Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan Dismenore pada Siswi SMA Santo Thomas 1 Medan Tahun 2011/2012.
HUBUNGAN
KEBIASAAN OLAHRAGA DENGANDISMENORE
PADA SISWI SMA SANTO THOMAS 1 MEDAN
TAHUN 2011/2012
Oleh :
TOH CHIA THING
080100273
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
(2)
HUBUNGAN
KEBIASAAN OLAHRAGA DENGANDISMENORE
PADA SISWI SMA SANTO THOMAS 1 MEDAN
TAHUN 2011/2012
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
TOH CHIA THING
080100273
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan Dismenore pada Siswi SMA Santo Thomas 1 Medan Tahun 2011/2012
Nama : TOH CHIA THING
NIM : 080100273
Pembimbing
... (dr. Dudy Aldiansyah, Sp.OG)
NIP: 197712142008121001
Penguji I
... (dr. Rina Amelia, M.A.R.S.) NIP: 197604202003122002
Penguji II
... (dr. Eka Roina Megawati, M. Kes)
NIP: 197812232003122002
Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
...
(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp. PD-KGEH) NIP: 19540220 198011 1 001
(4)
ii
ABSTRAK
Dismenore merupakan salah satu keluhan ginekologi yang paling umum dirasakan perempuan usia produktif dimana definisi dismenore primer adalah sensasi nyeri selama menstruasi tetapi tidak berkaitan dengan kelainan organik. Prevalensi dismenore primer cenderung lebih tinggi pada remaja putri dibandingkan dengan wanita yang lebih dewasa. Secara umum, olahraga dipercaya bermanfaat dalam mengurangi kejadian dismenore. Namun, tidak banyak penelitian yang dapat membuktikan pendapat ini dan kepustakaan ilmiah menunjukkan bukti yang beraneka ragam. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk meneliti apakah terdapat hubungan antara dismenore dengan kebiasaan berolahraga.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif-analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel penelitian sebanyak 89 orang diambil secara acak dengan menggunakan simple random sampling dari semua siswi SMA Santo Thomas 1 Medan tahun 2011/2012. Responden diberi kuesioner yang berisi pertanyaan tentang gejala yang dialami sebelum dan selama menstruasi, tingkat gangguan yang dialami selama menstruasi dan kebiasaan berolahraga.
Pada penelitian ini didapatkan bahwa prevalensi dismenore dari semua siswi SMA Santo Thomas 1 Medan adalah sebanyak 53,9% dan prevalensi kebiasaan berolahraganya adalah sebanyak 32,6%. Dari prevalensi dismenore dan kebiasaan olahraga ini didapatkan kejadian dismenore pada responden yang memiliki kebiasaan berolahraga adalah 10 orang (34,5%) sedangkan kejadian dismenore pada responden yang tidak berolahraga adalah 38 orang (63,3%). Hasil analisa data dengan menggunakan metode uji Chi Square menunjukkan kejadian dismenore terjadi secara signifikan pada responden yang tidak berolahraga (p = 0,01). Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa prevalensi dismenore sedang (50,0%) dan dismenore ringan (45,8%) lebih dominan terjadi pada kejadian dismenore.
Sebagai kesimpulan didapatkan bahwa terdapat hubungan antara kebiasaan berolahraga dengan dismenore pada siswi SMA Santo Thomas 1 Medan tahun 2011/2012 dimana kejadian dismenore lebih rendah pada responden yang mempunyai kebiasaan berolahraga.
(5)
ABSTRACT
Dysmenorrhea is one of the most common gynecologic complaints among women during childbearing age. The primary dysmenorrhea is the pain sensation of lower abdomen during menstruation, but it does not relate to the physical cause. The prevalence of primary dysmenorrhea tends to be higher in young ladies than in older women. In general, anecdotal believes that exercise is beneficial and efficient in reducing the dysmenorrhea. However, only a few studies can prove this fact and the scientific literature displays mixed evidence. The main objective of this study was to determine the effects of exercise on primary dysmenorrhea.
A descriptive-analytic method with the approach to cross-sectional studies was used to conduct the research. A total of 89 samples were taken at random by using simple random sampling from the St. Thomas 1 Medan Senior High School year of 2011/2012. The respondents were given a questionnaire regarding the symptoms experienced before and during menstruation, the level of disturbance experienced during menstruation and their exercise habits.
In this study, it was found that the prevalence of dysmenorrhea among the student from St. Thomas 1 Medan Senior High School was 53.9% and the prevalence of exercising habit was found to be 32.6%. Through this study, it was found that the incidence of dysmenorrhea among the respondents who exercise regularly were 10 people (34.5%) whereas the incidence of dysmenorrhea among the respondents who did not exercise regularly were 38 people (63.3%). A chi-square test was used for statistical analyses found that the incidence of dysmenorrhea occurred significantly among the respondents who did not exercise (p=0.01). The results also showed higher incidence of moderate dysmenorrhea (50.0%) following by mild dysmenorrhea (45.8%) among the respondents who experienced dysmenorrhea.
In conclusion, the analysis showed that there was a significant correlation between exercise and dysmenorrhea where the incidence of dysmenorrhea was found lower among the respondents who had exercising habit.
(6)
iv
KATA PENGANTAR
Terima kasih saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan anugerah-Nya saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penelitian ini adalah mengenai Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan Dismenore pada Siswi SMA Santo Thomas 1 Medan Tahun 2011/2012.
Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing penulis yaitu dr. Dudy Aldiansyah, Sp.OG yang telah meluangkan banyak waktu dan pikirannya serta memberikan petunjuk dan sarannya selama proses pembuatan karya tulis ilmiah dijalankan, dr. Rina Amelia, M.A.R.S. dan dr. Eka Roina Megawati, M.Kes, selaku dosen penguji kepada peneliti yang telah banyak memberi saran dan pengetahuan kepada peneliti. Ucapan terima kasih juga ditujukan untuk dosen-dosen yang mengajar Ilmu Kesehatan Kedokteran (IKK) Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberi petunjuk dan bimbingan dalam mengerjakan karya tulis ilmiah ini serta pihak SMA Santo Thomas 1 Medan yang memberi kesempatan untuk melakukan penelitian ini. Terima kasih kepada keluarga dan segenap teman-teman yang telah mendukung saya selama ini.
Saya menyadari bahwa penyusunan dan penulisan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Saya sangat berharap saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat menyempurnakan lagi penelitian ini. Kepada semua yang membaca karya tulis ilmiah ini saya mengucapkan terima kasih karena telah meluangkan waktu untuk membacanya. Semoga dengan adanya karya tulis ilmiah ini dapat memberi manfaat kepada semua dan penulis sendiri.
Medan, 15 Desember 2011
……… (Toh Chia Thing)
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR SINGKATAN ... ix
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 2
1.3. Tujuan Penelitian ... 2
1.3.1. Tujuan Umum ... 2
1.3.2. Tujuan Khusus ... 3
1.4. Manfaat Penelitian ... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………... 4
2.1. Dismenore ... 4
2.1.1. Definisi Dismenore ... ... 4
2.1.2. Epidemiologi Dismenore ... 4
2.1.3. Etiologi Dismenore ... 4
2.1.3.1. Etiologi Dismenore Primer ... 4
2.1.3.2. Etiologi Dismenore Sekunder ... 5
2.1.4. Patofisiologi Dismenore ... 5
2.1.4.1. Patofisiologi Dismenore Primer ... 5
2.1.4.2. Patofisiologi Dismenore Sekunder... 7
2.1.5. Gejala Klinis Dismenore ... 8
2.1.5.1. Gejala Klinis Dismenore Primer ... 8
2.1.5.2. Gejala Klinis Dismenore Sekunder ... 9
2.1.6. Tingkat Keparahan Dismenore ... 9
2.1.7. Diagnosis Dismenore ... 10
2.1.7.1. Diagnosis Dismenore Primer ... 10
2.1.7.2. Diagnosis Dismenore Sekunder ... 10
2.1.8. Penatalaksanaan Dismenore ... 11
2.1.8.1. Penatalaksanaan Farmakologi ... 11
2.1.8.2. Penatalaksanaan Non-Farmakologi ... 11
2.2. Olahraga ... 12
2.2.1. Tipe Latihan Olahraga... ... 12
2.2.2. Tingkat Aktivitas Fisik ... 13
(8)
vi
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL…….. 16
3.1. Kerangka Konsep Penelitian... 16
3.2. Definisi Operasional... 16
3.2.1. Subjek Penelitian... 16
3.2.2. Dismenore... 17
3.2.3. Olahraga... 17
3.3. Cara Ukur………... 17
3.4. Alat Ukur... 18
3.5. Skala Pengukuran…………... 18
3.6. Hipotesis... 18
BAB 4 METODE PENELITIAN……… 19
4.1. Jenis Penelitian ... 19
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 19
4.2.1. Lokasi Penelitian ... 19
4.2.2. Waktu Penelitian ... 19
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 19
4.3.1. Populasi Penelitian ... 19
4.3.1.1. Kriteria Inklusi ... 20
4.3.1.2. Kriteria Eksklusi ... 20
4.3.2. Sample Penelitian ... 20
4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 21
4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 21
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.………. 22
5.1. Hasil Penelitian ... 22
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 22
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 22
5.1.3. Hasil Analisa Data ... 23
5.2. Pembahasan ... 30
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN………...………. 34
6.1. Kesimpulan ... 34
6.2. Saran ... 35
DAFTAR PUSTAKA... 36
(9)
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2.1 Tingkat Keparahan Dismenore 9
3.1 Tingkat Keparahan Dismenore 17
5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia
23
5.2 Distribusi frekuensi dismenore 23
5.3 Distribusi frekuensi kebiasaan olahraga. 24
5.4 Distribusi frekuensi kebiasaan olahraga berdasarkan frekuensi dismenore.
24
5.5 Distribusi frekuensi dismenore dan
kebiasaan beolahraga berdasarkan frekuensi gejala.
25
5.6 Distribusi frekuensi dismenore dan
kebiasaan beolahraga berdasarkan distribusi frekuensi gejala sistemik.
26
5.7 Distribusi frekuensi dismenore dan
kebiasaan beolahraga berdasarkan frekuensi gangguan aktivitas sehari-hari.
27
5.8 Distribusi frekuensi dismenore dan
kebiasaan beolahraga berdasarkan frekuensi gangguan kemampuan kerja.
28
5.9 Distribusi frekuensi dismenore dan
kebiasaan beolahraga berdasarkan frekuensi keperluan obat tahan sakit (analgesik).
29
5.10 Distribusi frekuensi dismenore dan kebiasaan beolahraga berdasarkan
berdasarkan tingkat keparahan dismenore.
