78
R HENDARYAN, 2015 EKSPRESI KESANTUNAN DALAM TUTURAN BAHASA INDONESIA OLEH PENUTUR DWIBAHASAWAN
SUNDA-INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3.4 Definisi Operasional
Untuk memperoleh kejelasan kajian dan hasilnya dalam penelitian ini ditentukan definisi operasional sebagai berikut :
1 “Ekspresi” merupakan bentuk pengungkapan perasaan. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia 2008, h lm.360 “Ekspresi adalah pengungkapan atau proses
menyatakan memperlihatkan atau mengatakan maksud, gagasan, perasaan, dsb.”. 2
“Kesantunan” adalah ihwal berprilaku yang menunjukan kebaikan, kehalusan, melalui penjagaan martabat diri dan penghormatan kepada orang lain. Sekaitan
dengan kesantunan berbahasa Wardaugh 1987, hlm.267 menyatakan “kesantunan berbahasa adalah perilaku berbahasa yang mempergitungkan
solidaritas, kekuasaan, keakraban, status hubungan antara partisipan, dan penghargaan
”. 3
“Tutur” bersinonim dengan ujar yang berarti bunyi bahasa. Dengan demikian tuturan adalah bunyi bahasa yang diproses dan dihasilkan melalui alat ucap
manusia. Bentuk kata kerja “tutur” adalah “menuturkan”, kata benda yang menunjukkan pelakunya adalah “penutur” orang yang melakukan.
4 Ekpresi kesantunan dalam penelitian ini diartika sebagai wujud pengungkapan
perasaan yang dinyatakan dalam bahasa lisan ujaran dengan memperhatikan kebaikan dan kehalusan serta mempertimbangkan nilai-nilai budaya yang berlaku
di masyarakat. Ekspresi kesantunan dalam berbahasa diteliti melalui cara menghubungbandingkan bahasa tuturan sumber data dengan konteks pemakaian
bahasa dan norma kebahasaan yang masing-masing memiliki indikator. Tuturan- tuturan dinyatakan santun jika sesuai dengan konteks tuturan dan indikator
kesantunan baik secara teoretis maupun pragmatis. 5
Dwibahasawan Istilah “dwibahasawan” bermula dari istilah dalam tataran bidang kajian
Sosiolinguistik yakni bilingualisme bilingualism. Dalam bahasa Indonesia bilingualisme di
padankan dengan “kedwibahasaan”. Dwibahawasan terbentuk dari unsur “dwi” dua, “bahasa” sistem ujaran, “wan” manusia=penutur. Dari
79
R HENDARYAN, 2015 EKSPRESI KESANTUNAN DALAM TUTURAN BAHASA INDONESIA OLEH PENUTUR DWIBAHASAWAN
SUNDA-INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
makna komponen- komponen tersebut dapat dibuat batasan “dwibahasawan”
adalah pemakai bahasa pengguna=penutur yang terbiasa dan mampu menggunakan dua bahasa. Dalam konteks penelitian ini “dwibahasawan” adalah
penutur bahasa yang mampu dan terbiasa menggunakan dua bahasa yakni bahasa daerah bahasa ibu sebagai bahasa kesatu dan bahasa Indonesia sebagai bahasa
kedua. 6
Unjuk santun adalah ekspresi penutur dengan cara memperlihatkan kesantunan dalam berbahasa. Berunjuk santun artinya penutur memperlihatkan cara dirinya
dalam menunjukkan kesantunan berbahasa. Penguraian definisi operasional yang telah dikemukakan, dijelaskan dalam
tabel berikut :
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Subvariabel
Indikator Pengukuran
Kesantunan berbahasa
Indonesia Kebahasaan
Cara -
Pilihan kata tepat -
Pilihan kata sesuai -
Kalimat efektif -
Intonasi lagu tutur hormat -
Maksim kebijaksanaan -
Maksim kedermawanan -
Maksim penghargaan -
Maksim permufakatan -
Maksim simpati -
Prinsip santun etika:
Memperhatikan situasi; Memperhatikan mitra tutur;
Memperhatikan pesan; Memperhatikan tujuan;
Memperhatikan bentuk penyampaian; Memperhatikan norma di masyarakat;
Memperhatikan ragam bahasa; Memperhatikan relevansi tuturan;
Menjaga martabat mitra tutur; Menghindari hal kurang baik;
Menghindari pujian diri; Memberikan keuntungan mitra luhur;
Memberikan pujian mitra tutur; Mengungkapkan rasa simpati pada mitra
Observasi
Observasi
80
R HENDARYAN, 2015 EKSPRESI KESANTUNAN DALAM TUTURAN BAHASA INDONESIA OLEH PENUTUR DWIBAHASAWAN
SUNDA-INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
tutur; Menjadikan mitra tutur senang;
Membuat kesepahaman dengan mitra tutur;
Memperhatikan apa yang dikatakan dirasakan pula oleh penutur.
3.5 Teknik Pengumpulan Data