32
Ringan,  yakni  ditempuh  melalui  langkah-langkah  1.  merumuskan  visi,  misi  dan tujuan  kompetensi  keahlian,  2.  merumuskan  kompetensi  kejuruan,  3.
merumuskan  pembelajaran  dan  bahan  pembelajaran  dalam  paket-paket pembelajaran,  4.  menghitung  dan  menentukan  waktu,  5.  menentukan  struktur
dan sebaran mata pelajaran Langkah-langkah  tersebut  lebih  jelasnya  disajikan  dalam  digambarkan
sebagai berikut:
E. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan  pokok  masalah  yang  telah  dirumuskan,  maka  peneliti menyusun  beberapa  pertanyaan  penelitian  sebagai  kerangka  atau  landasan
berpijak  dalam  melaksanakan  penelitian.  Rincian  pertanyaan-pertanyaan penelitian tersebut diajukan sebagai berikut:
1. Bagaimana  kondisi  objektif  kurikulum  program  produktif  SMK
Kompetensi  Keahlian  Teknik  Kendaraan  Ringan  di  Kota  Bandung  saat ini?.
Gambar 1.2 Langkah-Langkah Pengembangan Kurikulum SMK
Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif
Ujicoba Implementasi
Kurikulum Evaluasi
Kurikulum Program
Produktif Identifikasi
dan Analisis Kebutuhan
Pendidikan
feedback
no
yes
Desain Kurikulum Program Produktif
33
2. Desain  kurikulum  program  produktif  kompetensi  keahlian  teknik
kendaraan  ringan  seperti  apakah  yang  relevan  dengan  tuntutan  dunia kerja?.
3. Bagaimana hasil implementasi kurikulum program produktif  yang telah
dikembangkan  pada  SMK  Kompetensi  Keahlian  Teknik  Kendaraan Ringan?
4. Apa  faktor  yang  menjadi  pendukung  dan  penghambat  dari  desain
kurikulum  program  produktif  pada  Kompetensi  Keahlian  Teknik Kendaraan Ringan yang telah dikembangkan?.
F. Definisi Operasional
Dalam  rencana  penelitian,  terdapat  beberapa  peristilahan  yang  berkaitan dengan  tema  penelitian  yang  telah  dituangkan  pada  dalam  perumusan  masalah.
Persitilahan tersebut masih perlu diberikan pengertian secara operasional. Hal ini dilakukan  untuk  menyamakan  persepsi  dan  mempermudah  pemahaman  terhadap
istilah-istilah  yang  digunakan.  Adapun  istilah-istilah  yang  perlu  ditulis  dalam bagian definisi operasional ini, adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan Kurikulum
Pengembangan  dalam  penelitian  ini  mengacu  pada  pendapat  Goppers Ross  dalam  Mansyur  2007:27,  yaitu  “Curriculum  itself  is  a  construct  or
concept,  a  verbalization  of  an  extremely  complex  idea  or  set  of  ideas”.  Oleh karena itu dalam penelitian ini, pengembangan dimaksudkan untuk menghasilkan
produk  akhir  melalui  upaya  perbaikan  produk  atau  peningkatan  kualitas  proses
34
dalam bentuk nilai tambah dari apa  yang telah dilaksanakan sesuai dengan nilai- nilai potensial.
Produk  yang  dikembangkan  dalam  penelitian  ini  adalah  kurikulum khususnya  kurikulum  program  SMK  Kompetensi  Keahlian  Teknik  Kendaraan
Ringan.  Maka  pengembangan  kurikulum  yang  dimaksud  dalam  penelitian  ini adalah  upaya  sistematis,  terencana,  dan  komprehensif  dengan  tujuan  untuk
mengkritisi, memperbaharui, dan menyempurnakan kurikulum program produktif SMK Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan.
2. Kurikulum Program Produktif
Kurikulum  SMK,  khususnya  kurikulum  program  produktif  menggunakan pendekatan  Kurikulum  Berbasis  Kompetensi.  KBK  lahir  dari  model  kurikulum
teknologi,  model  imi  merupakan  satu  model  kurikulum  yang  memfokuskan tujuannya  pada  penguasaan  kemampuan  atau  kompetensi-kompetensi  kerja.
Kompetensi kerja yang dimaksud adalah berdasarkan standar industridunia kerja. Sehingga  kurikulum  SMK,  khususnya  kurikulum  program  produktif  pada  setiap
kompetensi  keahlian  diarahkan  untuk  mencapai  tujuan  yang  telah  ditetapkan. Dalam  mencapai  penguasaan  kompetensi  kerja,  kompetensi  dijabarkan  menjadi
sub  kompetensi,  bahkan  dikembangkan  hingga  sub-sub  kompetensi  atau performansi yang dapat diamati dan dapat diukur.