(10)
viii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
(11)
DAFTAR SINGKATAN
AKDR Alat Kontrasepsi dalam Rahim
COX Cyclooxygenase
FSH Folikel Stimulating Hormone
GnRH Gonadotropin-Releasing Hormone
IUD Intrauterin Device
LH Luteinizing Hormone
LT (A4, B4, C4, D4, E4) Leukotrien (A4, B4, C4, D4, E4)
MRI Magnetic Resonance Imaging
OAINS Obat Anti-Inflamasi Non Steroid
PG 12 Prostasiklin
PGE2 Prostaglandin E2
PGF2α Prostaglansin F2α
PRP Penyakit Radang Panggul
(12)
ii
ABSTRAK
Dismenore merupakan salah satu keluhan ginekologi yang paling umum dirasakan perempuan usia produktif dimana definisi dismenore primer adalah sensasi nyeri selama menstruasi tetapi tidak berkaitan dengan kelainan organik. Prevalensi dismenore primer cenderung lebih tinggi pada remaja putri dibandingkan dengan wanita yang lebih dewasa. Secara umum, olahraga dipercaya bermanfaat dalam mengurangi kejadian dismenore. Namun, tidak banyak penelitian yang dapat membuktikan pendapat ini dan kepustakaan ilmiah menunjukkan bukti yang beraneka ragam. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk meneliti apakah terdapat hubungan antara dismenore dengan kebiasaan berolahraga.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif-analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel penelitian sebanyak 89 orang diambil secara acak dengan menggunakan simple random sampling dari semua siswi SMA Santo Thomas 1 Medan tahun 2011/2012. Responden diberi kuesioner yang berisi pertanyaan tentang gejala yang dialami sebelum dan selama menstruasi, tingkat gangguan yang dialami selama menstruasi dan kebiasaan berolahraga.
Pada penelitian ini didapatkan bahwa prevalensi dismenore dari semua siswi SMA Santo Thomas 1 Medan adalah sebanyak 53,9% dan prevalensi kebiasaan berolahraganya adalah sebanyak 32,6%. Dari prevalensi dismenore dan kebiasaan olahraga ini didapatkan kejadian dismenore pada responden yang memiliki kebiasaan berolahraga adalah 10 orang (34,5%) sedangkan kejadian dismenore pada responden yang tidak berolahraga adalah 38 orang (63,3%). Hasil analisa data dengan menggunakan metode uji Chi Square menunjukkan kejadian dismenore terjadi secara signifikan pada responden yang tidak berolahraga (p = 0,01). Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa prevalensi dismenore sedang (50,0%) dan dismenore ringan (45,8%) lebih dominan terjadi pada kejadian dismenore.
Sebagai kesimpulan didapatkan bahwa terdapat hubungan antara kebiasaan berolahraga dengan dismenore pada siswi SMA Santo Thomas 1 Medan tahun 2011/2012 dimana kejadian dismenore lebih rendah pada responden yang mempunyai kebiasaan berolahraga.
(13)
ABSTRACT
Dysmenorrhea is one of the most common gynecologic complaints among women during childbearing age. The primary dysmenorrhea is the pain sensation of lower abdomen during menstruation, but it does not relate to the physical cause. The prevalence of primary dysmenorrhea tends to be higher in young ladies than in older women. In general, anecdotal believes that exercise is beneficial and efficient in reducing the dysmenorrhea. However, only a few studies can prove this fact and the scientific literature displays mixed evidence. The main objective of this study was to determine the effects of exercise on primary dysmenorrhea.
A descriptive-analytic method with the approach to cross-sectional studies was used to conduct the research. A total of 89 samples were taken at random by using simple random sampling from the St. Thomas 1 Medan Senior High School year of 2011/2012. The respondents were given a questionnaire regarding the symptoms experienced before and during menstruation, the level of disturbance experienced during menstruation and their exercise habits.
In this study, it was found that the prevalence of dysmenorrhea among the student from St. Thomas 1 Medan Senior High School was 53.9% and the prevalence of exercising habit was found to be 32.6%. Through this study, it was found that the incidence of dysmenorrhea among the respondents who exercise regularly were 10 people (34.5%) whereas the incidence of dysmenorrhea among the respondents who did not exercise regularly were 38 people (63.3%). A chi-square test was used for statistical analyses found that the incidence of dysmenorrhea occurred significantly among the respondents who did not exercise (p=0.01). The results also showed higher incidence of moderate dysmenorrhea (50.0%) following by mild dysmenorrhea (45.8%) among the respondents who experienced dysmenorrhea.
In conclusion, the analysis showed that there was a significant correlation between exercise and dysmenorrhea where the incidence of dysmenorrhea was found lower among the respondents who had exercising habit.
(14)
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Istilah dimenore (dysmenorrhea) berasal dari Yunani berarti nyeri haid yang terjadi sebelum dan selama siklus menstruasi pada wanita (Perheentupa, 2005). Dismenore, salah satu keluhan ginekologi yang paling umum, diperkirakan mempengaruhi 60% sampai 90% perempuan pada usia produktif. Diantaranya, 59,7% dari wanita usia dewasa muda melaporkan beberapa unsur nyeri haid (Patruno, 2006). Keluhan ini mungkin merupakan penyebab utama banyaknya absensi baik dari sekolah maupun dari kantor di kalangan wanita muda (Havens, 2002).
Prevalensi dismenore primer cenderung lebih tinggi pada remaja putri dibanding dengan wanita yang lebih dewasa (Proctor, 2007). Studi peninjauan sistematis di negara-negara berkembang menemukan bahwa 25-50% wanita dewasa dan sekitar 75% dari remaja mengalami sensasi nyeri selama menstruasi, dengan lima hingga dua puluh persen dilaporkan mengalami dismenore berat atau menghambat mereka dari berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari (Harlow, 2004). Prevalensi dismenore primer berkurang dengan bertambahnya usia dan semakin menurun setelah usia 24 tahun (Dawood, 2006).
Dalam penelitian di Kanada menemukan 60% wanita mengalami dismenore primer dengan 51% melaporkan keterbatasan kegiatan sehari-hari, 17% melaporkan absensi dari kantor dan 36% mengadukan nyeri haid sedang atau berat (Burnett, 2005). Penelitian lain di India menemukan 55% wanita yang berusia 18 hingga 45 tahun mengalami dismenore dengan catatan terdapatnya 18% mengalami dismenore berat (Patel, 2006). Sepuluh persen daripada wanita usia 24 tahun melaporkan nyeri yang mengganggu aktivitas sehari-hari (French, 2005).
Dismenore dikelompokkan menjadi dua, yaitu dismenore primer dan dismenore sekunder. Dismenore primer mengacu sebagai nyeri haid tanpa
(15)
kelainan anatomi atau pelvis, diduga disebabkan oleh peningkatan sekresi prostaglandin oleh endometrium sehingga menyebabkan kontraksi uterus abnormal yang diikuti dengan pengurangan aliran darah rahim dan terjadinya sensasi nyeri akibat iskemik (Dawood, 2006). Sedangkan dismenore sekunder didefinisikan sebagai nyeri haid yang dikaitkan dengan kelainan pelvis yang mendasarinya (Stenchever, 2001; Rapkin, 2007).
Pada wanita yang aktif secara fisik dilaporkan kurang terjadinya dismenore. Wanita yang berolahraga sekurang-kurangnya satu kali seminggu dapat menurunkan intensitas rasa nyeri dan ketidaknyamanan pada bagian bawah abdominal. Fenomena ini kemungkinan diinduksi oleh endorfin yang dilepaskan di sirkulasi selama olahraga (Irwin, 2007). Tampaknya secara umum dipercayai bahwa olahraga dapat mengurangkan gejala dismenore. Namun, hanya beberapa studi yang telah meneliti efek latihan fisik terhadap dismenore (Carlberg, 2001).
Berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti akan mencoba melakukan penelitian tentang hubungan kebiasaan olahraga dengan dismenore pada siswi SMA Santo Thomas 1 Medan tahun 2011/2012 supaya dapat mencari alternatif terapi yang mudah dilaksanakan tanpa memerlukan obat-obatan untuk mengatasi masalah dismenore serta meningkatkan kebiasaan berolahraga di kalangan siswi.
1.2. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang permasalahan yang ada maka pokok permasalahan adalah untuk menentukan apakah adanya hubungan kebiasaan olahraga dengan dismenore pada siswi SMA Santo Thomas 1 Medan tahun 2011/2012?
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kebiasaan berolahraga dengan dismenore pada siswi SMA Santo Thomas 1 Medan tahun 2011/2012.
(16)
3
1.3.2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui kejadian dismenore pada siswi SMA Santo Thomas 1 Medan tahun 2011/2012.
2. Mengetahui kebiasaan olahraga siswi SMA Santo Thomas 1 Medan tahun 2011/2012.
3. Mengetahui tingkat keparahan dismenore pada siswi SMA Santo Thomas 1 Medan tahun 2011/2012.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:
1. Memahami hubungan kebiasaan olahraga dengan dismenore serta memberikan informasi kesehatan reproduksi mengenai upaya penanganan dan pencegahan dismenore.
2. Menjadi masukan bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan pemberian asuhan kesehatan reproduksi wanita.
3. Menambahkan kepustakaan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk meningkatkan pengetahuan mengenai dismenore.
4. Sebagai landasan untuk penelitian sejenis selanjutnya yang terkait dengan dismenore.
(17)
HUBUNGAN
KEBIASAAN OLAHRAGA DENGANDISMENORE
PADA SISWI SMA SANTO THOMAS 1 MEDAN
TAHUN 2011/2012
Oleh :
TOH CHIA THING
080100273
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
(18)
HUBUNGAN
KEBIASAAN OLAHRAGA DENGANDISMENORE
PADA SISWI SMA SANTO THOMAS 1 MEDAN
TAHUN 2011/2012
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
TOH CHIA THING
080100273
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
(19)
LEMBAR PENGESAHAN
Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan Dismenore pada Siswi SMA Santo Thomas 1 Medan Tahun 2011/2012
Nama : TOH CHIA THING
NIM : 080100273
Pembimbing
... (dr. Dudy Aldiansyah, Sp.OG)
NIP: 197712142008121001
Penguji I
... (dr. Rina Amelia, M.A.R.S.) NIP: 197604202003122002
Penguji II
... (dr. Eka Roina Megawati, M. Kes)
NIP: 197812232003122002
Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
...
