo (2001: 142) menyatakan bahwa progresitivisme adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan pendidikan di sekolah berpusat pada anak (child-centered), sebagai wujud reaksi terhadap pelaksaan pendidikan yang masih berpusat pada guru (teacher-centered) atau bahan pelajaran (subject-(teacher-centered).

Dengan kata lain, peserta didik merupakan suatu kesatuan yang utuh. Sehingga materi pengajaran berasal dari pengalaman peserta didik sendiri


(33)

14

yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Sehingga pendidik lebih merupakan ahli dalam metodologi dan membantu perkembangan peserta didik sesuai dengan kemampuan dan kecepatan masing-masing.

Sedangkan pendidikan romantik menurut Kadir (2012:42) berpangkal dari pemikiran J.J. Rouseau tentang tabularasa yang memandang setiap individu dalam keadaan fitrah, memiliki nurani kejujuran, kebenaran dan ketulusan.

Teori personal, menurut Kadir (2012: 142-143) menjadi dasar berkembangnya model kurikulum humanis, yaitu kurikulum yang bertujuan memperluas kesadaran diri dan mengurangi keranggangan dan keterasingan dari lingkungan dan proses aktualisasi diri. Kurikulum humanis ini merupakan reaksi atas pendidikan yang lebih menekankan pada aspek intelektual.

B. Pendidikan Karakter

1. Pengertian pendidikan karakter

Banyak para ahli mengemukakan pengertian tentang karakter. Menurut Philips dalam Muslich (2011: 70), karakter adalah sekumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan. Sementara itu Koesoema A dalam Muslich


(34)

15

(2011: 70) menyatakan bahwa karakter sama dengan kepribadian.

Kepribadian dianggap sebagai “ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat

khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil dan juga

bawaan seseorang sejak lahir.”

Anak usia sekolah dasar masuk dalam taraf perkembangan dan pertumbuhan. Pada usia ini anak-anak sangat dan harus diberi pendidikan karakter. Pendidikan karakter atau pendidikan budi pekerti menurut Muslich (2010: 67) adalah pendidikan nilai moralitas manusia yang disadari dan dilakukan dalam tingkah nyata.

Pendidikan karakter sesungguhnya telah tercermin dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi:

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada TuhanYang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis dan tanggung jawab.”

Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan karakter adalah proses pembentukan nilai dan sikap yang dapat membentuk pribadi manusia yang utuh dan bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa.


(35)

16

Ada unsur proses pembentukan nilai dan sikap yang didasari pada pengetahuan nilai moralitas dilakukan dengan tujuan untuk membantu manusia menjadi manusia yang lebih utuh. Nilai yang membantu orang dapat lebih baik hidup bersama dengan orang lain dan dunianya (learning to live together). Nilai yang menyangkut berbagai bidang kehidupan seperti hubungan sesama (orang lain, keluarga) diri sendiri (learning to be), hidup bernegara, alam dunia, dan Tuhan. Dalam penanaman nilai moralitas tersebut unsur kognitif (pikiran, pengetahuan, kesadaran), dan unsur afektif (perasaan) juga unsur psikomotor (perilaku).

2. Tujuan dan fungsi pendidikan karakter

Seperti pendidikan-pendidikan yang lain, pendidikan karakter juga memiliki tujuan. Menurut Daryanto (2013: 44) pendidikan karakter bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila. Selain itu Muslich (2011: 81) juga menyatakan bahwa tujuan pendidikan karakter adalah untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter atau akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.


(36)

17

Berkaitan dengan fungsi pendidikan karakter, Daryanto (2013: 45) mengemukakan tiga fungsi pendidikan karakter yaitu:

a. Mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik

b. Memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur c. Meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan

dunia

C. Pendidikan Kepramukaan

1. Pengertian Pramuka, Kepramukaan, dan Gerakan Pramuka

Ada beberapa istilah dalam Gerakan Pramuka yaitu Pramuka, Kepramukaan, dan Gerakan Pramuka. Menurut UU No. 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka BAB I Pasal 1, Pramuka adalah warga negara Indonesia yang aktif dalam pendidikan kepramukaan serta mengamalkan Satya Pramuka dan Dharma Pramuka. Sedangkan pengertian Kepramukaan menurut Lord Baden Powell dalam Sunardi (2013: 3),

Kepramukaan bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari secara tekun, bukan pula merupakan suatu kumpulan dan ajaran-ajaran dan naskah-naskah buku. Bukan! Kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan dialam terbuka, tempat orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama mengadakan pengembaraan seperti kakak beradik, membina kesehatan dan kebahagiaan, keterampilan dan kesediaan memberi pertolongan.

selanjutnya Aqib dan Sujak (2011: 81), menyatakan bahwa kepramukaan adalah proses pendidikan di luar sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam.


(37)

18

Dari pengertian tentang pendidikan kepramukaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan kepramukaan merupakan suatu proses pendidikan yang dilaksanakan di luar lingkungan sekolah dan keluarga dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis, yang dilakukan di alam terbuka dengan tetap berpegang teguh pada prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan, dimana sasaran akhirnya adalah pembentukan watak peserta didik.

Dan yang terakhir adalah pengertian dari Gerakan Pramuka itu sendiri. Adapun pengertian Gerakan Pramuka menurut UU No. 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka BAB I Pasal 1, Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan kepramukaan. Sedang menurut Aqib & Sujak (2011: 81),

Gerakan pramuka adalah gerakan pendidikan kaum muda yang menyelenggarakan kepramukaan dengan dukungan dan bimbingan anggota dewasa. Sebagai gerakan pendidikan, usaha gerakan pramuka tidak lepas dari pola dasar pendidikan nasional dan merupakan salah satu sarana pendidikan, disamping sarana pendidikan yang lain (keluarga, sekolah, kelompok sebaya, lingkungan kerja dan masyarakat).

