Hasil Pengujian Validitas Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Silmi Hibban Falah, 2015 Pengaruh Kejenuhan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Bagian Perawat Pelaksana Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2.7.1 Hasil Pengujian Validitas

Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu menunjukan apa yang ingin diukur. Setiap item yang telah disusun dalam kuesioner harus mengukur apa yang ingin diukur peneliti. Kuesioner riset dikatakan valid apabila instrumen benar-benar mampu mengukur besarnya nilai variabel yang diteliti yang mengandung faktor ketepatan dan faktor kecermatan Janet M. Ruane, 2013:159. Sugiyono 2014:361 validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Penguji validitas instrumen dilakukan untuk menguji bahwa terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Uji validitas yang dilakukan bertujuan untuk menguji sejauh mana item kuesioner yang valid dan mana yang tidak. Hal ini dilakukan dengan mencari korelasi setiap item pertanyaan dengan skor total pertanyaan untuk hasil jawaban responden. Adapun rumus yang dapat digunakan menurut Sugiyono 2012:241 adalah rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut: Keterangan: r = Koefisien validitas item yang dicari x = Skor yang diperoleh subjek seluruh item y = Skor total ∑ X = Jumlah skor dalam distribusi X � n − � − � − Silmi Hibban Falah, 2015 Pengaruh Kejenuhan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Bagian Perawat Pelaksana Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ∑ Y = Jumlah skor dalam distribusi Y ∑ X 2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X ∑ Y 2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y n = Banyaknya responden Keputusan pengujian validitas responden menggunakan taraf signifikasi sebagai berikut: 1. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan valid jika r hitung lebih besar dari r tabel atau r hitung r tabel . 2. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan tidak valid jika r hitung lebih kecil atau sama dengan r tabel atau r hitung r tabel . Perhitungan validitas instrumen dilakukan dengan bantuan program SPSS 21.0 for windows. Besarnya koefisiensi korelasi diinterpretasikan dengan menggunakan Tabel 3.3berikut ini: TABEL 3.3 INTERPRETASI BESARNYA KOEFISIEN KORELASI INTERVAL KOEFISIEN TINGKAT HUBUNGAN Antara 0,700 sampai dengan 1,000 Sangat Tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,500 Tinggi Antara 0,500 sampai dengan 0,400 Agak Tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,300 Sedang Antara 0,300 sampai dengan 0,200 Agak Tidak Tinggi Antara 0,200 sampai dengan 0,100 Tidak Tinggi Antara 0,100 sampai dengan 0,000 Sangat Tidak Tinggi Sumber: Suharsimi Arikunto 2010:245 Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisa tes ini adalah teknik korelasi biasa, yakni korelasi antara skor-skor tes yang divalidasikan dengan skor-skor tes tolak ukurnya dari peserta yang sama. Selanjutnya perlu diuji Silmi Hibban Falah, 2015 Pengaruh Kejenuhan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Bagian Perawat Pelaksana Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu apakah koefisien validitas tersebut signifikan terhadap taraf signifikan tertentu, artinya adanya koefesien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan. Keputusan pengujian validitas menggunakan taraf signifikansi dengan kriteria sebagai berikut: 1. Nilai t dibandingkan dengan harga t tabel dengan dk = n-2 dan taraf signifikasi a = 0,05 2. Jika t hitung t tabel maka soal tersebut valid 3. Jika t hitung t tabel maka soal tersebut tidak valid Pengujian validitas diperlukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan untuk mencari data primer dalam sebuah penelitian dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya terukur. Dari penelitian ini yang akan diuji adalah validitas dari kejenuhan kerja sebagai variabel X, dan kepuasan kerja karyawan sebagai variabel Y. Jumlah pertanyaan untuk variabel X adalah 21 item sedangkan untuk item pertanyaan variabel Y berjumlah 18 item. Hasil uji validitas untuk semua variabel adalah valid, berikut Tabel 3.4 dan Tabel 3.5 hasil uji validitas. TABEL 3.4 HASIL PENGUJIAN VALIDITAS KEJENUHAN KERJA No PERNYATAAN r hitung r tabel Ket. KEJENUHAN KERJA BURNOUT Emotional Exhausting Kelelahan Emosional 1 Pekerjaan yang dilaksanakan tidak menimbulkan lelah dan capek yang berlebih 0,589 0,374 Valid 2 Tugas yang diberikan tidak terlalu berat 0,855 0,374 Valid 3 Pembagian jadwal kerja karyawan sangat jelas 0,572 0,374 Valid 4 Banyaknya tugas yang diberikan sesuai dengan kesanggupan untuk menyelesaikan tugas 0,761 0,374 Valid Silmi Hibban Falah, 2015 Pengaruh Kejenuhan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Bagian Perawat Pelaksana Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No PERNYATAAN r hitung r tabel Ket. 5 Mengesampingkan aturan agar dapat menyelesaikan tugas lainnya 0,723 0,374 Valid 6 Melakukan pekerjaan yang diterima oleh satu pihak tetapi tidak diterima pihak lain 0,807 0,374 Valid 7 Melakukan tugas yang seharusnya tidak dilakukan 0,730 0,374 Valid Depersonalization Depersonalisasi 8 Beban cukup berat menyebabkan mudah marah, pusing dan depresi 0,727 0,374 Valid 9 Sanggup melakukan tugas baru yang belum dipelajari sebelumnya 0,614 0,374 Valid 10 Tugas yang baru diberikan sesuai dengan jadwal dan ketetapan aturan 0,486 0,374 Valid 11 Memuaskan berbagai tuntutan yang tidak cocok atau bertentangan dari berbagai orang. 