2. Metode Penyarian
Ekstraksi atau penyarian merupakan peristiwa perpindahan massa zat aktif larut dalam cairan penyari. Pada umumnya penyarian akan bertambah baik jika
permukaan serbuk simplisia yang bersentuhan dengan penyari semakin luas Anonim, 1989. Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan
mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua pelarut diuapkan dan serbuk
yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah ditetapkan Anonim, 2000.
Metode dasar penyarian ada beberapa yaitu maserasi, perkolasi dan soxhletasi. Pemilihan dalam metode penyarian tersebut sebaiknya disesuaikan
dengan kepentingan untuk memperoleh sari yang baik Anonim, 1989. Pemilihan metode ekstraksi juga tergantung pada sumber bahan alami dan senyawa yang
akan diujikan. Oleh karena itu terdapat beberapa pilihan metode penyarian, antara lain: maserasi, boiling, sokletasi, supercritical fluid extraction, sublimasi, dan
destilasi uap Sarker et al., 2006. Maserasi merupakan metode penyarian yang sangat sederhana dan paling
banyak digunakan untuk menyari bahan obat yang berupa serbuk simplisia yang halus. Sedangkan remaserasi merupakan pengulangan penambahan pelarut setelah
dilakukan penyaringan maserat pertama, dan seterusnya Anonim, 2000.
3. Staphylococcus epidermidis
Sistematika Staphylococcus epidermidis adalah sebagai berikut : Divisi
: Bacteria Kelas
: Bacilli Bangsa
: Bacillales Suku
: Staphylococcaceae Marga
: Staphylococcus Jenis
: Staphylococcus epidermidis Rokhmawati, 2009.
Staphylococcus epidermidis adalah suatu bakteri yang biasanya terdapat di kulit manusia, dan dapat mengakibatkan infeksi oportunistik menyerang individu
dengan kekebalan tubuh yang lemah. Staphylococcus epidermidis berisi suatu gen lipase bahwa dapat meningkatkan aktivitas lipase dan memperbaiki struktur
substrat dengan pemakaian SDM. Bakteri ini biasanya resisten kepada banyak antibiotik, kebanyakan penangananya dengan zat pembunuh kuman yang efektif,
seperti Vancomycin, Quinolones, dan Rifampin Maureen et al., 2008. Ciri-ciri penting dari bakteri Staphylococcus epidermidis adalah
berkarakteristik fakultatif, koagulase negative, katalase positif, gram positif, berbentuk kokus, dan berdiameter 0,5-1,5 µm. Bakteri ini secara alami hidup di
kulit dan membran mukosa manusia. Sebagai tambahan, Staphylococcus epidermidis tidak menghasilkan satu enzim koagulase bahwa membekukan
darah, karenanya mereka disebut stafilokokus koagulase negatif. Bakteri ini mampu bertumbuh dengan glukosa anaerobically tetapi tidak dapat menciptakan
manitol koagulase ragi. Infeksi Staphylococcus epidermidis dapat terjadi karena bakteri ini
membentuk biofilm pada alat-alat medis di rumah sakit dan menulari orang-orang di lingkungan rumah sakit tersebut infeksi nosokomial. Secara klinis bakteri ini
menyerang orang-orang yang rentan atau imunitas rendah, seperti penderita AIDS, pasien kritis, pengguna obat terlarang narkotika, dan pasien rumah sakit
yang dirawat dalam waktu lama Rokhmawati, 2009.
4. Klebsiella pneumoniae
Sistematika Klebsiella pneumoniae adalah sebagai berikut : Kingdom
: Bacteria Phylum
: Proteobacteria Class
: Gamma proteobacteria Ordor
: Entero bacteriaceae Genus
: Klebsiella Species
: Klebsiella pneumoniae Danan, 2011.
Klebsiella pneumoniae adalah bakteri Gram negatif yang termasuk famili
Enterobacteriaceae yang berbentuk batang basil. Klebsiella pneumoniae tergolong bakteri non motil, dapat memfermentasi laktosa dan dapat mereduksi
nitrat. Klebsiella pneumoniae dapat menyebabkan pneumonia. Gejala-gejala seseorang yang terinfeksi Klebsielle pneumonia adalah nafas cepat dan nafas
sesak, gejala batuk, dan kesukaran bernafas. Klebsiella pneumoniae umumnya menyerang orang yang mempunyai kekebalan tubuh lemah, seperti alkoholis,
orang dengan diabetes dan orang dengan penyakit kronik paru-paru. Beberapa jenis Klebsiella pneumoniae diobati dengan antibiotik yang mengandung cincin
beta lactam. Contoh antibiotik tersebut adalah Ampicillin, Carbenicillin, dan Amoxciciline Anonim, 2010.
5. Uji Aktivitas Antibakteri