Dari beberapa pengertian di atas tentang pengertian Pramuka, Pendidikan Kepramukaan dan Gerakan Pramuka itu sendiri, maka dapat disimpulkan bahwa Gerakan Pramuka adalah suatu wadah atau tempat dilaksanakannya proses pendidikan bagi anak-anak dan pemuda di bawah tanggung jawab orang dewasa yang dilakukan di luar sekolah serta lingkungan keluarga dalam membentuk kegiatan yang menantang dan


(38)

19

menarik minat kaum muda yang disesuaikan dengan usia, perkembangan usia, jasmani dan rohani dengan tetap berpedoman atau berpegang teguh pada Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan sebagai ciri khas yang membedakan pendidikan kepramukaan dengan pendidikan lainnya.

2. Hakikat dan Sifat Gerakan Pramuka a. Hakikat Pendidikan Kepramukaan

Hakikat pendidikan kepramukaan menurut Kwartir Daerah DKI Jakarta (2004: 8) adalah:

1. Suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan bagi anak dan pemuda dibawah tanggung jawab orang dewasa.

2. Suatu proses pendidikan yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan pendidikan keluarga.

3. Dengan menggunakan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan. Jadi, kepramukaan sebagai suatu proses pendidikan, harus merupakan kegiatan yang dapat dipertanggung jawabkan dan bernilai pendidikan. Sehingga kegiatannya harus tercerna, dipersiapkan, dilaksanakan, dan dapat bernilai dari segi pendidikan dan kejiwaan.

b. Sifat Pendidikan Kepramukaan

Pendidikan kepramukaan menurut Kwartir Daerah DKI Jakarta (2004: 9) memiliki tiga sifat atau ciri khas, yaitu:

1. Nasional

Memiliki arti, bahwa suatu organisasi yang menyelenggarakan pendidikan kepramukaan disuatu Negara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan, kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara. Hal inilah yang membedakan pelaksanaan pendidikan kepramukaan di Indonesia dengan Negara-negara lain.


(39)

20

2. Internasional

Yang berarti, bahwa organisasi kepramukaan di Negara maupun di dunia ini harus mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama anggota pramuka dan sesama manusia tanpa membedakan kepercayaan, agama, golongan, tingkat, suku dan bangsa.

3. Universal

Yang berarti, bahwa kepramukaan dapat dipergunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja. Dimana dalam pelaksanaan pendidikannya selalu menggunakan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan. Selain itu juga, dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Bab III Pasal 7 ayat 2 dijelaskan bahwa Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan yang keanggotaannya bersifat sukarela, tidak membedakan suku, ras, golongan dan agama.

3. Tujuan, Tugas Pokok, dan Fungsi Gerakan Pramuka

Sebagai suatu organisasi, gerakan pramuka memiliki tujuan, tugas pokok, dan fungsi. Tujuan gerakan pramuka adalah terwujudnya kaum muda Indonesia yang dipersiapkan menjadi manusia yang berwatak, berkepribadian, berakhlak mulia, tinggi kecerdasan dan keterampilannya serta sehat jasmaninya.

Berdasarkan Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 203 Tahun 2009 Tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, BAB II Pasal 4:

Warga negara yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan baik tingkat lokal, nasional, maupun internasional.


(40)

21

Berdasarkan Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 203 Tahun 2009 Tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, BAB II Pasal 5:

Tugas pokok gerakan pramuka adalah menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi kaum muda sebagai tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik, bertanggung jawab, mampu membina dan mengisi kemerdekaan serta membangun dunia yang lebih baik.

Berdasarkan Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 203 Tahun 2009 Tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, BAB II Pasal 6:

Fungsi Gerakan Pramuka adalah sebagai lembaga pendidikan non formal, di luar sekolah dan di luar keluarga serta sebagai wadah pembinaan dan pengembangan kaum muda, berlandaskan Prinsip dasar Kepramukaan yang dilakukan melalui metode kepramukaan, bersendikan sistem among, yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia.

4. Macam Kegiatan Pramuka a. Baris-berbaris

Dalam kegiatan pramuka baris berbaris merupakan kegiatan penting. Baris berbaris menurut Sunardi (2013: 128) adalah suatu wujud latihan fisik, yang diperlukan guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.


(41)

22

Baris-berbaris merupakan bentuk kedisiplinan dan juga merupakan latihan-latihan gerak dasar yang diwujudkan dalam rangka menanamkan sikap para pramuka agar dapat menumbuhkan sikap: 1. Disiplin pribadi maupun disiplin kelompok. Disiplin disini

maksudnya adalah mengutamakan tugas di atas kepentingan pribadi.

2. Rasa tanggung jawab, kesatuan dan persatuan. Yaitu keberanian untuk bertindak yang mengandung resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya tidak mudah melakukan tindakan-tindakan yang akan dapat merugikan. 3. Kompak.

4. Kebersamaan, dan

5. Penampilan pribadi yang baik secara perorangan maupun kelompok.

b. Pioneering

Pioneering adalah kegiatan-kegiatan para perintis seperti membuat jembatan, menara pandang/intai, rumah sementara hingga benteng. kegiatan pioneering ini menggunakan keahlian menggunakan simpul dan ikatan (tali-temali), juga alat-alat seperti kapak, gergaji, dan sebagainya.


(42)

23

c. Berkemah

Kegiatan berkemah merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi pramuka. Berkemah menurut Sunardi (2013: 106) merupakan rekreasi yang amat populer, biasanya menggunakan tenda atau semacam kendaraan khusus (vehicle) yang dikenal sebagai karavan. Kebanyakan berkemah dilakukan di hutan, pegunungan, di dekat laut (pantai) atau di sekitar danau.

Dipandang dari berbagai sudut, berkemah itu banyak jenisnya. Tujuan dari berkemah juga bermacam-macam, walaupun sebenarnya orang berkemah bertujuan untuk menghindarkan diri dari rutinitas kehidupan sehari-hari dengan melakukan kegiatan di alam bebas (Outdoor Activity).

Sewaktu berkemah, orang dapat berjalan-jalan, menjelajah, mendaki bukit dan gunung, memancing, berenang, mempelajari atau mengambil foto/gambar dari flora dan fauna, selain itu bisa juga bermain di sekitar api unggun (Campfire).