0,621 0,374 Valid 12 Bekerja sama dengan karyawan lain lebih membantu menyelesaikan tugas yang diberikan 0,636 0,374 Valid 13 Informasi yang mudah didapatkan untuk menyelesaikan pekerjaan 0,775 0,374 Valid 14 Tugas tambahan yang diterima dari divisi lain sesuai dengan Informasi yang didapatkan. 0,729 0,374 Valid Low Personal Accomplishment Rendahnya Prestasi Diri Sendiri 15 Merasa gagal dalam bekerja karena merasa kurang kompeten 0,673 0,374 Valid 16 Kemudahan mendapatkan informasi tentang pekerjaan 0,781 0,374 Valid 17 Kesanggupan mental bila melakukan kesalahan saat bertugas 0,869 0,374 Valid 18 Tanggung jawab peran sebagai perawat dilakukan berdasarkan aturan yang ditetapkan 0,413 0,374 Valid 19 Tugas yang dilakukan tidak membebankan hal lainnya 0,450 0,374 Valid 20 Beban kerja yang ditanggung sesuai peran 0,461 0,374 Valid 21 Melakukan tuntutan peran yang tidak seharusnya 0,402 0,374 Valid Hasil Pengolahan Data 2014 Menggunakan SPSS 2.1 For Windows Berdasarkan kuisioner yang diuji sebanyak 30 responden dengan tingkat signifikansi 5 dan derajat bebas df n-2 30-2=28, maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,374, dari tabel hasil pengujian validitas diketahui bahwa pernyataan- pernyataan yang diajukan kepada responden seluruhnya dinyatakan valid karena Silmi Hibban Falah, 2015 Pengaruh Kejenuhan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Bagian Perawat Pelaksana Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu memiliki r hitung lebih besar dari r tabel sehingga pernyataan-pernyataan tersebut dapat dijadikan alat ukur terhadap konsep yang seharusnya diukur. Tabel 3.4 pada instrumen variabel kejenuhan kerja dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada indikator kesanggupan mental bila melakukan kesalahan saat bertugas yaitu bernilai 0,869, sedangkan nilai terendah adalah pada indikator melakukan tuntutan peran yang tidak seharusnya yang bernilai 0,402 maka dapat diinterpretasikan korelasinya agak tinggi. Selanjutnya hasil uji coba penelitian untuk variabel kepuasan kerja karyawan, lebih rincinya dapat dilihat pada Tabel 3.5 sebagai berikut. TABEL 3.5 HASIL PENGUJIAN VALIDITAS KEPUASAN KERJA KARYAWAN No PERNYATAAN r hitung r tabel Ket. KEPUASAN KERJA KARYAWAN Pekerjaan Job 1 Merasa puas dengan pekerjaan yang dilakukan 0,769 0,374 Valid 2 Tidak merasa kesulitan dalam mengerjakan tugas 0,656 0,374 Valid GajiUpah Pay 3 Gaji yang diterima sesuai jabatan 0,708 0,374 Valid 4 Gaji yang diterima dapat memenuhi kebutuhan 0,874 0,374 Valid 5 Gaji yang diterima diberikan tepat waktu 0,798 0,374 Valid Promosi Promotion 6 Perawat berprestasi selalu mendapatkan promosi jabatan dari pihak manajemen RSJ 0,869 0,374 Valid 7 Tersedia kejelasan sistem penjenjangan karier keperawatan 0,634 0,374 Valid 8 Setiap tugas yang diberikan dapat diselesaikan secara baik menimbulkan rasa puas 0,938 0,374 Valid 9 Tersedianya sistem pengembangan pendidikan yang baik 0,944 0,374 Valid 10 Atasan selalu melibatkan dalam pengambilan keputusan dengan baik 0,894 0,374 Valid Supervisi Supervision 11 Merasa senang atas perhatian manajemen dalam membimbing bawahannya 0,888 0,374 Valid 12 Sistem pengawasan sudah terencana dengan baik 0,742 0,374 Valid 13 Diberi tugas karena diakui mampu oleh atasan 0,932 0,374 Valid Silmi Hibban Falah, 2015 Pengaruh Kejenuhan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Bagian Perawat Pelaksana Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No PERNYATAAN r hitung r tabel Ket. 14 Atasan selalu melakukan evaluasi dengan baik terhadap keterampilan perawat 0,925 0,374 Valid 15 Melalui bimbingan dengan atasan memberikan rasa puas karena menjadi lebih jelas 0,406 0,374 Valid Rekan Kerja Co-Workers 16 Berdiskusi dengan sesama perawat adalah cara belajar yang baik 0,436 0,374 Valid 17 Kerja sama dengan perawat lainnya terjalin baik 0,390 0,374 Valid 18 Keakraban dengan perawat lainnya sangat erat. 0,430 0,374 Valid Hasil Pengolahan Data 2014 Menggunakan SPSS 21.0 For Windows Tabel 3.5 pada instrumen variabel kepuasan kerja karyawan dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada indikator Tersedianya sistem pengembangan pendidikan yang baik yaitu bernilai 0,944, sedangkan nilai terendah adalah pada indikator Kerjasama dengan perawat lainnya terjalin baik yang bernilai 0,390 maka dapat diinterpretasikan korelasinya relatif tinggi.

3.2.7.2 Hasil Pengujian Reliabilitas