Analisis Isi Rubrik Funky DJ Ninetyniners Magazine Ditinjau Dari Bahasa Jurnalistik

(1)

iv Penyusun: Ronaldo Simanjuntak

Nim: 41805089

Skripsi ini di bawah bimbingan: Adiyana Slamet, S.IP, M.Si

Tujuan penelitian untuk mengetahui sejauhmana isi rubric funky dj di Ninetyniners Magazine ditinjau dari bahasa jurnalistik yang emnggandung unsure singkat, padat, sedrhana, lugas, menarik, dan jelas.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan teknik analisis isi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, dokumentasi, studi kepustakaan, penelusuran data online, coding. Jumlah populasi sebanyak 10 rubrik funky dj dengan sampel sebanyak 10 rubrik funky dj edisi 29 - edisi 38. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling.

Dari hasil penelitian melalui kesepakatan pengkoding diperoleh hasil bahwa pada rubrik funky dj Ninenyniners Magazine dari edisi 29-38 menunjukkan bahwa rubrik funky dj yang tidak bertele-tele sangat layak sekali. Rubric funky dj yang penjelasannya tidak terlalu panjang cukup layak. Rubric funky dj yang informasinya lengkap layak. Rubric funky dj yang kelengkapan 5W+1H sangat layak. Rubric funky dj yang menggunakan kalimat tunggal sangat layak. Rubric funky dj yang tidak rumit sangat layak. Rubric funky dj yang menyampaikan makna informasi secara langsung sangat layak. Rubric funky dj yang menghindari bahasa yang berbunga-bunga sangat layak. Rubric funky dj yang menggunakan pilihan kata yang masih hidup dan berkembang sangat layak. Rubric funky dj yang dapat memicu selera pembaca sangat layak. Rubric funky dj yang nudah dimengerti pembaca sangat layak. Rubric funky dj yang tidak menggunakan kalimat kabur dan baur sangat layak sekali.

Kesimpulan dari hasil penelitian rubric funky dj di Ninetyniners Magazine, unsure beritanya sangat memperhatikan dan menggunakan bahasa jurnalistik sesuai dengan kebutuhan pembacanya.

Saran bagi Ninetyniners Magazine tetap mempertahankan bahasa jurnalistik dalam pemuatan setiap berita yang diterbitkan, terutama pada rubric funky dj agar bahasa jurnalistiknya lebih diperhatikan lagi.


(2)

v By:

Ronaldo Simanjuntak Nim: 41805089

This thesis’s under the guidance : Mr. Adiyana Slamet, S.IP, M.Si

The aim of research to find out how to fill in the rubric funky dj Ninetyniners Magazine reviewed by the language of journalism from it’s concise, density, simplicity, unadorned , attractive , clarity.

This research using descriptive method, with content analysis technique. Data collection techniques used in this study were interviews, documentation, library research, online data tracking, coding. Total population are exactly 10 column with a sample of funky dj funky dj from edition of 29 - edition of 38. The sampling technique used is total sampling.

From the results of research through an agreement from the coders result that the rubric funky dj edition Ninenyniners Magazine from 29-38 indicate that funky dj rubric that is not very feasible long-winded at all. Rubric funky dj that his explanation was not good enough for too long. Dj funky Rubric which complete information is feasible. Dj funky the completeness Rubric 5W +1 H is very feasible. Rubric funky dj who uses a single sentence is very feasible. Rubric uncomplicated funky dj very feasible. Rubric funky dj who convey the meaning very worthy information directly. Rubric funky dj that avoids flowery language that is very feasible. Rubric funky dj who uses the word choices that are still alive and growing very feasible. Rubric funky dj that can trigger the reader's appetite is very feasible. Rubric nudah funky dj who understood very competent readers. Rubric funky dj who does not use the phrase vague and diffuse very feasible at all.

The conclusions from the research rubric dj funky in Ninetyniners Magazine, elements are really concerned about it and use language appropriate to the needs of readers in journalism.

The advice for Ninetyniners Magazine is for maintaining journalistic language in every loading of news, particularly in funky dj rubric.