D. Pengamalan Dasa Darma Pramuka dalam Kehidupan Sehari-hari

Sebagai suatu kode kehormatan dalam gerakan pramuka, dasa dharma diamalkan dalam kehidupan sehari-hari anggota pramuka. Wiyani (2012: 100) menyebutkan:


(43)

24

1. Darma Pertama; Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

Pengembangan ketakwaan kepada Tuhan dapat dilaksanakan dalam segala kegiatan kepramukaan mulai dari bermain sampai kepada bekerja sama dan hidup bersama. Dalam kegiatan permainan, kita sudah dapat menamkan sifat-sifat jujur, patuh, setia dan tabah. Kalau anak sudah dibiasakan bermaian seperti itu, maka dia akan berkembang menjadi pribadi yang baik, berwatak luhur dan berkepribadian.

2. Darma Kedua; Cinta Alam dan Kasih Sayang Sesama Manusia a. Bawa peserta didik ke alam/bebas kebun raya agar mengetahui dan

mengenal berbagai jenis tumbuh-tumbuhan. Anjurkanlah kepada mereka memelihara tanaman di rumah masing-masing.

b. Perkenalkan peserta didik dengan sifat masing-masing jenis binatang untuk mengetahui manfaatnya. Anjurkan juga memelihara dengan baik binatang yang mereka miliki.

c. Siapa pun yang kita kenal dan kita dekati lambat-laun akan timbul rasa cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. Rasa inilah yang dapat menggugah rasa dekat dengan Al- Khalik, karena tidak terhalang oleh rasa benci, marah dan sifat-sifat yang tidak terpuji.


(44)

25

3. Darma Ketiga: Patriot yang Sopan dan Ksatria

a. Membiasakan dan mendorong anggota pramuka untuk:

1. Menghormati dan memahami serta menghayati lambang negara, bendera sang merah putih dan lagu kebangsaan Indonesia Raya. 2. Mengenal nilai-nilai luhur bangsa Indonesia seperti kekeluargaan,

gotong-royong, ramah tamah, religius, dan lain-lain. 3. Mencintai bahasa, seni budaya, dan sejarah Indonesia.

b. Mengerti, menghayati, mengamalkan dan mengamankan Pancasila. c. Mengenal adat-istiadat suku-suku bangsa di Indonesia.

d. Mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan diri pribadi. e. Selalu membantu dan membela yang lemah dan yang benar.

f. Membiasakan diri berani mengakui kesalahan dan membenarkan yang benar.

g. Menghormati orangtua, guru dan pemimpin.

4. Darma Keempat: Patuh dan Suka Bermusyawarah

a. Membiasakan diri untuk menepati janji, mematuhi peraturan yang ditetapkan di gugus depan dan mematuhi peraturan di RT/RK, kampung dan desa, sekolah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Belajar mendengar pendapat orang, menghargai gagasan orang lain. c. Membiasakan untuk merumuskan kesepakatan dengan memerhatikan


(45)

26

d. Membiasakan diri untuk bermusyawarah sebelum melaksanakan suatu kegiatan (misalnya akan berkemah, widyawisata dan lain-lain).

5. Darma kelima: Rela Menolong danTabah

a. Membiasakan diri cepat menolong kecelakaan tanpa diminta. b. Membantu menyeberang jalan untuk orangtua dan wanita. c. Memberi tempat di tempat umum kepada orangtua dan wanita.

d. Membiasakan secara bertahap untuk mengatasi masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan di masyarakat.

6. Darma Keenam: Rajin, Terampil, dan Gembira a. Rajin

1. Biasakan membaca buku yang baik. 2. Biasakan untuk membuat karya tulis.

3. Selenggarakan diskusi-diskusi untuk belajar, mengolah pikiran, dan mengemukakan pendapat.

4. Tentukan jadwal harian yang tetap untuk belajar. Belajar selama dua jam sehari adalah layak.

5. Atur kegiatan dengan menyesuaikan kegiatan di sekolah, di rumah dan Gerakan Pramuka.


(46)

27

b. Bekerja

1. Jelaskan bahwa dibalik kesulitan, kegagalan, dan kekecewaan selalu terdapat hal-hal yang baik dan berguna.

2. Biasakan bekerja menurut manfaat dan disesuaikan dengan kemampuan.

3. Jangan terlalu cepat menegur, mengkritik atau menyalahkan orang lain.

4. Hargai dan tonjolkan suatu prestasi kerja.

5. Berikan beban dan tugas yang terus berkembang. 6. Berusaha untuk bekerja dengan rencana.

7. Bergembiralah dalam tiap usaha.

8. Selesaikan setiap tugas sebagai pekerja, jangan tunda sampai esok hari.

c. Terampil

1. Pilihlah suatu jenis kemahiran dan keahlian yang sesuai dengan bakat.

2. Latihan terus-menerus.

3. Jangan cepat puas setelah selesai mengerjakan sesuatu. 4. Mintalah tuntunan dari orang yang lebih berpengalaman.

5. Jangan menolak tugas pekerjaan apa pun yang diberikan pada Saudara. Laksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan yang ada.


(47)

28

7. Darma Ketujuh: Hemat, Cermat, dan Bersahaja

a. Menggunakan waktu dengan tepat ke sekolah, tidur, makan, latihan dan sebagainya.

b. Tidak ceroboh.

c. Bertindak dengan teliti pada waktu yang tepat agar ia tidak dirusakkan oleh keinginan jahat dari luar.

d. Sadar akan dirinya sebagai suatu pribadi.

e. Berpakaian yang sederhana tanpa perhiasan yang berlebihan-lebihan. f. Meneliti dahulu sebelum berbuat sesuatu agar terjadi ketepatan

dalam pelaksanaannya.

g. Bijak dalam penggunaan listrik (siang hari dimatikan). h. Penggunaan air hemat, tidak terbuang percuma.

i. Memeriksa pekerjaan sebelum diserahkan kepada Pembina. j. Menggunakan uang jajan dengan hemat.

k. Membiasakan anak belanja ke warung dan pasar dengan teratur. l. Memberi anak tanggung jawab untuk tugas di rumah.

m. Membiasakan untuk menabung, bekerja berdasarkan manfaat dan rencana.

8. Darma Kedelapan: Disiplin, Berani dan Setia

a. Berusaha untuk mengendalikan dan mengatur diri (self discipline). b. Menaati peraturan.


