Proses Kerja Public Relations Pada Divisi Media Relations PT. Nusantara Infrastructure Tbk Melalui Dialogue Series Dalam Meningkatkan Infrastruktur di Indonesia

(1)

Meningkatkan Infrastruktur di Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Kehumasan

Oleh :

ANNA MAGDALENA SIMAMORA NIM : 41810138

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(2)

175

Nama : Anna Magdalena Simamora

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Belum Menikah

Tempat Tanggal Lahir :Bandung, 23 September 1992

Umur : 21 Tahun

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jln. Peta (Babakan Tarogong) Gg. Bojong Asih RT 01 / RW 04 No. 19 Bandung

Telp/HP : 088218667987


(3)

Pendidikan Formal

Pengalaman Organisasi

No. Uraian Tahun

1. Anggota Organisasi Ekstrakulikuler Bahasa Jepang 2005-2006

2. Anggota Organisasi Pramuka 2007-2010

3. Anggota Choir HKBP Bandung Barat 2006-Sekarang 4. Anggota Protokoler Universitas Komputer Indonesia 2011-Sekarang

Pengalaman Kegiatan

No. Tahun Uraian Keterangan

1. 2010 Peserta Table Manner di Amaroossa Hotel Bersertifikat 2. 2010 Peserta Seminar Fotografi Tekhnik dan

Bahasa Foto

Bersertifikat

3. 2010-2013 Dan lain-lain

No. Tempat Tahun

1. TK Gracia Bandung 1997-1998

2. SD Katholik Kanisius Semarang 1998-2000

3. SD Gracia Bandung 2000-2004

4. SMPN 11 Bandung 2004-2007

5. SMA Advent Bandung 2007-2010


(4)

x

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

LEMBAR PERSEMBAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 10

1.2.1 Pertanyaan Mikro ... 10

1.2.2 Pertanyaan Makro ... 11

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 11

1.3.1 Maksud Penelitian ... 11

1.3.2 Tujuan Penelitian... 12

1.4 Kegunaan Penelitian ... 12


(5)

xi

2.1 Tinjauan Pustaka ... 15

2.1.1 Tinjauan Tentang Peneliti Terdahulu ... 15

2.1.2 Tinjauan Tentang Ilmu Komunikasi ... 19

2.1.2.1 Pengertian Komunikasi ... 19

2.1.2.2 Komponen-Komponen Komunikasi ... 23

2.1.2.3 Komunikator dan Komunikan ... 23

2.1.2.4 Pesan ... 24

2.1.2.5 Media ... 25

2.1.2.6 Efek ... 25

2.1.2.7 Tujuan Komunikasi ... 26

2.1.2.8 Ruang Lingkup Komunikasi ... 27

2.1.2.9 Fungsi Komunikasi ... 31

2.1.2.10 Proses Komunikasi ... 31

2.1.3 Tinjauan Tentang Public Relations ... 32

2.1.3.1 Pengertian Public Relations ... 32

2.1.3.2 Proses Kerja Public Relations ... 39

2.1.4 Tinjauan Tentang Media Relations ... 42

2.1.4.1 Pengertian Media Relations ... 42

2.1.4.2 Proses Kerja Media Relations ... 43

2.1.4.3 Teknik-Teknik Media Relations... 46


(6)

xii

2.1.5 Proses Kerja Public Relations Pada Divisi Media Relations ... 51

2.2 Kerangka Pemikiran ... 52

2.2.1 Kerangka Teoritis ... 52

2.2.2 Kerangka Pemikiran Konseptual ... 54

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 57

3.1.1 Sejarah PT Nusantara Infrastructure Tbk ... 57

3.1.2 Tinjauan Tentang Dialogue Series ... 60

3.1.3 Tinjauan Tentang Infrastruktur ... 61

3.1.3.1 Infrastruktur Indonesia ... 62

3.2 Metode Penelitian... 64

3.2.1 Desain penelitian ... 64

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ... 65

3.2.3 Teknik Penentuan Informan ... 68

3.2.4 Teknik Analisa Data ... 69

3.2.5 Uji Keabsahan Data ... 70

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 73

3.3.1 Lokasi Penelitian ... 73


(7)

xiii

4.1.2 Deskripsi Informan ... .... 81 4.2 Hasil Penelitian... ... 86

4.2.1 Pengumpulan Fakta dari Proses Kerja Public Relations Pada Divisi Media Relations PT Nusantara Infrastructure Tbk melalui acara Dialogue Series dalam meningkatkatkan

infrastruktur di Indonesia. ... 87 4.2.2 Perencanaan (Planning) dari Proses Kerja Public Relations

Pada Divisi Media Relations PT Nusantara Infrastructure Tbk melalui acara Dialogue Series dalam meingkatkatka

infrastruktur di Indonesia. ... 90 4.2.3 Aksi dan Komunikasi (Action and Communicating) dari Proses

Kerja Public Relations Pada Divisi Media Relations

PT Nusantara Infrastructure Tbk melalui acara Dialogue Series

dalam meingkatkatkan infrastruktur di Indonesia. ... 93 4.2.4 Evaluasi (Evaluating) dari Proses Kerja

Public Relations Pada Divisi Media Relations

PT Nusantara Infrastructure Tbk melalui acara Dialogue Series

dalam meingkatkatkan infrastruktur di Indonesia ... 96 4.3 Pembahasan... .... ...98


(8)

xiv

5.2.1 Saran Bagi Perusahaan ... 108

5.2.2 Saran Bagi Penelitian Selanjutnya ... 109

DAFTAR PUSTAKA ... 110

LAMPIRAN ... 113


(9)

xv

Tabel 3.1 Sejarah Pencatatan Saham ... 54

Tabel 3.2 Informan Penelitian ... 65

Tabel 3.3 Key Informan Penelitian ... 65

Tabel 3.4 Jadwal Penelitian ... 70

Tabel 4.1 Tabel Wawancara dengan Informan ... 79


(10)

xvi

Gambar 2.1 Bagan Alur Pemikiran Peneliti ... 56

Gambar 4.1 Informan PertamaAnthaulie Angel P ... 83

Gambar 4.2 Informan KeduaDena Rochmawaty ... 85

Gambar 4.3 Informan KetigaVembrie Siswosoebrotho ... 86

Gambar 4.5 Proses Kerja Public Relations Pada Divisi Media Relations PT. Nusantara Infrastructure Tbk atau Panitia Pelaksana Dalam Acara Seminar Dialogue Series ... 105

Gambar L1 Media yang datang ketika acara Dialogue Series ... 168

Gambar L2 Speakers sedang memberikan materi seminar Dialogue Series .. 168

Gambar L3 Media Relations bekerja di ruangannya sebelum acara berlangsung ... 169

Gambar L4 Peneliti mewawancarai informan pendukung ketika acara berlangsung ... 169

Gambar L5 Media Relations PT Nusantara Infrastructure Tbk ... 170

sedang menemani tim media Gambar L6 Peneliti sedang mengunjungi PT Nusantara Infrastructure untuk wawancara ... 170

Gambar L7 Peneliti sedang melakukan wawancara dengan media relations di kantornya ... 171 Gambar L8 Peneliti bersama media relations di depan


(11)

xvii

Gambar L10 Peneliti bersama Public Relations PT Nusantara

Infrastructure Tbk ... 172 Gambar L11 Media yang berdekatan dengan seluruh divisi Public Relations . 173 Gambar L12 Speakers sedang memberikan materi seminar Dialogue Series .. 173 Gambar L13 Peneliti sedang melakukan wawancara dengan


(12)

xviii

Lampiran 2 : Surat Persetujuan Menjadi Pembimbing Skripsi ... 113

Lampiran 3 : Surat Permohonan Penelitian ... 114

Lampiran 4 : Surat Balasan PT Nusantara Infrastructure Tbk ... 115

Lampiran 5 : Surat Berita Acara Bimbingan ... 116

Lampiran 6 : Surat Rekomendasi Seminar Usulan Penelitian ... 117

Lampiran 7 : Surat Pendaftaran Seminar Usulan penelitian ... 118

Lampiran 8 : Lembar Revisi Usulan Penelitian ... 119

Lampiran 9 : Surat Pendaftaran Sidang Sarjana ... 120

Lampiran 10 : Surat Rekomendasi Sidang Sarjana ... 121

Lampiran 11 : Lembar Revisi Skripsi ... 122

Lampiran 12 : Pedoman Observasi ... 123

Lampiran 13 : Pedoman Wawancara ... 126

Lampiran 14 : Transkip Wawancara Informan 1 ... 130

Lampiran 15 : Transkip Wawancara Informan 2 ... 139


(13)

xix

Lampiran 19 : Transkip Wawancara Informan Pendukung 3 ... 162

Lampiran 20 : Biodata Informan 1 ... 165

Lampiran 21 : Biodata Informan 2 ... 166

Lampiran 22 : Biodata Informan 3 ... 167


(14)

110

Ardianto, Elvinaro. 2010. Metode Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif. dan Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Ardianto, Elvinaro. 2011. Handbook of Public Relations Pengantar Komprehensif. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Effendi, Onong Uchjana. 2004. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Iriantara, Yosal. 2005. Media Relations : Konsep, Pendekatan, dan Praktik. Bandung : Simbiosa.

Jeffkins, Frank. 2002. Public Relations. Jakarta : Erlangga.

Jeffkins, Frank. 2003. Public Relations edisi ke-5. Jakarta : Erlangga.

Kasali, Rhenald. 1994. Manajemen Public Relations : Konsep dan Aplikasi di Indonesia. Jakarta : Grafiti.

Kodoatie, Robert J. 2003. Pengantar Manajemen Infrastruktur. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Pace, R. Wayne dan Don F. Faules. 1998. Komunikasi Organisasi : Strategi meningkatkan kinerja perusahaan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Rakhmat, Jalaludin. 1998. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : Remaja

Rosda Karya.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta

Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi dan Pelaksanaan Sidang. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 2011. Universitas Komputer Indonesia.


(15)

SUMBER LAIN

PENELITI TERDAHULU :

Meilani, Lusy. 41809086. Judul : Proses Public Relations OZ Radio 103.1 FM Bandung Melalui Kegiatan OB Van Dalam Menjaga Eksistensi Perusahaannya. 2009. Universitas Komputer Indonesia.

Sry Pratiwi, Fitri. 41809087. Judul : Proses Public Relations PT. Biofarma (Persero) Melalui Program ‘Info Imunisasi’. 2009. Universitas Komputer Indonesia.

Ratna Dewi, Shanti. 43307707. Judul : Proses Operasional Humas Protokol Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat Dalam Memfasilitasi Aspirasi Publik Melalui Kegiatan Hearing Dialog. 2007. Universitas Komputer Indonesia.

