PELAKSANAAN PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHR

PELAKSANAAN
PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA
Mohammad Syamsul Anam
Jurusan Pendidikan Olahraga, Progam Pascasarjan
Matakuliah Dasar Dasar Pendidikan Olahraga
Universitas Negeri Malang
Email: Syamsulanam42@gmail.com

Abstrak: Pendidikan Jasmani
merupakan bagian integral dari
pendidikan secara keseluruhan melalui berbagai aktivitas jasmani
(fisik). Salah satu masalah utama pendidikan jasmani di Indonesia
hingga saat ini adalah belum efektifnya pembelajaran pendidikan
jasmani di sekolah sebagai akibat dari posisi yang semakin
terpinggirkan. Menyamaratakan mengenai konsep dasar pendidikan
jasmani terhadap kegiatan olahraga dari kalangan Guru SD sampai
Guru SMA.
Kata Kunci: Pelaksanaan, Pendidikan Olahraga, Kondisi saat ini.

PENDAHULUAN
Pendidikan adalah upaya yang

sada terencana untuk mengembangkan
potensi atau membentuk karakter siswa
siswi khususnya pada nilai nilai moral.
Menurut Suryadi (2010:407) menyatakan
bahwa “pendidikan pada hakekatnya
memiliki dua fungsi yaitu membantu warga
masyarakat agar menjadi cerdas (smart)
dan membantu mereka agar menjadi baik
dak berkarakter (good). Sebagai salah
satu komponen pendidikan yang wajib
diajarkan di sekolah, pendidikan jasmani
memiliki peran yang sangat strategis
dalam pembentukan manusia seutuhnya.
Pendidikan
jasmani
tidak
hanya
berdampak positif pada pertumbuhan fisik
anak, melainkan juga perkembangan
mental, intelektual, emosional, dan

sosialnya.
Pendidikan olahraga di Indonesia
juga
merupakan
pendidikan
yang
dilaksanakan melalui jalur formal dan
informal melalui kegiatan intra maupun
ektrakurikuler dibimbing oleh guru dan
dibantu oleh tenaga keolahragaan serta
didukung sarana dan prasarana yang
memadai. Pendidikan jasmani sebagai
rangkaian isi kurikulum sekolah bukanlah

tanpa
alasan.
Pendidikan
jasmani
dirancang
secara

sistematis
untuk
membekali siswa/peserta didik menjadi
manusia yang lengkap dan utuh.
Pendidikan
tidak
lengkap
tanpa
pendidikan jasmani, dan tidak ada
pendidikan jasmani tanpa media gerak.
Karena gerak sebagai aktivitas jasmani
merupakan dasar alami bagi manusia
untuk belajar mengenal dunia dan dirinya
sendiri.
Menurut
Lumpkin
(2010:4)
“Physical education is defined as a
process through which an individual
obtains optimal phsyical, mental, social,

and fitness skills through physical activity”.
Maksudnya adalah pendidikan jasmani
sebagai proses hingga seorang individu
memperoleh fisik yang optimal, mental,
sosial, dan kebugaran melalui aktivitas
fisik. Sehingga jasmani dan rokhani
manusia merupakan satu kesatuan yang
utuh, sehingga muncul istilah yang lebih
dikenal dengan pendidikan manusia
seutuhnya.
Makna penting pendidikan jasmani
serta manfaatnya bagi pengembangan
kepribadian manusia rasanya tidak perlu
dipersoalkan.
Justru
yang
menjadi
masalah adalah apakah pendidikan

jasmani

sebagai
faktor
penting
pembentukan manusia seutuhnya telah
ditempatkan secara proporsional ?
Apakah pelaksanaan pendidikan jasmani
di sekolah sudah sesuai dengan prinsipprinsip
pembelajaran
pendidikan
jasmani ? Apakah dalam implementasinya
telah didukung oleh sumberdaya yang
memadai? Apakah pembelajaran yang
telah, dilakukan mampu mengembangkan
individu secara utuh ?
PEMBAHASAN
Pengertian dan Tujuan Pendidikan
Jasmani
Pendidikan
jasmani
sebagai