(48)

29

d. Belajar untuk menilai kenyataan, bukti dan kebenaran suatu keterangan (informasi).

e. Patuh dengan pertimbangan dan keyakinan.

9. Darma Kesembilan: Bertanggung Jawab dan Dapat Dipercaya Bertanggung jawab:

a. Segala sesuatu yang diperintahkan kepadanya, harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab.

b. Segala sesuatu yang dilakukan atas kehendak sendiri dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab.

c. Pramuka harus berani bertanggung jawab atas suatu tindakan yang diambil, di luar perintah yang diberikan kepadanya.

d. Seorang pramuka tidak akan mengelakkan suatu tanggungjawab dengan alasan yang dicari-cari.

Dapat dipercaya:

a. Dapat dipercaya itu berarti juga jujur, yaitu jujur terhadap diri sendiri, terhadap anak didik dan terhadap orang lain terutama yang menyangkut uang, materi dan lain-lain.

b. Pramuka dapat dipercaya atas kata-katannya, perbuatannya dan lain sebagainya, apa yang dikatakannya tidaklah suatu karangan yang dibuat-buat.


(49)

30

c. Apabila ia ditugaskan untuk melaksanakan sesuatu, ia dapat dipercaya bahwa ia pasti akan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.

d. Dalam kehidupan sehari-hari, di mana dan kapan pun juga, pramuka dapat dipercaya bahwa ia tidak akan berbuat sesuatu yang tidak baik, meskipun tidak ada orang yang tahu atau yang mengawasinya.

e. Selalu menepati waktu yang sudah ditentukan.

10. Darma Kesepuluh: Suci dalam Pikiran, Perkataan dan Perbuatan a. Seorang pramuka selalu menyumbangkan pikirannya yang baik, tidak

berprasangka, dan tidak boleh mempunyai sikap-sikap yang tercela dan selalu menghargai pemikiran-pemikiran orang lain.

b. Seorang pramuka akan selalu berhati-hati dan berusaha sekuat tenaga untuk mengendalikan diri terhadap ucapannya, dan menjauhkan diri dari perkataan-perkataan yang tidak pantas dan menimbulkan ketidakpercayaan orang lain.

c. Seorang pramuka akan menjadi contoh pribadi dalam segala tingkah lakunya dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang jelek yang terdapat dalam kehidupan masyarakat.

d. Setiap pramuka mempunyai pegangan hidup yaitu agama. e. Usaha agar pramuka itu satu dalam kata dan perbuatannya.


(50)

31

E. Mata Pelajaran PKn

1. Tujuan Mata Pelajaran PKn

Pembelajaran PKn memiliki beberapa tujuan untuk siswa. Adapun tujuan pembelajaran PKn menurut Lampiran Permendiknas RI No. 22 Tahun 2006 pp. 272, 280, 287 sebagaimana uraian berikut ini:

a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.

b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi.

c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.

d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

2. Ringkasan Materi Pelajaran PKn di Kelas V SD

Materi yang terdapat dalam mata pelajaran PKn Sekolah Dasar kelas 5 adalah:

a. Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

Di dalamnya memuat sub bab wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan upaya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.


(51)

32

b. Peraturan pusat dan peraturan daerah

Di dalamnya memuat sub bab peraturan, peraturan pusat, peraturan daerah, proses pembuatan peraturan pusat dan peraturan daerah, dan pelaksanaan peraturan.

c. Kebebasan berorganisasi

Di dalamnya memuat sub bab organisasi, organisasi di lingkungan sekolah dan masyarakat, kebebasan berorganisasi, dan peran serta dalam organisasi di sekolah.

d. Menghargai keputusan bersama

Di dalamnya memuat sub bab keputusan, pengambilan keputusan, dan melaksanakan keputusan bersama.

3. Nilai Karakter dalam Mata Pelajaran PKn

Adapun nilai karakter dalam mata pelajaran PKn pada jenjang kelas 4-6 adalah semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, komunikatif, cinta damai, senang mambaca, peduli sosial, peduli lingkungan, religius, jujur, toleren, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, percaya respek, bertanggung jawab, dan saling berbagi.


(52)

33

F. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Setiap peserta didik berharap ia mendapat prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar menurut Syah (2011: 139) “Prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah

program”. Sedangkan menurut Tu‟u (2004: 75) “Prestasi belajar adalah

hasil belajar yang dicapai peserta didik ketika mengikuti dan

mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah”. Lebih lanjut

Surya (2004: 64) mengatakan bahwa “Prestasi belajar ialah sesuatu yang dicapai oleh peserta didik sebagai perilaku belajar yang berupa hasil belajar yang berbentuk perubahan pada pengetahuan, sikap, dan

keterampilan”.

Dari ketiga pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah keberhasilan atau hasil dari pembelajaran yang berbentuk pengetahuan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.

2. Langkah-Langkah Menilai Prestasi Belajar Siswa

Dalam menilai prestasi belajar perlu mengikuti langkah-langkah atau tahap-tahap. Menurut Sardiman (2011: 174-175), langkah-langkah yang dapat diambil untuk menilai prestasi belajar siswa, antara lain:

a. Mengumpulkan data hasil belajar siswa, yang diperoleh saat: 1. Setiap kali ada usaha mengevaluasi selama pelajaran

berlangsung.


(53)

34

b. Menganalisis data hasil belajar siswa, dengan langkah ini guru akan mengetahui:

1. Siswa yang menemukan pola-pola belajar yang lain. 2. Keberhasilan atau tidaknya siswa dalam belajar.

c. Menggunakan data hasil belajar siswa, dalam hal ini menyangkut: 1. Lahirnya feed back untuk masing-masing siswa dan ini perlu

diketahui oleh guru.

2. Adanya feed back itu maka guru akan menganalisis dengan tepat follow up atau kegiatan-kegiatan berikutnya.

3. Macam-Macam Tes Prestasi Belajar

Menurut Djamarah dan Zain (2010: 106-107), berpendapat bahwa berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya tes prestasi belajar dapat digolongkan kedalam jenis penilaian sebagai berikut:

a. Tes Formatif

Penilaian ini dilakukan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar bahan/pokok bahasan tertentu dalam waktu tertentu.

b. Tes Subsumatif

Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran/sejumlah pokok bahasan tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya serap siswa terhadap sejumlah pokok bahasan yang telah diajarkan, untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai raport.