Core  kurikulum  program  produktif  di  SMK  menggunakan  model Kurikulum  Berbasis  Kompetensi.  Kompetensi  menurut  Mc.  Ashan  1979:45
adalah “the knowledge, skills, and abilities or capabilities that a person achieves, which  become  part  of  his  or  her  being  to  the  extent  he  or  she  can  satisfactorily
35
perform particular cognitive, effective, and psychomotor behavior”. Perilaku kerja yang  diharapkan  seperti  yang  dituliskan  Mc.  Ashan  di  atas,  ditegaskan  oleh
Crunkilton  1988:6  yang  menyatakan  bahwa    “kompetensi  merupakan  tugas- tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang dianggap kritis untuk keberhasilan
ketenagakerjaan”. Kompetensi  dibangun  oleh  dua  filosofi  yaitu  ”Human  Competency”  dan
”Mastery  Learning”.  Blank,  1982:vi,  kedua  filosofi  tersebut  diperlukan  untuk membentuk  suatu  kemampuan  individu  yang  sesuai  dengan  situasi  kerja,  hal  ini
sejalan  dengan  pernyataan  SpencerSpencer  1993:9.yang  menyatakan  bahwa: “competence is an underlying characteristic of individual that is causally related
to  criterion-referenced  effective  andor  superior  performance  in  a  job  or situation”.  Wujud  kompetensi  yang  dikuasai  siswa  secara  terperinci  dinyatakan
oleh  Sukmadinata  2000:29,  melalui  “suatu  kecakapan,  kebisaan,  keterampilan, kegiatan,  perbuatanperformansi  yang  dapat  diamati  dan  terukur”.  Merujuk  pada
definisi-definisi kompetensi diatas, maka pengertian kompetensi dalam penelitian ini  diartikan  sebagai  kemampuan  yang  perlu  dimiliki  oleh  individu  meliputi
pengetahuan, sikap, dan keterampilan  untuk melaksanakan tugas pekerjannya.
3. SMK Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan
SMK  Kompetensi  Keahlian  Teknik  Kendaraan  Ringan  adalah  satuan pendidikan tingkat menengah  yang memiliki ciri memperdalam pengetahuan dan
teknologi motor pembakaran dalam dengan hubungannya sebagai alat transportasi dan  niaga.  Dimana  lulusannya  dapat  menguasai  kompetensi  kerja  sebagai
mekanik pada bengkel jasa perbaikan atau perakitan kendaraan bermotor.
36
4. Relevansi Dunia Kerja
Relevansi  pendidikan  kejuruan  SMK  dengan  DUDI  erat  kaitannya dengan  kesesuaian  isi  pendidikan  isi  kurikulum  dalam  hal  penyiapan  tenaga
kerja,  sehingga  diharapkan  lulusan  SMK  dapat  mengaplikasikan  pengetahuan, kemampuan dan bekal keterampilannya di dunia  kerja. Pentingnya isi kurikulum
SMK relevan dengan dunia kerja sebagai langkah untuk mengantisipasi berbagai perkembangan  teknologi  di  dunia  kerja,  Daeng  Sudirwo  2002;5,  menyatakan
bahwa “kurikulum SMK haruslah dapat mengantisipasi perkembangan teknologi, sehingga lulusannya memiliki kemampuan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja”.
Pentingnya  kesesuaian  isi  kurikulum  dengan  DUDU  juga  dinyatakan  Sunardi 2004:7,  bahwa  “perkembangan  dunia  industri  dan  dunia  usaha  serta  adanya
program  peningkatan  mutu  produk,  sangat  membutuhkan  sumber  daya  manusia yang  professional”.  Kajian  relevansi  isi  kurikulum  SMK  dengan  industri  dapat
dicapai  dengan  adanya  keterlibatan  stakeholders  yang  ada  di  SMK  seperti  unsur pimpinan  sekolah,  guru-guru,  dewan  sekolah,  dinas  pendidikan,  dan  lain
sebagainya. Sebagaimana dinyatakan oleh  Finch   Crunkilton 1999:16, bahwa “tingkat relevansi kurikulum sekolah dengan industri dapat dicapai dengan adanya
keterlibatan  dari  pihak  stakeholders  pendidikan  kejuruan”.  Keterlibatan  yang dimaksud  adalah  sarana  membangun  kemitraan  SMK  dengan  industri  dalam
menyusun bentuk dan materi program pendidikan kejuruan. Konsep  tersebut  dikenal  dengan  Link  dan  Match.  Link  adalah  suatu
keadaan dimana pendidikan memiliki kaitan fungsional dengan kebutuhan pasar, baik  dilihat  dari  konsep,  kebijaksanaan,  perencanaan  dan  pelaksanaan  program-
37
programnya.  Match  adalah  suatu  keadaan  dimana  program-program  yang dikembangkan,  dibina,  dan  dilaksanakan  dalam  sistem  pendidikan  nasional,
sehingga dapat menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan DUDI baik dari  segi  jumlah,  jenis,  maupun  mutu  lulusan  yang  dipersyaratkan  oleh  dunia
kerja. Gambaran
tentang kualitas
lulusan pendidikan
kejuruan perlu
memperhatikan dua kriteria. Kriteria pertama meliputi aspek keberhasilan peserta didik dalam memenuhi tuntutan kurikuler yang diorientasikan pada tuntutan dunia
kerja. Kriteria kedua, meliputi keberhasilan peserta didik yang diperlihatkan pada kemampuan unjuk kerja sesuai dengan standar kompetensi setelah mereka berada
di tempat kerja. Dengan menggunakan istilah dari Finch dan Crunkilton 199915- 16,  “Kualitas  pendidikan  kejuruan  diperoleh  melalui  kualitas  yang  dicapai  di
sekolah atau in-school success standards dan berkualitas di masyarakat atau out- of school success standards”.
