Analisis Rasio Keuangan PEMBAHASAN

C. Analisis Rasio Keuangan

Penganalisaan rasio keuangan ada beberapa cara, diantaranya : 1. Analisis horizontaltrend analysisi, yaitu membandingkan rasio-rasio keuangan perusahaan dari tahun-tahun yang lalu dengan tujuan agar dapat dilihat trend dari rasio-rasio perusahaan selama kurang waktu tertentu. 2. Analisis vertical, yaitu membandingkan data rasio keuangan perusahaan dengan rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis atau industri untuk waktu yang sama. 3. The du pont chart berupa bagan yang dirancang untuk memperlihatkan hubungan antara assets turnover dan profit margin. Situmorang, Syafrizal Helmi, Ami Dilham : 2007. 1. Capital Work Yaitu selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. 2. Current Ratio Yaitu rasio yang membandingkan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. 3. Cash Ratio Yaitu kemampuan perusahaan untuk dapat membayar hutang lancarnya yang harus segera dipenuhi dengan kas yang tersedian dalam perusahaan dan efek yang segera harus dituangkan. 4. Quick – Assets: Piutang, kas dan investasi jangka pendek dianggap sebagai quick assets, yaitu aktiva yang dapat dituangkan dengan segera.. Quick Assets diperoleh dengan mengurangkan nilai persediaan dari aktiva lancar. Universitas Sumatera Utara 5. Kapasitas Kas Adalah tersedianya uang kas perusahaan pada suatu waktu atau dengan kata lain. Kapasitas kas adalah kas yang tersedia di dalam perusahaan. 6. Working capital to Assets Ratio Yakni rasio modal kerja yang memperbandingkan antara modal kerja dengan keseluruhan aktiva. 7. Debt Ratio Yaitu hutang yang dihitung dengan membagi total seluruh perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan total aktiva.  RASIO LIKUIDITAS 1. Rasio Lancar Carrent Ratio 2007 2008 PERUBAHAN Rp. 99,95 Rp. 99,99 Rp. 0,04 Current ratio yang dimilik PT. WIKA Beton pada tahun 2007 sebesar Rp. 99,95, ini berarti setiap Rp. 1 hutang lancar dapat dijamin dengan Rp. 0.99 Aktiva lancar. Sedangkan pada tahun 2008 rasio lancar yaitu sebesar Rp. 99, 99 ini artinya setiap hutang lancar dapat dijamin dengan Rp. 0,99 aktiva lancar. Current Ratio pada tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar Rp. 0.04. hal ini disebabkan adanya penurunan jumlah aktiva lancar yang tidak sebanding dengan turunnya jumlah hutang lancar tahun 2008. Peningkatan ini menunjukkan bahwa kondisi keuangan perusahaan semakin baik likuid, karena semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menutupi hutang lancarnya Universitas Sumatera Utara 2. Rasio Cepat Cuick Ratio 2007 2008 PERUBAHAN Rp. 63,6 Rp. 53,77 Rp. 9,83 Rasio cepat yang dimiliki PT. Wika Beton pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp. 66,6. Sedangkan rasii cepat tahun 2008 sebesar Rp. 53,77. hal ini berarti setiap Rp. 1 hutang lancar dapat dijamin dengan Rp. 0,53 aktiva lancar yang paling lancar. 