Hasil Pengujian Validitas Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Fikri Triputera, 2014 Pengaruh marketing communications mix terhadap customer-based brand equity Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Wawancara terstruktur, yang digunakan apabila telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang diperoleh b. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap dengan pengumpulan datanya.

3.2.7 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Data mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam suatu penelitian, karena menggambarkan variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai pembentuk hipotesis. Oleh karena itu, diperlukan pengujian data untuk mendapatkan mutu yang baik. Untuk menguji layak atau tidaknya instrumen penelitian kuesioner yang disebarkan kepada responden dilakukan dua tahap pengujian yakni uji validitas dan realibilitas. Keberhasilan mutu hasil penelitian dipengaruhi oleh data yang valid dan reliabel . Oleh karena itu dibutuhkan instrumen penelitian yang valid dan reliabel. Penelitian ini menggunakan data interval yaitu data yang menunjukan jarak antara satu dengan yang lain dan mempunyai bobot yang sama serta menggunakan skala pengukuran semantic differential . Uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu software komputer program SPSS Statistical Product for Service Solutions 21.0 for windows .

3.2.7.1 Hasil Pengujian Validitas

Penelitian mengenai pengaruh marketing communications mix terhadap customer-based brand equity pada industri minuman isotonik. dilakukan untuk Fikri Triputera, 2014 Pengaruh marketing communications mix terhadap customer-based brand equity Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mengetahui apakah antara variabel marketing communications mix X ada pengaruhnya atau tidak terhadap variabel customer-based brand equity Y, dengan menafsirkan data yang terkumpul dari responden melalui kuesioner. Menurut Sherr L.Jackson 2012:85, “ Validity is an indication of whether the instrument measuring what it claims to mea sure . Validitas adalah indikasi apakah instrumen mengukur apa yang dikatakannya untuk diukur. Pengujian validitas instrumen dilakukan untuk menguji bahwa terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Selanjutnya, Malhotra 2009:316 mengemukakan “Validitas dapat didefinisikan sebagai sejauh mana perbedaan benar dalam apa yang sedang diukur bukan kesalahan sistematis atau acak”. Uji validitas yang dilakukan bertujuan untuk menguji sejauh mana item kuisioner yang valid dan mana yang tidak. Hal ini dilakukan dengan mencari korelasi setiap item pertanyaan dengan skor total pertanyaan untuk hasil jawaban responden yang mempunyai skala pengukuran interval. Adapun rumus yang dapat digunakan adalah rumus Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut: Sugiyono, 2013:248 Keterangan : r = Koefisien validitas item yang dicari X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item Y = Skor Total ∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑ ∑ ∑ Fikri Triputera, 2014 Pengaruh marketing communications mix terhadap customer-based brand equity Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ∑ = Jumlah skor dalam distribusi X ∑ = Jumlah skor dalam distribusi Y ∑ = Jumlah kuadrat dalam distribusi X ∑ = Jumlah kuadrat dalam distribusi Y n = Banyak responden Keputusan pengujian validitas responden menggunakan taraf signifikansi sebagai berikut: 1. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan valid jika lebih besar dari atau 2. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan tidak valid jika lebih kecil atau sama dengan atau ≤ Perhitungan validitas instrumen dilakukan dengan bantuan program SPSS 21.0 for Windows . Besarnya koefisiensi korelasi diinterpretasikan dengan menggunakan Tabel 3.5 di bawah ini. TABEL 3.5 INTERPRETASI BESARNYA KOEFISIEN KORELASI INTERVAL KOEFISIEN TINGKAT HUBUNGAN Antara 0,700 sampai dengan 1,000 Sangat Tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,500 Tinggi Antara 0,500 sampai dengan 0,400 Agak Tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,300 Sedang Antara 0,300 sampai dengan 0,200 Agak Tidak Tinggi Antara 0,200 sampai dengan 0,100 Tidak Tinggi Antara 0,100 sampai dengan 0,000 Sangat Tidak Tinggi Sumber: Suharsimi Arikunto 2010:245 Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisa tes ini adalah teknik korelasi biasa, yakni korelasi antara skor-skor tes yang divalidasikan dengan skor-skor tes tolak ukurnya dari peserta yang sama. Selanjutnya perlu diuji apakah koefisien validitas tersebut signifikan terhadap taraf signifikan tertentu, Fikri Triputera, 2014 Pengaruh marketing communications mix terhadap customer-based brand equity Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu artinya adanya koefesien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan, diuji dengan rumus statistik t sebagai berikut: √ √ Sumber : Sugiyono 2013:257 Keputusan pengujian validitas menggunakan taraf signifikansi dengan kriteria sebagai berikut: 1. Nilai t dibandingkan dengan harga t tabel dengan dk = n-2 dan taraf signifikasi a = 0,05 2. Jika t hitung t tabel 3. Jika t hitung t tabel maka soal tersebut tidak valid Pengujian validitas diperlukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan untuk mencari data primer dalam sebuah penelitian dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya terukur. Dari penelitian ini yang akan diuji adalah validitas dari marketing communications mix sebagai variabel X, customer- based brand equity sebagai variabel Y. Jumlah pertanyaan untuk variabel X adalah 22, sedangkan pertanyaan untuk variabel Y berjumlah 18. Berikut Tabel 3.6 hasil uji validitas marketing communications mix . TABEL 3.6 HASIL PENGUJIAN VALIDITAS MARKETING COMMUNICATIONS MIX No Pertanyaan r hitung r tabel Ket Advertising 1 Kejelasan informasi mengenai minuman isotonik di televisi 0,696 0,374 Valid 2 Daya tarik bintang iklan minuman isotonik di televisi 0,449 0,374 Valid Fikri Triputera, 2014 Pengaruh marketing communications mix terhadap customer-based brand equity Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No Pertanyaan r hitung r tabel Ket 3 Frekuensi iklan minuman isotonik di televisi 0,452 0,374 Valid 4 Daya tarik visual iklan minuman isotonik di media cetak 0,613 0,374 Valid 5 Daya tarik visual iklan minuman isotonik di billboard 0,498 0,374 Valid 6 Penempatan iklan minuman isotonik di billboard 0,532 0,374 Valid Public Relations 7 Daya tarik terhadap events yang diselenggarakan perusahaan 0,710 0,374 Valid 8 Ketepatan sasaran events yang diselenggarakan 0,589 0,374 Valid Interactive Marketing 9 Kemudahan penyebaran informasi mengenai produk melalui sosial media 0,700 0,374 Valid 10 Kejelasan informasi yang diperoleh mengenai produk melalui sosial media 0,753 0,374 Valid 11 Kemudahan untuk berinteraksi dengan perusahaan melalui sosial media 0,459 0,374 Valid 12 Frekuensi interaksi antara perusahaan dengan pelanggan melalui sosial media 0,770 0,374 Valid Personal Selling 13 Kejelasan informasi yang diberikan SPG mengenai produk 0,664 0,374 Valid 14 Kecepatan pelayanan SPG 0,558 0,374 Valid Sales Promotions 15 Kemenarikan potongan harga produk minuman isotonik 0,781 0,374 Valid 16 Kemenarikan hadiah yang diberikan melalui program berhadiah 0,585 0,374 Valid Word-of-Mouth Marketing 17 Ketepatan penyebaran informasi mengenai produk melalui mulut-ke-mulut 0,530 0,374 Valid 18 Frekuensi penyebaran informasi mengenai produk dari pihak lain 0,483 0,374 Valid Event and Experiences 19 Relevansi event yang disponsori 0,819 0,374 Valid 20 Daya tarik event yang disponsori 0,557 0,374 Valid Direct Marketing 21 Kemudahan untuk melakukan komunikasi langsung dengan perusahaan melalui website 0,488 0,374 Valid 22 Interaksi pemasaran langsung dengan perusahaan