BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Kualit as pendidikan dit entukan oleh kualit as gurunya, bukan hanya besarnya dana pendidikan dan hebatnya fasilit as. Jika guru berkualit as baik,
baik pula kualit as pendidikannya. Contohnya adalah Finlandia, negara dengan kualit as pendidikan t erbaik di dunia ini serius m enjaga kualit as gurunya.
Guru-guru di Finlandia merupakan guru-guru yang kualit as t erbaik dengan pelat ihan t erbaik pula.
Profesi guru sendiri adalah profesi yang sangat dihargai, m eski gaji m ereka t idaklah fant ast is Rizali, 2009: 66. Dalam pembelajaran t ersebut ,
guru dan pesert a didik menjadi fakt or ut am a yang t erlibat secara akt if dan bersamaan. Guru sebagai penanggung jaw ab pem belajaran m em persiapkan
dan melaksanakan pem belajaran hingga melakukan evaluasi untuk m enent ukan ket unt asan. Sedangkan pesert a didik adalah subjek yang t erlibat
dalam pem belajaran t ersebut . Sekolah bukan sem at a-m at a sebagai konsumen, t etapi sekolah juga
produsen dan pem beri jasa yang sangat erat hubungannya dengan pem bangunan. Pem bangunan tidak mungkin berhasil dengan baik tanpa
didukung oleh t ersedianya t enaga kerja yang m emadai sebagai produk pendidikan. Oleh karena it u, sekolah perlu dirancang dan dikelola dengan
1
baik Ihsan, 2010: 20. Dalam m elaksanakan kegiat an pendidikan, m aka sekolah perlu memperhat ikan kualit as pem belajaran dan hasil belajarnya.
Inilah yang kemudian menjadi tuntut an bagi sekolah untuk dapat m em berikan pelayanan kepada konsum ennya, yaitu masyarakat yang
m em percayakan jasa pendidikan. Sejalan dengan fungsi pendidikan yang m elekat pada sekolah sebagai
lem baga pendidikan formal t ersebut , SM P Negeri 1 Jepon, Kabupat en Blora sangat m em perhat ikan pem belajaran t ersebut . Termasuk di era globalisasi
ini, kem am puan berbahasa asing m enjadi kom unikasi yang m ut lak diperlukan. Di SM P Negeri 1 Jepon, Kabupat en Blora, pem belajaran Bahasa
Inggris menjadi salah satu m at a pelajaran yang diharapkan dapat m em berikan cit ra positif kepada masyarakat luas. Dari pelajaran Bahasa
Inggris ini diharapkan dapat menjadikan pesert a didik t eram pil dalam berkom unikasi dalam bahasa asing t ersebut .
SM P Negeri 1 Jepon, Kabupat en Blora m erupakan salah satu sekolah unggulan di Kabupat en Blora ini dit unjang dengan sejum lah t enaga pendidik
yang berpengalaman. Dalam akt ivit as pem belajaran, peranan guru sem akin t erlihat penting dengan menerapkan pem belajaran secara kreat if. M isalnya
dalam pem belajaran Bahasa Inggris, penyam paian mat eri tidak saja secara konvensional dari guru kepada pesert a didik. Nam un mereka juga didorong
unt uk mencari dan mengum pulkan t ema yang berkait an dengan mat eri, t ermasuk unt uk belajar secara kelompok dan m enggunakan m edia
pem belajaran secara variat if. Di samping itu, pendidikan berbasis karakt er juga sudah dit erapkan. M isalnya, kereligiusan, kedisiplinan, dan kejujuran.
Dalam akt ivit as pembelajaran, perlu adanya kem ampuan yang dimiliki guru guna m em berikan sisw a pem ahaman akan mat eri yang diajarkan.
Berkait an dengan pem belajaran Bahasa Inggris berbasis karakt er, guru m em adukan mat eri akadem ik dengan pendidikan karakt er. M isalnya: pada
w akt u guru mengajarkan m at eri reading di kelas, t opik yang digunakan adalah m engenai hidup rukun beragam a. Secara t idak langsung sisw a akan
m em baca bacaan t ersebut dan m enget ahui isinya. Dengan dem ikian, sisw a m endapat kan input baru t ent ang kereligiusan yang merupakan bagian dari
pendidikan karakt er. Seiring berjalannya w akt u, maka guru pun semakin t erampil dalam
m elaksanakan pembelajaran t ersebut . M enurut Aqib dan Rohm anto 2008: 47, “ kem am puan dikdakt ik t ersebut mem ang harus t erus m eningkat
sehingga mampu m em bangun suasana pem belajaran yang produkt if, kreat if, dan inovatif” . Peningkat an kem am puan dikdakt ik ini secara sederhana dapat
dilihat dari penguasaan m at eri, penyampaian mat eri dan kepribadian. Dengan int ensit as yang rut in dan pengalam an kerja bert am bah yang t erus
t ersebut , guru dapat m enjadikan pembelajaran sebagai akt ivit as yang produkt if, kreat if, dan inovatif sehingga pesert a didik pun dapat m encapai
ket unt asan pembelajaran.