(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp. PD-KGEH) NIP: 19540220 198011 1 001
(20)
ii
ABSTRAK
Dismenore merupakan salah satu keluhan ginekologi yang paling umum dirasakan perempuan usia produktif dimana definisi dismenore primer adalah sensasi nyeri selama menstruasi tetapi tidak berkaitan dengan kelainan organik. Prevalensi dismenore primer cenderung lebih tinggi pada remaja putri dibandingkan dengan wanita yang lebih dewasa. Secara umum, olahraga dipercaya bermanfaat dalam mengurangi kejadian dismenore. Namun, tidak banyak penelitian yang dapat membuktikan pendapat ini dan kepustakaan ilmiah menunjukkan bukti yang beraneka ragam. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk meneliti apakah terdapat hubungan antara dismenore dengan kebiasaan berolahraga.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif-analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel penelitian sebanyak 89 orang diambil secara acak dengan menggunakan simple random sampling dari semua siswi SMA Santo Thomas 1 Medan tahun 2011/2012. Responden diberi kuesioner yang berisi pertanyaan tentang gejala yang dialami sebelum dan selama menstruasi, tingkat gangguan yang dialami selama menstruasi dan kebiasaan berolahraga.
Pada penelitian ini didapatkan bahwa prevalensi dismenore dari semua siswi SMA Santo Thomas 1 Medan adalah sebanyak 53,9% dan prevalensi kebiasaan berolahraganya adalah sebanyak 32,6%. Dari prevalensi dismenore dan kebiasaan olahraga ini didapatkan kejadian dismenore pada responden yang memiliki kebiasaan berolahraga adalah 10 orang (34,5%) sedangkan kejadian dismenore pada responden yang tidak berolahraga adalah 38 orang (63,3%). Hasil analisa data dengan menggunakan metode uji Chi Square menunjukkan kejadian dismenore terjadi secara signifikan pada responden yang tidak berolahraga (p = 0,01). Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa prevalensi dismenore sedang (50,0%) dan dismenore ringan (45,8%) lebih dominan terjadi pada kejadian dismenore.
Sebagai kesimpulan didapatkan bahwa terdapat hubungan antara kebiasaan berolahraga dengan dismenore pada siswi SMA Santo Thomas 1 Medan tahun 2011/2012 dimana kejadian dismenore lebih rendah pada responden yang mempunyai kebiasaan berolahraga.
(21)
ABSTRACT
Dysmenorrhea is one of the most common gynecologic complaints among women during childbearing age. The primary dysmenorrhea is the pain sensation of lower abdomen during menstruation, but it does not relate to the physical cause. The prevalence of primary dysmenorrhea tends to be higher in young ladies than in older women. In general, anecdotal believes that exercise is beneficial and efficient in reducing the dysmenorrhea. However, only a few studies can prove this fact and the scientific literature displays mixed evidence. The main objective of this study was to determine the effects of exercise on primary dysmenorrhea.
A descriptive-analytic method with the approach to cross-sectional studies was used to conduct the research. A total of 89 samples were taken at random by using simple random sampling from the St. Thomas 1 Medan Senior High School year of 2011/2012. The respondents were given a questionnaire regarding the symptoms experienced before and during menstruation, the level of disturbance experienced during menstruation and their exercise habits.
In this study, it was found that the prevalence of dysmenorrhea among the student from St. Thomas 1 Medan Senior High School was 53.9% and the prevalence of exercising habit was found to be 32.6%. Through this study, it was found that the incidence of dysmenorrhea among the respondents who exercise regularly were 10 people (34.5%) whereas the incidence of dysmenorrhea among the respondents who did not exercise regularly were 38 people (63.3%). A chi-square test was used for statistical analyses found that the incidence of dysmenorrhea occurred significantly among the respondents who did not exercise (p=0.01). The results also showed higher incidence of moderate dysmenorrhea (50.0%) following by mild dysmenorrhea (45.8%) among the respondents who experienced dysmenorrhea.
In conclusion, the analysis showed that there was a significant correlation between exercise and dysmenorrhea where the incidence of dysmenorrhea was found lower among the respondents who had exercising habit.
(22)
iv
KATA PENGANTAR
Terima kasih saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan anugerah-Nya saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penelitian ini adalah mengenai Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan Dismenore pada Siswi SMA Santo Thomas 1 Medan Tahun 2011/2012.
Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing penulis yaitu dr. Dudy Aldiansyah, Sp.OG yang telah meluangkan banyak waktu dan pikirannya serta memberikan petunjuk dan sarannya selama proses pembuatan karya tulis ilmiah dijalankan, dr. Rina Amelia, M.A.R.S. dan dr. Eka Roina Megawati, M.Kes, selaku dosen penguji kepada peneliti yang telah banyak memberi saran dan pengetahuan kepada peneliti. Ucapan terima kasih juga ditujukan untuk dosen-dosen yang mengajar Ilmu Kesehatan Kedokteran (IKK) Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberi petunjuk dan bimbingan dalam mengerjakan karya tulis ilmiah ini serta pihak SMA Santo Thomas 1 Medan yang memberi kesempatan untuk melakukan penelitian ini. Terima kasih kepada keluarga dan segenap teman-teman yang telah mendukung saya selama ini.
Saya menyadari bahwa penyusunan dan penulisan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Saya sangat berharap saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat menyempurnakan lagi penelitian ini. Kepada semua yang membaca karya tulis ilmiah ini saya mengucapkan terima kasih karena telah meluangkan waktu untuk membacanya. Semoga dengan adanya karya tulis ilmiah ini dapat memberi manfaat kepada semua dan penulis sendiri.
Medan, 15 Desember 2011
……… (Toh Chia Thing)
(23)
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR SINGKATAN ... ix
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Rumusan Masalah ... 2 1.3. Tujuan Penelitian ... 2 1.3.1. Tujuan Umum ... 2 1.3.2. Tujuan Khusus ... 3 1.4. Manfaat Penelitian ... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………... 4
2.1. Dismenore ... 4 2.1.1. Definisi Dismenore ... ... 4 2.1.2. Epidemiologi Dismenore ... 4 2.1.3. Etiologi Dismenore ... 4 2.1.3.1. Etiologi Dismenore Primer ... 4 2.1.3.2. Etiologi Dismenore Sekunder ... 5 2.1.4. Patofisiologi Dismenore ... 5 2.1.4.1. Patofisiologi Dismenore Primer ... 5 2.1.4.2. Patofisiologi Dismenore Sekunder... 7 2.1.5. Gejala Klinis Dismenore ... 8 2.1.5.1. Gejala Klinis Dismenore Primer ... 8 2.1.5.2. Gejala Klinis Dismenore Sekunder ... 9 2.1.6. Tingkat Keparahan Dismenore ... 9 2.1.7. Diagnosis Dismenore ... 10 2.1.7.1. Diagnosis Dismenore Primer ... 10 2.1.7.2. Diagnosis Dismenore Sekunder ... 10 2.1.8. Penatalaksanaan Dismenore ... 11
2.1.8.1. Penatalaksanaan Farmakologi ... 11 2.1.8.2. Penatalaksanaan Non-Farmakologi ... 11 2.2. Olahraga ... 12 2.2.1. Tipe Latihan Olahraga... ... 12 2.2.2. Tingkat Aktivitas Fisik ... 13 2.2.3. Dismenore dan Olahraga ... 14
(24)
vi
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL…….. 16
3.1. Kerangka Konsep Penelitian... 16 3.2. Definisi Operasional... 16 3.2.1. Subjek Penelitian... 16 3.2.2. Dismenore... 17 3.2.3. Olahraga... 17 3.3. Cara Ukur………... 17 3.4. Alat Ukur... 18 3.5. Skala Pengukuran…………... 18 3.6. Hipotesis... 18
BAB 4 METODE PENELITIAN……… 19
4.1. Jenis Penelitian ... 19 4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 19 4.2.1. Lokasi Penelitian ... 19 4.2.2. Waktu Penelitian ... 19 4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 19 4.3.1. Populasi Penelitian ... 19 4.3.1.1. Kriteria Inklusi ... 20 4.3.1.2. Kriteria Eksklusi ... 20 4.3.2. Sample Penelitian ... 20 4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 21 4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 21
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.………. 22
5.1. Hasil Penelitian ... 22 5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 22 5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 22 5.1.3. Hasil Analisa Data ... 23 5.2. Pembahasan ... 30
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN………...………. 34
6.1. Kesimpulan ... 34 6.2. Saran ... 35
DAFTAR PUSTAKA... 36
(25)
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2.1 Tingkat Keparahan Dismenore 9
3.1 Tingkat Keparahan Dismenore 17
5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia
23
5.2 Distribusi frekuensi dismenore 23
5.3 Distribusi frekuensi kebiasaan olahraga. 24
5.4 Distribusi frekuensi kebiasaan olahraga berdasarkan frekuensi dismenore.
24
5.5 Distribusi frekuensi dismenore dan
kebiasaan beolahraga berdasarkan frekuensi gejala.
25
5.6 Distribusi frekuensi dismenore dan
kebiasaan beolahraga berdasarkan distribusi frekuensi gejala sistemik.
26
5.7 Distribusi frekuensi dismenore dan
kebiasaan beolahraga berdasarkan frekuensi gangguan aktivitas sehari-hari.
27
5.8 Distribusi frekuensi dismenore dan
kebiasaan beolahraga berdasarkan frekuensi gangguan kemampuan kerja.
28
5.9 Distribusi frekuensi dismenore dan
kebiasaan beolahraga berdasarkan frekuensi keperluan obat tahan sakit (analgesik).
29
5.10 Distribusi frekuensi dismenore dan kebiasaan beolahraga berdasarkan
berdasarkan tingkat keparahan dismenore.
(26)
viii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
(27)
DAFTAR SINGKATAN
AKDR Alat Kontrasepsi dalam Rahim
COX Cyclooxygenase
FSH Folikel Stimulating Hormone
GnRH Gonadotropin-Releasing Hormone
IUD Intrauterin Device
LH Luteinizing Hormone
LT (A4, B4, C4, D4, E4) Leukotrien (A4, B4, C4, D4, E4)
MRI Magnetic Resonance Imaging
OAINS Obat Anti-Inflamasi Non Steroid
PG 12 Prostasiklin
PGE2 Prostaglandin E2
PGF2α Prostaglansin F2α
PRP Penyakit Radang Panggul
(28)
16
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Pada penelitian ini akan dikaji tentang hubungan kebiasaan olahraga dengan dismenore pada siswi SMA Santo Thomas 1 Medan tahun 2011/2012. Variabel independen adalah kebiasaan olahraga sedangkan variabel dependennya pada penelitian ini adalah dismenore.
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:
3.2. Definisi Operasional
3.2.1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini terdiri dari siswi SMA Santo Thomas 1 Medan tahun 2011/2012.
3.2.2. Dismenore
Dismenore adalah nyeri haid yang terjadi sebelum (24-48 jam) dan selama siklus menstruasi. Dismenore digolongkan sebagai negatif (-) bila subjek tidak mengalami nyeri haid (kram perut). Dismenore digolongkan sebagai positif (+) bila subjek mengalami nyeri haid (kram perut) dan diklasifikasikan mengikut tingkat keparahan dismenore yaitu dismenore ringan, sedang dan berat berdasarkan gejala sistemik yang mengalami, gangguan aktivitas sehari-hari,
Kebiasaan Olahraga
Ada
Tidak ada
Dismenore
Ada
Tidak ada Variabel Independen Variabel Dependen
(29)
kemampuan berkerja, dan keperluan analgesik sebelum (24-48 jam) dan selama siklus menstruasi.