Kemampuan  yang  perlu  dilatihkan  kepada  siswa  berkaitan  dengan kemampuan  dasar  membaca,  menulis,  matematika,  komunikasi,  memecahkan
masalah,  keahlian  berfikir,  kemampuan  kerja,  kepemimpinan,  kemahiran komputer,  keahlian  bekerja  dalam  tim  atau  kelompok.  Imel  1990:4,
mengelompokkan  kemampuan  tersebut  menjadi  ”kemampuan  kerja  dan kemampuan  dasar  akademik”.  Pengorganisasian  substansi  kurikulum  SMK
ditetapkan  melalui  prosedur  dan  pertimbangan  kaidah  penguasaan  bidang pekerjaan  kompetensi  yang  dilandasi  dengan  dasar  perkembangan  ilmu  dan
teknologi.  yang  ditujukan  untuk  memberikan  keterampilan  khusus  bagi  siswa
38
sehingga dapat bekerja sesuai dengan bidangnya dalam dunia kerja. Implikasinya terhadap penyelenggaraan pendidikan di SMK, yaitu perlunya upaya pihak-pihak
satuan  pendidikan  dan  stakeholders  untuk  menyusun  desain  kurikulum  dan pembelajaran  yang  sesuai  dengan  kebutuhan  dunia  kerja.  Oleh  karena  itu,  untuk
menghasilkan  desain  kurikulum  program  produktif  SMK  pada  Kompetensi Keahlian  Teknik  Kendaraan  Ringan,  pengembangan  kurikulum  perlu  terus
dilakukan  melalui  redesain  kurikulum  yang  ditujukan  untuk  menemukan  desain kurikulum yang sesuai dengan harapan industri dan dunia kerja.
G. Kerangka Pikir
Desain  kurikulum  SMK  khususnya  pada  kurikulum  program  produktif dirancang  dan  dikembangkan  mengacu  pada  model  konseptual  kurikulum
kompetensi.  Menurut  Sukmadinata,  2002:81-101  bahwa  ”terdapat  banyak konsep  kurikulum  di  dalam  khasanah  ilmu  kurikulum,  namun  demikian  secara
konseptual  model  kurikulum  dapat  dibedakan  menjadi  empat  model”,  empat model  yang  dimaksud  adalah:  model  kurikulum  subjek  akademik  KSA,  model
kurikulum  humanistik,  model  kurikulum  rekonstruksi  sosial,  dan  model kurikulum teknologis atau kompetensi.
Kurikulum model kurikulum teknologis cocok diterapkan di SMK karena memiliki karakteristik Sukmadinata, 2002:97-98:
1 Tujuan  diarahkan  pada  penguasaan  kompetensi,  yang  dirumuskan  dalam
bentuk perilaku. 2
Metode  pembelajaran  yang  digunakan  ditujukan  sebagai  proses  mereaksi terhadap  rangsangan-rangsangan  yang  diberikan  dan  apabila  terjadi
39
tanggapan  yang  diharapkan  maka  tanggapan  tersebut  diperkuat. Pengajaran  bersifat  perorangan,  dan  maju  sesuai  dengan  kecepatan
masing-masing hingga menguasai secara tuntas. 3
Bahan  ajar  atau  isi  kurikulum  banyak  diambil  dari  disiplin  ilmu,  tetapi telah  diramu  sedemikian  rupa  sehingga  mendukung  penguasaan  suatu
kompetensi. 4
Evaluasi dilakukan setiap saat, pada akhir suatu pelajaran, suatu unit atau semester  yang  terdiri  dari  evaluasi  formatif  dan  sumatif  yang  umumnya
berbentuk tes objektif
Kurikulum  SMK  khususnya  pada  kurikulum  program  produktif  memiliki karakter  pembentukan  kompetensi  lulusan  berkaitan  dengan  pelaksanaan  tugas
pekerjaan  tertentu.  Inti  kompetensi  kejuruannya  didapatkan  pada  kurikulum program  produktif  yang  memuat  kompetensi  dasar  kejuruan  dan  kompetensi
kejuruan  kompetensi  keahlian  dengan  dilandasi  dasar  keilmuan  pada  program adaptif,  dan  nilai-nilai  pada  program  normatif.  Hal  ini  dapat  dilihat  dari
pengorganisasian  substansinya,  ditetapkan  melalui  prosedur  dan  pertimbangan kaidah  penguasaan  bidang  pekerjaan  kompetensi  yang  dilandasi  dengan  dasar
keilmuan  yang  memadai,  oleh  karena  itu  kurikulum  SMK  sangat  dinamis  dan fleksibel  untuk  mengantisipasi  berbagai  perkembangan  teknologi  yang  terjadi  di
dunia  kerja  melalui  pengkajian  tingkat  relevansi  kurikulum  SMK  dengan kebutuhan dunia kerja.