(54)

35

c. Tes Sumatif

Tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester atau dua tahun pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan dalam suatu periode belajar tertentu. Tes ini meliputi ujian akhir semester, tes kenaikan kelas, ujian akhir sekolah dan ujian akhir nasional.

4. Faktor-faktor yang Memengaruhi Prestasi Belajar

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Menurut Ahmadi dan Supriyono (2004: 138), faktor yang mempengaruhinya ada 2, yaitu faktor internal dan faktor eksternal sebagai berikut:

Yang tergolong faktor internal adalah:

a. Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.

b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri atas:

1. Faktor intelektif yang meliputi:

a) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.


(55)

36

2. Faktor nonintelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.

c. Faktor kematangan fisik maupun psikis Yang tergolong faktor eksternal, ialah: a. Faktor sosial yang terdiri atas:

1. Lingkungan keluarga 2. Lingkungan sekolah 3. Lingkungan masyarakat 4. Lingkungan kelompok

b. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian.

c. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan iklim.

d. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

G. Penelitian yang relevan

Penelitian yang relevan dibutuhkan untuk mendukung kajian teoritis yang dikemukakan. Penelitian yang relevan dalam penelitian ini adalah:

1. Rosyadi, Akhmad Faiz Abror (2012) “Pengaruh Minat Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan Terhadap Kedisiplinan Pada Siswa Kelas V SD Se Gugus II Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo”. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan


(56)

37

signifikan antara minat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan terhadap kedisiplinan. Hal ini dapat dilihat dari koefisien korelasi yang terjadi antara minat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan (X) dengan kedisiplinan (Y) dalam penelitian ini sebesar 0,361 dengan arah positif.

2. Kartikaningsih (2010) “Hubungan Antara Kegiatan Pramuka dan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan dengan Partisipasi Siswa dalam Menjaga pelestarian Lingkungan Sekolah Di SMP N 1 Karanganyar Kabupaten Pekalongan Tahun 2010/2011”. Hasil penelitian menunjukkan: (1) terdapat korelasi positif antara kegiatan pramuka (X1) dengan partisipasi menjaga pelestarian lingkungan sekolah (Y) bagi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Karanganyar Kabupaten Pekalongan teruji kebenarannya dengan r hitung = 0,512 > r tabel = 0,226 pada taraf signifikansi 5%. (2) Terdapat korelasi positif antara hasil belajar PKn (X2) dengan partisipasi menjaga pelestarian lingkungan sekolah (Y) bagi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Karanganyar Kabupaten Pekalongan teruji kebenarannya dengan r hitung = 0,654 > r tabel = 0,226 pada taraf signifikansi 5%. (3) terdapat korelasi positif antara kegiatan pramuka (X1) dan hasil belajar PKn (X2) dengan partisipasi menjaga pelestarian lingkungan sekolah (Y) bagi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Karanganyar Kabupaten Pekalongan teruji kebenarannya karena hasil perhitungan koefisien korelasi antara X1 dan X2 secara bersama-sama dengan Y diperoleh nilai rX12Y = 0,813. Berdasarkan hasil perhitungan


(57)

38

keberartian korelasi ganda diperoleh F hitung > F tabel yaitu 69,172 > 3,12 pada taraf signifikasi 5%.

3. Darmawan, Ade (2011) “Peranan Pendidikan Kepramukaan dalam

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa di MA Daarul „Uluum Lido

Bogor”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Ada hubungan yang

bersifat positif antara peranan pendidikan kepramukaan dengan prestasi

belajar siswa MA Daarul „Uluum Lido Bogor.

Dari hasil penelitian di atas disimpulkan bahwa semua variabel memiliki hubungan yang positif antara pendidikan karakter dalam kepramukaan dengan prestasi belajar siswa.

H. Kerangka pikir

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang menampung dan membina peserta didik agar menjadi manusia seutuhnya. Melalui pendidikan di sekolah siswa diharapkan mengalami perubahan positif dalam tingkah laku, dan sikap pada diri mereka. Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiap siswa dituntut untuk berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang telah berlaku tersebut. Aturan dan tata tertib dapat membentuk karakter yang baik untuk siswa apabila dapat dipatuhi.

Pembentukan karakter tidak hanya dengan menjalankan peraturan dan tata tertib dengan baik, pembentukan karakter juga tidak hanya dilakukan di


(58)

39

dalam kelas. Tetapi pembentukan karakter dapat pula diberikan diluar kelas atau pada kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler yang dapat membentuk karakter siswa adalah pramuka. Dalam pelaksanaannya Gerakan Pramuka memiliki kode kehormatan.

Menurut Sunardi (2013: 10) “Kode kehormatan adalah suatu norma atau nilai-nilai luhur dalam kehidupan para anggota Gerakan Pramuka yang merupakan ukuran atau standar tingkah laku seorang anggota Gerakan

Pramuka.”

Dengan adanya kode kehormatan bagi Gerakan Pramuka diharapkan pola tingkah laku atau tindakan para anggota Gerakan Pramuka akan menjadi lebih baik sesuai dengan tujuan dan sasaran dari Pendidikan Gerakan Pramuka.

Dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, siswa diharapkan mampu mengembangkan potensi yang mereka miliki, baik dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam diri mereka, maupun yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang didapatkannya di dalam kelas, sehingga dapat membantu siswa untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal.

Dengan demikian kerangka pikir penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Pendidikan karakter dalam

kepramukaan

Prestasi belajar PKn


(59)

40

Gambar 1. Kerangka pikir penelitian

I. Hipotesis

Atas dasar kerangka berpikir, maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

H1 : Ada hubungan antara pendidikan karakter dalam kepramukaan dengan

prestasi belajar PKn siswa kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.

H0 : Tidak ada hubungan antara pendidikan karakter dalam kepramukaan

dengan prestasi belajar PKn siswa kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.


