Noorlia Suratno Putri, 2015 STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap negara yang sudah merdeka sudah sepatutnya negara tersebut mampu untuk membangun dan memperkuat kekuatan sendiri tanpa harus
bergantung pada negara lain. Maka dari itu pada masa sekarang ini pendidikan sangat penting dalam kehidupan manusia agar dapat bertahan hidup di kemudian
hari. Pendidikan memang jalur utama yang harus ditempuh untuk berperan aktif
dalam perkembangan zaman. Terlebih lagi, soal pendidikan dalam hal ini sekolah
sangatlah memegang peranan penting dalam gerak laju pembangunan yang menjadi
pemicu mobilitas
sosial. Tidak
mengherankan apabila
ukuran keberhasilan adalah tingginya tingkat pendidikan. Dalam kaitan dengan hal inilah
kemudian sekolah menjadi faktor penting dalam usaha memajukan dan mencerdaskan anak bangsa. Dengan semakin berkembangnya pembangunan di
segala sektor kehidupan, terutama pengetahuan dan teknologi, maka sekolah menjadi sarana yang sangat diperlukan untuk mengantarkan generasi muda untuk
memasuki kehidupan. Untuk itulah sebenarnya kita perlu memikirkan kembali sehubungan dengan pengembangan proses belajar mengajar sehingga para siswa
mendapat perbekalan yang relevan dengan situasi kehidupan masa kini terlebih lagi masa depan.
Begitu juga pada pendidikan jasmani, yang berperan sangat penting dalam perkembangan siswa seperti aspek kognitif, aspek afektif, dan khususnya aspek
psikomotor. Menurut Lutan 2000, hlm. 15 menjelaskan bahwa “tujuan yang
ingin di capai menyeluruh, mencakup domain psikomotor, kognitif, afektif”. Pendidikan jasmani pada hakikatnya memperlakukan anak sebagai sebuah
kesatuan utuh, makhluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya. Untuk itu tidak hanya diberikan
Noorlia Suratno Putri, 2015 STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terhadap anak normal saja, tetapi juga berlaku pada anak yang berkebutuhan khusus yakni anak luar biasa. Tarigan 2008, hlm. 12 menyatakan bahwa:
Anak luar biasa dalam lingkungan pendidikan dapat diartikan seseorang yang memiliki ciri-ciri penyimpangan mental, fisik, emosi, atau tingkah
laku yang membutuhkan modifikasi dan pelayanan khusus agar dapat berkembang secara maksimal semua potensi yang dimilikinya.
Dari penjelasan tersebut dapat di gambarkan bahwa terdapat perbedaan fisik dan mental antara anak normal dan anak luar biasa. Anak luar biasa tidak
mampu beraktivitas selayaknya anak normal biasanya, mereka memiliki batasan tertentu dalam bergerak atau berolahraga. Maka dari itu dibutuhkan suatu
penyesuaian dalam penjas untuk anak luar biasa. Dalam buku depdiknas 2003, hlm. 2 dijelaskan bahwa
“salah satu bentuk program pendidikan jasmani yang sesuai dengan anak kebutuhan khusus adalah program pendidikan jasmani adaptif
disesuaikan”. Di dalam penjas adaptif terdapat beberapa macam kecacatan yang dimiliki
anak luar biasa yaitu anak tunarungu, anak tunawicara, anak tunagrahita, anak ketidak mampuan belajar, anak tunadaksa, anak tunalaras, anak tunanetra, dan
anak berbakat. Dalam penelitian ini peneliti hanya akan mencoba meneliti di salah satu jenis ketunaan yang sudah disebutkan di atas yakni anak tunanetra.
Tunanetra adalah
individu yang
penglihatannya tidak
berfungsi sebagaimana mestinya seperti halnya orang awas atau orang yang bisa melihat
dengan normal. Menurut Somantri 2006, hlm. 66 Cacat Tunanetra dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:
1. Buta
Dikatakan buta jika anak sama sekali tidak mampu menerima rangsang cahaya dari luar virusnya = 0
2. Low Vision
Bila anak masih mampu menerima rangsang cahaya dari luar, tetapi ketajamannya lebih dari 621, atau jika anak hanya mampu membaca
headline pada surat kabar.