bagian integral dan merupakan alat
pendidikan baik pada proses maupun
tujuannya. Salah satunya dikutip Rusli
Lutan sebagai berikut “pendidikan jasmani
adalah bagian integral dari pendidikan
melalui aktifitas jasmani yang bertujuan
untuk meningkatkan individu secara
organik, neuromuscular, intelektual, dan
emosional.” Pada hakekatnya; “pendidikan
jasmani adalah sebagai proses pendidikan
via gerak insani (human movement) yang
dapat berupa aktivitas jasmani, permainan
atau olahraga untuk mencapai tujuan
pendidikan” (Rusli Lutan : 7:1995-1996).
Menurut Mu’arifin (2009:21) Di sekolahan,
matapelajaran yang berkaitan dengan
olahraga adalah pendidikan jasmani,
olahraga dan kesehatan (Dikjasorkes).
Mata pelajaran itu bedasarkan konsep
yang berasal dari kata physical education.

Walau yang dididik adalah fisiknya, bukan
berarti sebagai education of body,
melainkan pendidikan yang mengenai dan
meliputi seluruh aspek kepribadian siswa.
Bhucer
(1989:13)
”Physical
education an integral part of the total
education process, is a field of endeavor
that has as its aim the improvement of
human performance through the medium
of physical activities that have been
selected with a view to realizing this
outcome” maksudnya adalah pendidikan
jasmani, merupakan bagian integral dari
proses pendidikan total, adalah bidang
usaha yang memiliki tujuan peningkatan
kinerja manusia melalui media kegiatan
fisik yang telah dipilih dengan maksud
untuk

mewujudkan
hasil.
Lumpkin
(2010:4) “Physical education is defined as

a process through which an individual
obtains optimal phsyical, mental, social,
and fitness skills through physical activity”.
Maksudnya adalah pendidikan jasmani
sebagai proses hingga seorang individu
memperoleh fisik yang optimal, mental,
sosial, dan kebugaran melalui aktivitas
fisik.
Kesimpulanya adalah Pendidikan
jasmani
merupakan
suatu
proses
pendidikan melalui aktifitas fisik yang
bertujuan mengoptimalkan seluruh fungsi

tubuh dan memfokuskan gerak sebagai
media utama untuk mencapai tujuan
pendidikan jasmani. Sehingga jasmani
dan rokhani manusia merupakan satu
kesatuan yang utuh, sehingga muncul
istilah yang lebih dikenal dengan
pendidikan manusia seutuhnya.
Setelah mengetahui makna dari
pendidikan jasmani, selanjutnya tujuan
pendidikan jasmani. Menurut Abdullah &
Manadji (1994:3) tujuan pendidikan
jasmani adalah untuk memelihara dan
meningkatkan kesegaran jasmani dan
kesehatan.
Bucher
&
Charles
(1983:57)“The intructional program is
physical education is the place to teach
skills, strategies, understandings, and

essential knowlege concerning the
relation of physical activity to physical”.
Maksudnya adalah Pendidikan jasmani
merupakan program instruksional yaitu
tempat untuk melatih kemampuan,
strategi,
pemahaman,
dan
esensi
pengetahuan
yang
berfokus
pada
hubungan kegiatan jasmani terhadap fisik.
Menurut Buck, Lund, Harrison &
Cook (2007:15)“Physical education is the
study, pactice, and appreciation of the art
and science of human movement. it is a
part
of

the
total
process
of
education”Maksudnya adalah pendidikan
jasmani adalah studi, praktek, dan
apresiasi terhadap seni dan ilmu gerakan
manusia. itu adalah bagian dari proses
total pendidikan.
Kesimpulannya adalah pendidikan
jasmani merupakan suatu program
pendidikan memalui aktifitas fisik yang
bertujuan membentuk seorang individu
memperoleh fisik, mental, sosial, dan
kebugaran jasmani yang optimal, karena
pendidikan jasmani menawarkan gerak
sebagai media utama dalam proses