(3)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Sarjana Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik

Oleh:

Ronaldo Simanjuntak Nim : 41805089

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(4)

PERSONAL

Nama : Ronaldo Simanjuntak Tempat/Tgl Lahir : Jambi, 24 Mei 1988 Status : Pelajar

Alamat : Jl. Cisitubaru 46. Bandung

HP : +62-813 221 64630

e-mail : 2405198@Gmail.com

PENDIDIKAN

1993 - 2000 SDN No. 9 Jambi 2000-2003

SMP No.19 Jambi 2003 – 2005 SMU No.1 Jambi 2005-

Universitas Komputer Indonesia Fakultas Sosial Politik

Jurusan Ilmu Komunikasi

SEMINAR; PELATIHAN 2005

Seminar Kepemimpinan Kristiani 2007


(5)

2009

Seminar Dan Workshop “Konseptual Forografi dan Lighting Indoor”

2010

Table Manner Course; Banana – Inn Hotel 2010

Perayaan Paskah HIMA Ilmu Komunikasi Unikom

PENGALAMAN BERORGANISASI & KERJA

2009 Reporter 99ers Magazine

2010 Head Project “Dokumentasi Planning Cycle 2010 “ PT. Astra

I Internasional, Tbk. Isuzu Sales Operation. 2004 -

2005

Pendiri dan Ketua Perkumpulan Remaja Gereja NHKBP Taman Raja

2005 – 2006

2008 2008

Studio46 Architech-Bandung

Designer Muda, Komputer & Networking Maintenance, Fotografer Amateur Photography&Web Design internet Marketing “Sam& Friends”

Pendiri “BH Indoor Soccer Team”

2010

2010

Head Project Website Pt. Scantekno Steel & Prima Inti Natura

http://primainti.co.id

Head Project “Dokumentasi Porda XI JABAR” Cabang Olahraga


(6)

x

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PERSEMBAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah . ... 7

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian. ... 8

1.3.1. Maksud Penelitian ... 8

1.3.2. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Kegunaan Penelitian ... 9

1.4.1. Kegunaan Teoritis ... 9

1.4.2. Kegunaan Praktis ... 10

1.5. Kerangka Pemikiran ... 11

1.5.1. Kerangka Teoritis ... 11

1.5.2. Kerangka Konseptual ... 17

1.6. Konstruksi Kategori ... 22

1.7. Metode Penelitian ... 23

1.8. Teknik Pengumpulan Data ... 24


(7)

xi

1.12. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31

1.12.1. Lokasi Penelitian ... 31

1.12.2. Waktu Penelitian ... 31

1.13. Sistematika Penulisan ... 32

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi ... 35

2.1.1 Pengertian Komunikasi ... 35

2.1.2 Unsur-Unsur Dasar Komunikasi ... 37

2.1.3 Proses Komunikasi ... 37

2.1.4 Sifat Komunikasi ... 39

2.1.5 Tujuan Komunikasi ... 40

2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi Massa ... 42

2.2.1 Karakteristik Komunikasi Massa ... 43

2.3 Tinjauan Tentang Media Massa ... 44

2.4 Tinjauan Tentang Majalah ... 46

2.3.1 Sejarah Majalah ... 46

2.3.2 Definisi Majalah ... 49

2.3.3 Kategori Majalah ... 49

2.3.4 Karakteristik Majalah ... 50

2.5 Tinjauan Tentang Berita ... 52

2.4.1 Pengertian Berita ... 52

2.4.2 Jenis-jenis Berita ... 53

2.6 Tinjauan Tentang Rubrik... 55

2.7 Tinjauan Tentang Penyiar ... 55

2.8 Tinjauan Tentang Bahasa Jurnalistik ... 57


(8)