Noorlia Suratno Putri, 2015 STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Anak tunanetra memiliki karakteristik kognitif, sosial, emosi, motorik, dan kepribadian yang sangat bervariasi. Hal ini sangat tergantung pada sejak kapan
anak mengalami ketunanetraan, bagaimana tingkat ketajaman penglihatannya, berapa usianya, serta bagaimana tingkat pendidikannya.
Akibat dari ketunateraan, maka pengenalan atau pengertian terhadap dunia luar anak, tidak dapat diperoleh secara lengkap dan utuh. Akibatnya
perkembangan kognitif,
psikomotor, dan
afektif cenderung
terhambat dibandingkan dengan anak-anak normal pada umumnya. Hal ini disebabkan oleh
keterbatasan kemampuan indera penglihatannya Pendidikan Jasmani dapat didefinisikan sebagai proses kependidikan yang
memiliki tujuan untuk mengembangkan penampilan manusia melalui media aktivitas jasmani yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan
jasmani memusatkan diri pada pemerolehan keterampilan gerak dan pemeliharaan kebugaran
jasmani untuk
kesehatan, peningkatan
pengetahuan, dan
pengembangan sikap positif terhadap aktivitas jasmani maupun olahraga. Siedentop dalam Abduljabar, 2010, hlm.3 seorang pakar pendidikan
jasmani dari Amerika Serikat, mengatakan bahwa dewasa ini pendidikan jasmani dapat diterima secara luas sebagai model “pendidikan melalui jasmani”, yang
berkembang sebagai akibat dari merebaknya telaahan pendidikan gerak pada akhir abad ke-20 ini dan menekankan pada kebugaran jasmani, penguasaan
keterampilan, pengetahuan dan perkembangan sosial. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa “pendidikan jasmani adalah pendidikan dari, tentang dan melalui
jasmani”.
Tujuan pendidikan jasmani sama halnya dengan tujuan pendidikan nasional di Indonesia, yakni
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan
potensi dirinya
untuk memiliki
kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara
”. Pasal 1 Undang
– Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 tentang Sistem
Noorlia Suratno Putri, 2015 STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pendidikan Nasional. Pendidikan jasmani beranjak dari aktivitas fisik untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, selain berusaha mencapai tujuan pendidikan
nasional pendidikan jasmani juga berusaha meningkatkan dan menambah keterampilan gerak peserta didik. Ahli pendidikan jasmani lainnya juga
mendefinisikan “pendidikan jasmani sebagai pendidikan melalui fisikal”, seperti:
Kontribusi unik pendidikan jasmani terhadap pendidikan secara umum adalah perkembangan tubuh yang menyeluruh melalui aktivitas jasmani.
Ketika aktivitas jasmani ini dipandu oleh guru`yang kompeten, maka hasil berupa perkembangan utuh insani menyertai perkembangan fisikalnya. Hal
ini hanya dapat dicapai ketika aktivitas jasmani menjadi budaya dan kebiasaan jasmani atau pelatihan jasmani
Pendidikan Jasmani dapat berkontribusi kepada tujuan pendidikan dalam berbagai
cara. Pertama,
kontribusi unik
pendidikan jasmani
terhadap perkembangan total siswa atau individu. Pendidikan jasmani dalam kurikulum
merupakan mata pelajaran yang mempromosikan pengembangan keterampilan gerak dan kebugaran jasmani. Kedua, kontribusi penting aktivitas jasmani
terhadap nilai kesehatan dan kesejahteraan total utuh menjadi sangat mudah dikenali siswa. Program pendidikan jasmani yang berkualitas meningkatkan
derajat kesehatan dan kesejahteraan total siswa. Seseorang yang sehat dapat bekerja lebih efisien dan efektif. Partisipasi yang teratur dalam pendidikan
jasmani dapat berkontribusi pada tingkat kesehatan. Program pendidikan jasmani dapat mengantarkan siswa memiliki keterampilan, pengetahuan dan sikap yang
menunjang keseharian siswa. Ketiga, pendidikan jasmani dapat berkontribusi pada kesiapan belajar. Pengalaman gerak sangat menekankan pada kesiapan belajar.
Belajar gerak
dalam permainan,
siswa bebas
mengeksplorasi diri,
mengembangkan kepercayaan
diri, dan
meningkatkan keterampilan sosial
seketika berinteraksi dengan siswa lain. Keempat, Pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran penting dalam sebuah kurikulum. Materi pendidikan jasmani dapat
di transfer ke dalam mata pelajaran lain yang ada di dalam kurikulum dan berbagai materi yang ada pada mata pelajaran lain dapat diintegrasikan ke dalam
pendidikan jasmani.