pendidikan. Tujuan Pendidikan Jasmani di
klasifikasikannya dalam lima aspek, yaitu
(1) perkembangan kesehatan, jasmani
atau
organ
organ
tubuh,
(2)
perkembangan mental emosional, (3)
perkembangan
neuromuskuler,
(4)
perkembangan sosial, (5) perkembangan
intelektual (Bucher, 1983:45).
Pendidikan
dapat
dikatakan
berhasil dan sukses apabila semua
komponen memenuhi standar. Seperti
yang telah tercantum dalam Peraturan
Pemerintah dalam Sistem Pendidikan
Nasional BAB IX tentang Standar
Nasional Pendidikan, yaitu: 1) Standar
nasional pendidikan terdiri atas standar isi,
proses, kompetensi lulusan, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian
pendidikan yang harus ditingkatkan
secara berencana dan berkala. 2) Standar
nasional pendidikan digunakan sebagai
acuan pembangunan kurikulum, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan,
dan
pembiayaan.
3)
Pengembangan
standar
nasional
pendidikan
serta
pemantauan
dan
pelaporan pencapaiannya secara nasional
dilaksanakan
oleh
suatu
badan
standarisasi,
penjaminan,
dan
pengendalian
mutu
pendidikan
(permendiknas, no.24 th. 2007).
Guru pendidikan jasmani dan
olahraga disini sebagai pendidik yang
harus memiliki klasifikasi yang memadai
dalam mlaksanakan dan menerapkan
pendidikan jasmani di sekolahan agar
nantinya mampu mencapai tujuan dari
pendidikan
jasmani
dan
olahraga.
Deskripsi
Pendidik
dan
Tenaga
Kependidikan dalam Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003
tentang pendidik dan tenaga kependidikan
pasal 39 yang menyebutkan bahwa: 1)
Tenaga
kependidikan
bertugas
melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan,
pengawasan,
dan
pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada satuan pendidikan.
Tenaga kependidikan meliputi pengelola
satuan pendidikan, penilik, pamong
belajar,
pengawas,
pengembang,
pustakawan, laboran, dan teknisi sumber

belajar, 2) Pendidik merupakan tenaga
profesional yang bertugas merencanakan
dan melaksanakan proses pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta
melakukan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat, terutama pendidik
pada perguruan tinggi.
Pelaksanaan
Pendidikan
Jasmani
Sekarang
Pendidikan jasmani di sekolah di
Indonesia masih kurang menggembirakan
indikatornya
antara
lain
adanya
kecenderungan semakin menurunnya
tingkat kesegaran jasmani siswa dan
rendahnya partisipasi siswa dalam
kegiatan pendidikan jasmani. Munculnya
persepsi yang kurang menguntungkan
tersebut menyebabkan posisi pendidikan
jasmani
cukup
dilematis
sehingga
memunculkan permasalahan yang lebih
krusial.
Salah
satu
masalah
utama
pendidikan jasmani di Indonesia hingga
dewasa ini adalah belum efektifnya
pembelajaran pendidikan jasmani di
sekolah sebagai akibat dari posisi yang
semakin terpinggirkan (Cholik Mutohir,
1996a; 1996b). Itu juga didukung dengan
hasil penelitian Pranawati & Tuasikal
(2014:659) Proses Belajar Mengajar mata
pelajaran Penjasorkes di SMP sasaran
Kota Mojokerto sudah dilakukan sesuai
kurikulum
2013,
meskipun
belum
sepenuhnya dapat berjalan dengan baik.
Rendahnya kualitas pembelajaran
pendidikan jasmani mulai sekolah dasar
sampai
sekolah
lanjutan
telah
dikemukakan dan terungkap secara kasat
mata.
Secara
umum,
kondisi
ini
disebabkan
oleh
beberapa
faktor
diantaranya ialah terbatasnya kemampuan
guru pendidikan jasmani dan sumbersumber yang digunakan untuk mendukung
proses pembelajaran. Terbatasnya jumlah
guru pendidikan jasmani yang ada di
Sekolah Dasar hingga sekolah lanjutan
juga merupakan kendala yang sampai
sekarang belum bisa teratasi.
Rendahnya mutu dan jumlah guru
pendidikan jasmani di sekolah pada
gilirannya melahirkan ketidakmampuan
mereka dalam melaksanakan tugasnya

