d. Memahami hukum hukum zakat, Para ulama mensyararkan petugas zakat
itu faham terhadap hukum zakat, apabila ia diserahi urusan umum. Sebab bila ia tidak mengetahui hukum tak mungkin mampu melaksanakan
pekerjannya, dan akan lebih banyak berbuat kesalahan. Urusan zakat memerlukan ijtihad terhadap masalah yang timbul untuk diketahui
hukumnya. Apabila pekerjaan itu menyangkut bagian tertentu mengenai urusan pelaksanaan, maka tidak disyaratkan memiliki pengetahuan tentang
zakat kecuali sekedar yang menyangkut tugasnya. e.
Kemampuan untuk melaksanakan tugas, petugas zakat hendaklah memenuhi syarat untuk dapat melaksanakan tugasnya, dan sanggup
memikul tugas itu. Kejujuran saja belum mencukupi bila tidak disertai kekuatan dan kemampuan untuk bekerja.
f. Amil zakat disyaratkan laki-laki, sebagian ulama mensyaratkan amil zakat
itu laki-laki. Mereka tidak membolehkan wanita dipekerjakan sebagai amil zakat, karena pekerjaan itu menyangkut urusan sedekah.
g. Sebagian ulama mensyaratkan amil zakat itu orang merdeka bukan
seorang hamba.
61
3. Muallaf
Muallaf yaitu orang Islam yang masih lemah imannya. Berdasarkan pendapat Imam Syafi‟i, mu‟allaf memiliki empat pengertian, yaitu sebagai berikut:
a. Tokoh masyarakat yang beragama Islam dan memiliki pengaruh yang luas
di daerahtempat tinggalnya, dan ada harapan jika dia diberi zakat, orang
61
Yusuf Qardhawi , Op. Cit., h. 551-555.
lain di luar Islam akan tertarik untuk mempelajari Islam dan pada akhirnya membuat mereka masuk Islam.
b. Seseorang yang baru masuk Islam dan kondisi keimanannya masih lemah.
c. Orang yang menolak kejahatan prang yang anti terhadap zakat.
d. Orang Islam yang memiliki pengaruh terhadap orang kafir. Ketika kita
memberi zakat kepada orang ini, kita dapat terhindar dari perlakuan jahat orang-orang kafir yang berada di bawah pengaruhnya.
62
Menurut Sayyid Sabiq, Mu‟allaf yaitu golongan yang diusahakan merangkul dan menarik serta mengukuhkan hati mereka dalam keislaman disebabkan
belum mantapnya keimanan mereka, atau buat menolak bencana yang mungkin mereka lakukan terhadap kaum muslimin, dan mengambil
keuntungan yang mungkin dimanfaatkan untuk kepentingan mereka.
63
4. Gharimin
Gharimin adalah orang-orang yang berutang dan sukar untuk membayarnya. Mereka bermacam-macam, diantaranya orang yang memikul utang untuk
mendamaikan sengketa, atau menjamin utang orang lain hingga harus membayarnya yang menghabiskan hartanya, ataupun orang yang terpaksa
berutang karena memang membutuhkannya untuk keperluan hidup atau
62
Agus Thayib Afifi, Shabira Ika, Op. Cit., h. 55-56 .
63
Sayyid Sabiq, Op. Cit., h.113.