Pengaruh Unsur-unsur Paduan a. Tembaga Cu Magnesium Mg Mangan Mn Silisium Si Seng Zn Besi Fe Chromium Cr Titanium Bismuth Bi Pembuatan Alumunium

Sumber : Sidney, H.A., 1974 Gambar 2.11. Diagram Fasa Al-Mn

2.4. Pengaruh Unsur-unsur Paduan a. Tembaga Cu

Meningkatkan sekitar 12 kekuatan, konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kerapuhan, meningkatkan sifat mampu mesin, mempunyai kemampuan untuk pengerasan.

b. Magnesium Mg

Meningkatkan kekuatan dengan penguatan larutan padat solid solution strengthening dan dengan paduan sekitar 3 jika 0,5 silicon ditambahkan akan terjadi pengerasan presipitasi.

c. Mangan Mn

Bila penggunaannya dikombinasikan dengan besi dapat untuk meningkatkan mampu cor, mengurangi penyusutan dari efek pada sifat mekanik ialah meningkatkan keliatan ductility dan meningkatkan kekuatan impact.

d. Silisium Si

Meningkatkan keadaan cair fluiditas dalam pengecoran dan pengelasan paduan, mengurangi soliditas dan kecenderungan retak panas, penambahan melebihi 13 membuat paduan secara tiba-tiba menjadi sulit mengalami proses permesinan, meningkatkan ketahanan korosi.

e. Seng Zn

Mampu cornya rendah, paduan seng tinggi mudah atau cenderung untuk retak pada saat panas hot cracking dan penyusutan yang tinggi, dengan persentase 10 cenderung memproduksi tegangan retak korosi stress corrosion cracking, kombinasi seng dengan elemen lain menaikan kekuatan dengan sangat tinggi.

f. Besi Fe

Prosentase yang sedikit dapat meningkatkan kekuatan dan kekerasan pada beberapa paduan, mengurangi retak pada saat panas ketika pengecoran.

g. Chromium Cr

Meningkatkan konduktivitas pada beberapa paduan dan pada konsentrasi kecil 0,35 dapat bertindak seperti butir penghalus.

h. Titanium

Ti Dalam keadaan alamiah dapat mengotori bijih alumunium, tetapi titanium ditambahkan pada beberapa paduan sebagai butir penghalus.

i. Bismuth Bi

Ditambahkan pada beberapa paduan untuk meningkatkan sifat mampu mesin. Paduan alumunium memiliki cirri-ciri khas yaitu ringan dan kekuatan tinggi, kekurangannya adalah kedap udara buruk dan perlakuan permukaan kasar.