melalui website 0,450 0,374 Valid Hasil Pengolahan Data 2014 Menggunakan SPSS 2.1 For Windows Fikri Triputera, 2014 Pengaruh marketing communications mix terhadap customer-based brand equity Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Berdasarkan kuesioner yang diuji sebanyak 30 responden dengan tingkat signifikansi 5 dan derajat bebas df n-2 30-2=28, maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,374, dari tabel hasil pengujian validitas diketahui bahwa pernyataan- pernyataan yang diajukan kepada responden seluruhnya dinyatakan valid karena memiliki r hitung lebih besar dari r tabel sehingga pernyataan-pernyataan tersebut dapat dijadikan alat ukur terhadap konsep yang seharusnya diukur. Tabel 3.6 pada instrumen variabel marketing communications mix dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada dimensi event and experiences dengan item pertanyaan relevansi event yang disponsori yang bernilai 0,819, sedangkan nilai terendah terdapat pada dimensi advertising dengan pertanyaan daya tarik bintang iklan minuman isotonik di televisi yang bernilai 0,449. Hasil uji coba penelitian untuk variabel customer-based brand equity berdasarkan hasil perhitungan validitas item instrumen yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 21.0 for windows menunjukan bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner valid karena skor lebih besar jika dibandingkan dengan yang bernilai 0,374. Berikut ini Tabel 3.7 mengenai hasil uji validitas variabel customer-based brand equity yang pada penelitian ini dijadikan sebagai variabel Y . TABEL 3.7 HASIL PENGUJIAN VALIDITAS CUSTOMER-BASED BRAND EQUITY No Pertany aan r hitung r tabel Ket Brand Salience 1 Kemampuan mengenali merek minuman isotonik tanpa bantuan orang lain dalam berbagai situasi 0,688 0,374 Valid 2 Frekuensi mengingat merek minuman isotonik 0,476 0,374 Valid Fikri Triputera, 2014 Pengaruh marketing communications mix terhadap customer-based brand equity Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No Pertany aan r hitung r tabel Ket dalam berbagai situasi Brand Performance 3 Kesesuaian fungsi merek minuman isotonik sebagai minuman pengganti cairan tubuh 0,729 0,374 Valid 4 Ketahanan penggunaan merek minuman isotonik 0,672 0,374 Valid 5 Kesesuaian antara harga dengan fungsi merek minuman isotonik 0,783 0,374 Valid 6 Kesesuaian antara harga dengan fungsi merek dibandingkan dengan merek minuman isotonik lain 0,663 0,374 Valid Brand Imagery 7 Kualitas merek sebagai minuman isotonik 0,869 0,374 Valid 8 Keunikan merek sebagai identitas produk minuman isotonik 0,705 0,374 Valid 9 Kelayakan merek sebagai minuman isotonik 0,715 0,374 Valid Brand Judgments 10 Penilaian kualitas merek sebagai minuman isotonik 0,889 0,374 Valid 11 Penilaian keunikan merek sebagai identitas produk minuman isotonik 0,721 0,374 Valid 12 Penilaian kelayakan merek sebagai minuman isotonik 0,800 0,374 Valid Brand Feelings 13 Kenyamanan menggunakan merek 0,810 0,374 Valid 14 Kegembiraan menggunakan merek 0,688 0,374 Valid 15 Kesenangan menggunakan merek 0,704 0,374 Valid Brand Resonance 16 Pembelian ulang terhadap minuman isotonik 0,708 0,374 Valid 17 Kesukaan terhadap minuman isotonik 0,775 0,374 Valid 18 Keinginan untuk merekomendasikan merek minuman isotonik kepada orang lain 0,749 0,374 Valid Hasil Pengolahan Data 2014 Menggunakan SPSS 2.1 For Windows Tabel 3.7 pada instrumen variabel brand judgements dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada indikator penilaian kualitas merek sebagai minuman isotonik yang bernilai 0,889, sedangkan nilai terendah pada variabel brand salience terdapat pada indikator frekuensi mengingat merek minuman isotonik dalam berbagai situasi yang bernilai 0,476. Fikri Triputera, 2014 Pengaruh marketing communications mix terhadap customer-based brand equity Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2.7.2 Hasil Pengujian Reliabilitas