INTERNET SEARCHING :

http://blogging.co.id/pengertian-komunikasi-menurut-para-ahli/ http://herrybsancoko.wordpress.com/2003/03/20/mediarelations/ http://nandaerlika.wordpress.com//2012/2013//subyek-dan-penelitian-responden.html/

http://www.scribd.com/doc/54824302/publicrelations/ http://www.sarjabaku.com//2013/05/18/komunikasimedia http://seriavanir.wordpress.com/2013/05/18/media-massa


(16)

vi

telah melimpahkan berkat dan kasih karunia kepada peneliti, sehingga selesailah skripsi yang berjudul “Proses Kerja Public Relations Pada Divisi Media Relations PT. Nusantara Infrastructure Tbk Melalui Dialogue Series Dalam Meningkatkan Infrastruktur di Indonesia (Studi Deskriptif Mengenai Proses Kerja Public Relations Pada Divisi Media Relations PT. Nusantara Infrastructure Tbk Melalui Acara Dialogue Series Dalam Meningkatkan Infrastruktur di Indonesia).

Dalam penyusunan Skripsi ini, peneliti banyak melibatkan berbagai pihak. Melalui kesempatan ini dengan segala kerendahan hati peneliti ingin menyampaikan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Papa dan Mama yang selalu memberikan peneliti dukungan baik secara moril maupun materil dan membantu peneliti terutama melalui untaian doa-doanya. Kepada Kedua adik perempuan peneliti, Yohana Rosa Wulandari Simamora dan Artha Claudia Simamora yang selalu menjadi senyum dan semangat peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.

Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu proses penulisan Skripsi ini. Secara khusus peneliti sampaikan terima kasih kepada :

1. Yth. Prof. DR. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A selaku Dekan FISIP Universitas Komputer Indonesia Bandung, atas ijin dan dukungan kepada mahasiswanya.


(17)

vii

2. Yth. Drs. Manap Solihat, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Komputer Indonesia Bandung dan selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar menuntun dan senantiasa memberikan arahan, bimbingan dan motivasi kepada peneliti selama melaksanakan bimbingan.

3. Yth. Desayu Eka Surya S.Sos, M.Si selaku Ketua Sidang Peneliti serta Pembina Keprotokolan Universitas Komputer Indonesia yang selalu membina dan memberikan nasehat yang baik kepada peneliti dan membantu kelulusan peneliti.

4. Yth. Olih Solihin, S.Sos, M.I.Kom selaku Penelaah dalam sidang penelitian peneliti serta dosen yang mengajarkan peneliti selama beberapa semester yang selalu memberikan dukungan dan membantu kelulusan peneliti.

5. Yth. Melly Maulin P, S.Sos., M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Komputer Indonesia Bandung, atas dukungan dan waktu yang diberikan.

6. Yth. Rismawaty S.Sos, M.Si selaku Dosen Wali IK-4 2010 yang telah memberikan motivasi dan pengarahan sebelum melaksanakan penelitian dan berbagi ilmu serta wawasan selama penulis melaksanakan perkuliahan.

7. Yth. Staf Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Komputer Indonesia Bandung yang telah memberikan ilmu kepada peneliti.


(18)

viii

8. Yth. Astri Ikawati A.Md. Kom selaku staf Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Komputer Indonesia Bandung yang telah membantu segala keperluan peneliti.

9. Yth. Deden Rochmawaty selaku General Manager Corporate Affair PT. Nusantara Infrastructure Tbk yang telah mengijinkan peneliti melaksanakan penelitian.

10.Yth. Anthaulie Angel selaku Media Relations PT. Nusantara Infrastructure Tbk yang telah banyak membantu peneliti selama peneliti melaksanakan penelitian.

11.Kakak dan sahabat setia peneliti, Kak Lusiana Maria Pakpahan yang selalu menjadi teman di kala susah dan senang selama proses perkuliahan sampai kepada penelitian peneliti selesai.

12.Sahabat-sahabat terbaik peneliti Kak Fiersa Besari, Umi Risky Perdani, Kak Yosefine Jeanny, Kak Mira (Ononk), Anggie Yurisca (Blondis), Kak Elvan Murrya, Kak Rio Eka Kusuma, Kak Perdana (Ega) Jusuf, Kak Resha Rizky, Kak Imunk, Kak Rifky Maas Faisal, Kak Fidami Yogi (Kak Petet), Kak Sydik Firdaus (Kakak Pertama), Kak Deni Alamsyah, ayank Izmavita, Bang Agung Pranata, Anggie Merinda, Eka Fitry, Bella Hafiz, Dewi Indriana, April, Shen, Steven Gema, Debora Rametiar, Merry Andriany, Tania Olivia, Trhecya Simbolon dan semuanya yang tidak dapat disebutkan satu-persatu terimakasih selalu membantu dan memberikan semangat kepada peneliti.


(19)

ix

13.Rekan-rekan IK 4 dan Humas 3 angkatan 2010, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terimakasih telah berbagi ilmu, pengalaman, dan kebersamaan dengan peneliti selama ini.

14.Seluruh keluarga besar, terimakasih atas doa dan dukungannya.

15.Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan ini. Akhir kata peneliti ucapkan terima kasih banyak pada semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan kepada peneliti dalam proses menyelesaikan Skripsi ini. Maka peneliti selanjutnya berharap dan berterima kasih atas segala saran dan masukan dari pembaca. Serta menerima saran dan masukan tersebut dengan hati terbuka. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan. Amin...

Bandung, Agustus 2014


(20)

1 1.1Latar Belakang Masalah

Public Relations pada divisi Media Relations di PT Nusantara Infrastructure Tbk berperan penting dalam menjalin, menjaga, dan meningkatkan citra atau reputasi perusahaan di mata stakeholders dan publik. Dalam proses kerjanya, Public Relations pada divisi Media Relations di PT Nusantara Infrastructure Tbk melakukan berbagai aktivitas yang berhubungan dengan media dalam berbagai kegiatan perusahaan. Fungsinya untuk sama-sama mencapai tujuan perusahaan yang tidak hanya dilakukan oleh Public Relations pada divisi Media Relations tetapi dilakukan pula oleh pihak-pihak lain di PT Nusantara Infrastructure Tbk, secara spesifik Public Relations pada divisi Media Relations di PT Nusantara Infrastructure Tbk mengatakan bahwa fungsi Public Relations pada divisi Media Relations di PT Nusantara Infrastructure Tbk adalah untuk menjaga citra dan reputasi PT Nusantara Infrastructure Tbk dan untuk menghindari berita-berita negatif yang masuk ke PT Nusantara Infrastructure Tbk. Ada pun menurut Frank Jefkins dalam buku Public Relations (1995: 98) dan Periklanan (1997: 275) mengatakan bahwa, fungsi media relations atau press relations adalah menyiarkan atau mempublikasikan seluas-luasnya informasi Public Relations guna menciptakan pengetahuan dan memberi pengertian bagi publiknya.

Dalam penelitian ini, peneliti spesifik pada Proses Kerja Public Relations pada divisi Media Relations di PT Nusantara Infrastructure Tbk dalam acara Dialogue


(21)

Series. Acara Dialogue Series merupakan forum di sektor-sektor infrastruktur yang melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) serta professional dari dalam dan luar negeri. Forum ini diselenggarakan bertujuan untuk mencari solusi dari setiap persoalan di sektor-sektor infrastruktur. Dengan adanya forum ini diharapkan dapat meningkatkan infrastruktur di Indonesia. Hubungan media dengan PT Nusantara Infrastructure Tbk yang merupakan penyelenggara utama forum ini memang harus dijalin, agar isi dialog yang ada dalam forum ini boleh sampai kepada masyarakat dan dipahami bersama sehingga untuk meningkatkan infrastruktur di Indonesia, tidak hanya pemerintah dan beberapa perusahan swasta asing dan dalam negeri saja yang berupaya meningkatkan infrastruktur di Indonesia, tetapi masyarakat pun memilik andil yang besar untuk ikut serta.

Untuk mencapai tujuannya tentu ada usaha yang perlu dilakukan oleh beberapa pihak terkait, tentu saja disini peneliti hanya akan membahas usaha atau proses kerja yang harus dilakukan oleh seorang Public Relations pada divisi Media Relations. Dalam buku Iriantara (2005, 2008) mengatakan bahwa untuk mencapai tujuannya seorang Media Relations sebagai bagian dari Public Relations tentu saja mengikuti langkah-langkah standar dalam Public Relations. Proses Public Relations yang standar itu diawali dengan langkah pertama, pengumpulan fakta. Selanjutnya, langkah kedua yaitu merumuskan permasalahan. Langkah ketiga adalah perencanaan dan penyusunan program. Langkah keempat adalah menjalankan rencana itu melalui tindakan dan komunikasi. Dan yang terakhir adalah evaluasi.


(22)

Peran Public Relations dalam divisi Media Relations secara umum adalah untuk mencapai publikasi atau penyiaran yang maksimum atas suatu pesan atau informasi humas dalam rangka menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak dari organisasi atau perusahaan yang bersangkutan. (2000 : 98) Jefkins menjelaskan mengenai target media relations adalah pencapaian publikasi atau penyiaran maksimal atas informasi organisasi. Publikasi yang maksimal tidak hanya dari sisi jumlah media yang memuat, melainkan juga penyampaian informasi yang lengkap, serta berada di posisi yang strategis atau mudah dibaca, didengar atau ditonton oleh pemirsa. Sementara itu Sam Black dan Melvin L. Sharpe menambahkan, media relations juga merujuk kepada hubungan antara organisasi dengan media. Definisinya adalah hubungan antara suatu organisasi dengan pers, radio, dan televisi secara dua arah atau dua pihak. (1998 : 37) Kesimpulannya, media relations tidak hanya terkait dengan kepentingan sepihak, organisasi saja atau media massa saja, melainkan kedua pihak memiliki kepentingan yang sama. Dengan demikian, akan membuat hubungan kerjasama menjadi win-win solutions. Dalam hal ini, perusahaan atau praktisi public relations harus benar-benar memahami kepentingan-kepentingan perusahaan media, wartawan serta insan-insan media lain yang terlibat di dalam aktivitas industri media itu sendiri. Berdasarkan pada pemahaman diatas, maka pengertian media relations adalah : Aktivitas komunikasi public relations/humas untuk menjalin pengertian dan hubungan baik dengan media massa dalam rangka pencapaian publikasi organisasi yang maksimal serta berimbang (balance).


