Sampel Lokasi dan Subjek PopulasiSampel Penelitian

Muhammad Ibadurrahman,2014 PENGARUH FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP PERUBAHAN NILAI LAHAN DI KECAMATAN PARONGPONG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Sampel

Menurut Sumaatmadja 1988:112 mengungkapkan bahwa: “Sampel merupakan bagian dari populasi cuplikan, contoh yang mewakili populasi yang bersangkutan”. Sampel yang diambil pada penelitan ini terdiri dari atas dua sampel, yaitu sampel wilayah dan sampel manusia. a. Sampel Wilayah Sampel wilayah dalam penelitian ini adalah desa-desa yang mewakali karakteristik wilayah Kecamatan Parongpong. Karakteristik yang digunakan dalam penentuan sampel wilayah ini adalah dengan mengasumsikan terdapat desa yang mengalami perubahan harga lahan yang tinggi, sedang, dan rendah. Adapun pada Tabel 3.3 adalah tabel perubahan nilai lahan di Kecamatan Parongpong. Dari ketujuh desa yang berada pada Tabel 3.3, dipilih tiga desa yang mewakili karakteristik tinggi atau rendahnya perubahan nilai lahan yang terjadi. Desa Ciwaruga merupakan desa yang termasuk kelas tertinggi dalam perubahan nilai lahannya. Kemudian Cihideung mewakili dari kelas yang sedang. Terakhir Desa Cihanjuang mewakili desa terendah. Ketiga desa tersbut adalah seperti pada Tabel 3.4. Tabel 3.3 Nilai Lahan di Kecamtan Parongpong pada Tahun 2003 dan 2011 No Desa Tahun 2003 Rpmeter Tahun 2011 Rpmeter 1 Ciwaruga 251.053 794.929 2 Cihanjuang Rahayu 91.313 200.704 3 Cihanjuang 85.762 216.529 4 Karyawangi 117.336 248.898 5 Sariwangi 192.444 615.084 6 Cigugur Girang 123.342 289.654 7 Cihideung 100.256 262.234 Rata-rata 137.358 357.433 Sumber : Data NJOP Kecamatan Parongpong, KPP Pratama Cimahi Tahun 2011 Muhammad Ibadurrahman,2014 PENGARUH FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP PERUBAHAN NILAI LAHAN DI KECAMATAN PARONGPONG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kemudian ketiga desa tersebut diklaster kembali dengan karakteristik aksesibilitasnya. Sehingga ada klaster tinggi, sedang dan rendah. Klaster-klaster tersebut merupakan pengelompokan wilayah-wilayah Rukun Warga RW sesuai dengan pengklasteran tadi. Sehingga sampel wilayah ini adalah RW-RW yang mewakili pengelompokan tersebut. Tabel 3.5 merupakan pengelompokan RW- RW sesuai dengan tingkat aksesibilitasnya. Tabel 3.4 Sampel Wilayah Penelitian No Desa Perubahan harga Lahan Tahun 2003-2011 Rpmeter 1 Ciwaruga 543.876 2 Cihideung 161.978 3 Cihanjuang 130.767 Sumber : Data NJOP Kecamatan Parongpong, KPP Pratama Cimahi Tahun 2011 Tabel 3.5 Pengelompokan RW-RW Berdasarkan Aksesibilitas Desa Kelas RW-RW di Desa Ciwaruga, Cihideung dan Cihanjuang Ciwaruga Tinggi 1 2 3 4 5 6 8 11 Sedang 7 10 13 15 16 18 Rendah 12 14 17 19 Cihideung Tinggi 10 13 14 15 Sedang 1 7 8 9 11 Rendah 2 3 4 5 6 12 16 17 Cihanjuang Tinggi 1 2 3 10 Sedang 4 5 8 12 Rendah 6 7 9 b. Sampel Manusia Sampel manusia dalam penelitian ini adalah penduduk yang dijadikan responden yang tinggal di RW-RW yang dikelompokan berdasarkan klaster- klaster tersebut. Tentang besarnya jumah sampel yang harus diambil dari populasi tidak ada aturan tertentu yang pasti. Keabsahan sampel terlatak pada sifat dan karakteristik yang mendekati populasi, bukan besar atau banyaknya. Muhammad Ibadurrahman,2014 PENGARUH FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP PERUBAHAN NILAI LAHAN DI KECAMATAN PARONGPONG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Peta Sebaran Sampel Penelitian Muhammad Ibadurrahman,2014 PENGARUH FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP PERUBAHAN NILAI LAHAN DI KECAMATAN PARONGPONG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Menurut Arikunto 2006:134 mengatakan bahwa: “Banyaknya sampel tergantung pada : 1 kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana, 2 sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data, 3 besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti”. Berdasarkan batasan tersebut, maka dalam penelitian ini ditentukan sampelnya yaitu penduduk yang terdapat di dalam RW-RW yang dijumpai saat pengamatan atau pencarian data. Untuk penentuan jumlah sampel penulis berpedoman kepada pendapat Tika 2005: 33 yang berpendapat bahwa : “Sampai saat ini belum ada ketentuan yang jelas tentang batas minimal besarnya sampel yang dapat diambil dan dapat mewakili suatu populasi yang akan diteliti. Namun, dalam teori sampling dikatakan bahwa sampel yang terkecil dan dapat mewakili distribusi normal adalah 30. Jumlah sampel penduduk diperoleh dengan menggunakan formula dari Dixon dan B.Leach Tika, 1997: 35, sebagai berikut :  Menentukan persentase karakteristik P  Menentukan Variabilitas V  Menentukan Jumlah Sampel Keterangan : n = Jumlah Sampel Z = Convidence level atau tingkat kepercayaan 95 dilihat dalam tabel z hasilnya 1,96 V = Variabel yang diperoleh dengan rumus di atas C = Convidencelimit atau batas kepercayaan 10 Muhammad Ibadurrahman,2014 PENGARUH FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP PERUBAHAN NILAI LAHAN DI KECAMATAN PARONGPONG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu = 21,93 dibulatkan menjadi 22 dibulatkan menjadi 66 = 65,81 dibulatkan menjadi 66 Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan cara teknik sampel acak random sampling, yaitu cara pengambilan sampel tempat dengan secara acak atau bebas. Populasi manusia yang ada di tiap daerah langsung ditarik dari wilayah-wilayah yang sudah dijadikan sampel wilayah. Sampel manusiapenduduk yang diambil sebagai responden dalam penelitian ini adalah penduduk yang bertempat tinggal di daerah penelitian yaitu di Desa Ciwaruga, Cihideung dan Cihanjuang, Kecamatan Parongpong. Responden diambil secara aksidental. Menurut Sugiono dalam Hardiana 2009:42, mengatakan bahwa: Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasrkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu Muhammad Ibadurrahman,2014 PENGARUH FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP PERUBAHAN NILAI LAHAN DI KECAMATAN PARONGPONG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok se bagai seumber data”. Untuk mengambil jumlah sampel dari masing-masing wilayah dihitung dari jumlah kepala keluarga di wilayah tersebut dibagi dengan jumlah kepala keluarga seluruhnya.

B. Metode Penelitian