Dalam m elaksanakan akt ivit as pembelajaran t ersebut, m aka kelas m enjadi sarana yang harus dipenuhi dan difungsikan dengan opt im al. Dalam
beberapa kesem pat an guru pun dapat m elaksanakan pembelajaran di luar kelas, misalnya di laboratorium m aupun di luar kelas. Dalam banyak akt ivit as
pem belajaran, pem belajaran di dalam kelas m em ang m asih dominan. Dengan demikian, guru harus mampu m elaksanakan pem belajaran di dalam
kelas secara kreat if. Art inya int eraksi berjalan dua arah ant ara guru dengan pesert a didik. Aqib dan Rohmanto 2008: 59 menjelaskan bahwa int eraksi
dalam akt ivit as pembelajaran ini melibat kan tiga unsur, yaitu guru, sisw a dan m at eri pelajaran. Dari pemahaman ini, guru memang harus m enguasai
m at eri agar dapat melaksanakan akt ivit as pem belajaran. Inilah yang kem udian m enjadi syarat utam anya, guru harus menguasai m at eri kemudian
m elaksanakan akt ivit as pembelajaran secara int erakt if yang m elibat kan peran sert a dari pesert a didik.
Praktik pembelajaran t ersebut m em ang t idak dapat dicapai secara ideal. Fakt anya adalah m asih banyak pem belajaran yang bersifat t erorit is
dan pesert a didik hanya m enjadi objek yang hanya m enerima m at eri. Inilah yang disebut dengan lem ahnya proses pembelajaran karena anak hanya
m enghafal inform asi namun pem aham an t erhadap m at eri t ersebut masih lem ah. M enurut Sanjaya 2008: 1, hal ini akan berakibat pada
ket idakm am puan anak set elah lulus, mereka pint ar secara t eorit is t et api t idak m apu mengaplikasikan.
At as dasar hal t ersebut , m aka sekolah mem ang harus melaksanakan kegiat an pendidikan secara t erst rukt ur dan t erencana, t erlebih untuk
akt ivit as pem belajaran yang m erupakan kegiat an ut ama. Sem ua akt ifit as di sekolah harus dijadw alkan secara baik agar kegiat an proses belajar m engajar
t idak t erganggu. sem ua kegiat an, baik kegiat an kurikuler, kokurikuler, m aupun ekst rakurikuler hendaknya diatur sedem ikian rupa sehingga tidak
saling tumpang t indih. Ini yang kemudian m enjadi daya t arik bagi sekolah t ersebut unt uk berkompet isi dalam m em berikan pelayanan pendidikan
kepada m asyarakat . Ini m enjadi t ant angan serius bagi lembaga pendidikan t ersebut . Kalau t idak mampu m enjaw abnya, maka lem baga pendidikan tidak
akan berw ibaw a di hadapan roda dinamika zam an yang berjalan dengan cepat . Bahkan lem baga pendidikan akan dianggap tidak mam pu
m engant isipasi realitas kekinian yang t erjadi Asmani, 2009: 15. Sekolah bukan sem at a-mat a sebagai konsumen, t et api juga produsen
dan pem beri jasa yang sangat erat hubungannya dengan pembangunan. Pem bangunan t idak m ungkin berhasil dengan baik t anpa didukung oleh
t ersedianya t enaga kerja yang m em adai sebagai produk pendidikan. Oleh karena it u, sekolah perlu dirancang dan dikelola dengan baik Ihsan, 2010:
20. Dalam melaksanakan kegiat an pendidikan, maka sekolah perlu m em perhat ikan kualit as pembelajaran dan hasil belajarnya. Inilah yang
kem udian menjadi tuntut an bagi sekolah unt uk dapat m em berikan
pelayanan kepada konsum ennya, yaitu masyarakat yang mem percayakan jasa pendidikan.
Sejalan dengan fungsi pendidikan yang m elekat pada sekolah sebagai lem baga pendidikan formal t ersebut , SM P 1 Jepon, Kabupat en Blora sangat
m em perhat ikan pembelajaran t ersebut . Term asuk di era globalisasi ini, kem ampuan berbahasa asing menjadi kom unikasi yang mutlak diperlukan. Di
SM P 1 Jepon, Kabupat en Blora, pembelajaran Bahasa Inggris menjadi salah sat u m at a pelajaran yang diharapkan dapat m emberikan cit ra posit if kepada
m asyarakat luas. Dari pelajaran Bahasa Inggris ini diharapkan dapat m enjadikan pesert a didik t erampil dalam berkom unikasi dalam bahasa asing
t ersebut . Bahasa Inggris yang m erupakan salah sat u dari beberapa bahasa yang
digunakan sebagai bahasa int ernasional t elah banyak digunakan dalam banyak bidang, baik kesehat an, perdagangan, dan t ent u saja di bidang
pendidikan. Situasi yang menunjang kem ampuan perkem bangan bahasa juga perlu dicipt akan dan dikem bangkan oleh para guru di sekolah. Di sisi lain,
m asyarakat perlu m em berikan dukungan yang bersifat kondisi psikologis dan sosiokultural bagi perkem bangan bahasa rem aja. Lingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat sangat perlu m enciptakan suasana yang dapat m em besarkan hat i at au mendorong anak at au rem aja unt uk berani
m engkom unikasikan pikiran-pikirannya.