(60)

41

BAB III

METODE PENILITIAN

A. Tempat dan Waktu penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Rajabasa Raya Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tahun pelajaran 2014/2015

B. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2013: 6) “Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada giliranya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah

dalam bidang pendidikan”.

Berdasarkan tujuan dalam dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara pendidikan kepramukaan dengan prestasi belajar siswa, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif korelasional. Metode deskripsif adalah prosedur pemecahan


(61)

42

masalah yang diselidiki, dengan menggambarkan/ melukiskan keadaaan objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Sedangkan pengertian korelasional adalah penelitian yang bertujuan untuk menentukan ada tidaknya hubungan dan seberapa jauh suatu hubungan ada antara dua variabel (yang dapat diukur) atau lebih.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Arikunto (2010:115) Populasi adalah “keseluruhan subjek penelitian, apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka ini merupakan penelitian populasi”.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas V di SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung.

Tabel 3.1. Jumlah Siswa Kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya

No Kelas Jumlah

1 V A 40 siswa 2 V B 39 siswa 3 V C 39 siswa Jumlah 118 siswa

Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa populasi dalam penelitian ini berjumlah 118 siswa.


(62)

43

2. Sampel

Arikunto (2010:117) menjelaskan bahwa Sampel adalah “Sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti dengan menggunakan cara-cara

tertentu”.

Arikunto (2010: 174) juga menyatakan bahwa: “untuk sekedar ancar-ancar maka apabila subyek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga peneltian merupakan populasi. Selanjutnya jika jumlah populasinya lebih besar dapat diambil antara 10-15%, atau 20-25% atau lebih”.

Jumlah sampel yang akan di tetapkan dalam penelitian ini adalah sebesar 25%. Dengan demikian jumlah samplenya adalah 25% x 118 = 29.5 atau 30 orang siswa.

Penelitian ini menggunakan teknik Stratified Proporsional Sampling. Menurut Siregar (2010: 146) stratified sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan populasi yang memiliki strata atau tingkatan dan setiap tingkatan memiliki karateristik sendiri.

Proporsi untuk setiap sampel = 30


(63)

44

Tabel 3.2. Sampel berstrata proporsional

No Predikat Anggota

populasi Proporsi

Jumlah sampel (orang)

Kelas

A B C

1 Tinggi 23 0,25 0,25 × 23 = 5,75 = 6 2 0 4 2 Sedang 70 0,25 0,25 × 70 = 17,5 = 18 6 6 6 3 Rendah 25 0,25 0,25 × 25 = 6,25 = 6 2 2 2

Jumlah 118 30 10 8 12

D. Variabel penelitian

Ada dua variabel yang terlibat dalam penelitian ini, yakni variabel bebas dan variabel terikat. Kedua variabel tersebut akan diidentifikasikan ke dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dilambangkan dengan X yaitu variabel penelitian yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas pada penelitian ini adalah: pendidikan karakter dalam kepramukaan.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dilambangkan dengan Y yaitu variabel penelitian yang dipengaruhi oleh variabel lain, sehingga sangat tergantung pada variabel lain. Variabel terikat pada penelitian ini adalah: Prestasi Belajar PKn.


(64)

45

E. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah: 1. Pendidikan Karakter dalam Kepramukaan

Pendidikan Kepramukaan adalah pendidikan yang dilakukan di alam terbuka, di luar lingkungan sekolah dan keluarga yang menantang, menarik, dan menyenangkan dengan menerapkan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan. Kemudian pendidikan karakter adalah proses pembentukan nilai dan sikap yang dapat membentuk pribadi manusia yang utuh dan bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa. Dengan demikian pendidikan karakter dalam kepramukaan adalah proses pembentukan nilai dan sikap yang dapat membentuk pribadi manusia yang dilakukan di alam terbuka, di luar lingkungan sekolah dan keluarga dengan menerapkan prinsip dasar dan metode kepramukaan.


(65)

46

Tabel 3.3. Definisi operasional variabel pendidikan karakter dalam kepramukaan

Variabel Konsep variabel Dharma Indikator

Pendidikan Karakter dalam Kepramukaan (X) Kepramukaan adalah suatu permainan yang mengandung pendidikan, bertujuan untuk meningkatkan karakter anak-anak

dan remaja dan melatih mereka untuk dapat bertanggung jawab di

masa dewasa nanti (Andri Bob Sunardi,

2011:2)

Pertama; Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

Religius Kedua; Cinta alam dan

kasih sayang sesama manusia

Peduli lingkungan Toleransi

Peduli sosial Ketiga; Patriot yang

sopan dan kesatria

Semangat kebangsaan Menghaargai prestasi Keempat; Patuh dan

suka bermusyawarah

Demokratis Kelima; Rela menolong

dan tabah

Rela menolong Keenam; Rajin,

terampil, dan gembira

Kreatif

Gemar membaca Darma ketujuh; Hemat,

cermat dan bersahaja

Hemat Bersahaja Kedelapan; Disiplin,

berani dan setia

Disiplin Kesembilan; Bertanggungjawab dan dapat dipercaya Kerja keras Mandiri Kesepuluh; Suci dalam

pikiran, perkataan dan perbuatan

Jujur

Suci perbuatan

2. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil belajar maksimal yang dicapai oleh seseorang melalui proses aktif dalam memahami dan menguasai materi serta aplikasinya dalam penyelesaian masalah dan untuk mengetahui besarnya penguasaan diperlukan suatu tes. Prestasi belajar diambil dari dokumen nilai raport mata pelajaran PKn pada kelas kelas V A, V B, dan V C. Prestasi belajar ditentukan berdasarkan skor kasar yang diperoleh siswa dari hasil uji coba tes dengan rentang 0 sampai dengan 100. Semakin tinggi skor yang diperoleh seorang siswa berarti semakin baik prestasinya.


(66)

47

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Menurut Sugiyono (2013: 203) observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Jadi dapat dikatakan bahwa metode observasi adalah cara pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan secara cermat dan sistematis disuatu lingkup tertentu.

Peneliti akan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek penelitian berupa pendidikan karakter dalam kepramukaan di SD Negeri 1 Rajabasa Raya dengan menggunakan lembar observasi.