secara profesional. Mereka belum berhasil
melaksanakan misinya untuk mendidik
siswa secara sistematik melalui program
pendidikan jasmani yang semestinya
dapat mengembangkan kemampuan dan
keterampilan anak secara menyeluruh
baik fisik, mental, maupun intelektual. Hal
ini amat terasa pada guru pendidikan
jasmani di sekolah dasar, karena mereka
pada umumnya adalah guru kelas yang
secara
formal
tidak
mempunyai
kompetensi dan pengalaman dalam
mengelola pendidikan jasmani.
Berkaitan
dengan
Standar
Nasional Pendidikan, Pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan (Penjasorkes)
sangat berperan dalam kemajuan suatu
negara karena penjasorkes sudah menjadi
bagian dari pendidikan secara umum.
Kemajuan penjasorkes di sekolah dapat
dilihat dari 4 (empat) aspek yang meliputi
tentang (1) ketersediaan sarana dan
prasarana olahraga, (2) ketersediaan
tenaga pelaksana penjasor, (3) hasil kerja
kurun 1 tahun lalu, (4) prestasi dan
penghargaan 1 tahun terakhir.
Model
praktik
pembelajaran
pendidikan jasmani yang dilakukan oleh
guru cenderung tradisional, dan berpusat
pada guru. Proses pembelajaran hampir
tidak pernah dilakukan atas inisiatif anak
sendiri. Di samping itu,
anak sering
dianggap sebagai "orang dewasa kecil"
yang
mampu
melakukan
kegiatan
layaknya
orang
dewasa.
Guru
mengajarkan olahraga baku kepada anak
yang notabene belum mampu melakukan
aktifitas sebagaimana yang dilakukan oleh
orang dewasa. Jadi dapat diramalkan
bahwa tingkat keberhasilan siswa dalam
menyelesaikan
tugas
pembelajaran
tergolong rendah.
Bedasarkan Hasil Penelitian Hadi
(2013) Survei Pendidikan Jasmani,
Olahraga, Dan Kesehatan Pada Satuan
Pendidikan SD, SMP, SMA Negeri SeKecamatan
Karangan
Kabupaten
Trenggalek sebagai berikut: 1) Untuk
tingkat sekolah dasar negeri sekecamatan Karangan kondisi pendidikan
jasmaninya mendapat rata-rata nilai 598
sehingga mendapat kategori “C” (cukup).
Untuk tingkat sekolah menengah pertama
negeri se-kecamatan Karangan kondisi

pendidikan jasmaninya mendapat nilai
rata-rata 677 sehingga mendapat kategori
“B” (baik), 2) Untuk tingkat sekolah
menengah atas negeri se-kecamatan
Karangan kondisi pendidikan jasmaninya
mendapat nilai rata-rata 755 sehingga
mendapat kategori “B” (baik), 3) Jadi pada
tingkat SD, SMP, SMA negeri sekecamatan Karangan termasuk dalam
kategori
baik
dan
cukup.
Dapat
disimpulkan bahwa pendidikan jasmani
dan olahraga di daerah tersebut perlu
ditingkatkan agar mencapai tingkatan baik
secara menyeluruh.
Solusi
Pelaksanaan
Pendidikan
Jasmani
Berangkat dari kenyataan tersebut,
perlu
dilakukan
mengenai
menyamaratakan
konsep
dasar
pendidikan jasmani terhadap kegiatan
olahraga dari kalangan Guru SD sampai
Guru SMA. Karena pendidikan jasmani
tidak
semata-mata
mengembangkan
keterampilan jasmani, tetapi masih banyak
mereka (guru) yang tidak memahami
bahwa
pendidikan
jasmani
juga
mengembangkan keterampilan sosial
(social skill), emosional, dan intelektual.
Pendidikan jasmani lebih disoroti dari sisi
kelemahan
dan
kekurangannya
dibandingkan dengan sisi-sisi positif dan
keunggulannya.
Pemahaman
dan
penilaian yang demikian sudah barang
tentu tidak benar. Bila dicermati,
pengajaran yang baik dalam pendidikan
jasmani
lebih
dari
sekedar
mengembangkan
keterampilan
berolahraga. Pengajaran yang baik
tersebut melibatkan aspek-aspek yang
berhubungan
dengan
apa
yang
sebenarnya dipelajari oleh siswa melalui
partisipasinya, apakah itu neuromuskuler,
intelektual, emosional, dan bukan aktivitas
olahraga semata. Pendidikan jasmani
yang merupakan bagian pendidikan
keseluruhan pada hakikatnya adalah
proses pendidikan dimana tarjadi interaksi
antara
peserta
didik
dengan
lingkungannya yang dikelola melalui
aktivitas jasmani secara sistematik menuju
pembentukan manusia seutuhnya.