(23)

Dalam lingkup bidang kerja media relations, tentu saja ada kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk menunjang bidang kerja lain. (Iriantara : 2008) Misalnya, kegiatan media relations dimaksudkan untuk menopang dan menunjang kegiatan untuk mencapai sasaran community relations, customer relations, atau investor relations. Lebih dari sekadar menunjukkan menunjang kegiatan Public Relations, media relations yang menopang atau membantu kegiatan penjalinan hubungan dengan publik-publik organisasi itu, merupakan wujud dari keterpaduan program atau kegiatan Public Relations. Adanya pembagian atau pemisahan antara misalnya media relations dengan employee relations atau investor relations untuk menunjukkan aktivitas-aktivitas utama saja. Namun aktivitas masing-masing sesungguhnya saling terkait karena memang bersifat terpadu. Apalagi bila diingat, masing-masing kegiatan tersebut pada dasarnya diselenggarakan organisasi untuk pencapaian tujuan organisasi tersebut.

Media relations sebagai bagian dari public relations tentu saja mengikuti langkah-langkah dengan standar dalam Public Relations. Proses kerja Public Relations (PR) yang standar itu diawali dengan langkah pertama, pengumpulan fakta bisa dilakukan dengan penelitian, menganalisis pemberitaan media atau membaca kecenderungan (trend analysis). Saat fakta ditemukan kemudian dilanjutkan dengan merumuskan permasalahan. Berdasarkan hasil penelitian atau kajian itu kemudian dirumuskan permasalahan yang dihadapi organisasi. Langkah kedua adalah perencanaan program. Langkah ketiga adalah menjalankan rencana itu melalui aksi dan komunikasi. Praktik media relations dapat saja dijalankan sebagai salah satu strategi komunikasi yang dijalankan organisasi. Artinya, setelah


(24)

kita merumuskan permasalahan, menganalisis kemungkinan penyelesaiannya, dan merumuskan kebijakan yang akan diambil, di dalamnya sudah diperhitungkan dimensi media relations. Dalam merencanakan program-program atau kegiatan Public Relations secara keseluruhan, media relations termasuk salah satu kegiatan yang hendak dijalankan. Apa yang diuraikan tersebut adalah menempatkan media relations sebagai bagian dari Public Relations secara keseluruhan. Bersama-sama dengan kegiatan lainnya seperti community relations dan customer relations, media relations dijalankan untuk mencapai tujuan Public Relations secara keseluruhan. Ini yang dikenal dengan istilah pendekatan Public Relations terpadu mencapai tujuan menjalin hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publik-publik dan stakeholder-nya. Tujuan Public Relations seperti itu, pada dasarnya merupakan penjabaran dari tujuan organisasi secara keseluruhan. Bersama dengan bagian-bagian lain, seperti bagian produksi, pemasaran, keuangan, dan pengembangan sumber daya manusia, bagian Public Relations berusaha mencapai tujuan organisasi sesuai dengan lingkup kerja dan tanggung jawabnya. Strategi Public Relations yang disusun pun tak lepas dari strategi yang dikembangkan organisasi untuk mencapai tujuannnya. Begitu juga dengan visi dan misi Public Relations, yang merupakan penjabaran dalam bidang Public Relations dari visi dan misi oranisasi secara keseluruhan. Sedangkan media relations bisa merupakan bagian atau salah satu unit kerja pada divisi atau departemen Public Relations. Bisa juga merupakan salah satu fungsi yang berada dalam divisi atau departemen Public Relations. Sebagai salah satu unit kerja atau fungsi pada departemen atau divisi Public Relations, maka dengan sendirinya apa


(25)

yang dilakukan dengan media relations mengacu pada tugas pokok dan fungsi Public Relations organisasi. Dan langkah yang keempat adalah evaluasi, dimana hal ini dilaksanakan untuk menunjang adanya perbaikan di waktu kegiatan selanjutnya. (Rhenald Kasali, 1994)

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Rakhmat dalam bukunya “Metode Penelitian Komunikasi” mengemukakan bahwa metode ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Mengumpulkan informasi aktual secara terperinci yang melakukan masalah yang ada.

2. Mendefinisikan masalah atau memeriksa kondisi praktek-praktek yang berlaku.

3. Membuat perbandingan atau evaluasi.

4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama pada masa yang akan datang. (Rakmat, 1984 : 25)

Bogdan dan Taylor, mengatakan bahwa “metodologi kualtatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati. Pendekatannya diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh).” (Moleong, 2002 : 3)

PT Nusantara Infrastructure Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur dimana didirikan pada tanggal 01 September 1995 dengan nama PT Sawitia bersama Darma dan mulai beroperasi pada tanggal 02 Januari 2000. Kantor ini berlokasi di Menara Equity lantai 38, Jl. Jendral Sudirman Kav.


(26)

52-53, Jakarta 12190. Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan PT Nusantara Infrasructure Tbk terutama bergerak di dalam bidang jasa, perdagangan dan pembangunan yang berhubungan dengan bidang usaha infrastruktur, pertambangan, minyak, dan gas bumi.

Seperti yang telah dijelaskan di paragraf awal, acara Dialogue Series merupakan forum di sektor-sektor infrastruktur yang melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) serta proffesional dari dalam dan luar negeri. Forum ini diselenggarakan untuk mencari solusi dari setiap persoalan di sektor-sektor infrastruktur.

Infrastruktur merujuk pada sistem phisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi (Grigg, 1998). Sistem infrastruktur merupakam pendukung utama fungsi-fungsi sistem sosial dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Sistem infrastruktur dapat didefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas atau struktur-struktur dasar, peralatan-peralatan, instalasi-instalasi yang dibangun dan yang dibutuhkan untuk berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi masyarakat (Grigg, 2000). Definisi teknik juga memberikan spesifikasi apa yang dilakukan sistem infrastruktur adalah aset fisik yang dirancang dalam sistem sehingga memberikan pelayanan publik yang penting.

Kesulitan dalam penyediaan infrastruktur sudah mulai berlangsung sejak lama. Persoalan-persoalan yang antara lain meliputi: keterbatasan dana pemerintah, peningkatan penduduk yang terus berlangsung terutama di kota-kota


(27)

besar, krisis ekonomi di era otonomi, euforia otonomi yang cenderung kebablasan dari kabupaten/kota menjadi beberapa penyebab perkembangan infrastruktur kalah cepat dibandingkan dengan dinamika pertumbuhan yang ada. Pelayanan air bersih belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat yang membutuhkan baik di kota maupun di desa. Drainase yang masih terkesan tambal sulam, tidak integrated menjadi suatu kesatuan sistem yang utuh, terasa di banyak kota. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan daerah genangan banjir di kota-kota besar maupun di wilayah rural (kabupaten atau kota-kota terpencil). (Kodoatie: 2003)

Pemahaman dan pengertian dari aspek sosial terhadap proyek infrastruktur merupakan usaha untuk memberikan informasi tentang proyek infrastruktur kepada masyarakat dan menggali informasi tentang proyek infrastruktur dari masyarakat. Dari langkah ini akan diperoleh sinkronisasi antara kepentingan pembangunan sebuah proyek infrastruktur dengan kepentingan sosial, sehingga dapat dihindari konflik sosial awal dari pelaksanaan sebuah proyek infrastruktur atau bila masih terjadi dapat diupayakan konflik menjadi sekecil mungkin. Gejala konflik sosial akibat tidak jelasnya informasi tentang proyek, salah pengertian, salah interpretasi, salah konsep antara para pihak terkait dapat dihindarkan. Dengan demikian proses awal sampai selesainya pelaksanaan proyek baik infrastruktur maupun proyek lainnya dapat diterima secara sosial karena masyarakat bisa memahami penting dan manfaatnya sebuah proyek. Guna menekan kemungkinan terjadi permasalahan sosial dalam pengelolaan suatu infrastruktur yang berkelanjutan maka diperlukan komunikasi sosial yang harus berjalan baik. Komunikasi yang dimaksud adalah mendialogkan kepentingan dari


(28)

semua pihak guna terjadinya partisipasi masyarakat yang memadai atas fungsi dan manfaat infrastruktur tersebut. Bilamana muncul masalah sosial maka perlu upaya pemecahan-pemecahannya dengan melibatkan para pihak baik secara aktif maupun pasif. Secara aktif berarti lebih pada penekanan partisipasi para pihak sehingga keberadaan infrastruktur lebih dominan dimiliki oleh pihak-pihak di sekitar wilayah pengaruh infrastruktur tersebut.

Salah satu cara yaitu dengan dialog. Dialog yang dilakukan dalam upaya mengantisipasi dan menyelesaikan berbagai persoalan masyarakat, tak bisa terjadi secara spontan dan tiba-tiba melainkan karena diupayakan, dikelola oleh masyarakat secara terarah. Dengan kata lain untuk mewujudkan kebersamaan langkah, diperlukan satu alat yang efektif dalam mengelola kepentingan bersama tersebut. Kesadaran kritis dapat tercipta antara lain melalui pengorganisasian masyarakat yang mengarah pada proses penyadaran. Kesadaran kritis berarti memahami sebab dan akibat dari suatu proses pembangunan, tahu mengapa, dan bagaiman persoalan itu muncul. Dengan demikian, masyarakat juga tahu dan paham bagaimana melakukan tindakan bersama. Proses lebih lanjut dari kesadaran kritis adalah tumbuhnya partisipasi masyarakat dalam banyak hal. Ketika partisipasi masyarakat telah tumbuh, maka persoalan dapat terselesaikan dengan kondisi saling menguntungkan bagi semia pihak. Namun perlu diketahui, partisipasi saja bukan segala-galanya yang dapat menyelesaikan persoalan.

Salah satu upaya untuk dapat berkomunikasi adalah dibentuknya suatu wadah organisasi yang melibatkan semua stakeholders baik langsung maupun tak langsung. Organisasi bisa diwujudkan dalam kelembagaan yang ada, gabungan


(29)

antar lembaga yang ada atau suatu wadah yang baru. Wadah ini harus mampu sebagai mediator, fasilitator, penganalisis masalah yang timbul, pencegah konflik. Secara teori wadah ini dapat dengan mudah diwujudkan, namun bila diimplementasikan akan jauh lebih sulit dari analisis yang dilakukan. Semakin kompleks dampak yang timbul dari sebuah proyek atau kegiatan maka semakin sulit wadah yang dibentuk bekerja dengan sempurna sesuatu dengan tujuannya. Maka dari itu fungsi media relations sangatlah penting dalam proses berjalannya infrastruktur di Indonesia demi terus adanya komunikasi antara pemerintah-swasta terhadap masyarakat.

Dari masalah inilah peneliti berusaha menggambarkan proses kerja media relations perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur dalam penelitian yang berjudul “Proses Kerja Public Relations Pada Divisi Media Relations PT Nusantara Infrastructure Tbk Melalui Dialogue Series Dalam Meningkatkan Infrastruktur di Indonesia” (Studi Deskriptif Mengenai Proses Kerja Public Relations Pada Divisi Media Relations PT Nusantara Infrastruture Tbk Melalui Acara Seminar Dialogue Series dalam Meningkatkan Infrastruktur di Indonesia).