Tabel 3.1 Tingkat keparahan dismenore
Tingkat Keparahan Aktivitas Sehari-Hari Kemampuan Kerja Gejala Sistemik Analgesik Ringan (Derajat 1) Jarang menganggu Jarang terganggu
Tidak ada Jarang diperlukan Sedang
(Derajat 2)
Terganggu Terganggu Terdapat beberapa Sangat membantu Berat (Derajat 3) * Sangat terganggu Sangat terganggu #Sangat jelas Tidak membantu * Sehingga memerlukan istirahat.
# Gejala vegetatif positif (sakit kepala, lelah, muntah, dan diarea)
3.2.3. Olahraga
Olahraga yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah olahraga aerobik yang menggunakan pelbagai kumpulan otot (dipertahankan secara berterusan atau secara berirama) sehingga terjadinya peningkatan denyut jantung dan frekuensi pernafasan untuk memenuhi kebutuhan oksigen oleh tubuh. Subjek digolongkan ke dalam kelompok olahraga negatif (-) bila subjek berolahraga kurang dari 60 menit seminggu (boleh dibahgi menjadi enam sesi dengan satu sesi selama 10 menit). Subjek digolongkan ke dalam kelompok olahraga positif (+) bila subjek berolahraga lebih dari 60 menit seminggu (boleh dibahgi menjadi enam sesi dengan sesi satu sesi selama 10 menit).
3.3. Cara Ukur
Penelitian ini akan dilaksanakan untuk pengumpulan data dengan penyebaran angket yaitu pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner kepada siswi SMA Santo Thomas 1 Medan tahun 2011/2012. Responden akan diberikan daftar lampiran pertanyaan yang berkaitan dengan dismenore dan kebiasaan olahraga. Daftar pertanyaan berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan responden digunakan sebagai pedoman pengelompokan responden
(30)
18
masing-masing sesuai dengan tingkat keparahan dismenore dan kebiasaan olahraga yang berbeda.
3.4. Alat Ukur
Penelitian ini menggunakan daftar lampiran pertanyaan yang berkaitan dengan dismenore dan kebiasaan olahraga yang disediakan dalam bentuk kuensioner sebagai alat ukur.
3.5. Skala Pengukuran
Skala pengukuran yang digunakan untuk penelitian ini adalah skala ordinal. Skala ordinal termasuk skala statistik yang diurutkan dari jenjang yang paling rendah sampai ke jenjang yang paling tinggi, atau sebaliknya dari jenjang yang paling tinggi sampai yang paling rendah (Wahana, 2009). Pada skala ordinal, subkategori masih bersifat kualitatif seperti pada skala nominal. Ciri data dengan skala ordinal adalah adanya perbedaan antar-subkategori (Budiarto, 2002). Pengukuran ini tidak hanya membagi objek menjadi kelompok-kelompok yang tidak tumpang tindih, tetapi antara kelompok itu ada hubungan (rangking). (Wahyuni, 2009)
3.6. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapatnya hubungan kebiasaan olahraga dengan dismenore.
(31)
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan metode deskriptif-analitik di mana penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan kebiasaan olahraga dengan dismenore pada siswi SMA Santo Thomas 1 Medan tahun 2011/2012. Pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah studi potong lintang (cross sectional study). Tujuan studi ini adalah meneliti subjek-subjek populasi untuk menegaskan hubungan antara penyakit dan variable kepentingan saat mereka berada dalam kelompok pada waktu tertentu.
4.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian
4.2.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang terpilih adalah SMA Santo Thomas 1 Medan. Alasan pemilihan lokasi ini adalah karena lokasi ini mempunyai populasi yang ingin diteliti yaitu siswi yang terdiri daripada golongan remaja.
4.2.2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juli tahun 2011 setelah mendapatkan Ethical Clearance dari komisi etik.
4.3. Populasi Dan Sampel Penelitian
4.3.1. Populasi Penelitian
Populasi yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari siswi SMA Santo Thomas 1 Medan tahun 2011/2012 yang terdiri daripada golongan remaja yang mempunyai prevalensi mengalami dismenore primer cenderung lebih tinggi.
(32)
20
4.3.1.1. Kriteria Inklusi
1. Siswi SMA Santo Thomas 1 Medan tahun 2011/2012. 2. Sedang atau sudah pernah mengalami menstruasi.
4.3.1.2 Kriteria Eksklusi
1. Belum mengalami menarke atau sedang hamil. 2. Penderita dismenore sekunder.
3. Tidak bersedia ikut serta dalam penelitian. 4. Tidak mengisi kuesioner secara lengkap.
4.3.2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian akan diambil secara acak dengan menggunakan simple random sampling. Semua sampel yang didapat dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah sampel yang dibutuhkan terpenuhi. Dalam menentukan minimal sampel yang akan diteliti ditentukan dengan menggunakan rumus Lemeshow (1994) dalam Wahyuni (2009) sebagai berikut:
n = Z2 · P (1-P) · N d2 · (N-1) + Z2 · P (1-P) Keterangan :
N = Besar populasi (869) n = Besar sampel
d = Kesalahan absolute yang dapat ditolerasi (0,1) Z = Tingkat Kepercayaan (95% = 1,96)
P = Proporsi populasi (0,5) n = 1,96
2
· 0,5 (1-0,5) · 869 0,12 · (869-1) + 1,962 · 0,5 (1-0,5) = 834, 59
9,64 = 86,57 ≈ 87
(33)
Dengan besar populasi siswi SMA Santo Thomas 1 Medan tahun 2011 yang berjumlah 869 orang dan berdasarkan rumus diatas maka minimal sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah 87 orang.
4.4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data untuk penelitian ini diperoleh dari data primer. Data diperoleh langsung dari responden melalui angket yaitu pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner kepada siswi SMA Santo Thomas 1 Medan tahun 2011/2012. Responden akan diberikan daftar lampiran pertanyaan kombinasi antara pertanyaan tertutup yang berkaitan dengan dismenore dan kebiasaan olahraga.
4.5. Metode Pengolahan dan Analisa Data
Data yang terkumpul dari setiap responden penelitian akan dianalisis dengan menggunakan program Statistic Package for Social Science (SPSS) di mana hubungan kebiasaan olahraga dengan dismenore akan diuji dengan metode uji Chi Square. Data yang diperoleh akan disusun dan disajikan dalam bentuk tabel dan diagram batang (diagram balok).
(34)
22
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-analitik yang mengkaji hubungan antara kebiasaan olahraga dan dismenore dengan menggunakan siswi SMA Santo Thomas 1 tahun 2011/2012 sebagai subjek penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2011. Subjek penelitian ini diambil secara acak dengan menggunakan teknik simple random sampling. Sampel yang diambil diseleksi menurut kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan. Semua data yang diperoleh adalah data primer yang langsung diperoleh dari responden.
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
SMA Santo Thomas 1 Medan didirikan oleh Vikariat Apolostik Medan pada tahun 1955. SMA ini berada di pusat kota tepatnya bertempat di Jalan Jendral S.Parman No. 109 Medan. SMA Santo Thomas 1 merupakan salah satu SMA di Medan yang statusnya terakreditasi A (sangat baik).
Sekolah ini memiliki bangunan yang berbentuk persegi dan mempunyai satu lapangan. Sebelah barat sekolah ini adalah kompleks perumahan, sebelah timur adalah SMA Santo Thomas 2 Medan dan SMP Santo Thomas 4 Medan.
Bangunan sekolah ini terdiri dari 33 ruang kelas, 4 ruang laboratorium, perpustakaan, aula serba guna, studio musik, lapangan olah raga, kantin, ruang tata usaha, ruang guru, dan ruang kepala sekolah. Kegiatan belajar berlangsung dari pukul 7.20 WIB hingga pukul 13.20 WIB. Setelah kegiatan belajar selesai terdapat kegiatan ekstrakulikuler dan les tambahan bagi para siswa.
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini, sebanyak 89 responden dipilih dari beberapa kelas SMA Santo Thomas 1 tahun 2011/ 2012.
(35)
Gambaran karakteristik responden dalam penelitian ini diamati berdasarkan usia responden. Data lengkap tentang distribusi frekuensi usia responden dapat dilihat pada tabel 5.1.
Tabel 5.1. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia
Usia Frekuensi (n) Persentase (%)
15 1 1,1
16 21 23,6
17 63 70,8
18 3 3,4
19 1 1,1
Jumlah 89 100,0
Dari tabel 5.1. di atas dapat dilihat bahwa kelompok umur yang terbanyak adalah kelompok usia 17 tahun yang berjumlah 63 orang (70,8%) sedangkan kelompok umur yang paling sedikit adalah kelompok usia 15 tahun dan 19 tahun yang masing-masing berjumlah 1 orang (1,1%). Untuk kelompok umur 16 tahun berjumlah 21 orang (23,6%) dan kelompok umur 18 tahun berjumlah 3 orang (3,4%).
5.1.3. Hasil Analisa Data
Dari 89 responden, didapatkan bahwa 48 orang diantranya (53,9%) mengalami dismenore atau nyeri kram pada bahagian bawah abdomen sedangkan 41 orang lainnya (46.1%) tidak mengalami dismenore. Data lengkap distribusi frekuensi berdasarkan frekuensi dismenore pada responden dapat dilihat pada tabel 5.2.
Tabel 5.2. Distribusi frekuensi dismenore
Dismenore Frekuensi (n) Persentase (%)
Ada 48 53,9
Tidak 41 46,1
(36)
24
Data lengkap tentang distribusi frekuensi kebiasaan olahraga pada responden dapat dilihat pada tabel 5.3.
Tabel 5.3. Distribusi frekuensi kebiasaan olahraga
Kebiasaan Olahraga Frekuensi (n) Persentase (%)
Ada 29 32,6
Tidak 60 67,4
Jumlah 89 100,0
Dari tabel 5.3 di atas didapatkan bahwa hanya 29 orang (32,6%) dari seluruh responden mempunyai kebiasaan olahraga sedangkan 60 orang (67.4%) responden yang lain tidak mempunyai kebiasaan olahraga.
Data lengkap tentang distribusi frekuensi dismenore berdasarkan frekuensi kebiasaan olahraga pada responden dapat dilihat pada tabel 5.4.