xii

3.3.2 Visi Ninetyniners Magazine... 65

3.3.2 Misi Ninetyniners Magazine... 66

3.4 Struktur Perusahaan Ninetyniners Magazine ... 66

3.5 Job Description ... 68

3.6 Sarana dan Prasarana Ninetyniners Magazine ... 69

3.7 Jenis Produk ... 71

3.8 Jenis Rubrik ... 71

3.9 Pendistribusian ... 72

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian ... 75

4.2 Uji Reliabilitas ... 76

4.2.1 Reliabilitas Koding Kategori Singkat... 77

4.2.2 Reliabilitas Koding Kategori Padat ... 79

4.2.3 Reliabilitas Koding Kategori Sederhana ... 81

4.2.4 Reliabilitas Koding Kategori Lugas ... 82

4.2.5 Reliabilitas Koding Kategori Menarik ... 85

4.2.6 Reliabilitas Koding Kategori Jelas ... 87

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ... 90

4.3.1 Kategori Singkat ... 91

4.3.2 Kategori Padat ... 92

4.3.3 Kategori Sederhana ... 93

4.3.4 Kategori Lugas ... 97

4.3.5 Kategori Menarik ... 100

4.3.6 Kategori Jelas ... 104


(9)

xiii

5.2.2 Bagi Akademik ... 118

DAFTAR PUSTAKA ... 119

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 121


(10)

xiv

Tabel 1.2 Satuan Analisis ... 23

Tabel 1.3 Populasi Rubrik Funky Edisi 29 - 38 ... 30

Tabel 1.4 Waktu dan Jadwal Penelitian ... 32

Tabel 2.1 Kriteria Penyiar atau Reporter Profesional... 56

Tabel 3.1 Sarana dan Prasarana Majalah Ninetyniners ... 70

Tabel 4.1 Rubrik Funky Edisi 29 – Edisi 38 ... 76

Tabel 4.2 Kesepakatan Antara Pelaku Koding Tentang Bahasa Jurnalistik Sub Kategori Tidak Bertele-tele ... 77

Tabel 4.3 Kesepakatan Antara Pelaku Koding Tentang Bahasa Jurnalistik Kategori Penjelasan Tidak Terlalu panjang ... 78

Tabel 4.4 Kesepakatan Antara Pelaku Koding Tentang Bahasa Jurnalistik Kategori Informasinya Lengkap... 79

Tabel 4.5 Kesepakatan Antara Pelaku Koding Tentang Bahasa Jurnalistik Kategori Kelengkapan 5W+1H ... 80

Tabel 4.6 Kesepakatan Antara Pelaku Koding Tentang Bahasa Jurnalistik Kategori Menggunakan Kalimat Tunggal ... 82

Tabel 4.7 Kesepakatan Antara Pelaku Koding Tentang Bahasa Jurnalistik Kategori Menyampaikan Makna Informasi Secara Langsung……… 83

Tabel 4.8 Kesepakatan Antara Pelaku Koding Tentang Bahasa Jurnalistik Kategori Menghindari Bahasa Yang berbunga-bunga ... 84


(11)

xv

Tabel 4.10 Kesepakatan Antara Pelaku Koding Tentang Bahasa Jurnalistik Kategori Munculnya Selera Pembaca ... 86 Tabel 4.11 Kesepakatan Antara Pelaku Koding Tentang Bahasa Jurnalistik

Kategori Mudah dimengerti ... 87 Tabel 4.12 Kesepakatan Antara Pelaku Koding Tentang Bahasa Jurnalistik

Kategori Tidak Menggunakan Kalimat Yang Kabur dan Baur ... 87 Tabel 4.13 Analisis Hasil Penelitian ... 90 Tabel 4.14 Kategori Singkat Yang Tidak bertele-tele Pada Rubrik Funky Dj

Ninetyniners Magazine ... 91 Tabel 4.15 Kategori Singkat Yang Penjelasan tidak terlalu panjang Pada Rubrik

Funky Dj Ninetyniners Magazine ... 92

Tabel 4.16 Kategori Singkat Yang Menggunakan kalimat tunggal Pada Rubrik Funky Dj Ninetyniners Magazine ... 94