3. Rasio Kas Cash Ratio 2007 2008 PERUBAHAN Rp. 2,88 Rp. 1,6 Rp. 1,28 Rasio kas yang dimiliki PT. WIKA Beton tahun 2007 adalah Rp.2,88 , ini berarti setiap 1 hutang lancar perusahaan dapat dijamin dengan Rp. 0,028 kas dan yang segara menjadi kas. Sedangkan pada tahun 2008 yaitu sebesar Rp. 1,6, ini berarti setiap 1 hutang lancar perusahaan dapat dijamin dengan Rp. 0,016 kas dan yang segera menjadi kas. Cash Ratio pada tahun 2008 mengalami penurunan sebesar –Rp. 1,28, hal ini menunjukkan adanya penurunan kas pada tahun 2008, dimana perusahaan tidak ingin ada dananya kasnya ada yang meganggur atau tidak produktif. Universitas Sumatera Utara  RASIO LEVERAGE 1. Rasio Hutang atas Aktiva 2007 2008 PERUBAHAN Rp. 100 Rp. 100 _ Rasio ini disebut juga dengan Debt Ratio yang menunjukkan perbandingan besarnya jumlah hutang dengan total aktiva yang dimiliki perusahan pada periode tertentu. Pada tahun 2007 ini menunjukkan hasil 100, yang artinya setaip rp. 1 hutang dapat ditutupi dengan aktiva sebesar Rp. 1. Sedangkan tahun 2008 yaitu hasilnya sama, sebesar Rp. 100. 2. Rasio Hutang atas Modal 2007 2008 PERUBAHAN Rp. 100 Rp. 100 _ Berbeda dengan rasio- rasio sebelumnya, yang mengharapkan angka rasio yang kecil. Semakin rendah iniberarti semakin baik kinerja perusahaan untuk melunasi hutang- hutangnya. Debt To Equity Ratio pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp. 100. Sedangkan pada tahun 2008 hasilnya adalah sama yaitu 100.  RASIO AKTIVITAS 1. Total Asset Turn Over 2007 2008 PERUBAHAN 1,43 kali 2,25 kali 0,82 kali Universitas Sumatera Utara Perputaran total aktiva pada tahun 207 sebesar 1,43 kali, yang artinya dana yang tertanam dalam jumlah seluruh aktiva berputar sebanyak 1,43 kali dalam satu tahun. Sedangkan pada tahun 2008 besarnya Perputaran total aktiva yaitu sebesar 2,25 kali ini berarti dana yang tertanam dalam jumlah seluruh aktiva berputar sebanyak 2,25 kali dalam satu tahun. Perputaran total aktiva pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebanyak 0,82 kali. Hal ini disebabkan jumlah pendapatan perusahaan pada tahun 2008 lebih besar dibandingtkan pada tahun 2007 sebelumnya. Peningkatan, hal ini menunjukkan keamampuan perusahaan semakin baik dalam mengelola jumlah seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan volume penjualan. 2. Average Collection Periode 2007 2008 PERUBAHAN 59,95 hari 65,5 hari 5,55 hari Rata- rata hari pengumpulan piutang PT. WIKA Beton yaitu, pada tahun 2007 berjumlah 59,95 hari, ini berarti piutang berputar dan kembali kedalam perusahaan menjadi uang kas diperlukan waktu selama 59,95 hari dalam satu periode. Sedangkan pada tahun 2008 rata- rata Rata- rata hari pengumpulan piutang yaitu berjumlah 65,5 hari, ini berarti piutang berputar dan kembali kedalam perusahaan menjadi uang kas diperlukan waktu selama 65,5 hari dalam satu periode tertentu. Rata- rata hari pengumpulan piutang PT. WIKA Beton pada tahun 2008 lebih cepat berputar yaitu selama 65,5 hari, dibandingkan Rata- rata hari Universitas Sumatera Utara pengumpulan piutang pada tahun 2007. Hal ini disebabkan jumlah pendapatan perusahaan pada tahun 2008 lebih besar bila dibandingkan dari tahun 2007 sebelumnya. Selain itu jumlah piutang perusahan pada tahun 2008 lebih besar dibanding dengan tahun 2007. peningkatan ini menunjukkan semakin efektifnya pengelolan dana dana yang berada diluar perusahaan piutang untuik kembali kedalam perusahaan menjadi uang kas. 3. Fixed Assets Turn Over 2007 2008 PERUBAHAN 3,58 kali 14 kali 10,42 kali Perputaran aktiva tetap pada tahun 2007 sebesar 3,58 kali, ini berarti dana yang tertanam dalam keseluruhan jumlah aktiva tetap berputar sebanyak 3,58 kali