Tabel 5.4. Distribusi frekuensi kebiasaan olahraga berdasarkan frekuensi dismenore
Dismenore
Kebiasaan Olahraga Jumlah
Ada Tidak
Frekuensi (n) Persentase (%) Frekuensi (n) Persentase (%) Frekuensi (n) Persentase (%)
Ada 10 34,5 38 63,3 48 53,9
Tidak 19 65,5 22 36,7 41 46,1
Jumlah 29 100,0 60 100,0 89 100,0
X2= 6,54 f = 1 p = 0,010
Dari tabel 5.4 di atas dapat dilihat bahwa dari 29 responden yang memiliki kebiasaan berolahraga, 10 orang (34,5%) diantaranya mengalami dismenore dan 19 orang (65,5%) lainnya tidak mengalami dismenore. Sedangkan dari 60 responden yang tidak memiliki kebiasaan berolahraga, 38 orang (63,3%) diantaranya mengalami dismenore dan 22 orang (36,7%) tidak mengalami dismenore. Dari hasil analisa data di atas dengan menggunakan metode uji Chi Square, kejadian dismenore terjadi secara signifikan pada responden yang tidak berolahraga (p = 0,010).
(37)
Data lengkap tentang distribusi frekuensi dismenore dan kebiasaan beolahraga berdasarkan frekuensi gejala dapat dilihat pada tabel 5.5.
Tabel 5.5. Distribusi frekuensi dismenore dan kebiasaan beolahraga berdasarkan frekuensi gejala
Gejala Dismenore Jumlah
Berolahraga Tidak Berolahraga
Frekuensi
(n)
Persentase
(%)
Frekuensi
(n)
Persentase
(%)
Frekuensi
(n)
Persentase
(%)
NP 3 30,0 12 31,6 15 31,3
Mual 0 0 7 18,4 7 14,6
SK 1 10,0 10 26,3 11 22,9
Lelah 8 80,0 22 57,9 30 62,5
Diare 1 10,0 3 7,9 4 8,3
PSH 7 70,0 34 89,5 41 85,4
NP: Nyeri Punggung; SK: Sakit Kepala; PSH: Perubahan Suasana Hati
Dari tabel 5.5 di atas dapat dilihat bahwa dari 48 responden yang mengalami dismenore, 15 orang diantaranya (31,3%) mengalami nyeri punggung, tujuh orang (14,6%) merasa mual, 11 orang (22,9%) mengalami sakit kepala, 30 orang (62,5%) merasa lelah, empat orang (8,3%) mengalami diare dan 41 orang (85,4%) mengalami perubahan suasana hati.
Data lengkap tentang distribusi frekuensi dismenore dan kebiasaan beolahraga berdasarkan distribusi frekuensi gejala sistemik dapat dilihat pada tabel 5.6.
(38)
26
Tabel 5.6. Distribusi frekuensi dismenore dan kebiasaan beolahraga berdasarkan distribusi frekuensi gejala sistemik
Gejala Sistemik
Dismenore Jumlah
Berolahraga Tidak Berolahraga
Frekuensi
(n)
Persentase
(%)
Frekuensi
(n)
Persentase
(%)
Frekuensi
(n)
Persentase
(%) Tidak
Ada
0 0 2 5,3 2 4,2
Terdapat Beberapa
10 100 34 89,5 44 91,7
Sangat Jelas
0 0 2 5,3 2 4,2
Jumlah 10 100 38 100 48 100
Dari tabel 5.6 di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 10 orang (100%) yang mempunyai kebiasaan berolahraga mengalami dismenore yang disertai dengan beberapa gejala sistemik, sedangkan responden yang tidak mempunyai kebiasaan berolahraga dan mengalami dismenore dua orang (5,3%) diantaranya tidak ada gejala yang lain, 34 orang (89,4%) disertai dengan beberapa gejala sistemik dan dua orang (5,3%) yang lain mengalami gejala sistemik yang sangat jelas dengan gejala vegetatif yaitu muntah, sakit kepala, lelah dan diare.
Data lengkap tentang distribusi frekuensi dismenore dan kebiasaan beolahraga berdasarkan frekuensi gangguan aktivitas sehari-hari dapat dilihat pada tabel 5.7.
(39)
Tabel 5.7. Distribusi frekuensi dismenore dan kebiasaan beolahraga berdasarkan frekuensi gangguan aktivitas sehari-hari
Gangguan Aktivitas
Sehari-hari
Dismenore Jumlah
Berolahraga Tidak Berolahraga
Frekuensi
(n)
Persentase
(%)
Frekuensi
(n)
Persentase
(%)
Frekuensi
(n)
Persentase
(%) Jarang
Terganggu
5 50,0 20 52,6 25 52,1
Terganggu 5 50,0 14 36,9 19 39,6
Sangat Terganggu
0 0,0 4 10,5 4 8,3
Jumlah 10 100 38 100 48 100
Dari tabel 5.7 di atas dapat dilihat bahwa responden yang mempunyai kebiasaan berolahraga tetapi mengalami dismenore yang jarang terganggu aktivitas sehari-harinya ada sebanyak lima orang (50%) dan lima orang (50%) yang lain merasa terganggu aktivitas sehari-harinya waktu mengalami menstruasi. Sedangkan pada responden yang tidak mempunyai kebiasaan berolahraga dan mengalami dismenore terdapat 20 orang (52,6%) yang jarang terganggu aktivitas sehari-hari, 14 orang (36,9%) merasa terganggu aktivitas sehari-hari dan empat orang (10,5%) merasa sangat terganggu aktivitas sehari-hari sehingga memerlukan istirahat waktu menstruasi.
Data lengkap tentang distribusi frekuensi dismenore dan kebiasaan beolahraga berdasarkan frekuensi gangguan kemampuan dapat dilihat pada tabel 5.8.
(40)
28
Tabel 5.8. Distribusi frekuensi dismenore dan kebiasaan beolahraga berdasarkan frekuensi gangguan kemampuan kerja
Gangguan Kemampuan
Kerja
Dismenore Jumlah
Berolahraga Tidak Berolahraga
Frekuensi
(n)
Persentase
(%)
Frekuensi
(n)
Persentase
(%)
Frekuensi
(n)
Persentase
(%) Jarang
Terganggu
4 40,0 24 63,2 28 58,3
Terganggu 6 60,0 13 34,2 19 39,6
Sangat Terganggu
0 0 1 2,6 1 2,1
Jumlah 10 100 38 100 48 100
Dari tabel 5.8 di atas dapat dilihat bahwa dari 10 responden yang mengalami dismenore dan memiliki kebiasaan olahraga, empat orang (40%) diantaranya jarang terganggu kemampuan kerjanya dan enam orang (60%) merasa terganggu kemampuan kerjanya sewaktu menstruasi. Sedangkan dari 38 orang responden yang mengalami dismenore dan tidak memiliki kebiasaan olahraga, 24 orang (63,2%) diantaranya jarang terganggu kemampuan kerjanya, 13 orang (34,2%) merasa terganggu kemampuan kerjanya sewaktu menstruasi dan satu orang (2,6%) merasa sangat terganggu saat bekerja.
Data lengkap tentang distribusi frekuensi dismenore dan kebiasaan beolahraga berdasarkan frekuensi keperluan obat tahan sakit (analgesik) dapat dilihat pada tabel 5.9.
(41)
Tabel 5.9. Distribusi frekuensi dismenore dan kebiasaan beolahraga berdasarkan frekuensi keperluan obat tahan sakit (analgesik)
Keperluan Obat Tahan
Sakit
Dismenore Jumlah
Berolahraga Tidak Berolahraga
Frekuensi
(n)
Persentase
(%)
Frekuensi
(n)
Persentase
(%)
Frekuensi
(n)
Persentase
(%)
Jarang Diperlukan
9 90,0 29 76,3 38 79,1
Sangat Membantu
1 10,0 8 21,1 9 18,8
Tidak Membantu
0 0,0 1 2,6 1 2,1
Jumlah 10 100 38 100 48 100
Dari tabel 5.9 di atas dapat dilihat bahwa, dari 10 responden yang mengalami dismenore dan memiliki kebiasaan olahraga, sembilan orang (90%) diantaranya tidak memerlukan analgesik untuk dismenorenya dan satu orang (10%) merasa analgesik sangat membantu saat dismenore. Sedangkan dari 38 responden yang mengalami dismenore dan tidak memiliki kebiasaan olahraga, 29 (76,3%) orang tidak memerlukan analgesik untuk dismenore, delapan orang (21,1%) merasa analgesik sangat membantu sewaktu dismenore dan satu orang (2,6%) merasa analgesik tidak dapat membantu sewaktu dismenore.
Data lengkap tentang distribusi frekuensi dismenore dan kebiasaan beolahraga berdasarkan berdasarkan tingkat keparahan dismenore dapat dilihat pada tabel 5.10.
(42)
30
Tabel 5.10. Distribusi frekuensi dismenore dan kebiasaan beolahraga berdasarkan berdasarkan tingkat keparahan dismenore
Tingkat Keparahan Dismenore
Dismenore Jumlah
Berolahraga Tidak Berolahraga
Frekuensi (n) Persentase (%) Frekuensi (n) Persentase (%) Frekuensi (n) Persentase (%)
Ringan 4 40,0 18 47,4 22 45,8
Sedang 6 60,0 18 47,4 24 50,0
Berat 0 0,0 2 5,3 2 4,2
Jumlah 10 100 38 100 48 100
Dari tabel 5.10 di atas didapatkan bahwa jumlah responden yang mempunyai kebiasaan olahraga tetapi mengalami dismenore sebanyak 10 orang. Empat orang (40%) responden mengalami dismenore ringan dan enam responden (60%) yang lain mengalami dismenore sedang, sedangkan jumlah responden yang tidak mempunyai kebiasaan olahraga dan mengalami dismenore ada sebanyak 38 orang. Kelompok dengan tingkat keparahan dismenore ringan dan sedang masing-masing berjumlah 18 orang (47,4%), sedangkan dua orang (5,2%) yang lain mengalami dismenore berat.
5.2. Pembahasan
Dismenore primer adalah nyeri spasmodik pada panggul yang terjadi secara siklik dan kronis selama menstruasi tanpa penyebab patologik yang mendasarinya, biasanya dikenal sebagai kram menstruasi atau nyeri mense. Dismenore merupakan gangguan ginekologi yang paling sering pada dialami wanita selama menstruasi (Mir Heidari, 2011). Hal ini dapat dilihat dari penelitian ini di mana sebanyak 48 orang (53.9%) dari 89 responden mengalami dismenore atau nyeri kram pada bagian bawah abdomen. Penelitian yang dilakukan oleh Liliwati (2007) menunjukkan bahwa prevalensi dismenore di kalangan remaja perempuan di sekolah menengah sebesar 62,3%. Penelitian oleh Agarwal (2010) mendapatkan mayoritas remaja perempuan yaitu sebanyak 71,96% mengalami
(43)
dismenore. Perbedaan hasil ini mungkin karena terdapat perbedaan persepsi dalam kebudayaan, pelaporan gejala dan secara keseluruhannya status kesehatan yang lebih baik.
