infertilitas dan perlengketan saluran tuba yang memicu terjadinya kehamilan ektopik Rabiu et al., 2010.
2.2 Remaja Adolescence
Remaja berasal dari bahasa latin “adolescere” yang berarti tumbuh ke arah kematangan. Menurut WHO, remaja adalah periode usia antara 12 sampai 24
tahun, sedangkan menurut Depkes RI batasan usia remaja ialah antara 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Menurut BKKBN usia remaja yaitu 10 sampai 19
tahun, suatu periode pematangan organ reproduksi, yang sering disebut masa pubertas. Masa remaja atau adolescence merupakan masa transisi yang ditandai
adanya perubahan fisik, psikis, dan emosi. Pada masa ini terjadi perubahan fisik organobiologik yang cepat dan tidak seimbang dengan perubahan psikis
kejiwaan, oleh karena itu diperlukan perhatian khusus, bimbingan dan dukungan dari lingkungan di sekitarnya.
2.2.1 Perkembangan Remaja dan Ciri-cirinya Berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja, kita perlu mengetahui dan
mengenal perkembangan remaja serta ciri-cirinya Widyastuti,2009, ada tiga tahap yaitu:
1. Masa remaja awal 10-12 tahun a. Remaja lebih cenderung merasa dekat dengan teman sebayanya.
b. Kelihatan dan merasa ingin bebas. c. Mulai lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan berpikir
abstrak khayal. 2. Masa remaja muda 13-15 tahun
a. Tampak merasa ingin mencari identitas diri. b. Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis.
c. Timbul perasaan cinta yang mendalam. d. Kemampuan berpikir abstrak berkhayal makin berkembang.
e. Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual. 3. Masa remaja akhir 16-19 tahun
Universitas Sumatera Utara
a. Menunjukkan pengungkapan kebebasan diri b. Memilih teman sebaya secara lebih selektif
c. Memiliki citra gambaran, keadaan, peranan terhadap dirinya d. Dapat mewujudkan perasaan cinta
e. Memiliki kemampuan berpikir khayal abstrak.
2.2.2 Anatomi Organ Genitalia Remaja Putri Perempuan memiliki organ reproduksi bagian eksterna dan bagian interna,
yang keduanya dihubungkan oleh saluran atau liang vagina Wiknjosastro, 2005. 1. Organ bagian eksterna
Gambar 2.1 Genitalia Eksterna pada perempuan Netter,2010
a. Mons veneris adalah bagian yang menonjol di bagian depan simfisis, terdiri dari jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat.
b. Labia mayora merupakan lanjutan dari mons veneris. Bagian ini terdiri atas kanan dan kiri yang berbentuk lonjong. Labia mayora kanan dan labia
mayora kiri akan bertemu membentuk perineum. c. Labia minora adalah suatu lipatan tipis dari kulit sebelah dalam labia
mayora. d. Himen selaput dara merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina.
Universitas Sumatera Utara
2. Organ bagian interna
Gambar 2.2 Genitalia Interna pada perempuan Netter,2010
a. Vagina liang senggama memiliki ukuran panjang bagian depan 6,5 cm dan dinding belakang 9 cm. Di sebelah depan dinding vagina bagian
bawah terdapat uretra, sedangkan bagian atasnya berbatasan dengan kandung kemih. Bagian dalam vagina terdapat lipatan-lipatan yang disebut
rugae yang memungkinkan vagina melebar pada saat persalinan. b. Serviks dikenal juga sebagai mulut rahim. Serviks merupakan bagian
terdepan dari rahim yang menonjol ke dalam vagina sehingga berhubungan dengan vagina.
c. Rahim uterus memiliki bentuk seperti buah pir yang terletak di dalam rongga panggul kecil di antara kandung kemih dan anus. Uterus memiliki
tiga lapisan yaitu endometrium, miometrium, dan perimetrium. Pada saat terjadi menstruasi, maka terjadi peluruhan bagian endometrium.
d. Saluran telur tuba falopii memiliki panjang sekitar 12 cm dengan diameternya 3-8mm. Bagian tuba penting untuk menyalurkan ovum atau
telur dari ovarium. e. Indung telur ovarium pada umumnya terdapat dua indung telur kanan
dan kiri. Sel telur beregerak di sepanjang tuba falopii dengan bantuan silia rambut getar dan otot pada dinding tuba. Sejak pubertas, ovarium secara
bergantian melepas satu ovum dari folikel de graaf folikel yang telah matang.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Cara menjaga kebersihan organ genitalia Menurut Holloway 2010, daerah genitalia merupakan daerah yang
rentan terkena infeksi yang dapat menimbulkan gejala dan bau tidak sedap. Oleh karena itu, perempuan perlu menjaga kebersihan organ genitalia seperti:
1. Mengganti pakaian dalam paling tidak dua kali sehari. Menggunakan pakaian dalam yang bersih, kering, dan terbuat dari bahan katun.
2. Mencuci vagina dengan cara membasuh dari depan vagina ke arah belakang anus menggunakan air bersih setiap sehabis buang air kecil, air
besar, dan mandi. 3. Biasakan mencuci tangan sebelum menyentuh vagina.
4. Pada saat menstruasi, gunakan pembalut yang lembut, dapat menyerap dengan baik, tidak mengandung bahan yang membuat alergi misalnya
parfum atau gel dan merekat dengan baik pada celana dalam. Pembalut sebaiknya diganti sekitar 4-5 kali sehari untuk menghindari pertumbuhan
bakteri. 5. Hindari penggunaan handuk atau waslap milik orang lain untuk
mengeringkan vagina. 6. Mencukur sebagian dari rambut kemaluan untuk menghindari
kelembaban yang berlebihan.
2.3 Teori Perilaku