Sebagai
upaya
meningkatkan
mutu dari guru pendidikan jasmani
khususnya di sekolahan dasar seharusnya
yang pertama yaitu; (1) posisikan Guru di
sekolahan dasar memang benar benar
sesuai dengan kualifikasi pendidikannya
yaitu sarjana pendidikan jasmani dan
kesehatan.
Karena pada
tingkatan
sekolah
dasar
pendidikan
jasmani
merupaka pendidikan yang penting dalam
membangun pondasi karakter siswa
khususnya psikomotor ketrampilan gerak
dan sikap. (2) jika keadaanya darurat
mengenai jumlah guru dan terpaksa
memberikan tanggung jawab pendidikan
jasmani di limpahkan ke Guru kelas,
sebaiknya pihak sekolahan berkordinasi
dengan dinas terkait memberikan sebuah
penyuluhan atau hal yang sama untuk
meningkatkan kemampuan dan kualifikasi
sebagi guru pendidikan jasmani, karena
pendidikan
jasmani
merupakan
pendidikan yang vital.
Depatemen
Pendidikan,
telah
mengambil
langkah-langkah
tertentu
sebagai upaya memperbaiki model
pembelajaran pendidikan jasmani di
sekolah, terutama sekolah dasar. Upaya
tersebut ditempuh antara lain dengan
mengintroduksi
sebuah
pendekatan
pembelajaran yang disebut modifikasi
olahraga. Gerakan ini mengarah pada
pengembangan
model
pembelajaran
pendidikan jasmani yang sesuai bagi
siswa di sekolah. Kemudian penyisipan
multimedia dalam pembelajarannya, hal
tersebut
agar
dapat
menciptakan
suasanya belajar yang menarik dan tidak
membosankan. Kebijakan diambil untuk
mengatasi kekurangan sarana dan
prasarana baik didaerah maju maupun
daerah yang tertinggal.
Saran dari penelitian Hadi (2013)
adalah sebagai berikut : 1) Tenaga
pendidik penjasorkes hendaknya dari guru
penjasorkes yang memiliki kualifikasi
akademik pendidikan dari pendidikan
olahraga, agar dapat memberikan materi
penjasorkes
pada
siswa
dengan
maksimal. 2) kurangnya beban mengajar
guru per minggu harus ditambah, untuk
status
guru
penjasor
juga
perlu
diperhatikan,
untuk
kegiatan
ekstrakurikuler belum ada perhatian lebih.

