Ibnu Sabil Mustahik Zakat
dalam peperangan, baik keterlibatannya langsung maupun tidak. Termasuk pula didalamnya pembelian senjata, pembangunan benteng, dan lain-lain yang
berhubungan dengan pertahanan negara, sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Yusuf Al-Qardhawi tidak sependapat dengan upaya
memperluas makna kata fi sabilillah. Syarat mutlak bagi seluruhnya adalah bahwa fi sabilillah dalam arti untuk membela Islam dan meninggikan kalimatnya
dipersada bumi ini. Pada masa kini, boleh jadi serangan terhadap islam dalam bidang pemikiran dan kejiwaan lebih berbahaya dan lebih berdampak buruk
daripada serangan militer sehingga kalau dahulu para ulama hanya membatasi pengertian fi sabilillah dalam hal mereka menjaga dan mempertahankan
perbatasan atau mempersiapkan tentara untuk menyerang musuh, pemeblian senjata, dan alat alat perang, kini perlu ditambahkan bentuk lain dari pertahanan
dan persiapan penyerangan, antara dalam bidang pemikiran dan dakwah.
68
Di dalam Tafsir al-Maraghi disebutkan, bahwa yang dimaksud dengan fi sabilillah adalah jalan yang dutempuh menuju ridha Allah, yaitu orang-orang
yang berperang dan menjaga perbatasan. Oleh Imam Ahmad diperluas lagi pengertiannya, yaitu menyantuni para jama‟ah haji, karena melaksanakan ibadah
haji itu termasuk berjuang dijalan Allah. Demikian juga termasuk pengertian fi sabilillah semua bentuk kebaikan seperti mengafani orang yang meninggal dunia,
membuat jembatan, membuat benteng pertahanan dan memakmurkan masjid dalam pengertian yang luas seperti membangun dan memugar masjid.
69