Fadhilaturrahmi, 2014 Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan GI terhadap Peningkatan kemampuan
Koneksi dan Komunikasi Matematik Siswa Sekolah D asar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
relatif sama jika diteskan kembali kepada subjek yang sama pada waktu yang berbeda.
c. Analisis daya Beda
Daya pembeda dianalisis untuk mengetahui sebuah soal baik atau tidak, dan untuk mengetahui sejauh mana alat tes dapat
membedakan antara siswa yang mengetahui jawabannya dengan benar dengan siswa yang tidak dapat menjawab soal tersebut
dengan benar Suherman, 2003. Untuk menghitung daya pembeda, digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan : DP = daya pembeda.
= jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar. = jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab benar.
= jumlah siswa kelompok atas. Adapun kategori daya pembeda suatu soal, menurut
Suherman 2003: 161 diinterpretasikan sebagai berikut. Tabel 3.11
Kategori Daya Beda Soal
Daya Pembeda DP Interpretasi
0,70 DP ≤ 1,00
sangat baik
0,40 DP ≤ 0,70
Baik 0,20 DP
≤ 0,40 Cukup
0,00 DP ≤ 0,20
Jelek
DP ≤ 0,00
sangat jelek
Berdasarkan hasil perhitungan, daya pembeda untuk setiap soal disajikan dalam tabel 3.12 berikut ini
Fadhilaturrahmi, 2014 Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan GI terhadap Peningkatan kemampuan
Koneksi dan Komunikasi Matematik Siswa Sekolah D asar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.12 Interpretasi Hasil Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal
No Daya Pembeda
Kriteria Keterangan
1 0,75
Sangat baik Dipakai
2 0,87
Sangat baik Dipakai
3 0,75
Sangat baik Dipakai
4 0,87
Sangat baik Dipakai
5 -0,5
Sangat jelek Tidak dipakai
6 0,85
Sangat baik Dipakai
7 0,82
Sangat baik Tidak dipakai
8 -0,37
Sangat jelek Tidak dipakai
9 0,62
Baik Dipakai
10 0,62
Baik Dipakai
11 0,75
Sangat baik Dipakai
12 0,87
Sangat baik Dipakai
13 0,12
Jelek Tidak dipakai
14 1
Sangat baik Dipakai
d. Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Analisis ini digunakan untuk menentukan apakah butir soal itu termasuk kedalam kelompok butir soal mudah, sedang
atau sukar. Untuk menghitungnya digunakan nilai rata-rata setiap butir dibagi nilai maksimum. Suherman 2003: 170 tingkat
kesukaran tes dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan : TK = tingkat kesukaran.
= jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar. = jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab benar.
= jumlah siswa kelompok atas. Arikunto 2013: 222 menyatakan bahwa soal yang baik
adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Tingkat
kesukaran diinterpretasikan
menggunakan kriteria