2. Wawancara

Berdasarkan pendapat Sugiyono (2013: 194) wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.

Wawancara ini dilaksanakan dengan bertanya langsung kepada responden. Peneliti melakukan wawancara dengan pembina pramuka untuk mendapatkan informasi tentang kegiatan latihan yang berhubungan dengan pendidikan karkater. Wawancara dilaksanakan pada saat penelitian


(67)

48

pendahuluan untuk mengetahui masalah yang ada di SD Negeri 1 Rajabasa Raya.

3. Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010: 231) teknik dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah, dan bukan berdasarkan perkiraan.

Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data terkait dengan jumlah siswa dan prestasi belajar siswa.

G. Uji Persyaratan Instrumen

Untuk mendapat data yang lengkap, maka alat istrumen harus memenuhi persyaratan yang baik. Istrumen yang baik dalam suatu penelitian harus memenuhi dua syarat validitas dan reliabilitas.

1. Uji Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkatan-tingkatan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Menurut Sugiyono (2012: 352-353) “Validitas terbagi menjadi tiga, yaitu validitas konstruk (contruct validity), validitas isi (content validity), dan validitas eksternal.”


(68)

49

Pada penelitian ini menggunakan pengujian validitas isi (content validity). Sebelum digunakan untuk penelitian, terlebih dahulu instrumen dikonsultasikan dengan ahli (judgment) untuk instrumen observasi.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Menurut Arikunto (2010: 221) bahwa:

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagi alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang reliabel juga.

Reliabilitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur instrumen lembar observasi. Pengujian reliabilitas lembar observasi menggunakan program SPSS versi 16.0 for Windows dengan model Alpha Cronbach’s. Adapun interprestasi reliabilitasnya sebagai berikut:

Tabel 3.4 Interprestasi Reliabilitas Instrumen

Besarnya Nilai Kriteria 0,00 - 0,199 Sangat Rendah 0,20 - 0,399 Rendah 0,40 - 0,599 Sedang 0,60 - 0,799 Tinggi


(69)

50

H. Analisis Data

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data. 1. Analisis tabel

Analisis tabel dalam penelitian ini terdiri dari tabel tunggal dan tabel silang.

Contoh tabel tunggal:

No Kategori Kelas Interval Frekuensi Presentase (%) 1

2 3

JUMLAH Contoh tabel silang:

No Variabel Y Variabel X Jumlah

Tinggi Rendah 1 Baik

2 Cukup 3 Kurang

Jumlah

Dengan menggunakan rumus interval untuk menentukan panjang kelas:

i = �� −��

Keterangan : i = Panjang kelas NT = Data tertinggi NR = Data terandah K = Jumlah kelas


(70)

51

2. Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis hubungan antara pendidikan karakter dalam kepramukaan dengan prestasi belajar siswa adalah dengan menggunakan korelasi spearman rank.

Menurut Sugiyono (2013: 244) dalam korelasi spearman rank, sumber data untuk kedua variabel yang akan dikonversikan dapat berasal dari sumber yang tidak sama, jenis data yang dikorelasikan adalah data ordinal, serta data dari kedua variabel tidak harus membentuk distribusi normal. Jadi korelasi Spearman Rank adalah bekerja dengan data ordinal atau berjenjang atau ranking, dan bebas distribusi.

Adapun rumusnya adalah sebagai berikut

Keterangan:

⍴ = koefisien korelasi Spearman Rank d = perbedaan setiap pasang jenjang n = jumlah pasang jenjang

1 dan 6 adalah konstanta (Husin dan Thoha, 1995: 184)

⍴= 6 d

2 �(�21)


(71)

66

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan di Bab IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

“Terdapat hubungan yang positif dan erat antara pendidikan karakter

dalam kepramukaan dengan prestasi belajar PKn siswa kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015”.

B. Saran-Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas, maka dapat diajukan saran-saran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya mata pelajaran PKn siswa kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi siswa

a. Siswa diharapkan untuk meningkatkan prestasi belajar nya tidak hanya pada mata pelajara PKn tetapi pada mata pelajaran lainnya.


(72)

67

b. Siswa diharapkan memotivasi dirinya sendiri untuk giat dalam belajar dan dalam kegiatan apapun di sekolah khususnya kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Karena pendidikan tidak hanya diperoleh dari kegiatan pembelajaran tetapi juga dengan kegiatan di luar pelajaran yang dapat memberikan pengaruh positif bagi siswa.

2. Bagi Guru dan Sekolah

a. Guru diharapkan lebih meningkatkan kemampuan dalam membentuk karakter siswa. Caranya dapat dengan menambah pengetahuan dalam hal kegiatan ekstrakurikuler seperti pendidikan kepramukaan ataupun dalam kegiatan kurikuler diberikan penguatan positif dan penegasan terhadap setiap kesalahan siswa. Karena karakter yang baik dapat terbentuk melalui pengaruh guru yang dapat memberikan rasa nyaman kepada siswa.

b. Pihak sekolah diharapkan memberikan fasilitas yang lengkap dalam setiap kegiatan ekstrakurikuler terutama ekstrakurikuler pramuka agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik dan mendapatkan hasil yang baik pula. Selanjutnya pihak sekolah juga dapat memberikan jam tambahan atau kegiatan di luar proses pembelajaran agar kegiatan yang dilaksanakan tepat tujuannya untuk kebaikan peserta didik.


(73)

68

3. Bagi Peneliti Lain

Bagi peneliti lain atau berikutnya yang melakukan penelitian dibidang ini, diharapkan penelitian ini dapat menjadi gambaran, informasi dan masukan tentang hubungan antara pendidikan karakter dalam kepramukaan dengan prestasi belajar PKn siswa kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya Tahun Ajaran 2014/2015.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan di Bab IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

“Terdapat hubungan yang positif dan erat antara pendidikan karakter

dalam kepramukaan dengan prestasi belajar PKn siswa kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015”.

B. Saran-Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas, maka dapat diajukan saran-saran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya mata pelajaran PKn siswa kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi siswa

a. Siswa diharapkan untuk meningkatkan prestasi belajar nya tidak hanya pada mata pelajara PKn tetapi pada mata pelajaran lainnya.