Dalam penelitian ini, beberapa gejala yang dianalisis adalah sakit punggung, mual, sakit kepala, lelah, diare dan perubahan suasana hati. Gejala yang paling banyak dirasakan bersamaan dengan dismenore pada responden baik yang mempunyai kebiasaaan berolahraga maupun tidak adalah perubahan suasana hati sebanyak 41 orang (85,4%) dan rasa lelah sebanyak 30 orang (62,5%). Hal ini mirip dengan penelitian Al-Kindi (2011) yang melaporkan 68% responden mengalami perubahan suasana hati dan 51,1% responden merasa lelah. Dari penelitian Agarwal (2010), didapatkan tiga gejala yang paling umum dirasakan pada hari sebelum dan hari pertama mulanya siklus menstruasi yaitu lesu dan kelelahan, depresi dan ketidakmampuan untuk berkonsentrasi pada pekerjaan. Kelelahan dan perubahan suasana hati adalah masalah persisten pada anak perempuan yang mengalami dismenore. Hal ini penting untuk menghindari ketidakhadiran gadis-gadis remaja dari sekolah dengan memberikan konseling dan manajemen yang tepat. Di samping itu, hal ini juga penting sebagai indikasi untuk mendalami status psikososial yang mendasari responden yang mengeluh dismenore.
Selain dismenore, penelitian ini juga menganalisis prevalensi kebiasaan olahraga pada anak remaja perempuan. Total waktu olaharaga minimal yang dibutuhkan untuk menjaga kebugaran fisik adalah 60 sampai 90 menit dalam seminggu (Lemura, 2004). Dari penelitian Warburton (2006) didapatkan bahwa wanita yang tidak aktif secara fisik (olahraga kurang dari satu jam seminggu) mengalami peningkatan mortalitas secara umum sebanyak 52%, peningkatan dua kali lipat mortalitas akibat sistem kardiovaskuler dan peningkatan mortalitas sebanyak 29% akibat kanker jika dibanding dengan wanita yang aktif. Saat ini, jenis kelamin masih sangat menentukan partisipasi remaja dalam olahraga (Hasbrook, 2001).
Dari hasil penelitian didapati hanya 29 orang (32,6%) yang responden mempunyai kebiasaan olahraga minimum 1 jam setiap minggu. Didapatkan
(44)
32
bahwa kebanyakan siswi tidak mempunyai kebiasaan olahraga sekurang-kurangnya 60 menit seminggu. Angka ini menunjukkan bahwa masih sekurang-kurangnya kebiasaan olahraga di kalangan remaja perempuan walaupun pikiran bahwa olahraga bermanfaat dalam pencegahan dan pengobatan penyakit sudah bertahun-tahun lamanya. Dalam penelitian Yamamoto (2009) melaporkan bahwa hanya 27,8% yang mempunyai kebiasaan berolahraga satu hari atau lebih dalam satu minggu dengan 30 menit sehari. Sedangkan pada penelitian Singh (2008), didapatkan bahwa terdapat 46,7% responden mempunyai kebiasaan olahraga 30 menit atau lebih dan 53,3% yang lain tidak ada kebiasaan olahraga. Perbedaan hasil ini mungkin karena terdapat perbedaan definisi operasional penelitian.
Berdasarkan hasil analisa terhadap tingkat keparahan dismenore pada responden didapatkan bahwa 22 orang (45,8%) responden mengalami dismenore ringan dan 24 orang (50,0%) responden yang lain mengalami dismenore sedang dan dua orang (4,2%) responden yang lain mengalami dismenore berat pada seluruh responden yang mengalami dismenore. Dalam penelitian Tariq (2009) melaporkan bahwa 38% responden mengalami dismenore ringan, 42% responden mengalami dismenore sedang dan 20% yang lain mengalami dismenore berat. Singh (2008) melaporkan 63,29%, 30,37% dan 6,23% peserta masing-masing menderita dismenore dari tingkat keparahan ringan, sedang dan berat. Hal ini dianggap bahwa lebih banyak responden mengalami dismenore ringan dan sedang daripada dismenore berat.
Perilaku intervensi seperti olahraga tidak hanya mengurangi dismenore, tetapi juga menghilangkan atau mengurangi kebutuhan terhadap obat dalam pengendalian nyeri kram dan gelaja-gejala lain yang dialami sewaktu menstruasi. Gadis yang menjalani latihan olahraga menunjukkan kurangnya gejala manifestasi ketegangan saraf pusat, khususnya sakit kepala. Dismenore lebih jarang dialami atlet dibandingkan dengan kelompok kontrol (Mir Heidari et. al., 2011). Dalam penelitian ini, didapatkan bahwa responden yang mempunyai kebiasaan olahraga dan mengalami dismenore ada sebanyak 10 orang (34,5%) sedangkan responden yang mempunyai kebiasaan olahraga dan tidak mengalami dismenore ada sebanyak 19 orang (65,5%). Sedangkan, responden yang tidak mempunyai
(45)
kebiasaan olahraga dan mengalami dismenore sebanyak 38 orang (63,3%) sedangkan responden yang tidak mempunyai kebiasaan olahraga dan tidak mengalami dismenore ada sebanyak 22 orang (36,7%).
Dari hasil analisa data di atas dengan menggunakan metode uji Chi Square, kejadian dismenore terjadi secara signifikan pada responden yang tidak berolahraga (p=0,01). Penelitian Jahromi (2008) menekan bahwa melakukan olahraga yang menitikberatkan latihan sistem kardiovaskular dan otot sebanyak dua kali seminggu yang berlangsung selama 12 minggu dapat menurunkan dismenore secara signifikan (p < 0,01). Hal ini juga sejalan dengan penelitian oleh Abbaspour (2006) dimana keparahan dan durasi dismenore juga berkurang dengan adanya kebiasaan berolahraga (p < 0,01). Akan tetapi, analisa Blakey (2009) dan Singh (2008) menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara partisipasi dalam olahraga dan dismenore primer.
(46)
34
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Prevalensi dismenore siswi SMA Santo Thomas 1 Medan 2011/2012 adalah 48 orang (53,9%) dari 89 orang.
2. Tingkat keparahan dismenore yang dominan pada siswi SMA Santo Thomas 1 Medan 2011/2012 adalah dismenore sedang (50,0%) diikuti dismenore ringan (45,8%).
3. Prevalensi kebiasaan berolahraga siswi SMA Santo Thomas 1 Medan 2011/2012 adalah 29 orang (32,6%) dari 89 responden.
4. Kejadian dismenore lebih rendah pada responden yang mempunyai kebiasaan berolahraga, yaitu sebanyak 10 orang (34,5%). Sedangkan kejadian dismenore pada responden yang tidak berolahraga ada sebanyak 38 orang (63,3%).
5. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapatnya hubungan kebiasaan olahraga dengan dismenore pada siswi SMA Santo Thomas 1 Medan tahun 2011/2012.
6.2. Saran
Adapun saran yang diberikan peneliti berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis maka peneliti disarankan untuk memasukkan variabel lain seperti usia menarke, keaturan siklus menstruasi, durasi menstruasi, jumlah perdarahan mense, status sosio-ekonomi, pola makan dan diet, kebiasaan merokok, kebiasaan mengkonsumsi alkohol, status psikologi
(47)
DAFTAR PUSTAKA
Abbaspour, Z., Rostami, M. Najjar, Sh., 2006. The effect of exercise on primary dysmenorrheal. J Res Health Sci, Vol 6, No 1. 27-28
Agarwal, A.K., Agarwal, A., 2010. A study of dysmenorrheal during menstruation in adolescent girls. Indian J Community Med; 35. 159-164.
Al-Kindi, R., Al-Bulushi, A., 2011. Prevalence and Impact of Dysmenorrhoea among Omani High School Students. SQU Med J, Vol. 11, Iss.4. 487-490 Arena, B., Maffulli, N., 2001. Section 2 Women Athlets; 13. Endocrinological
Changes in Exercising Women. In: Matffulli, N., Chan, K.M., Macdonald, R., Malina, R.M., Parker, A.W., ed. Sports Medicine for Specific Ages and Abilities. UK. Churchill Livingstone. 135.
Bijlani, RL, 2004. Section 11 Nerve, Muscle and Work Physiology; Chapter 11.8 Physiology of Exercise. In: Bijlani ed. Understanding Medical Physiology A Textbook for Medical Students 3rd Edition. India. Jaypee Brother Publishers. 643.
Blakey, H., Chisholm, C., Dear, F., Harris, B., Hartwell, R., Daley, A.J., Jolly, K., 2009. Is exercise associated with primary dysmenorrhoea in young women. BJOG. 117.
Bryant, G., Mak, C., Foo, K., 1997. Part II 17. The Female Athlete. In: Sherry, E., Bokor, D., ed. Sport Medicine: Problems and Practical Management. London. Greenwich Medical Media. 250.
Budiarto, E., 2001. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC. 6.
Burnett, M.A., Antao V., Black, A., Feldman, K., Grenville, A., Lea, R., et al., 2005. Prevalence of primary dysmenorrhoea in Canada. Canada. Journal of Obstestics and Gynecology Canada Vol. 27. 768.
(48)
37
Carlberg, K.A., 2001. Chapter 10 Reproductive Cycles: Effects of Exercise Training on Dysmenorrhea. In: Sweden, N., ed. Women’s Sports Medicine
and Rehabilitation. USA. An Aspen Publication. 152-153.
Carlson, K.J., Eisenstat, S.a., Ziporyn, T.D., 2004. The New Harvard Guide to Women’s Health. USA. Harvard University Press. 229-230.
Dang, D.K., Wang, F., Calis, K.A., 2010. Chapter 12: Dysmenorrhea. In: Borgelt, L.M., O’connell, M.B., Smith, J.A., Calis, K.A., ed. Women’s Health Across
the Lifespan: A Pharmacotherapeutic Approach. USA. American Society of Health-System Pharmacists. 181-182.
Dawood, M.Y., 2006. Primary Dysmenorrhea. Advances in Pathogenesis and Management. American College of Obstetricians and Gynecologists. Vol. 108, No 2. 428.
Food and Agriculture Organization of the United Nations, World Health Organization, United Nations University, 2004. Human Energy Requirements: FAO Food and Nutrition Technical Report Series 1: 5. Energy Requirements of Adults: Report of a Joint FAO/ WHO/ UNU Expert Consultation. Rome. Food and Agriculture Organization of the United Nations. 39.
French, L., 2005. Dysmenorrhea. American Academy of Family Physicians. Vol 71, Number 2. 285.
Fritz, M.A., Speroff, L., 2011. Chapter 14 Menstrual Disorder; Dysmenorrhea. In: Fritz, M.A., Speroff, L., ed. Clinical Gynecologic Endocrinology and Infertility. USA.Lippincott Williams & Wilkins, a Wolters Kluwer Business. 579.