1.2Rumusan Masalah

1.2.1 Pertanyaan Makro

Dari sudut pandang yang telah diuraikan diatas maka penulis menentukan fokus kajian penelitan, “Bagaimana Proses Kerja Public Relations Pada Divisi Media Relations PT Nusantara Infrastructure Tbk Melalui Dialogue Series dalam Meningkatkan Infrastruktur di Indonesia?


(30)

1.2.2 Pertanyaan Mikro

1. Bagaimana Pengumpulan Fakta Public Relations Pada Divisi Media Relations PT Nusantara Infrastructure Tbk Melalui Dialogue Series dalam Meningkatkan Infrastruktur di Indonesia? 2. Bagaimana Perencanaan Public Relations Pada Divisi Media

Relations PT Nusantara Infrastructure Tbk Melalui Dialogue Series dalam Meningkatkan Infrastruktur di Indonesia?

3. Bagaimana Aksi dan Komunikasi Public Relations Pada Divisi Media Relations PT Nusantara Infrastructure Tbk Melalui Dialogue Series dalam Meningkatkan Infrastruktur di Indonesia? 4. Bagaimana Evaluasi Public Relations Pada Divisi Media Relations

PT Nusantara Infrastructure Tbk Melalui Dialogue Series dalam Meningkatkan Infrastruktur di Indonesia?

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis Proses Kerja Public Relations pada divisi Media Relations PT Nusantara Infrastructure Tbk dengan menggunakan metode Deskriptif, yang digunakan untuk menjabarkan (analitis), juga memadukan (sintesis), melalui acara Nusantara Infrastructure Dialogue Series dalam Meningkatkan Infrastruktur di Indonesia.


(31)

1.3.2 Tujuan Penelitian

Seperti apa yang telah dipaparkan pada poin-poin yang terdapat pada pertanyaan mikro penelitian, maka tujuan penelitian dapat peneliti sampaikan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada pertanyaan mikro pada masalah penelitian, sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui Pengumpulan Fakta Oleh Public Relations Pada

Divisi Media Relations PT Nusantara Infrastructure Tbk Melalui Dialogue Series dalam Meningkatkan Infrastruktur di Indonesia. 2. Untuk mengetahui Perencanaan Oleh Public Relations Pada Divisi

Media Relations PT Nusantara Infrastructure Tbk Melalui Dialogue Series dalam Meningkatkan Infrastruktur di Indonesia. 3. Untuk mengetahui Aksi dan Komunikasi Oleh Public Relations

Pada Divisi Media Relations PT Nusantara Infrastructure Tbk Melalui Dialogue Series dalam Meningkatkan Infrastruktur di Indonesia

4. Untuk mengetahui Evaluasi Oleh Media Relations PT Nusantara Infrastructure Tbk Melalui Dialogue Series dalam Meningkatkan Infrastruktur di Indonesia.

1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan ilmu dan temuan yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang dapat dijadikan pijakan penelitian lebih lanjut khususnya pada kajian


(32)

mengenai bidang public relations dan media relations. Penelitian ini juga diharapkan memberikan wawasan untuk para akademisi, dapat memotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam memikirkan penelitian di bidang Deskriptif Komunikasi selanjutnya terhadap dunia keilmuan. 1.4.2 Kegunaan Praktis

a. Bagi Peneliti

Dengan dilakukannya penelitian ini, dapat memberikan tambahan ilmu serta pengetahuan baik dari segi teoritis ataupun praktisnya bagi peneliti, untuk mengetahui lebih jauh mengenai materi dari penelitian itu sendiri serta hal-hal yang berkaitan dengan kajian ilmu yang sesuai dengan bidang ilmu yang peneliti dapatkan selama perkuliahan. Dengan penelitian ini juga memberikan wawasan kepada peneliti, bahwa dalam proses Public Relations sebagaimana program studi yang peneliti telah pelajari selama proses perkuliahan, perlu diperhatikan bagian Media Relations untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

b. Bagi Universitas

Penilitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan dijadikan literatur dalam mendukung materi-materi perkuliahan bagi Universitas Komputer Indonesia dan Universitas yang lain, Program Studi, dan mahasiswa-mahasiswi Ilmu Komunikasi, khususnya bidang kajian Deskriptif pada Media Relations untuk melakukan penelitian selanjutnya. Peneliti berharap penelitian ini


(33)

menambah referensi dan wawasan mengenai Deskriptif Komunikasi.

c. Bagi Masyarakat

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan bukan hanya bermanfaat bagi pihak Universitas dan Peneliti, melainkan agar bisa bermanfaat pula bagi masyarakat sebagai suatu pemahaman mengenai proses kerja Media Relations suatu perusahaan dalam melaksanakan proses bekerjanya tidak hanya untuk menguntungkan perusahaan, tetapi dapat dilihat bagaimana sisi suatu perusahaan membuat keuntungan pula bagi masyarakat, terlebih dalam penelitian ini menguntungkan mayarakat dalam bidang infrastruktur.


(34)

15 2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Tinjauan Tentang Peneliti Terdahulu

Dalam tinjauan pustaka, peneliti mengawali dengan menelaah penelitian terdahulu sejenis. Sehingga peneliti mendapat gambaran mengenai penelitian yang akan dilakukan peneliti.

Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu

No Nama

Peneliti, NIM dan Universitas

Judul Penelitian Metode Perbedaan dengan Penelitian Skripsi Ini 1 Lusy Meilani

41809086 Universitas

Komputer Indonesia

Proses Public Relations OZ Radio 103.1 FM

Bandung Melalui Kegiatan OB Van Dalam Menjaga Eksistensi Perusahaannya (Studi Deskriptif Pendekatan Kualitatif dan Deskriptif Perbedaan dengan penelitian ini adalah objek dan subjek penelitian, yaitu objek


(35)

Mengenai Proses Public Relations OZ Radio

103.1 FM Bandung Melalui Kegiatan OB

Van dalam Menjaga Eksistensi Perusahaannya)

penelitian Lusy adalah

OZ Radio 103.1 FM sedangkan

peneliti adalah PT Nusantara Infrastructure.

Dan subjek Lusy adalah

Public Relations OZ

Radio 103.1 FM Bandung

sedangkan peneliti

Media Relations PT

Nusantara Infrastructure


(36)

2 Fitri Sry Pratiwi 41809087 Universitas Komputer Indonesia

Proses Public Relations

PT. BIOFARMA (PERSERO) Melalui

Program „Info Imunisasi‟

(Studi Deskriptif tentang Proses Public Relations PT. Biofarma (Persero)

melalui program „Info Imunisasi‟ dalam

Memberikan Informasi Kesehatan bagi Masyarakat di Bandung)

Pendekatan Kualitatif dan Deskriptif Perbedaan dengan penelitian ini adalah objek dan subjek penelitian, yaitu objek penelitian Fitri adalah PT BIOFARMA (PERSERO) sedangkan peneliti adalah PT Nusantara Infrastructure. Dan subjek Fitri adalah Public Relations PT BIOFARMA PERSERO sedangkan peneliti Media


(37)

Relations PT Nusantara Infrastructure

Tbk. 3 Shanti Ratna

Dewi 43307707 Universitas Komputer Indonesia Proses Operasional Humas Protokol Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat Dalam Memfasilitasi Aspirasi Publik Melalui

Kegiatan Hearing Dialog Pendekatan Kualitatif dan Deskriptif Perbedaan dengan penelitian ini adalah objek dan subjek penelitian, yaitu objek penelitian Shanti adalah DPRD Jawa Barat sedangkan peneliti adalah PT Nusantara Infrastructure. Dan subjek Shanti adalah Humas dan Protokol


(38)

Sekretariat DPRD Jawa

Barat sedangkan peneliti Media

Relations PT Nusantara Infrastructure

Tbk. Sumber : Catatan Peneliti, 2014

2.1.2 Tinjauan Tentang Ilmu Komunikasi 2.1.2.1 Pengertian Komunikasi

Sebagai makhluk sosial setiap manusia secara alamiah memiliki potensi komunikasi, bahkan ketika manusia itu diam manusia itu sedang berkomunikasi, mengkomunikasikan keadaan perasaannya maupun pikirannya. Baik secara sadar maupun tidak, manusia pasti berkomunikasi, komunikasi pun dapat kita temukan di seluruh sendi-sendi kehidupan, dimana setiap proses interaksi antar manusia dengan manusia yang lain pasti terdapat komunikasi.

Ilmu Komunikasi dalam buku Jalaluddin Rakhmat merupakan ilmu sosial terapan, bukan ilmu sosial murni, sifat ilmu komunikasi dapat berubah-ubah sesuai dengan perkembangan zaman, hal tersebut dikarenakan ilmu komunikasi sangat erat kaitannya dengan perilaku


(39)

manusia, sedangkan perilaku atau tingkah laku manusia dapat dipengaruhi oleh lingkungan, termasuk perkembangan zaman. Sifat ilmu komunikasi adalah interdisipliner atau multidisipliner. Maka dari itu ilmu komunikasi dapat menyisip dan berhubungan erat dengan ilmu sosial lainnya. Hal itu disebabkan oleh objek materialnya sama dengan ilmu-ilmu sosial lainnya, terutama ilmu sosial kemasyarakatan.

Banyak definisi dan pengertian tentang komunikasi dari para ahli komunikasi untuk dapat menjelaskan apa itu komunikasi. Wiryanto dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi menjelaskan bahwa, “Komunikasi mengandung makna bersama-sama (common). Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu communication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya communis, yang bermakna umum bersama-sama.” (Wiryanto, 2004:5)

Effendy menjelaskan lebih jauh, bahwa dalam perkembangan selanjutnya, komunikasi dapat berlangsung melalu banyak tahap bahwa sejarah tentang komunikasi massa dianggap tidak tepat lagi karena tidak menjangkau proses komunikasi yang menyeluruh. Penelitian yang dilakukan oleh Paul Lazarsfeld, Bernard Berelson, Hazel Gaudet, Elihu Katz, Robert Merton, Frank Stanton, Wilbur Schram, Everett M. Rogers, dan para cendekiawan lainnya menunjukkan bahwa : “Gejala sosial yang diakibatkan oleh media massa, tidak hanya berlangsung satu tahap, tetapi banyak tahap. Ini dikenal dengan two step flow communication dan multistep flow communication. Pengambilan


(40)

keputusan banyak dilakukan atas dasar hasil komunikasi antar personal (interpersonal communication) dan komunikasi kelompok (group communication) sebagai kelanjutan dari komunikasi massa (mass communication)” (Effendy, 2005:4). Pengertian komunikasi lainnya bila ditinjau dari tujuan manusia berkomunikasi adalah untuk menyampaikan maksud hingga dapat mengubah perilaku orang yang dituju, menurut Mulyana sebagai berikut, “Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain”. (Mulyana, 2003:62). Selain itu, Joseph A Devito menegaskan bahwa komunikologi adalah ilmu komunikasi, terutama komunikasi oleh dan diantara manusia. Seorang komunikologi adalah ahli ilmu komunikasi. Istilah komunikasi dipergunakan untuk menunjukkan tiga bidang studi yang berbeda : proses komunikasi, pesan yang dikomunikasikan, dan studi mengenai proses komunikasi.