Tabel 4.17 Kategori Singkat Yang Tidak rumit Pada Rubrik Funky Dj Ninetyniners Magazine ... 96 Tabel 4.18 Kategori Singkat Yang Menyampaikan makna informasi secara

langsung Pada Rubrik Funky Dj Ninetyniners Magazine ... 97 Tabel 4.19 Kategori Singkat Yang Menghindari bahasa yang berbunga-bunga

Pada Rubrik Funky Dj Ninetyniners Magazine ... 99 Tabel 4.20 Kategori Singkat Yang Menggunakan pilihan kata yang masih hidup


(12)

xvi

Dj Ninetyniners Magazine ... 103

Tabel 4.22 Kategori Singkat Yang Mudah dimengerti pembaca Pada Rubrik Funky Dj Ninetyniners Magazine ... 105

Tabel 4.23 Kategori Singkat Yang Tidak menggunakan kalimat yang kabur dan baur Pada Rubrik Funky Dj Ninetyniners Magazine ... 107


(13)

xvii

Gambar 2.1 Model Agenda Setting ... 59 Gambar 3.1 Logo Ninetyniners Magazine... 65 Gambar 3.2 Struktur Organisasi Ninetyniners Magazine ... 67


(14)

xviii

Lampiran 2 Surat Balasan dari Ninetyniners Magazine ... 122

Lampiran 3 Surat Persetujuan Menjadi Pembimbing Skripsi ... 123

Lampiran 4 Berita Acara Bimbingan Skripsi ... 124

Lampiran 5 Lembar Revisi Seminar Usulan Penelitian ... 125

Lampiran 6 Lembar Revisi Sidang Skripsi... 126

Lampiran 7 Surat Permohonan Pengkodingan ... 127

Lampiran 8 Biodata Pengkoding ... 129

Lampiran 9 Tabel Pengkodingan ... 131

Lampiran 10 Cooding Book ... 134

Lampiran 11 Cooding Sheet ... 135


(15)

vi

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala kemurahan dan kebaikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Puji Tuhan meskipun banyak mengalami rintangan, halangan serta hambatan selama proses penyusunannya, namun pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi dengan judul “Analisis Isi Rubrik Funky Dj Ninetyniners Magazine Ditinjau Dari Bahasa Jurnalistik,”, dapat penulis selesaikan berkat dukungan dan bantuan berbagai pihak.

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Ayah dan Ibu tercinta, serta adik yang penulis sayangi, yang senantiasa mendukung penulis dari awal sampai dengan akhir proses penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari skripsi ini sangat jauh dari nilai kesempurnaan, baik dari segi substansi maupun sistematisasi. Tiada gading yang tak retak.

Akhir kata, terlepas dari segala kekurangan yang ada, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan izinkan penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tiada terhingga kepada Yang Terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. J.M. Papasi, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Komputer Indonesia Bandung, yang telah membantu kelancaran penyusunan skripsi ini.


(16)

vii

dorongan, koreksi serta semangat kepada penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

3. Yth. Ibu Melly Maulin P., S.Sos., M.Si., selaku Sekretaris Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Unikom Bandung, yang telah memberikan ilmu, informasi, dukungannya serta membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini dan juga selama masa perkuliahan.

4. Bapak Drs. Manap Solihat, M.Si., selaku Dosen Wali yang telah banyak memberikan motivasi, dorongan serta semangat kepada penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Adiyana Slamet, S.Ip, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah banyak memberikan ilmu dan pengetahuannya selama masa perkuliahan serta masukan, motivasi, dorongan, koreksi, doa dan semangat kepada peneliti dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini. 6. Ibu Astri Ikawati, A.Md.Kom, selaku Sekretariat Program Studi Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia Bandung, yang telah membantu penulis dalam hal administrasi perkuliahan.

7. Staff Perpustakaan Universitas Komputer Indonesia Bandung, yang telah membantu penulis dalam melancarkan segala administrasi keperpustakaan.