Harlow, S.D., Campbell, O.M., 2004. Epidermiology of Menstrual Disorders in Developing Countries: A Systemic Review. BJOG. Vol 111. 8.
(49)
Hasbrook CA. Gender: its relevance to sports medicine. In: Garrett Jr WE, Kirkendall DT, Squire DL, editors. Principles and practice of primary care sports medicine. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2001. p. 215– 20.
Havens, C.S., Nancy D., 2002. Sullivan, Manual of Outpatient Gynaecology 4th Edition: 14. Dysmenorrhea. USA. Lippincott Williams & Wilkins Publishers. 21.
Heyward, V.H., 2010. Chapter 3 Principles of Assessment, Prescription, and Exercise Program Adherence; Basic Principles for Exercise Program Design.
In: Heyward, ed. Advanced Fitness Assessment and Exercise Prescription 6th edition; USA. Human Kinetics. 49.
Irwin, A.A., Baumgardner, K.D., Gambina, V.M., Hood, K., 2007. Chapter 19 The Female Athlete. In: Hyde, T.E., Gengenbach, M.S., ed. Conservative Management of Sports Injuries 2nd Edition: USA. Jones and Bartlett Publisher. 845.
Jahromi, M.K., Gaeini, A., Rahimi, Z., 2008. Influence of a physical fitness course on menstrual cycle characteristics. Gynecol Endocrinol. 24(11). 659-62.
LeMura, L.M., von Duvillard, S.P., 2004. Clinical Exercise Physiology Application and Physiological Principles. USA. Lippincott Williams & Wilkins. 173.
Liliwati, I.,Verna, L.K.M., Khairani, O., 2007. Dysmenorrhoea and its Effects on School Activities Among Adolescent Girls in a Rural School in Selangor, Malaysia. Med & Health. 2(1). 42-47
Lutan, R., 2007. 19. Pedagogik Olahraga. In: Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI ed. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian 3 Pendidikan Displin Ilmu; Terbitan pertama, Cetakan kedua. Jakarta. PT Imperial Bhakti Utama. 445.
(50)
39
Manuaba, I.B.G., 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB; Cetakan I. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran ECG. 518-524.
McMurray, R.G., Hackney, A.C., 2000. 10 Endocrine Responses to Exercise and Training. In: Garrett Jr., W.E., Kirkendall, D.T., ed. Exercise and Sport Science. USA. Lippincott Williams & Wilkins. 153.
Mir Heidari, L., Jourkesh, M., Ostojic, S.M., 2011. Compared incidence dysmenorrheal between A and B behavior types of University Female student athletes and non-athletes. Annals of Biological Research, 2 (2). Scholars Research Library. 452-453
Morgan, G., Hamilton, C., 2009. Obstetri & Ginekologi Panduan Praktik; Edisi 2; Cetakan I. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran. ECG. 180-186.
Ostrzenski, A., 2002. Gynecology; Integrating Conventional, Complementary, and Natural Alternative Therapy; 5 Dysmernorrhea. USA. Lippincott Williams & Wilkins. 42-43.
Patel, V., Tanksale, V., Sahasrabhojanee, M., Gupte, S., Nevrekar, P., 2006. The Burden and Determinants of Dysmenorrhoea: A Population-Based Survey of 2262 Women in Goa, India. BJOG. Vol 111. BlackWell. 456.
Patruno, J.E., 2006. Menstrual Disorder: 5. Dysmenorrhea. USA. American College of Physicians. 97-98.
Perheentupa, A., Erkkola, R., 2005. 3. Painful Menstruation: Primary Dysmenorrhea. In: Rees, M., Hope, S., Ravnikar, V., ed. The Abnormal Menstrual Cycle: UK. Taylor & Francis Group. 27-28.
Proctor, M.L., Farquhar, C.M., 2007. Clinical Evidence: Dysmenorrhoea. BMJ Publishing Group Ltd. 2.
(51)
Rahl, R.L., 2010. Physical Activity and Health Guidelines: Recommendations for Various Ages, Firness Levels, and Conditons from Authoritative Sources; How Exercise Reduces the Risk of Cancer. USA. Human Kinetics. 146. Rapkin, A.J., Howe, C.N., 2007. Chapter 15 Pelvic Pain and Dysmenorrhea. In:
Berek, J.S., ed. Berek and Novak's gynecology 14th Edition. USA. Lippincott Williams & Wilkins. 516.
Rothblatt, A.B., 2004. Section XVI Gynecologic Disorders Chapter 45 Dysmenorrhea, Endometriosis, & Pelvic Pain. In: Lemcke, D., Pattison, J., Marshall, L.A., Cowley, D.S., ed. Current Care of Women Diagnosis & Treatment. USA. The McGraw Hill Lange. 469-470.
Sachdeva, J., Mahajan, A.S., 2005. 6 Dysmenorrhea and Premenstrual Syndrome: Hormonal Management In: Zutshi, V., Rathore, A.M., Sharma, K., ed. Hormones in Obstetrics and Gynaecology 2nd edition. India. Jaypee Brothers Medical Publishers. 53.
Singh, A., Kiran, D., Singh, H., Nel, B., Singh, P., Tiwari, P., 2008. Prevalence and severity of dysmenorrheal: a problem related to menstruation, among first and second year female medical students. Indian J Physiol Pharmacol. 52 (4). 394.
Stenchever, M.A., Droegemueller, W., Herbst, A.L., Mishell Jr ., D.R., 2001. Part 5 Reproductive Endocrinology and Infertility: Chapter 36 Primary and Secondary Dysmenorrhea and Premenstrual Syndrome Etiology, Diagnosis, Management. In: Stenchever, M.A., ed. Comprehensive Gynecology 4th Edition: USA. Elsevier Science. 1065-1066.
Tangchai, K., Titapant, V., Boriboonhirunsarn, D., 2004. Dysmenorrhea in Thai Adolescents: Prevalence, Impact and Knowledge of Treatment: J Med Assoc Thai Vol. 87 Suppl. 3. The Royal Thai College of Obstericians and Gynaecologists. S70.
(52)
41
Tariq, N., Hashim, M.J., Jaffery, T., Ijaz, S., Sami, S.A., Badar, S., Ara, Z., 2009. Impact and healthcare-seeking behavior of premenstrual symptoms and dysmenorrhoea. British Journal of Medical Pratitioners. Volume 2, Number 4. 41.
Unsal, A., Ayranci, U., Tozun, M., Arslan, G., & Calik, E., 2010. Prevalence of Dysmenorrhea and Its Effect on Quality of Life among A Group of Female University Students. Upsala Jornal of Medical Sciences. Vol 115. Informa Healthcare. 140.
Vad, V., 2010. Part II: Self-Care; Chapter Five: Exercise. In: Vad, V., ed. Stop Pain: Inflammation Relief for an Active Life. USA. Hay House. 80.
Vuong. L.K., 2006. Section V Ob/Gyn Disorder; 17 Gynecologic Disorder; Dysmenorrhea. In: Helms, R.A., Quan, D.J., Herfindal, E.T., Gourley, D.R., Zeind, C.S., Hudson, J.Q., et. al. ed. Textbook of Therapeutics; Drug and Disease Management; 8th edition. USA. Lippincott Williams & Wilkins. 374. Wahana Komputer, 2009. Solusi Mudah dan Cepat Menguasai SPSS 17.0 untuk
Pengolahan Data Statistik. Jakarta. PT Elex Media Komputindo. 11.
Wahyuni, A.S., 2009. Statistika Kedokteran (Diserati Statistika Dengan SPSS). Jakarta Timur: Bamboedoea Communication.
Wang, S.M., 2011. Section V Non-pharmacologic Management of Pain; 16 Acupuncture In: Vadivelu, N., Urman, R.D., Hines, R.L., ed. Essentials of Pain Management. New York. Springer Science+Business Media, LLC. 353-354.
Warburton, D.E.R., Nicol, C.W., Bredin, S.S.D., 2006. Review Health Benefits of Physical Activity: The Evidence. CMAJ. 174 (6). 801.
(53)
Warner, P., Gritchley, H.OD, Lumsden, M.A., Campbell-brown, M., Douglas, A., Murray, G., 2001. Referral For Menstrual Problems: Cross Sectional Survey of Symptoms, Reasons for Referral, and Management; Vol 323. UK. British Medical Journal. 24.
Yamamoto, K., Okazaki, A., Sakamoto, Y., Funatsu, M., 2009. The Relationship between memenstrual Symptoms, Menstrual Pain, Irregular Menstrual Cycles, and Psychosocial Stress among Japanese College Students. Journal of Physiological Anthropology. 28. 131.
(54)
LAMPIRAN 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Toh Chia Thing
Tempat/ Tanggal Lahir
: Penang/ 19 November 1988
Agama : Buddha
Alamat : Jl. Labu II, No. 3M, Medan Riwayat Pendidikan : 1. Union Primary School
2. Union Secondary School 3. Chung Ling High School
Riwayat Organisasi : 1. Persatuan Mahasiswa Malaysia USU (PM-USU) 2. Persatuan Kebangsaan Pelajar-pelajar Malaysia se-
(55)
LAMPIRAN 2
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN
Dengan hormat,
Saya yang bernama Toh Chia Thing, NIM 080100273 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan Dismenore pada Siswi SMA Santo Thomas 1 Medan Tahun 2011/2012”. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan proses belajar mengajar pada semester ketujuh.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari hubungan kebiasaan olahraga dengan dismenore pada siswi. Data diperoleh langsung dari siswi melalui kuesioner titipan formulir survei. Kuesioner ditinggalkan pada siswi dan peneliti akan kembali mengambilnya pada tanggal dan waktu yang ditetapkan.
Siswi akan diberikan daftar lampiran pertanyaan kombinasi antara pertanyaan tertutup yang ditanyakan tentang pola haid, gejala yang mengalami sebelum (24-48 jam) dan saat menstruasi dan tingkat gangguan yang mengalami saat menstruasi serta kebiasaan olahraga sehari-hari. Atas perhatian dan kesediaan Saudari berpatisipasi dalam penelitian ini, saya mengucapkan terima kasih.
Medan, 9 Juli 2011 Peneliti,
.……….……….
(56)
LAMPIRAN 3
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
Judul Penelitian: Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan Dismenore pada Siswi SMA Santo Thomas 1 Medan tahun 2011/2012
Saya telah diminta untuk berpartisipasi dalam studi tentang Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan Dismenore pada Siswi SMA Santo Thomas 1 Medan tahun 2011/2012. Dalam tahap ini, saya paham bahwa saya akan mengisi kuesioner ini dengan jujur. Hasil kuesioner ini akan dianalisa dengan tujuan untuk mendapatkan hubungan kebiasaan olahraga dengan dismenore pada siswi SMA Santo Thomas 1 Medan tahun 2011/2012. Hasilnya akan diintegrasikan untuk mencari alternatif terapi yang mudah dilaksanakan tanpa memerlukan obat-obatan untuk mengatasi masalah dismenore di kalangan mahasiswi dengan meningkatkan kebiasaan berolahraga.