Luasnya komunikasi ini didefinisikan oleh Devitto sebagai: “Kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih, yakni kegiatan menyampaikan dan menerima pesan, yang mendapat distorsi dari gangguan-gangguan dalam suatu konteks, yang menimbulkan efek dan kesempatan arus balik. Oleh karena itu, kegiatan komunikasi meliputi komponen-komponen sebagai berikut : konteks, sumber, penerima, pesan, saluran, gangguan, proses penyampaian atau proses encoding, penerimaan atau proses decoding, arus balik dan efek. Unsur-unsur


(41)

tersebut agaknya paling esensial dalam setiap pertimbangan mengenai kegiatan komunikasi ini dapat kita namakan kesemestaan komunikasi ; Unsur-unsur yang terdapat pada setiap kegiatan komunikasi, apakah itu intra-personal, antar personal, kelompok kecil, pidato, komunikasi massa atau komunikasi antar budaya.” (Effendy, 2005:5)

Menurut Roger dan D Lawrence (1981), mengatakan bahwa komunikasi adalah: “Suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam” (Cangara, 2004:19) Sementara Raymond S Ross, melihat komunikasi yang berawal dari proses penyampaian suatu lambang:

“A transactional process involving cognitive sorting, selecting,

and sharing of symbol in such a way as to help another elicit from his own experiences a meaning or responses similar to that intended by the

source.” (Proses transaksional yang meliputi pemisahan, dan pemilihan bersama lambang secara kognitif, begitu rupa sehingga membantu orang lain untuk mengeluarkan dari pengalamannya sendiri arti atau respon yang sama dengan yang dimaksud oleh sumber.) (Rakhmat, 2007:3). Dari beberapa pengertian mengenai komunikasi di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses pertukaran pesan atau informasi antara dua orang atau lebih, untuk memperoleh kesamaan arti atau makna diantara mereka.


(42)

2.1.2.2 Komponen-komponen Komunikasi

Berdasarkan beberapa pengertian komunikasi diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi terdiri dari proses yang di dalamnya terdapat unsur atau komponen. Menurut Effendy (2005:6), Ruang Lingkup Ilmu Komunikasi berdasarkan komponennya terdiri dari :

1. Komunikator (communicator) 2. Pesan (message)

3. Media (media)

4. Komunikan (communicant) 5. Efek (effect)

Untuk itu, Lasswell memberikan paradigma bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

2.1.2.3. Komunikator dan Komunikan

Komunikator dan komunikan merupakan salah satu unsur terpenting dalam proses komunikasi. Komunikator sering juga disebut sebagai sumber atau dalam bahasa Inggrisnya disebut: source, sender atau encoder. Hafied Cangara dalam bukunya ”Pengantar Ilmu Komunikasi” mengatakan bahwa: ”Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antar manusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga” (Cangara, 2004:23).


(43)

Begitu pula dengan komunikator atau penerima, atau dalam bahasa Inggris disebut audience atau receiver. Cangara menjelaskan, ”Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai, atau negara”. Selain itu, ”dalam proses komunikasi telah dipahami bahwa keberadaan penerima adalah akibat karena adanya sumber. Tidak ada penerima jika tidak ada sumber”. Cangara pun menekankan: ”Kenalilah khalayakmu adalah prinsip dasar dalam berkomunikasi. Karena mengetahui dan memahami karakteristik penerima (khalayak), berarti suatu peluang untuk mencapai keberhasilan komunikasi” (Cangara, 2004:25).

2.1.2.4 Pesan

Pesan yang dalam bahasa Inggris disebut message, content, atau information, salah satu unsur dalam komunikasi yang teramat penting, karena salah satu tujuan dari komunikasi yaitu menyampaikan atau mengkomunikasikan pesan itu sendiri. Cangara menjelaskan bahwa: ”Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat, atau propaganda” (Cangara, 2004:23).


(44)

2.1.2.5 Media

Media dalam proses komunikasi yaitu, ”Alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima” (Cangara, 2004:23). Media yang digunakan dalam proses komunikasi bermacam-macam, tergantung dari konteks komunikasi yang berlaku dalam proses komunikasi tersebut. Komunikasi antar pribadi misalnya, dalam hal ini media yang digunakan yaitu panca indera. Selain itu, ”Ada juga saluran komunikasi seperti telepon, surat, telegram yang digolongkan sebagai media komunikasi antar pribadi” (Cangara, 2004:24).

Lebih jelas lagi Cangara menjelaskan, dalam konteks komunikasi mass media, yaitu: ”Alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, di mana setiap orang dapat melihat, membaca, dan mendengarnya. Media dalam komunikasi massa dapat dibedakan atas dua macam, yakni media cetak dan media elektronik. Media cetak seperti halnya surat kabar, majalah, buku, leaflet, brosur, stiker, buletin, hand out, poster, spanduk, dan sebagainya. Sedangkan media elektronik antara lain: radio, film, televisi, video recording, komputer, electronic board, audio casette, dan semacamnya” (Cangara, 2004:24).

2.1.2.6 Efek

Efek atau dapat disebut pengaruh, juga merupakan bagian dari proses komunikasi. Namun, efek ini dapat dikatakan sebagai akibat dari proses komunikasi yang telah dilakukan. Seperti yang dijelaskan


(45)

Cangara, masih dalam bukunya ”Pengantar Ilmu Komunikasi”, pengaruh atau efek adalah: ”Perbedaaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang” (De Fleur, 1982, dalam Cangara, 2004:25). Oleh sebab itu, Cangara mengatakan, ”Pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan” (Cangara, 2004:25).

2.1.2.7 Tujuan Komunikasi

Setiap individu yang berkomunikasi pasti memiliki tujuan, secara umum tujuan komunikasi adalah lawan bicara agar mengerti dan memahami maksud makna pesan yang disampaikan, lebih lanjut diharapkan dapat mendorong adanya perubahan opini, sikap, maupun perilaku. Menurut Onong Uchjana dalam buku yang berjudul Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, menyebutkan ada beberapa tujuan dalam berkomunikasi, yaitu:

a. Perubahan Sikap (attitude change) b. Perubahan Pendapat (opinion change) c. Perubahan Perilaku (behavior change) d. Perubahan Sosial (sosial change). (Effendy, 2006:8)


(46)

Sedangkan Joseph Devito dalam bukunya Komunikasi Antar Manusia menyebutkan bahwa tujuan komunikasi adalah sebagai berikut:

a. Dengan berkomunikasi kita dapat memahami secara baik diri kita sendiri dan diri orang lain yang kita ajak bicara. Komunikasi juga memungkinkan kita untuk menemukan dunia luar yang dipenuhi oleh objek, peristiwa dan manusia.

b. Salah satu motivasi kita yang paling kuat adalah saat dapat berhubungan dengan orang lain.

c. Media massa sebagian besar dapat meyakinkan kita agar mengubah sikap dan perilaku kita.

d. Kita menggunakan banyak perilaku komunikasi kita untuk bermain dan menghibur diri. Kita mendengarkan pelawak (Devito, 1997:31)

2.1.2.8 Ruang Lingkup Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi (2003:52), ilmu komunikasi merupakan ilmu yang mempelajari, menelaah dan meneliti kegiatan-kegiatan komunikasi manusia yang luas ruang lingkup (scope)-nya dan banyak dimensinya. Para mahasiswa acap kali mengklasifikasikan aspek-aspek komunikasi ke dalam jenis-jenis yang satu sama lain berbeda


(47)

konteksnya. Berikut ini adalah penjenisan komunikasi berdasarkan konteksnya.

1. Bidang Komunikasi yang dimaksud dalam bidang ini adalah bidang pada kehidupan manusia, dimana diantara jenis kehidupan yang satu dengan jenis kehidupan lain terdapat perbedaan yang khas, dan kekhasan ini menyangkut pula proses komunikasi. Berdasarkan bidangnya, komunikasi meliputi jenis-jenis sebagai berikut:

1) Komunikasi Sosial (sosial communication)

2) Komunikasi Organisasi atau Manajemen Komunikasi 3) (organizational or management communication) 4) Komunikasi Bisnis (business communication) 5) Komunikasi Politik (political communication)

6) Komunikasi Internasional (international communication) 7) Komunikasi Antar Budaya (intercultural communication) 8) Komunikasi Pembangunan (development communication) 9) Komunikasi Tradisional (traditional communication) 2. Ditinjau dari sifatnya komunikasi diklasifikasikan sebagai

berikut:

1) Komunikasi verbal (verbal communicaton) a. Komunikasi Lisan


(48)

2) Komunikasi nirverbal (nonverbal communication) a. Kial (gestural)

b. Gambar (pictorial) 3) Tatap Muka (face to face) 4) Bermedia (mediated)

3. Yang dimaksud dengan tatanan komunikasi adalah proses komunikasi ditinjau dari jumlah komunikan, apakah satu orang, sekelompok orang, atau sejumlah orang yang bertempat tinggal secara tersebar. Berdasarkan situasi komunikasi seperti itu, maka diklasifikasikan menjadi bentuk-bentuk sebagai berikut:

a. Komunikasi Pribadi (personal communication)

Komunikasi Intrapribadi (intrapersonal communication) Komunikasi Antarpribadi (interpersonal communication) b. Komunikasi Kelompok (group communication)

Komunikasi Kelompok Kecil (small group communication)

Komunikasi Kelompok Besar (big group communication) c. Komunikasi Massa (mass communication)

Komunikasi Media Massa Cetak (printed mass media) Komunikasi Media Massa Elektronik (electronic mass


(49)

4. Fungsi Komunikasi antara lain: a. Menginformasikan (to inform) b. Mendidik (to educate)

c. Menghibur (to entertaint) d. Mempengaruhi (to influence)

(Effendy, 2003:55)

5.Teknik Komunikasi, Istilah teknik komunikasi berasal dari bahasa Yunani “technikos” yang berarti ketrampilan. Berdasarkan keterampilan komunikasi yang dilakukan komunikator, teknik komunikasi diklasifikasikan menjadi: a. Komunikasi Informastif (informative communication) b. Persuasif (persuasive)

c. Pervasif (pervasive) d. Koersif (coercive) e. Instruktif (instructive)

f. Hubungan Manusiawi (human relations) (Effendy, 2003:55)

6. Metode Komunikasi, Istilah metode dalam bahasa Inggris

“method” berasal dari bahasa Yunani “methodos” yang berarti rangkaian yang sistematis dan yang merujuk kepada tata cara yang sudah dibina berdasarkan rencana yang pasti, mapan, dan logis. Atas dasar pengertian diatas, metode komunikasi meliputi kegiatan-kegiatan yang terorganisasi sebagai berikut:


(50)

1. Hubungan Masyarakat a. Periklanan

b. Propaganda

c. Perang Urat Syaraf d. Perpustakaan 2. Jurnalisme

a. Jurnalisme Cetak b. Jurnalisme Elektronik

(Effendy, 2003: 56) 2.1.2.9 Fungsi Komunikasi

Komunikasi dalam pelaksanaannya memiliki berbagai macam fungsi dalam kehidupan manusia, seperti berikut ini:

1. Menyampaikan informasi (to inform) 2. Mendidik (to educate)

3. Menghibur (to entertain) 4. Mempengaruhi (to influence)

2.1.2.10 Proses Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendy proses komunikasi terbagi dua tahap, berikut uraiannya :

1. Proses Komunikasi Secara Primer

Proses pencapaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah


(51)

bahasa, kial, isyarat, gambar, warna dan sebagainya yang secara langsung dapat menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. Media primer atau lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah bahasa.