Kerangka pikir penelitian digambarkan melalui skema, sebagai berikut:.
40
Proses  pengembangan  kurikulum  program  produktif  di  SMK,  ditempuh melalui  proses  sinkronisasi  kurikulum  SMK  dengan  DUDI.  Proses  sinkronisasi
kurikulum  dilakukan  melalui  pola-pola  yang  efektif  mengacu  pada  kebutuhan industri  dan  kesiapan  atau  kemampuan  sekolah  lapangan,  sehingga  diharapkan
Kurikulum Produktif SMK
Teknik Kendaraan Ringan
Pengembangan Desain Kurikulum Produktif
Dunia Kerja Mekanik Otomotif
Kompetensi Kerja Mekanik Otomotif
Kurikulum Produktif Teknik Kendaraan Ringan
Hasil Pengembangan •
Rasional •
Tujuan SMK •
Tujuan Kompetensi Keahlian •
Lingkup Kompetensi Keahlian •
Standar Kompetensi Lulusan •
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
• Struktur Kurikulum dan
Substansi Kajian •
Waktu Pembelajaran •
Strategi Pembelajaran •
Silabus dan RPP
Gambar 1.3 Kerangka Pikir Penelitian
Sinkronisasi: Identifikasi  kompetensi
Analisis Kompetensi SKKNI dan Dokumen
Kurikulum SMK
41
menghasilkan  siswa  yang  memiliki  kompetensi  untuk  melaksanakan  pekerjaan tertentu,  dapat  mengembangkan  dirinya  baik  secara  vertikal  maupun  horizontal,
dan memiliki kecakapan untuk menjalani kehidupannya secara baik. Pengembangan  desain  kurikulum  program  produktif  di  SMK  perlu
dilakukan  secara  sistemik.  Hamalik  2000:68  mengemukakan  ”pendekatan sistematik  ini  dapat  digunakan  untuk  mengembangkan  program  pendidikan
kurikulum, desain pembelajaran, dan desian program pelatihan”. Keunggulan alur kerja  sistemik  sebagai  bahan  pengkajian  untuk  diterapkan  pada  pengembangan
kurikulum program produktif di SMK adalah bahwa dalam proses pengembangan desain  kurikulum  diawali  dari  penentuan  deskripsi  dan  spesifikasi  tuntutan
kompetensi  suatu  pekerjaan,  kemudian  dirancang  proses  pembelajaran  yang dibutuhkan
untuk melatih
kemampuan, ujicoba,
disosialisasikan dan
diimplementasikan. Lebih  lanjut  Hamalik  2001:77,  menuliskan  bahwa  ”kurikulum  SMK
perlu  dikembangkan  sesuai  dengan  kebutuhan  dunia  kerja”,  kesesuaian  tersebut dengan  mempertimbangkan  faktor-faktor  sebagai  berikut,  faktor  guru,  siswa,
kebijakan,  desain  kurikulum,  implementasi  kurikulum,  ketersediaan  fasilitas, penciptaan  lingkungan  sekolah  sebagai  lingkungan  kerja,  dukungan  masyarakat
dan dukungan industri. Pengembangan  desain  kurikulum  program  produktif  di  SMK  perlu
memuat  skills  standard  on  vocational  education  melalui  enam  prinsip  yaitu:  a membangun  komunikasi  antara  dunia  pendidikan  dengan  DUDI;  b  isi
kurikulum relevan dengan kebutuhan dunia kerja; c memberikan persiapan yang
42
lebih  baik  kepada  calon  lulusan;  d  lulusan  akan  dapat  dihasilkan  dengan  baik apabila terdapat kesesuaian antara sekolah dengan dunia kerja; e menggunakan
acuan kriteria dalam pembelajaran; dan f meningkatkan motivasi dan kinerja.
H. Tujuan Penelitian