(17)

viii

Abbas Pristiwantoro, MT., Retno Aryani, Tommy Quinn, Bambang, Ana Herlina, Jaya Wardini S.Pd.I., Suci Nusan, Samuel Tiwa, Lastri Simbolon, Muhammad Sanusi, Emilia, Andi Hobbes Hutabarat S.T., Afzallur Afzal, Azis Dilpa Mario, Reni Yannur, dan Robert Siregar. Terima kasih atas seluruh pengertian, perhatian, cinta kasih, canda tawa, dan seluruh kritik serta saran sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

9. Terima kasih kepada seluruh pihak-pihak yang terlibat, yaitu Chelsea Indonesia Supporters Club (CISC), BH Indoor Soccer Team, Oppressionhead Band, Komunitas Skinhead Bandung, Indiego Band, dan masih banyak lagi yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih telah memberikan penulis kemudahan, inspirasi, dan motivasi selama pembuatan skripsi ini.

10.Terima kasih kepada teman-teman mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poltik Universitas Komputer Indonesia Bandung, khususnya Kelas IK Jurnalistik angkatan 2005, yang telah banyak memberikan dukungan, kritik, dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(18)

ix

Bandung, Juli 2010


(19)

i

Judul : Analisis Isi Rubrik Funky Dj Ninetyniners Magazine

Ditinjau Dari Bahasa Jurnalistik

Nama : Ronaldo Simanjuntak

NIM : 41805089

Program Studi : Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Disahkan :

Bandung, Agustus 2010

Menyetujui, Pembimbing

Adiyana Slamet, S.IP., M.Si

Mengetahui, Dekan FISIP

Universitas Komputer Indonesia

Prof. Dr. J. M. Papasi NIP. 4127. 70. 00. 011

Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi

Rismawaty, S.Sos., M.Si. NIP. 4127. 35. 30. 002


(20)

ii Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Karya tulis ini adalah hasil asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (Ahli Madya, Sarjana, Master dan Doktor) baik di Universitas Komputer Indonesia maupun Perguruan Tinggi lainnya.

2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan penelitian saya sendiri tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah dan dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dan jelas ditentukan sebagai acuan dalam naskah orang lain, kecuali secara tertulis dan jelas ditentukan sebagai acuan dalam naskah yang disebutkan nama pengarah dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya bersedia menerima sangsi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini serta sangsi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Perguruan Tinggi ini.

Bandung, Agustus 2010

Ronaldo Simanjuntak NIM. 41805089


(21)

1 1.1 Latar Belakang Penelitian

Disadari atau tidak dalam setiap kehidupan, manusia tidak bisa terlepas dari keterlibatan dan pengaruh informasi. Hal ini terbukti dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan informasi mengenai apa saja yang terjadi di sekelilingnya terutama yang berhubungan dengan kepentingannya. Dengan demikian manusia senantiasa mencari berbagai macam informasi dengan berbagai macam cara dalam setiap kesempatan yang dimilikinya.

Dalam mencari informasi yang dibutuhkan, tentunya setiap manusia akan melakukan interaksi antara satu dengan yang lainnya melalui komunikasi. Dengan komunikasi tersebut manusia dapat mengeluarkan pendapat dan keinginannya serta dapat menerima pendapat orang lain baik dengan cara langsung (tatap muka) maupun tidak langsung (melalui media).

Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan Filsafat Komunikasi mengatakan bahwa:

Para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang di kemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, the Sitructure and Function of Communication in Society. Lasswel mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who, Says What, In Which Channel, To Whom, Whit What Effect? Paradigma Lasswel tersebut menunjukan


(22)

bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:

- Komunikator (communicator, source, sender) - Pesan (Massage)

- Media ( channel)

- Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient) - Efek (effect, impact, influence)

Berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. (Effendy, 2003:10)

Komunikasi mempelajari pernyataan manusia yang meliputi bentuk proses media serta efek komunikasi tersebut. Menurut prosesnya komunikasi di bagi dalam tiga kategori, yaitu komunikasi antarpersona, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa. Ketiga bentuk komunikasi tersebut dapat dilakukan secara langsung maupun secara tidak langsung, bisa tatap muka langsung maupun menggunakan media. Effendy mengemukakan bahwa: Komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada persamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. (Effendy, 2003:9)

Ketika kegiataan komunikasi tersebut dilakukan dengan publiknya yang bertujuaan untuk memberikan informasi, maka media adalah sarana yang dibutuhkan masyarakat agar pencapaian komunikasi dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Kehadiran media massa di tengah kehidupan manusia dengan kapasitas yang dimilikinya, mampu menarik perhatian dan memenuhi segala kebutuhan informasinya. Manusia hampir tidak mampu melepaskan dirinya dari keterlibatan dan pengaruh media massa, karena media massa mampu menyajikan berbagai macam informasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.