2. Proses Komunikasi Secara Sekunder

Proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Media kedua yang sering digunakan diantaranya adalah surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan lain lain. (Effendy, 1984 : 11-17).

2.1.3 Tinjauan Tentang Public Relations 2.1.3.1 Pengertian Public Relations

Public Relations adalah usaha yang direncanakan secara terus-menerus dengan sengaja, guna membangun dan mempertahankan pengertian timbal balik antara organisasi dan masyarakatnya. Pendapat ini menunjukkan bahwa public relation dianggap sebuah proses atau aktivitas yang bertujuan untuk menjalin komunikasi antara organisasi dan pihak luar organisasi (Coulsin-Thomas, 2002).

Pengertian public relation juga adalah : Interaksi dan menciptakan opini publik sebagai input yang menguntungkan untuk kedua belah pihak, dan merupakan profesi yang profesional dalam bidangnya karena merupakan faktor yang sangat penting dalam


(52)

pencapaian tujuan organisasi dengan secara tepat dan dengan secara terus menerus karena public relation merupakan kelangsungan hidup organisasi yang bersangkutan (Maria, 2002, p.7).

Hal ini didukung oleh pendapat Alma yang mengatakan bahwa “public relation adalah kegiatan komunikasi yang dimaksudkan untuk membangun citra yang baik terhadap perusahaan” (2002, p.145). Sedangkan Marston mengatakan “public relation adalah suatu perencanaan dengan menggunakan komunikasi persuasif untuk mempengaruhi persepsi masyarakat” (1999, p.1). Scholz (1999, p.2) mengatakan bahwa “public relation adalah suatu perencanaan yang mendorong untuk mempengaruhi persepsi masyarakat melalui pelaksanaan tanggung jawab sosial berdasarkan suatu komunikasi timbal balik untuk mencapai keuntungan pada kedua belah pihak”.

Pengertian public relation secara umum dan khusus sebagai berikut :

1. Pengertian Umum

Public relation adalah proses interaksi dimana public relation menciptakan opini publik sebagai input yang menguntungkan kedua belah pihak, dan menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik, bertujuan menanamkan keinginan baik, kepercayaan saling adanya pengertian, dan citra yang baik dari publiknya. Crystallizing Public Opinion menyebutkan bahwa public relation adalah profesi yang


(53)

mengurusi hubungan antara suatu perusahaan dan publiknya yang menentukan hidup perusahaan itu (Widjaja,2001).

2. Pengertian Khusus

Public relation adalah fungsi khusus manajemen yang membantu membangun dan memelihara komunikasi bersama, pengertian, dukungan, dan kerjasama antara organisasi dan publik, melibatkan masalah manajemen, membantu manajemen untuk mengetahui dan merespon opini publik, menjelaskan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani minat publik, membantu manajemen untuk tetap mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, berguna sebagai sistem peringatan awal untuk membantu mengantisipasi tren, dan menggunakan penelitian dan teknik suara yang layak dalam komunikasi sebagai alat utama (Maria, 2002). Dalam buku dasar-dasarpublic relation (Wilcox dan Cameron, 2006, p.5) juga mengatakan bahwa :

Public relations is a management function, of a continuing and planned character, through which public and private organizations and institutions seek to win and retain the understanding, sympathy, and support of those with whom there are or maybe concerned by evaluating public opinion about themselves, in order to correlate, as far as possible their own policies and procedures, to achieve by planned and widespread information more productive corporation and more efficient fulfillment of their common interests”. yang kurang lebih memiliki arti public relations merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi atau lembaga umum dan swasta untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang mempunyai hubungan atau kaitan, dengan cara mengevaluasi


(54)

opini publik mengenai organisasi atau lembaga tersebut, dalam rangka mencapai kerjasama yang lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas.

Definisi lainnya masih menyebutkan bahwa Public Relations adalah sebuah fungsi manajemen, seperti yang disebutkan oleh Cutlip, Center, dan Brown :

Public Relations adalah fungsi manajemen secara khusus yang mendukung terbentuknya saling pengertian dalam komunikasi, pemahaman, penerimaan dan kerja sama antara organisasi dengan publiknya. (Cutlip, Center & Brown, II000:4)

Beberapa tokoh dalam dunia komunikasi memberikan batasan-batasan atau definisi tersendiri tentang Public Relations antara lain yaitu:

1) John E. Marston (Modern Public Relation, 1979) :

Public Relations is planned, persuasive coomunication

designed to influence significant public”

2) Robert T. Relly (The Action of Public Relation, 1981): “Public Relations Practice is the art and social science of analyzing trends, predicting their consequences, counseling organizations leaders, and implementing planned program

of action which serve both the organization’s and the public interest.

3) IPRA,

Public Relations merupakan suatu kegiatan yang bertujuan memperoleh good will, saling pengertian, citra baik dari masyarakat.”


(55)

4) J.C. Seidel, Public Relations Director Of Housing, State of New York (dalam Saoemirat dan Ardianto, II00II : 1II), yang berbunyi :

Public Relations adalah proses yang terus menerus dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh goodwill dan pengertian dari para pelanggannya, para pekerjanya, dan masyarakat luas, ke dalam dengan mengadakan analisis dan perbaikan-perbaikan terhadap diri sendiri, ke luar dengan mengadakan pernyataan-pernyataan”.

5) Sukatendel (1990) dalam Ardianto (II004):

“Suatu metode komunikasi untuk penciptaan citra positif dari mitra institusi atas dasar kesadaran untuk menghormati kepentingan bersama.”

Dalam definisi yang diungkapkan tersebut terdapat sejumlah butir penting yaitu:

a. Public Relations (PR) adalah sebuah ilmu yang cabang keilmuannya berasal dari ilmu komunikasi. Sebagai suatu cabang keilmuan maka Public Relations bukan sekadar isu semata tetapi mempunyai dasar berpikir yang dapat dijelaskan dan dipertanggungjawabkan melalui metode logika tertentu layaknya pengujian terhadap cabang keilmuan lainnya.

b. Citra adalah objek dari Public Relations yang telah menjadi kebutuhan dari institusi layaknya sumber daya yang telah ada seperti sumber daya manusia, sumber daya keuangan, sumber daya peralatan bahkan sumber daya pengetahuan.


(56)

c. Mitra adalah subjek dari Public Relations disamping institusi itu sendiri. Mitra adalah bagian dari operasi sebuah institusi, tanpa mitra sebuah institusi tidak dapat berjalan.

d. Kepentingan bersama adalah apa yang hendak dicari oleh II (dua) institusi dalam koneksi satu dengan yang lain. Contoh yang nyata pembeli dan penjual mempunyai tujuan bersama yaitu tercapai kesepakatan untuk melakukan transaksi jual beli. 1) Public Relations menurut definisi yang dirumuskan oleh IPR

(Institute Public Relations) adalah praktek humas yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan (terus-menerus) dalam rangka menciptakan dan mempertahankan niat baik (goodwill), serta sikap-sikap yang saling pengertian yang bersifat timbal balik (Mutual Understanding) antara suatu organisasi atau perusahaan dengan segenap khalayaknya. (Frank Jefkins, 1996:8)

2) Dalam Kongres I Asosiasi Public Relations Sedunia di Mexico City tahun 1978 diperoleh kesepakatan tentang definisi Public Relations sebagai seni sekaligus ilmu sosial yang menganalisis berbagai kecenderungan, memperkirakan setiap kemungkinan konsekuensi darinya, memberi masukan dan saran-saran kepada pemimpin organisasi, serta menerapkan program-program tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi atau kepentingan khalayak


(57)

3) Frank Jefkins (1995 : 9):

Public Relations adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian”.

Dari beberapa definisi di atas, terdapat beberapa kesamaan konsep yang dapat ditarik sebagai kata kunci untuk definisi Public Relations tersebut, yaitu :

a. Deliberate, artinya kegiatan Public Relations pada dasarnya adalah kegiatan yang disengaja.

b. Planned, artinya kegiatan Public Relations adalah kegiatan yang terorganisir rapi atau terencana.

c. Performance, artinya Public Relations yang efektif harus didasarkan pada kebijakan dan penampilan yang sesungguhnya.

d. Public Interest, artinya alasan mendasar dari suatu kegiatan Public Relations adalah untuk memenuhi kepentingan publik dan tidak semata-mata untuk membantu organisasi meningkatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.

e. Two ways communications, artinya pada dasarnya dalam kegiatan Public Relations harus terjadi pertukaran komunikasi. f. Management functions, artinya Public Relations paling efektif

jika ia menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan dalam sebuah manajemen organisasi.


(58)

Dari berbagai batasan Public Relations di atas di atas dapat ditarik konsep bahwa untuk memahami dan mengevaluasi berbagai opini publik atau isu publik yang berkembang terhadap suatu organisasi/perusahaan. Dalam kegiatannya Public Relations memberikan masukan dan nasihat terhadap berbagai kebijakan manajemen yang berhubungan dengan opini dan isu publik yang tengah berkembang.