(2)

b. Siswa diharapkan memotivasi dirinya sendiri untuk giat dalam belajar dan dalam kegiatan apapun di sekolah khususnya kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Karena pendidikan tidak hanya diperoleh dari kegiatan pembelajaran tetapi juga dengan kegiatan di luar pelajaran yang dapat memberikan pengaruh positif bagi siswa.

2. Bagi Guru dan Sekolah

a. Guru diharapkan lebih meningkatkan kemampuan dalam membentuk karakter siswa. Caranya dapat dengan menambah pengetahuan dalam hal kegiatan ekstrakurikuler seperti pendidikan kepramukaan ataupun dalam kegiatan kurikuler diberikan penguatan positif dan penegasan terhadap setiap kesalahan siswa. Karena karakter yang baik dapat terbentuk melalui pengaruh guru yang dapat memberikan rasa nyaman kepada siswa.

b. Pihak sekolah diharapkan memberikan fasilitas yang lengkap dalam setiap kegiatan ekstrakurikuler terutama ekstrakurikuler pramuka agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik dan mendapatkan hasil yang baik pula. Selanjutnya pihak sekolah juga dapat memberikan jam tambahan atau kegiatan di luar proses pembelajaran agar kegiatan yang dilaksanakan tepat tujuannya untuk kebaikan peserta didik.


(3)

3. Bagi Peneliti Lain

Bagi peneliti lain atau berikutnya yang melakukan penelitian dibidang ini, diharapkan penelitian ini dapat menjadi gambaran, informasi dan masukan tentang hubungan antara pendidikan karakter dalam kepramukaan dengan prestasi belajar PKn siswa kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Raya Tahun Ajaran 2014/2015.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Widodo, Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. PT Rineka Cipta: Jakarta

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Edisi VI. Rineka Cipta: Jakarta Aqib, Zainal & Sujak. 2011. Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter. Yrama

Widya: Bandung

Budiningsih, C. Asri. 2005. Belajar dan pembelajaran. PT. Rineka Cipta: Jakarta Darmawan, Ade. 2011. Peranan Pendidikan Kepramukaan dalam Meningkatkan

Prestasi Belajar Siswa di MA Daarul ‘Uluum Lido Bogor. Skripsi Universitas

Islam Negeri Jakarta. Bogor

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5256/1/ADE%20DA RMAWAN-FITK diakses pada tanggal 4 Februari 2015 pukul 21.10

Daryanto dkk. 2013. Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Gava Media: Yogyakarta

Djamarah, Saiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Rineka Cipta: Jakarta.

Djamarah, Saiful Bahri dan Zain, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta: Jakarta

Kartikaningsih .2010. Hubungan Antara Kegiatan Pramuka dan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan dengan Partisipasi Siswa dalam Menjaga pelestarian Lingkungan Sekolah Di SMP N 1 Karanganyar Kabupaten Pekalongan Tahun 2010/2011. Skripsi Universitas Sebelas Maret. Pekalongan. http://pasca.uns.ac.id/?p=1608 diakses pada tanggal 4 Februari 2015 pukul 21.30

Kadir, Abdul dkk. 2012. Dasar-dasar pendidikan. Prenada Media Grup: Jakarta Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2009. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah


(5)

Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DKI Jakarta. 2004. Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar. Kwartir daerah DKI Jakarta: Jakarta

Mudyahardjo, Redja. 2001. Pengantar Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Bumi Aksara: Jakarta

Permendiknas No 22 tahun 2006 tentang Standar Isi. Lampiran Standar Isi Pendidikan Kewarganegaraan

Rosyadi, Akhmad Faiz Abror. 2012. Pengaruh Minat Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan Terhadap Kedisiplinan Pada Siswa Kelas V Sd Se Gugus II Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo. Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta. Kulon Progo. http://eprints.uny.ac.id/9694/1/Cover%20-%2008108249116.pdf diakses pada tanggal 4 Februari 2015 pukul 21.45 Sardiman, A. M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja Grafindo

Persada: Jakarta

Sayuti, Husin dan Jaya, M. Thoha B. Sampurna. 1995. Metode Penelitian Sosial dan Humaniora. Indra Jaya CV: Bandar Lampung.

Siregar, Syofian. 2010. Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Rajawali Pers: Jakarta Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhi. Rineka Cipta:

Jakarta

Sukardjo, M dan Komarudin Ukim. 2012. Landasan pendidikan. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta: Bandung

Sunardi, Andri Bob. 2013. Boyman Ragam Latih Pramuka. Nuansa Muda: Bandung Surya, Mohamad. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Pustaka Bani

Quraisy: Bandung

Syah, Muhibbin. 2011. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. PT Remaja Rosdakarya: Bandung


(6)

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka: Jakarta

Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. PT. Grasindo: Jakarta

Universitas Lampung. 2011. Format penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung: Bandar Lampung

UU Sisdiknas, Undang-undang No. 20 tahun 2003, Fokusmedia: Bandung

Wiyani, Novan Ardy. 2012. Pendidikan Karakter dan Kepramukaan. Citra Aji Parama: Yogyakarta.


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN VERBAL (BAHASA) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SDN KEBONSARI 03 TAHUN PELAJARAN 2015/2016

1 5 76

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KOTABUMI LAMPUNG UTARA TAHUN PELAJARAN 2011-2012

0 14 72

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI ORANG TUA DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS V SD NEGERI 4 NATAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

2 18 52

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN KEBIASAAN MEMBACA SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI DI KECAMATAN LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

2 17 67

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KEPRAMUKAAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PKN SISWA KELAS V SD NEGERI 1 RAJABASA RAYA TAHUN PELAJARAN 20014/2015

1 15 76

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 1 RAJABASA RAYA KOTA BANDAR LAMPUNG

6 60 62

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 RAJABASA RAYA KOTA BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 20014/2015

5 58 71

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 RAJABASA RAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 8 51

HUBUNGAN ANTARA DISIPLIN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN 1 RAJABASA RAYA KECAMATAN RAJA BASA KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 6 54

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 1 LABUHAN RATU KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 20014/2015

2 8 64