2.5. Pembuatan Alumunium

Bahan baku untuk pengolahan alumunium adalah bauksit. Akibat pengolahan dengan lindi, bauksit dimurnikan dan hanya tinggal oksida alumunium Al 2 O 3 sebagai sisa. Oksida alumunium sangat tinggi, yaitu 2015 o C, pengolahan alumunium sangat sukar. Untuk pemisahan alumunium dipergunakan oven-elektrolis. Oven elektrolis terdiri dari bejana baja, bagian dalam dilapisi dengan batu tahan api. Di atas dapur diletakkan blok-blok zat arang, yang berfungsi sebagai kutub negatif. Di atas dapur digantungkan 24 batang anoda pada jembatan anoda dan pada tiap ujung dengan blok anoda, yang berfungsi sebagai kutub positif. Blok zat arang digantungkan dalam cairan, yang bertentangan dengan oven-elektrolis pada pemurniaan baja dimana batang arang digantung diatas cairan dengan busur nyala api diopak. Isi oven terdiri dari tiga lapisan, lapisan atas adalah kulit-kriolit. Kriolit adalah persenyawaan fluor-alumunium, yang berfungsi sebagai elektrolit.lapisan tengah adalah cairan kriolit. Lapisan bawah adalah alumunium yang dipisahkan dalam keadaan cair. Gerobak pengisi tanah tawas diletakkan di atas kerak-kriolit. Secara beraturan kerak-kriolit didorong oleh pemecah kerak. Oleh karena itu dengan kriolit juga jatuh tanah tawas dengan kriolit ini elektrolisis dapat berlangsung pada ± 1000 o C. Jika dihubungkan suatu tegangan searah dari 4 volt kepada oven- elektolis, terjadi satu aliran melalui cairan dalam dapur sebesar 100.000 ampere. Oleh karena aliran ini tanah-tawas Al 2 O 3 terpisah dalam aluminium dan zat asam. Zat asam bersenyawa dengan blok zat arang dan anoda dan menghilang selanjutnya sebagai monoksida-arang dan dioksida- arang. Alumunium memisah pada dasar negative dan berkumpul di sana. Proses elektrolisis ini dengan penggalvanisasian. Satu kali dalam dua puluh empat jam oven dihisap sampai kosong. Gambar 2.12. Pengolahan Alumunium Alumunium dari semua oven dikumpulkan dalam oven pencampur. Dalam dapur pencampur alumunium di campur dan dipadu. Pencampuran mempunyai tujuan, agar dapat menghasilkan satu produk yang sama. Perpaduan dilaksanakan dengan silisium, magnesium, tembaga, dan sebagainya. Dari oven pencampur alumunium menuju ke oven tuang dimana hasil dimurnikan. Setelah pemurnian, alumunium diangkat ke mesin tuang ban, yang mengerjakan blok tuang yang diperlukan untuk pengolahan selanjutnya dalam bengkel tuang atau mesin tuang vertical, dimana pelat dan batang yang diperlukan guna pengolahan lebih lanjut dalam bengkel canai.

2.6. Proses Pengecoran Alumunium

Dokumen yang terkait

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR

0 3 7

PENGARUH PREHEATING PADA CETAKAN PERMANEN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS Pengaruh Preheating Pada Cetakan Permanen Terhadap Sifat Fisis Dan Mekanis Besi Cor Kelabu.

0 3 20

PENGARUH VARIASI MEDIA CETAKAN PASIR, CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN RCS ( RESIN COATED SAND ) TERHADAP PRODUK Pengaruh Variasi Media Cetakan Pasir, Cetakan Logam Dan Cetakan RCS ( Resin Coated Sand ) Terhadap Produk Coran Alumunium.

2 13 19

TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI MEDIA CETAKAN PASIR, CETAKAN Pengaruh Variasi Media Cetakan Pasir, Cetakan Logam Dan Cetakan RCS ( Resin Coated Sand ) Terhadap Produk Coran Alumunium.

0 4 23

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMUNIUM PADUAN Al, Si, Cu DENGAN CETAKAN PASIR.

0 0 7

TUGAS AKHIR PENGARUH HEAT TREATMENT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMUNIUM PADUAN DENGAN KOMPOSISI Si 1,5%, 2,1% DAN 2,7% MENGGUNAKAN CETAKAN PASIR DAN CETAKAN LOGAM.

0 1 14

PENDAHULUAN PENGARUH HEAT TREATMENT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMUNIUM PADUAN DENGAN KOMPOSISI Si 1,5%, 2,1% DAN 2,7% MENGGUNAKAN CETAKAN PASIR DAN CETAKAN LOGAM.

0 0 7

TUGAS AKHIR Analisis Sifat Fisis Dan Mekanis Aluminium Paduan Al-Si-Cu Dengan Menggunakan Cetakan Pasir.

0 1 19

PENDAHULUAN Analisis Sifat Fisis Dan Mekanis Aluminium Paduan Al-Si-Cu Dengan Menggunakan Cetakan Pasir.

0 1 6

NASKAH PUBLIKASI Analisis Sifat Fisis Dan Mekanis Aluminium Paduan Al-Si-Cu Dengan Menggunakan Cetakan Pasir.

0 0 18