2.1.3.2 Proses Kerja Public Relations

Dalam memahami dan menyelesaikan permasalahan yang ada dalam lingkungan, seorang praktisi Public Relations harus memiliki tahap-tahap dalam melakukan kegiatannya. Menurut Cutlip dan Center, ada empat proses Public Relations. Proses tersebut bersifat dinamis, sehingga setiap unsur yang ada pun berkesinambungan. Keempat proses tersebut adalah:

a. Research (penelitian)

Seorang praktisi Public Relations harus mengenal gejala dan penyebab permasalahan. Oleh sebab itu, praktisi Public Relations perlu melibatkan dirinya dalam penelitian dalam pengumpulan fakta. Ia perlu memantau dan membaca tentang pengertian, opini, sikap, dan perilaku orang-orang yang berkepentingan dan terpengaruhi oleh tindakan perusahaan. “What’s happening now?” merupakan kata-kata yang menjelaskan tahap ini. Seorang praktisi Public Relations harus jeli dalam melihat data dan fakta yang erat


(59)

sangkut pautnya dengan pekerjaan yang akan digarap. Segala keterangan harus diperoleh selengkap mungkin. Dalam tahap mendefinisikan penilitian, seorang praktisi Public Relations harus meng-olah data faktual yang telah ada, mengadakan perbandingan, melakukan pertimbangan, dan menghasilkan penilaian, sehingga dapat diperoleh kesimpulan dan ketelitian dari data faktual yang telah didapat. Proses Public Relations tidak sesederhana pengumpulan data dan fakta, namun juga harus mengedepankan pengolahan, penelitian, pengklasifikasian, dan penyusun-an data sedemikian rupa sehingga memudahkan pemecahan masalah nantinya. Penelitian dalam pencarian data ini dapat dilakukan dengan cara-cara: survei dan poling, wawancara, focus group discussion, wawancara mendalam, dan walking around research. b. Planning (perencanaan)

Setelah tahap penelitian dan pencarian data, praktisi Public Relations melanjutkan ke tahap perencanaan. Dalam tahap ini, praktisi Public Relations melakukan penyusunan masalah. Ia melakukan pemikiran untuk mengatasi masalah dan menentukan orang-orang yang akan menggarap masalah nantinya. Perencanaan ini tidak boleh diabaikan, namun harus dipikirkan secara matang karena turut menentukan suksesnya pekerjaan Public Relations secara keseluruhan. Perencanaan disusun atas data dan fakta yang telah diperoleh, bukan berdasarkan keinginan Public


(60)

Relations. Berdasarkan pada rumusan masalah, dibuat strategi perencanaan dan pengambilan keputusan untuk membuat program kerja berdasarkan kebijakan lembaga yang juga disesuaikan dengan kepentingan publik. Kata kunci dari tahap ini adalah, “What should we do and why?”

c. Action and Communication (aksi dan komunikasi)

Komunikasi sering kali dilakukan berdasarkan asumsi pribadi oleh seorang praktisi Public Relations. Akibatnya, tindakan tersebut terkadang membawa hasil yang buruk dan tidak disarankan karena akan berisiko pada citra perusahaan. Tahap ini dilewati untuk mendapatkan jawaban pertanyaan, “How do we do it and say it”. Tujuan dan objektivitas yang spesifik harus dikaitkan untuk mencapai aksi dan komunikasi yang akan dilakukan oleh praktisi Public Relations. Ia harus mampu mengkomunikasikan pelak pelaksanaan program sehingga dapat mempengaruhi sikap publiknya yang kemudian mendorong mereka untuk mendukung pelaksanaan program tersebut. Selain itu, ia juga harus melakukan aksi dan melakukan kegiatan Public Relations sebaik-baiknya. Kegiatan aksi ini merupakan kegiatan komunikasi, selayaknya komunikasi kelompok, komunikasi massa, dan komunikasi organisasional.


(61)

d. Evaluation (evaluasi)

Cara untuk mengetahui apakah prosesnya sudah selesai atau belum adalah dengan mengadakan evaluasi atas langkah-langkah yang telah diambil. Tujuan utama dari evaluasi adalah untuk mengukur keefektifitasan proses secara keseluruhan. Pada tahap ini, ia pun dituntut untuk teliti dan seksama demi keakuratan data dan fakta yang telah ada. Akan tetapi, perlu diingat bahwa nama tengah seorang praktisi Public Relations adalah „krisis‟. Oleh karena itu, setelah selesai satu permasalahan, tidak menutup kemungkinan untuk mendapatkan masalah baru lagi.

2.1.4 Tinjauan Tentang Media Relations 2.1.4.1 Pengertian Media Relations

Media relations adalah untuk mencapai publikasi atau penyiaran yang maksimum atas suatu pesan atau informasi humas dalam rangka menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak dari organisasi atau perusahaan yang bersangkutan. (2000 : 98) Jefkins menjelaskan mengenai target media relations adalah pencapaian publikasi atau penyiaran maksimal atas informasi organisasi. Publikasi yang maksimal tidak hanya dari sisi jumlah media yang memuat, melainkan juga penyampaian informasi yang lengkap, serta berada di posisi yang strategis atau mudah dibaca, didengar atau ditonton oleh pemirsa. Sementara itu Sam Black dan Melvin L. Sharpe menjelaskan media relations lebih kepada hubungan


(62)

antara organisasi dengan media. Definisinya adalah hubungan antara suatu organisasi dengan pers, radio, dan televisi secara dua arah atau dua pihak. (1998 : 37) Kesimpulannya, media relations tidak hanya terkait dengan kepentingan sepihak, organisasi saja atau media massa saja, melainkan kedua pihak memiliki kepentingan yang sama. Dengan demikian, akan membuat hubungan kerjasama menjadi win-win solutions. Dalam hal ini, perusahaan atau praktisi public relations harus benar-benar memahami kepentingan-kepentingan perusahaan media, wartawan serta insan-insan media lain yang terlibat di dalam aktivitas industri media itu sendiri. Berdasarkan pada pemahaman diatas, maka pengertian media relations adalah : Aktivitas komunikasi public relations/humas untuk menjalin pengertian dan hubungan baik dengan media massa dalam rangka pencapaian publikasi organisasi yang maksimal serta berimbang (balance).

2.1.4.2 Proses Kerja Media Relations

Dalam lingkup bidang kerja media relations, tentu saja ada kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk menunjang bidang kerja lain. (Iriantara : 2008) Misalnya, kegiatan media relations dimaksudkan untuk menopang dan menunjang kegiatan untuk mencapai sasaran community relations, customer relations, atau investor relations. Lebih dari sekedar menunjukkan menunjang kegiatan Public Relations, media relations yang menopang atau membantu kegiatan penjalinan hubungan dengan publik-publik organisasi itu, merupakan


(63)

wujud dari keterpaduan program atau kegiatan Public Relations. Adanya pembagian atau pemisahan antara misalnya media relations dengan employee relations atau investor relations untuk menunjukkan aktivitas-aktivitas utama saja. Namun aktivitas masing-masing sesungguhnya saling terkait karena memang bersifat terpadu. Apalagi bila diingat, masing-masing kegiatan tersebut pada dasarnya diselenggarakan organisasi untuk pencapaian tujuan organisasi tersebut.

Media relations sebagai bagian dari Public Relations tentu saja mengikuti langkah-langkah dengan standar dalam Public Relations. Proses kerja Public Relations yang standar itu diawali dengan langkah pertama, pengumpulan fakta bisa dilakukan dengan penelitian, menganalisis pemberitaan media atau membaca kecenderungan (trend analysis). Selanjutnya, langkah kedua yaitu perencanaan. Berdasarkan hasil penelitian atau kajian itu kemudian dirumuskan permasalahan yang dihadapi organisasi kemudian mulailah disusunnya sebuah program. Langkah ketiga adalah aksi dan komunikasi. Dan langkah keempat adalah evaluasi. Praktik media relations dapat saja dijalankan sebagai salah satu strategi komunikasi yang dijalankan organisasi. Artinya, setelah kita merumuskan permasalahan, menganalisis kemungkinan penyelesaiannya, dan merumuskan kebijakan yang akan diambil, di dalamnya sudah diperhitungkan dimensi media relations. Dalam merencanakan program-program atau kegiatan Public


(64)

Relations secara keseluruhan, media relations termasuk salah satu kegiatan yang hendak dijalankan. Apa yang diuraikan tersebut adalah menempatkan media relations sebagai bagian dari Public Relations secara keseluruhan. Bersama-sama dengan kegiatan lainnya seperti community relations dan customer relations, media relations dijalankan untuk mencapai tujuan Public Relations secara keseluruhan. Ini yang dikenal dengan istilah pendekatan Public Relations terpadu mencapai tujuan menjalin hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publik-publik dan stakeholder-nya. Tujuan Public Relations seperti itu, pada dasarnya merupakan penjabaran dari tujuan organisasi secara keseluruhan. Bersama dengan bagian-bagian lain, seperti bagian produksi, pemasaran, keuangan, dan pengembangan sumber daya manusia, bagian Public Relations berusaha mencapai tujuan organisasi sesuai dengan lingkup kerja dan tanggung jawabnya. Strategi Public Relations yang disusun pun tak lepas dari strategi yang dikembangkan organisasi untuk mencapai tujuannnya. Begitu juga dengan visi dan misi Public Relations, yang merupakan penjabaran dalam bidang Public Relations dari visi dan misi oranisasi secara keseluruhan. Sedangkan media relations bisa merupakan bagian atau salah satu unit kerja pada divisi atau departemen Public Relations. Bisa juga merupakan salah satu fungsi yang berada dalam divisi atau departemen Public Relations. Sebagai salah satu unit kerja atau fungsi pada departemen atau divisi Public


(65)

Relations, maka dengan sendirinya apa yang dilakukan dengan media relations mengacu pada tugas pokok dan fungsi Public Relations organisasi. (Iriantara: 2008)

2.1.4.3 Teknik-Teknik Media Relations

Ada beberapa teknik media relations yang berbeda. Jika dilihat dari berbagai peristiwa. Jika ada peristiwa krisis maka dilakukanlah manajemen komunikasi krisis. Krisis merupakan keadaan atau kejadian yang berdampak luas bagi masyarakat. Dalam situasi krisis, yang dalam pandangan media massa bernilai berita, tentu saja insan media massa dengan sendirinya akan datang untuk meliputnya. Seperti yang dikatakan oleh Iriantara (2008) Public Relations organisasi dituntut untuk mampu memberikan informasi tentang krisis tersebut dari perspektif organisasinya. Proses kegiatan Public Relations yang berlangsung pada saat terjadinya krisis, bisa saja mengingkari prinsip Public Relations sebagai kegiatan atau komunikasi terencana. Meski pada beberapa organisasi bisnis, sudah ditetapkan prosedur standar komunikasi dalam krisis namun tetap saja manakala krisis muncul banyak ketidakterdugaan yang terjadi. Adanya prosedur standar itu merupakan bentuk kesiapan organisasi dalam menghadapi keadaan darurat atau krisis. Biasanya dalam prosedur standar itu ditetapkan siapa yang berwenang berbicara kepada media dan informasi apa yang mesti disampaikan. Sedangkan untuk peristiwa yang lain yang lebih sederhana, jauh-jauh hari


(1)

perencanaan utama yang sesuai dengan tujuan dari kegiatan ini yaitu menjalankan fungsi informasi dan edukasi, diatasi dengan cara seminar sehingga masyarakat juga pemerintah dapat memberikan ide dan gagasan kepada PT. Nusantara Infrastructure Tbk, yang mungkin suasana baru yang dihadirkan dalam acara seminar Dialogue Series.