Saya menyadari bahwa partisipasi dalam penelitian ini tidak membahayakan saya secara fisik maupun psikologis. Saya menyadari bahwa partisipasi ini bersifat sukarela dan bisa mundur setiap saat serta tidak berdampak pada penilaian dalam ujian saya. Saya paham bahwa semua data akan dirahsiakan. Publikasi yang berhubungan dengan penelitian ini tidak akan disertai nama sehingga kerahsiaan tetap akan terjamin.
Saya telah mendapatkan penjelasan tentang penelitian ini. Saya telah membaca dan memahami formulir persetujuan. Semua pertanyaan saya telah dijawab dan saya setuju untuk berpartisipasi. Jika saya membutuhkan informasi lebih lanjut, saya dapat menghubungi peneliti.
Keputusan saya,
Nama
:
Kelas
:
Tanggal lahir
:
………..
(57)
LAMPIRAN 4
KUESIONER UNTUK HUBUNGAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN DISMENORE
PADA SISWI SMA SANTO THOMAS 1 MEDAN TAHUN 2011/2012
Petunjuk:
Bulatkan jawaban yang anda anggap paling benar sesuai dengan pengatuhan anda.
Tuliskan jawaban anda pada garis yang disediakan sesuai dengan pertanyaan.
Soal dari 1
–
3 menanyakan tentang
POLA HAID ANDA
.
1.
Apakah siklus haid anda teratur?
Ya
Tidak
2.
Seberapa sering anda mengganti pembalut sehari
saat menstruasi?
≤
4
> 4
3.
Seberapa lamanya perdarahan menstruasi anda?
≤
7 hari
> 7 hari
Soal dari 4
–
17 menanyakan tentang
GEJALA YANG ANDA MENGALAMI SEBELUM (24-48 JAM) dan SAAT MENSTRUASI
.
4.
Apakah anda mengalami sensasi kram disertai
dengan rasa nyeri pada bagian bawah perut?
Tidak
Ya
5.
Apakah anda mengalami sakit punggung?
Tidak
Ya
6.
Apakah anda rasa pening/ pusing?
Tidak
Ya
7.
Apakah anda rasa mual/ muntah?
Tidak
Ya
8.
Apakah anda rasa sakit kepala?
Tidak
Ya
9.
Apakah anda rasa gelisah/ gementar?
Tidak
Ya
10.
Apakah anda rasa lelah?
Tidak
Ya
11.
Apakah anda rasa jantung berdebar-debar?
Tidak
Ya
12.
Apakah anda berkeringat banyak?
Tidak
Ya
13.
Apakah anda mengalami perut kembung?
Tidak
Ya
14.
Apakah anda mengalami diare?
Tidak
Ya
15.
Apakah anda mengalami perubahan suasana
hati?
Tidak
Ya
16.
Apakah anda rasa nyeri pada payudara?
Tidak
Ya
17.
Apakah anda mempuyai gejala-gejala yang lain
selain yang disebutkan di atas?
Tidak
Ya. Sebutkan:
……….
……….
(58)
Soal 18
–
20 menanyakan tentang
TINGKAT GANGGUAN YANG ANDA MENGALAMI SAAT MENSTRUASI
.
18.
Apakah aktivitas sehari-hari anda terganggu?
* memerlukan istirahat
Tidak
terganggu
Jarang
terganggu
Terganggu
*Sangat
terganggu
19.
Apakah kemampuan kerja anda terganggu?
Tidak
terganggu
Jarang
terganggu
Terganggu
Sangat
terganggu
20.
Apakah anda memerlukan obat tahan sakit
(analgesik) saat nyeri haid?
Tidak
perlu
Jarang
diperlukan
Sangat
membantu
Tidak
membantu
Soal 21
–
22 menanyakan tentang
KEBIASAAN OLAHRAGA ANDA
.
21.
Apakah anda sering melakukan olahraga yang
menggunakan pelbagai kumpulan otot
(dipertahankan secara berterusan atau secara
berirama) sehingga terjadinya peningkatan denyut
jantung dan frekuensi pernafasan?
Tidak
Ya
22.
Apakah anda berolahraga seperti yang dinyatakan
pada soal 21 lebih dari 60 menit seminggu (boleh
dibahgi menjadi enam sesi dengan satu sesi
selama 10 menit)?
Tidak
Ya
Soal selidik tamat.
(1)
Dismenore * Kebiasaan Olahraga Crosstabulation Kebiasaan Olahraga
Total Ya Tidak
Dismenore Tidak Count 19 22 41
% within Kebiasaan Olahraga 65.5% 36.7% 46.1%
Ya Count 10 38 48
% within Kebiasaan Olahraga 34.5% 63.3% 53.9%
Total Count 29 60 89
% within Kebiasaan Olahraga 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 6.550a 1 .010
Continuity Correctionb 5.440 1 .020
Likelihood Ratio 6.607 1 .010
Fisher's Exact Test .013 .010
Linear-by-Linear Association
6.476 1 .011
N of Valid Cases 89
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.36. b. Computed only for a 2x2 table
(2)
NyeriPunggung * DismenoreXBerolahraga Crosstabulation Dismenore
Total Berolahraga
Tidak Berolahraga Nyeri
Punggung
Tidak Count 7 26 33
% within DismenXBerolahraga 70.0% 68.4% 68.8%
Ya Count 3 12 15
% within DismenXBerolahraga 30.0% 31.6% 31.3%
Total Count 10 38 48
% within DismenXBerolahraga 100.0% 100.0% 100.0%
Mual * DismenoreXBerolahraga Crosstabulation Dismenore
Total Berolahraga
Tidak Berolahraga
Mual Tidak Count 10 31 41
% within DismenXBerolahraga 100.0% 81.6% 85.4%
Ya Count 0 7 7
% within DismenXBerolahraga .0% 18.4% 14.6%
Total Count 10 38 48
% within DismenXBerolahraga 100.0% 100.0% 100.0%
SakitKepala * DismenoreXBerolahraga Crosstabulation Dismenore
Total Berolahraga
Tidak Berolahraga Sakit
Kepala
Tidak Count 9 28 37
% within DismenXBerolahraga 90.0% 73.7% 77.1%
Ya Count 1 10 11
% within DismenXBerolahraga 10.0% 26.3% 22.9%
Total Count 10 38 48
(3)
Lelah * DismenoreXBerolahraga Crosstabulation Dismenore
Total Berolahraga
Tidak Berolahraga
Lelah Tidak Count 2 16 18
% within DismenXBerolahraga 20.0% 42.1% 37.5%
Ya Count 8 22 30
% within DismenXBerolahraga 80.0% 57.9% 62.5%
Total Count 10 38 48
% within DismenXBerolahraga 100.0% 100.0% 100.0%
Diare * DismenoreXBerolahraga Crosstabulation Dismenore
Total Berolahraga
Tidak Berolahraga
Diare Tidak Count 9 35 44
% within DismenXBerolahraga 90.0% 92.1% 91.7%
Ya Count 1 3 4
% within DismenXBerolahraga 10.0% 7.9% 8.3%
Total Count 10 38 48
% within DismenXBerolahraga 100.0% 100.0% 100.0%
PerubahanSuasanaHati * DismenoreXBerolahraga Crosstabulation Dismenore
Total Berolahraga
Tidak Berolahraga Perubahan
Suasana Hati
Tidak Count 3 4 7
% within DismenXBerolahraga 30.0% 10.5% 14.6%
Ya Count 7 34 41
% within DismenXBerolahraga 70.0% 89.5% 85.4%
(4)
PerubahanSuasanaHati * DismenoreXBerolahraga Crosstabulation Dismenore
Total Berolahraga
Tidak Berolahraga Perubahan
Suasana Hati
Tidak Count 3 4 7
% within DismenXBerolahraga 30.0% 10.5% 14.6%
Ya Count 7 34 41
% within DismenXBerolahraga 70.0% 89.5% 85.4%
Total Count 10 38 48
% within
DismenoreXBerolahraga
100.0% 100.0% 100.0%
GejalaSistemik* DismenoreXBerolahraga Crosstabulation Dismenore
Total Berolahraga
Tidak Berolahraga Gejala
Sistemik
Tidak Ada Count 0 2 2
% within DismenXolahraga .0% 5.3% 4.2% Terdapat
Beberapa
Count 10 34 44
% within DismenXolahraga 100.0% 89.5% 91.7% Sangat
Jelas dengan Vegatatif Simptom
Count 0 2 2
% within DismenXolahraga .0% 5.3% 4.2%
Total Count 10 38 48
(5)
GgnAktivitas * DismenoreXBerolahraga Crosstabulation Dismenore
Total Berolahraga
Tidak Berolahraga GgnAktivitas Jarang
Terganggu
Count 5 20 25
% within
DismenXolahraga
50.0% 52.6% 52.1%
Terganggu Count 5 14 19
% within
DismenXolahraga
50.0% 36.8% 39.6%
Sangat Terganggu
Count 0 4 4
% within
DismenXolahraga
.0% 10.5% 8.3%
Total Count 10 38 48
% within
DismenXolahraga
100.0% 100.0% 100.0%
GgnKemampuanKerja * DismenoreXBerolahraga Crosstabulation Dismenore
Total Berolahraga
Tidak Berolahraga GgnKemampuan
Kerja
Jarang Terganggu
Count 4 24 28
% within DismenXolahraga 40.0% 63.2% 58.3%
Terganggu Count 6 13 19
% within DismenXolahraga 60.0% 34.2% 39.6% Sangat
Terganggu
Count 0 1 1
% within DismenXolahraga .0% 2.6% 2.1%
Total Count 10 38 48
(6)
KeperluanObat * DismenoreXBerolahraga Crosstabulation Dismenore
Total Berolahraga
Tidak Berolahraga KeperluanObat Jarang
Diperlukan
Count 9 29 38
% within DismenXolahraga 90.0% 76.3% 79.2% Sangat
Membantu
Count 1 8 9
% within DismenXolahraga 10.0% 21.1% 18.8% Tidak
Membantu
Count 0 1 1
% within DismenXolahraga .0% 2.6% 2.1%
Total Count 10 38 48
% within DismenXolahraga 100.0% 100.0% 100.0%
TingkatKeparahanDismenore * DismenoreXBerolahraga Crosstabulation Dismenore
Total Berolahraga
Tidak Berolahraga Tingkat
Keparahan Dismenore
Ringan Count 4 18 22
% within DismenXolahraga 40.0% 47.4% 45.8%
Sedang Count 6 18 24
% within DismenXolahraga 60.0% 47.4% 50.0%
Berat Count 0 2 2
% within DismenXolahraga .0% 5.3% 4.2%
Total Count 10 38 48