6 7 6 7
6 7 6 7
6 7
Bab 4 Pe ristiwa-Pe ristiwa Po litik dan Eko no mi Indo ne sia Pasc a Pe ngakuan Ke daulatan
Ajang Kreasi Ajang Kreasi
Ajang Kreasi Ajang Kreasi
Ajang Kreasi
Kehidupan Ekonomi M asyarakat Indonesia Kehidupan Ekonomi M asyarakat Indonesia
Kehidupan Ekonomi M asyarakat Indonesia Kehidupan Ekonomi M asyarakat Indonesia
Kehidupan Ekonomi M asyarakat Indonesia Pasca Pengakuan Kedaulat an
Pasca Pengakuan Kedaulat an Pasca Pengakuan Kedaulat an
Pasca Pengakuan Kedaulat an Pasca Pengakuan Kedaulat an
B.
Pasca pengakuan kedaulatan pada tanggal 27 Desember 1949, permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia di bidang
ekonomi sangatlah kompleks. Berikut ini masalah-masalah tersebut. Lihat tabel 4.1.
Tabel 4.1 Permasalahan Ekonomi Pasca Pengakuan Kedaulatan
Kalian telah mempelajari bahwa konstitusi yang pernah berlaku di negara kita ada tiga yaitu UUD 1945, Konstitusi RIS, dan UUDS 1950. Apakah isi ketiga konstitusi
sama? Agar kalian mengetahui isi dan perbedaannya, maka buatlah kelompok yang terdiri dari 4 - 5 anggota kemudian buatlah analisis ketiga konstitusi tersebut baik dari
segi jumlah pasal, pembukaan, maupun contoh isi batang tubuhnya
1. Belum terwujudnya kemerdekaan ekonomi
Kondisi perekonomian Indonesia pasca pengakuan kedaulatan masih dikuasai oleh asing. Untuk itu para ekonom menggagas untuk mengubah struktur ekonomi kolonial menjadi
ekonomi nasional. Salah satu tokoh ekonom itu adalah Sumitro Djoyohadikusumo. Ia berpendapat bahwa bangsa Indonesia harus selekasnya ditumbuhkan kelas pengusaha.
Pengusaha yang bermodal lemah harus diberi bantuan modal. Program ini dikenal dengan gerakan ekonomi Program Benteng. Tujuannya untuk melindungi usaha-usaha pribumi.
Ternyata program benteng mengalami kegagalan. Banyak pengusaha yang menyalahgunakan bantuan kredit untuk mencari keuntungan secara cepat.
2. Perkebunan dan instalasi-instalasi industri rusak
Akibat penjajahan dan perjuangan fisik, banyak sarana prasarana dan instalasi industri mengalami kerusakan. Hal ini mengakibatkan kemacetan dalam bidang industri, kondisi ini
mempengaruhi perekonomian nasional.
3. Jumlah penduduk meningkat cukup tajam
Pada pasca pengakuan kedaulatan, laju pertumbuhan penduduk meningkat. Pada tahun 1950 diperkirakan penduduk Indonesia sekitar 77,2 juta jiwa. Tahun 1955 meningkat menjadi
85,4 juta. Laju pertumbuhan penduduk yang cepat berakibat pada peningkatan impor makanan. Sejalan dengan pertumbuhan penduduk kebutuhan akan lapangan kerja meningkat. Kondisi
tersebut mendorong terjadinya urbanisasi.
4. Utang negara meningkat dan inflasi cukup tinggi
Setelah pengakuan kedaulatan, ekonomi Indonesia tidak stabil. Hal itu ditandai dengan meningkatnya utang negara dan meningginya tingkat inflasi. Utang Indonesia meningkat
karena Ir. Surachman selaku Menteri Keuangan saat itu mencari pinjaman ke luar negeri untuk mengatasi masalah keuangan negara. Sementara itu, tingkat inflasi Indonesia meninggi
karena saat itu barang-barang yang tersedia di pasar tidak dapat mencukupi kebutuhan masyarakat. Akibatnya, harga barang-barang kebutuhan naik. Untuk mengurangi inflasi,
pemerintah melakukan sanering pada tanggal 19 Maret 1950. Sanering adalah kebijakan pemotongan uang. Uang yang bernilai Rp,5,- ke atas berlaku setengahnya.
5. Defisit dalam perdagangan internasional