Penguasaan Bahasa Inggris merupakan salah sat u upaya untuk m utu m eningkat kan sum ber daya manusia. Namun upaya t idaklah mudah karena
Bahasa Inggris bukan merupakan bahasa ibu di Indonesia, dem ikian pula dengan kemampuan berbahasa yang dimiliki guru. Dalam pem belajaran
Bahasa Inggris diperlukan pengelolaan yang t epat agar pesert a didik dapat m engert i dan m em ahami m at eri yang disam paikan, t erut ama kurikulum yang
digunakan dalam sist em pendidikan yang berlaku. M engingat pent ingnya m enguasai Bahasa Inggris, m aka pem belajaran Bahasa Inggris sudah
selayaknya diajarkan secara serius kepada pesert a didik. Dengan mengenal Bahasa Inggris, pesert a didik akan lebih mudah untuk menguasai Bahasa
Inggris. Upaya untuk menguasai Bahasa Inggris dapat dilakukan m elalui pendidikan formal di sekolah m aupun m elalui pendidikan nonformal,
m isalnya dari lembaga-lem baga pendidikan atau t empat -t empat kursus Bahasa Inggris.
SM P Negeri 1 Jepon, Kabupat en Blora m erupakan salah sat u sekolah unggulan di Kabupat en Blora ini dit unjang dengan sejum lah t enaga pendidik
yang berpengalaman. Dalam akt ivit as pem belajaran, peranan dari guru semakin t erlihat pent ing dengan menerapkan pem belajaran secara kreat if.
M isalnya dalam pem belajaran Bahasa Inggris, penyampaian m at eri t idak saja secara konvensional dari guru kepada pesert a didik. Nam un m ereka juga
didorong untuk mencari dan m engumpulkan t ema yang berkait an dengan m at eri, t ermasuk unt uk belajar secara kelom pok dan menggunakan m edia
pem belajaran secara variat if. Disamping itu pendidikan karakt er juga sudah dit erapkan. M isalnya kereligiusan, kedisiplinan dan kejujuran.
Pendidikan karakt er yang dim asukkan dalam pembelajaran, mem iliki t ingkat efekt ifit as m anakala guru mampu m engkombinasikan ant ara m at eri
pokok dengan aspek pendidikan karakt er it u sendiri. Ket ika guru m em berikan t ugas kelom pok, guru memberi kan bat as w akt u kepada sisw a untuk
m enyelesaikannya. Bat asan w akt u it u, mem iliki fungsi ganda yaitu guru bisa m engelola w akt u dalam kegiat an pembelajaran, di sisi lain guru juga bisa
m em berikan pem belajaran akan pentingnya suatu kedisiplinan. Pada saat ini, tingkat korupsi yang ada di negara ini sem akin m erajalela.
Hal ini dipengaruhi oleh kesem pat an dan tingkat kejujuran yang rendah. Sem ent ara it u, guna m encipt akan generasi penerus bangsa yang m em iliki
kem ampuan dan kepribadian yang baik, hendaknya dimulai sedini mungkin. Salah sat u caranya adalah dengan mem berikan pembelajaran kejujuran
dalam bentuk pengalaman yang nyat a. Ket ika ulangan harian dilakukan, guru Bahasa Inggris harus t egas untuk m enginst ruksikan agar soal yang diberikan
dikerjakan sendiri oleh masing-m aisng siswa. Jika ada yang m enyont ek maka, guru harus mem berikan hukum an yang m em bangun. Sehingga dengan cara
it u, guru telah m engajarkan nilai dari pendidikan karakt er berupa kejujuran kepada siswa.
Berdasarkan fenomena t ersebut , maka peneliti berm inat unt uk m elakukan pengkajian t erhadap pengelolaan pem belajaran Bahasa Inggris di
SM P Negeri 1 Jepon, Kabupat en Blora dengan judul Pengelolaan Pem belajaran Bahasa Inggris Berbasis Pem bent ukan Karakt er St udi Sit us di
SM P Negeri 1 Jepon, Kabupat en Blora. Dari penelitian ini diharapkan akan diperoleh gambaran ciri-ciri pengelolaan pembelajaran yang efekt if dan
efisien sert a menarik sehingga dapat diadapt asi di lem baga pendidikan lainnya.
B. Fokus Penelitian