Dari segi Aksi dan Komunikasi yang dilakukan dalam kegiatan ini menitik beratkan pada apa yang diungkapkan oleh Marston, yaitu “Public Relations adalah suatu perencanaan dengan menggunakan komunikasi persuasif untuk mempengaruhi persepsi masyarakat” (1999, p.1), dimana para pelaku kegiatan ini harus mampu mempengaruhi masyarakat agar dapat mengikuti acara ini dengan baik, dari mulai penerbitan berita seminar di media cetak, televisi dan media komunikasi yang digunakan semua dilibatkan guna menunjang kegiatan acara seminar Dialogue Series tersebut. Komunikasi adalah inti dari acara seminar Dialogue Series yang didalamnya terdapat seminar berisi pengetahuan tentang infrastruktur dan juga diskusi yang dilakukan oleh PT. Nusantara Infrastructure ini, maksudnya seperti yang terpapar dalam hasil penelitian bahwasannya komunikasi yang baik nan menarik dari Public Relations dan Media Relations terhadap masyarakat, pemerintah serta kalangan media yang akan turut serta dalam acara seminar Dialogue Series menjadi wahana penyampaian informasi yang efektif bagi PT. Nusantara Infrastructure Tbk.

Kemudian setelah ketiga tahap tersebut selesai, muncullah evaluating yakni seperti yang diungkapkan oleh Cultip and Center dimana tahap ini adalah tahap penilaian dari semua aktivitas yang sudah dibuat ataupun dilakukan,


(2)

sehingga apapun yang sudah Public Relations dan Media Relations PT. Nusantara Infrastructure Tbk rancang dan lakukan dapat dilihat tingkat pencapaian keberhasilannya pada tahap evaluasi ini. Disebabkan alasan pembuatan acara seminar Dialogue Series ini adalah untuk menyampaikan informasi segala ide dan gagasan di dalam PT. Nusantara Infrastructure Tbk kepada masyarakat dan pemerintah mengenai infrastruktur, evaluasi yang dilakukan seperti yang diperlihatkan hasil penelitian bahwa proses yang berjalan dalam penyampaian informasi pada acara seminar Dialogue Series ini berjalan cukup baik, dengan antusiasnya para peserta seminar. Penting bagi Public Relations beserta setiap divisi yang lain PT. Nusantara Infrastructure Tbk untuk melakukan evaluasi ini secara menyeluruh agar hasil yang didapatkan bisa di ukur tingkat pencapaiannya, apakah sesuai ekspektasi atau tidak. Pada acara seminar Dialogue Series telah dilaksanakan diskusi yang dapat diteliti satu persatu oleh tim pelaksana kegiatan untuk kemudian dapat Public Relations jadikan bahan laporan kepada pihak manajerial, sesuai dengan fungsi Public Relations yang menjembatani hal tersebut, Public Relations PT. Nusantara Infrastructure Tbk pun harus mampu membuat agar laporan dari segala hal yang kurang dalam acara seminar Dialogue Series ini kemudian menjadi sesuatu yang mencuri perhatian manajerial PT. Nusantara Infrastructure Tbk sehingga hal-hal yang kurang dalam acara seminar Dialogue Series tersebut kelak dapat dibenahi, diganti ataupun justru dihilangkan demi pembuatan kegiatan lebih baik. Dengan tujuan masyarakat mengerti dan dapat memahami apa yang sudah disampaikan pada saat kegiatan berlangsung. Seperti Menurut R. Wayne Pace, Brent D, Peterson, dan M. Dallas Burnett dalam


(3)

(Effendy, 2007 : 32), Techniques for Effective Communications, menyatakan bahwa tujuan sentral komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama, yaitu:

a. To secure understanding, b. To establish acceptance,

c. To motivate action. (Effendy, 2007:32)

Pertama adalah to secure understanding, memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya. Apabila sudah dapat dimengerti, maka penerimaannya itu harus dibina to establish acceptance, lalu pada akhirnya kegiatan dimotivasikan to motivate action.

IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai “Proses Kerja

Public Relations Pada Divisi Media Relations PT. Nusantara Infrastructure Tbk Melalui Dialogue Series Dalam Meningkatkan Infrastruktur di Indonesia” yang peneliti laksanakan dari April 2014 sampai Juni 2014 di PT. Nusantara Infrastructure Tbk, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan antara lain :

a Pengumpulan fakta yang dilakukan oleh Public Relations pada divisi Media Relations PT. Nusantara Infrastructure Tbk adalah dengan cara bekerja sama dengan beberapa perusahaan yang berkecimpung di bidang infrastruktur baik dalam maupun luar negeri sebagai bahan referensi juga dengan pihak media.

b Perencanaan yang dilakukan oleh Public Relations pada divisi Media Relations PT. Nusantara Infrastructure Tbk dalam meningkatkan infrastruktur di Indonesia dengan mengadakan


(4)

acara seminar Dialogue Series, dimana seminar ini menghadirkan speakers atau pembicara yang kompeten di bidang infrastruktur dan telah mengurus berbagai infrastruktur dari banyak negara, terdapat diskusi tanya jawab antara peserta seminar dengan speakers atau pembicara.

c Aksi dan komunikasi yang dilakukan oleh Public Relations pada divisi Media Relations PT. Nusantara Infrastructure Tbk adalah dengan media gathering, e-mail, komunikasi melalui chat di media sosial seperti Facebook dan Twitter, dan tatap muka ketika acara Dialogue Series berlangsung.

d Evaluasi yang dilakukan oleh Public Relations pada divisi Media Relations PT. Nusantara Infrastructure Tbk adalah dengan menerima pertanyaan-pertanyaan wawancara yang hadir dari wartawan ketika acara Dialogue Series selesai, rapat dengan setiap divisi PT Nusantara Infrastructure yang terkait, dan kemudian disimpulkan bahwa hambatan yang terjadi dalam acara seminar Dialogue Series hanya pada masalah waktu. Banyaknya tamu VIP yang datangnya dari pihak pemerintah dan stakeholders begitu pula dengan speakers atau pembicara yang datang dari berbagai kalangan penting bahkan dari luar negara Indonesia, membuat waktu agak terlambat dikarenakan harus ditunggu terlebih dulu.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro. 2010. Metode Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif. dan Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Ardianto, Elvinaro. 2011. Handbook of Public Relations Pengantar Komprehensif. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Effendi, Onong Uchjana. 2004. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Iriantara, Yosal. 2005. Media Relations : Konsep, Pendekatan, dan Praktik. Bandung : Simbiosa.

Jeffkins, Frank. 2002. Public Relations. Jakarta : Erlangga.

Jeffkins, Frank. 2003. Public Relations edisi ke-5. Jakarta : Erlangga.

Kasali, Rhenald. 1994. Manajemen Public Relations : Konsep dan Aplikasi di Indonesia. Jakarta : Grafiti.

Kodoatie, Robert J. 2003. Pengantar Manajemen Infrastruktur. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Pace, R. Wayne dan Don F. Faules. 1998. Komunikasi Organisasi : Strategi meningkatkan kinerja perusahaan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Rakhmat, Jalaludin. 1998. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : Remaja

Rosda Karya.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta

Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi dan Pelaksanaan Sidang. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 2011. Universitas Komputer Indonesia.


(6)

SUMBER LAIN

PENELITI TERDAHULU :

Meilani, Lusy. 41809086. Judul : Proses Public Relations OZ Radio 103.1 FM Bandung Melalui Kegiatan OB Van Dalam Menjaga Eksistensi Perusahaannya. 2009. Universitas Komputer Indonesia.

Sry Pratiwi, Fitri. 41809087. Judul : Proses Public Relations PT. Biofarma (Persero) Melalui Program „Info Imunisasi‟. 2009. Universitas Komputer Indonesia.

Ratna Dewi, Shanti. 43307707. Judul : Proses Operasional Humas Protokol Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat Dalam Memfasilitasi Aspirasi Publik Melalui Kegiatan Hearing Dialog. 2007. Universitas Komputer Indonesia.

INTERNET SEARCHING :

http://blogging.co.id/pengertian-komunikasi-menurut-para-ahli/ http://herrybsancoko.wordpress.com/2003/03/20/mediarelations/ http://nandaerlika.wordpress.com//2012/2013//subyek-dan-penelitian-responden.html/

http://www.scribd.com/doc/54824302/publicrelations/ http://www.sarjabaku.com//2013/05/18/komunikasimedia http://seriavanir.wordpress.com/2013/05/18/media-massa


Dokumen yang terkait

Peranan External Public Relations Dalam Meningkatkan Citra Perusahaan PadaPT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I cabang Belawan

0 38 52

Peranan External Public Relations Dalam Meningkatkan Citra Perusahaan pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia-1 Medan

0 27 64

Peranan Public Relations Dalam Membina Komunikasi Internal Dan Eksternal Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia-I

0 34 79

Proses Public Relations Divisi Communication PT.Telekomunikasi Indonesia Regional Jawa Barat (Studi Deskriptif Tentang Proses Public Relations Divisi Communication PT. Telekomunikasi Indonesia Regional Jawa Barat Melalui Program Corporate Social Responsib

0 5 1

Laporan Praktek Kerja Lapangan Di Divisi Public Relations PT Pikiran Rakyat

1 8 69

IDENTIFIKASI MODEL PUBLIC RELATIONS DALAMAKTIVITAS COMMUNITY RELATIONS IDENTIFIKASI MODEL PUBLIC RELATIONS DALAM AKTIVITAS COMMUNITY RELATIONS (Studi Kasus pada Program Community Relations PT. Holcim Indonesia Tbk Pabrik Cilacap).

0 2 14

PUBLIC RELATIONS DAN MEDIA RELATIONS (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Media Relations Sebagai Upaya Meningkatkan Public Relations Dan Media Relations (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Media Relations Sebagai Upaya Meningkatkan Citra Positif Hote

0 5 14

Encroachment Pada Fungsi Public Relations di Divisi Public Relations and Promotion ARDAN GROUP.

0 1 2

Aktivitas public relations pt.telekomunikasi indonesia,tbk witel Solo dalam menjalankan media relations AWAL

0 0 12

MEDIA RELATIONS OF PUBLIC RELATIONS DIVISION OF PT MERPATI NUSANTARA AIRLINES (PERSERO)

0 0 32