dalam satu tahun. Sedangkan pada tahun 2008 Perputaran aktiva tetap yaitu sebesar 14 kali, hal ini berarti dana yang tertanam dalam keseluruhan jumlah aktiva tetap berputar sebanyak 14 kali dalam satu tahun. Fixed Assets Turn Over pada tahun 2008 mengalami Peningkatan sebesar 10,42 kali.Hal ini disebabkan jumlah pendapatan perusahaan pada tahun 2008 lebih besar bila dibandingkan dari tahun 2007 sebelumnya. Selain itu junlah aktiva tetap pada tahun 2008 labih besar bila dibandingkan dengan tahun 2007 sebelumnya. Peningkatan ini menunjukkan kemampuan perusahaan semakin baik dalam mengelola seluruh jumlah aktiva tetap yang dimiliki untuk menghasilkan volume penjualan. Universitas Sumatera Utara  RASIO PROFITABILITAS 1. Net Profit Margin 2007 2008 PERUBAHAN 8,9 10,2 1,3 Margin laba bersih perusahan pada tahun 2007 sebesar Rp. 8,9, ini berarti setiap Rp. 1 pendapatan perusahaan dapat menghasilkan Rp.0,089 laba bersih sesudah bunga dan pajak. Sedangkan pada tahun 2008 sebesar Rp. 10,2 ini berarti setiap Rp. 1 pendapatan perusahaan dapat menghasilkan Rp.0,10 laba bersih sesudah bunga dan pajak Jumlah laba bersih yang dimiliki PT. WIKA Beton pada tahun 2008 mengalami kenaikan lebih besar bila dibandingkan dengan tahun 2007 sebelumnya. Dengan memperoleh laba yang lebih besar pada thun 2008 ini menunjukkan semakin baiknya kemampuan perusahaan untuk bereproduksi secara efisien sehingga laba bersih sesudah bunga dan pajak yang dihasilkan tahun 2008 semakin besar. 2. Gross Profit Margin 2007 2008 PERUBAHAN 8,9 10,3 1,8 Gross Profit Margin tahun 2007 sebesar 8,9, inberarti setiap Rp.1 pendapatan perusahaan dapat menghasilkan Rp. 0.089 laba kotor perusahaan. Sedangkan pada tahun 2008 sebesar Rp. 10,3 ini berarti setiap Rp. 1 pendapatan perusahaan dapat menghasilkan Rp.0,10 laba kotor perusahaan. Universitas Sumatera Utara

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Manajemen atas arus keluar- masuknya dana perusahaan yang terkontrol, akan menunjukkan kredibilitas perusahaan yang baik di dunia bisnis. Perlu diketahui Arus kas merupakan salah satu komponen dari laporan keuangan yang dapat digunakan untuk memprediksi kinerja dan prospek perusahaan di masa mendatang. Kinerja tersebut terutama dapat dilihat dari laba yang dapat menentukan besarnya deviden bagi pemegang saham. Setelah melakukan penelitian secara langsung pada PT. WIKA Beton WP I Sumatera Utara maka penulis akan memberikan kesimpulan terhadap manajemen kas yang ada pada PT. Wijaya Karya Beton Wilayah penjualan I Sumtera Utara yaitu: 1. Manajemen kas yang dijalankan oleh PT. WIKA Beton Sumatera Utara sudah bagus atau benar. Hal ini dapat dilihat dari laporan Keuangan yang disajikan oleh perusahaan yaitu terdiri dari : Laporan Neraca, Laporan Laba Rugi, dan Laporan Arus Kas cash flow. Misalnya, dilihat dari posisi kas perusahaan pada tahun 2008 yaitu mengalami penurunan sebesar Rp.1.788.300. Hal ini menunjukkan bahwa PT. WIKA Beton tidak mau dananya kasnya ada yang menganggur tidak produktif. 2. Kenaikan laba bersih PT.WIKA Beton tahun 2008 sebesar Rp. 9.240.653.559, mencerminkan nilai positif bagi perusahaan, karena kita dapat mengambil kesimpulan bahwa PT. WIKA Beton mampu meningkatkan kualitas kinerjanya dari tahun sebelumnya. Universitas Sumatera Utara