3) Kurangnya prestasi yang dicapai dari
guru penjas yang menjadi faktor lemahnya
SDM dalam peningkatan mutu Penjasor di
sekolahan tersebut, oleh sebab itu akses
siswa dalam mencapai prestasi di bidang
penjasor menjadi kurang maksimal. Jadi
guru penjas harus mampu ikut bersaing
dan terus belajar demi meningkatkan
kualitas mendidiknya.
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan jasmani merupakan
suatu proses pendidikan melalui aktifitas
fisik yang bertujuan mengoptimalkan
seluruh fungsi tubuh dan memfokuskan
gerak sebagai media utama untuk
mencapai tujuan pendidikan jasmani.
Sehingga jasmani dan rokhani manusia
merupakan satu kesatuan yang utuh,
sehingga muncul istilah yang lebih dikenal
dengan pendidikan manusia seutuhnya.
Pendidikan jasmani merupakan
suatu program pendidikan memalui
aktifitas fisik yang bertujuan membentuk
seorang individu memperoleh fisik,
mental, sosial, dan kebugaran jasmani
yang optimal, karena pendidikan jasmani
menawarkan gerak sebagai media utama
dalam
proses
pendidikan.
Tujuan
Pendidikan Jasmani di klasifikasikannya
dalam lima aspek, yaitu (1) perkembangan
kesehatan, jasmani atau organ organ
tubuh,
(2)
perkembangan
mental
emosional,
(3)
perkembangan
neuromuskuler, (4) perkembangan sosial,
(5) perkembangan intelektual.
Permasalahan (1) kecenderungan
semakin menurunnya tingkat kesegaran
jasmani siswa dan rendahnya partisipasi
siswa dalam kegiatan pendidikan jasmani.
(2) rendahnya kualitas pembelajaran
pendidikan jasmani mulai sekolah dasar
sampai sekolah lanjutan. (3) model praktik
pembelajaran pendidikan jasmani yang
dilakukan oleh guru cenderung tradisional,
dan berpusat pada guru. (4) Terbatasnya
jumlah guru pendidikan jasmani yang ada
di Sekolah Dasar hingga sekolah lanjutan.
Menyamaratakan
mengenai
konsep
dasar
pendidikan
jasmani
terhadap kegiatan olahraga dari kalangan
Guru SD sampai Guru SMA. Karena
pendidikan jasmani tidak semata-mata

mengembangkan keterampilan jasmani,
tetapi masih banyak mereka (guru) yang
tidak memahami bahwa pendidikan
jasmani
juga
mengembangkan
keterampilan
sosial
(social
skill),
emosional, dan intelektual. Sebagai upaya
meningkatkan mutu dari guru pendidikan
jasmani khususnya di sekolahan dasar
seharusnya yang pertama yaitu; (1)
posisikan Guru di sekolahan dasar
memang benar benar sesuai dengan
kualifikasi pendidikannya yaitu sarjana
pendidikan jasmani dan kesehatan.
Karena pada tingkatan sekolah dasar
pendidikan jasmani merupaka pendidikan
yang penting dalam membangun pondasi
karakter siswa khususnya psikomotor
ketrampilan gerak dan sikap. (2) jika
keadaanya darurat mengenai jumlah guru
dan terpaksa memberikan tanggung jawab
pendidikan jasmani di limpahkan ke Guru
kelas,
sebaiknya
pihak
sekolahan
berkordinasi
dengan
dinas
terkait
memberikan sebuah penyuluhan atau hal
yang
sama
untuk
meningkatkan
kemampuan dan kualifikasi sebagi guru
pendidikan jasmani, karena pendidikan
jasmani merupakan pendidikan yang vital.
Depatemen
Pendidikan,
telah
mengambil
langkah-langkah
tertentu
sebagai upaya memperbaiki model
pembelajaran pendidikan jasmani di
sekolah, terutama sekolah dasar. Upaya
tersebut ditempuh antara lain dengan

mengintroduksi
sebuah
pendekatan
pembelajaran yang disebut modifikasi
olahraga. Gerakan ini mengarah pada
pengembangan
model
pembelajaran
pendidikan jasmani yang sesuai bagi
siswa di sekolah. Kemudian penyisipan
multimedia dalam pembelajarannya, hal
tersebut
agar
dapat
menciptakan
suasanya belajar yang menarik dan tidak
membosankan. Kebijakan diambil untuk
mengatasi kekurangan
Saran
Berbicara tentang peran penting
pendidikan jasmani atau pendidikan
olahraga disekolah, maka ada beberapa
saran yang dapat di garis bawahi oleh
penulis dalam makalah ini adalah: 1)
Pendidikan jasmani atau pendidikan
olahraga sebaiknya terus dilakukan
secara berkesinambungan dari tingkat
sekolah dasar hingga tingkat perguruan
tinggi. 2) Kualitas dan kuantitas guru atau
tenaga pendidik dirasa sangat penting
untuk memberikan edukasi yang sangat
baik tentang pendidikan jasmani atau
pendidikan olahraga.

DAFTAR RUJUKAN
Cari Sendiri