Noorlia Suratno Putri, 2015 STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Seorang berkebangsaan amerika Hetherington 1911 dalam Abduljabar. B. 2010, hal. Vii adalah guru bapak pendidikan jasmani Amerika yang
mendeklarasikan 4 tujuan penddikan jasmani yaitu:
1. Tujuan perkembangan organik: sebagai contoh kebugaran, kesehatan,
kekuatan, dayatahan,power, tahan terhadap derita, dan mudah bergerak.
2. Tujuan perkembangan kognitif yaitu: tujuan pengetahuan, sebagai
contoh pemahaman,
kebebasan, kemerdekaan,
wawasan, dan
kenyataan. 3.
Tujuan perkembangan psikomotor yaitu: keterampilan bergerakefektif, kompetens,
bebas mengekspresikan,
partisipasi dalam
budaya olahraga, senam dan kreativitas.
4. Tujuan perkembangan afektif: sebagai contoh perkembangan karakter,
apresiasi, makna, keriangan, dan kesenangan.
Demi tercapainya tujuan pendidikan serta tujuan pendidikan jasmani di atas maka dalam pelaksanaannya pendidikan jasmani memerlukan seorang guru
yang bermutu. Guru harus memiliki beberapa kompetensi yaitu: kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial
dan kompetensi
profesional. Seperti yang dijelaskan oleh Tarigan 2012, hlm. 23 yaitu: Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru pendidikan jasmani
antara lain kemampuan mengelola proses pembelajaran, membangkitkan motivasi dan memberikan berbagai pengalaman belajar bagi siswanya baik
di lapangan maupun diluar kelas atau bangsal yang digunakan untuk aktivitas jasmani yang berlandaskan ilmu faal olahraga.
Pendidikan jasmani adaptif merupakan sarana yang sangat strategis dalam upaya meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan jasmani, keterampilan
gerak, sosial dan intelektual siswa cacat. Peningkat kualitas proses pendidikan jasmani di sekolah luar biasa sangat penting untuk menanamkan sikap positif
terhadap keterbatasan kemampuan mereka, baik dari segi fisik maupun mentalnya sehingga para siswa mampu bersosialisasi dengan lingkungan dan memiliki rasa
percaya diri dan harga diri. Oleh karena itu para guru penjas adaptif seyogiannya
Noorlia Suratno Putri, 2015 STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
adalah seorang profesional yang mampu mendidik peserta didiknya untuk meningkatkan kebugaran jasmani siswa, serta mampu membantu siswa agar tidak
merasa rendah diri agar tidak terisolasi dari lingkungannya . Tarigan 2009, hlm. 83 menyatakan
“Kualitas guru pendidikan jasmani adaptif merupakan kunci terhadap keberhasilan peningkatan kualitas proses pembelajaran di se
kolah”. Dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani tidak dapat lepas
dari perencanaan, tujuan, materi, metode dan evaluasi pembelajaran pendidikan jasmani. Materi pembelajaran menentukan hasil belajar, oleh karena itu dalam
pelaksanaan pembelajaran harus dirancang untuk mampu mengembangkan hasil belajar yang di perlukan siswa. Begitu juga tujuan, metode dan evaluasi yang
sedemikian penting guna menentukan arah pembelajaran pendidikan jasmani disekolah. Dengan begitu dapat membekali siswa dalam kehidupan dan belajar
sepanjang hayat, yaitu kemampuan berpikir, kecakapan hidup, dan psikomotor. Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari pendidikan memiliki tugas
yang unik yaitu menggunakan “gerak tubuh” sebagai media untuk membelajarkan siswa. Pembelajaran pendidikan jasmani di SLB-A membutuhkan sarana dan
prasarana yang lebih beragam namun pada kenyataanya sarana dan prasarana belum memadai untuk berlangsungnya proses pembelajaran.
Untuk meningkatkan kondisi pembelajaran pendidikan jasmani di SLB-A diperlukan penyusunan perencanaan pembelajaran, penyusunan materi, media,
penyusunan metode dan evaluasi yang harus disesuaikan dengan karakteristik siswa tunanetra dan kemampuan fisiknya.
Berdasarkan pemikiran tersebut maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
tentang: “Studi deskriptif pelaksanaan pembelajaran pendidikan
jasmani di SLB-A Citereup ”.
B. Identifikasi Masalah Penelitian