(23)

Secara etimologis, jurnalistik berasal dari kata journ. Dalam bahasa Perancis, journ berarti catatan atau laporan harian. Secara teknis, jurnalistik

adalah “kegiatan menyiapkan, mencari, mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menyebarkan berita melalui media berkala kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepat-cepatnya” (Sumadiria, 2005:3).

Bahasa jurnalistik adalah bahasa yang digunakan dalam media masa untuk menyempurnakan kekurangan yang terdapat di media massa. Media Massa (Mass Media) merupakan channel of mass communication, yakni saluran, alat atau sarana yang dipergunakan dalam proses komunikasi massa. Komunikasi massa sendiri artinya penyampaian pesan, gagasan, atau informasi yang ditujukan kepada orang banyak (massa, publik). Adapun karakteristik media massa itu sendiri meliputi :

1. Publisitas, disebarluaskan kepada khalayak. 2. Universalitas, pesannya bersifat umum. 3. Perioditas, tetap atau berkala.

4. Kontinuitas, berkesinambungan.

5. Aktualitas, berisi hal-hal baru. (Romly, 2005 : 5)

Media massa merupakan sumber kekuatan, alat kontrol, manajemen, dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya. Media merupakan lokasi atau forum yang semakin berperan untuk menampilkan peristiwa-peristiwa masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun internasional.

Media seringkali berperan sebagai wahana pengembang kebudayaan, bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi


(24)

juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup, dan norma-norma.

“Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu

untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif: media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan

dengan berita dan hiburan” (Mc Quail, 1987:3)

Bahasa jurnalistik atau biasa disebut dengan bahasa pers, merupakan salah satu ragam bahasa kreatif bahasa Indonesia Bahasa jurnalistik atau biasa disebut dengan bahasa pers, merupakan salah satu ragam bahasa kreatif bahasa. Dengan demikian bahasa jurnalistik memiliki kaidah-kaidah tersendiri yang membedakannya dengan ragam bahasa yang lain.

“Bahasa jurnalistik merupakan bahasa yang digunakan oleh wartawan (jurnalis) dalam menulis karya-karya jurnalistik di media massa” (Anwar, 1991). Dengan demikian, bahasa Indonesia pada karya-karya jurnalistiklah yang bisa dikategorikan sebagai bahasa jurnalistik atau bahasa pers.

Bahasa jurnalistik itu sendiri juga memiliki karakter yang berbeda-beda berdasarkan jenis tulisan apa yang akan terberitakan. Bahasa jurnalistik yang digunakan untuk menuliskan reportase investigasi tentu lebih cermat bila dibandingkan dengan bahasa yang digunakan dalam penulisan features. Bahkan bahasa jurnalistik pun sekarang sudah memiliki kaidah-kaidah khas seperti dalam penulisan jurnalisme perdamaian. Bahasa jurnalistik yang digunakan untuk menulis berita, akan berbeda dengan bahasa jurnalistik yang digunakan untuk menulis tajuk dan features. Dalam menulis banyak faktor yang dapat mempengaruhi karakteristik bahasa jurnalistik karena penentuan


(25)

masalah, angle tulisan, pembagian tulisan, dan sumber (bahan tulisan). Namun demikian sesungguhnya bahasa jurnalistik tidak meninggalkan kaidah yang dimiliki oleh ragam bahasa Indonesia baku dalam hal pemakaian kosakata, struktur sintaksis dan wacana.

Sifat-sifat tersebut merupakan hal yang harus dipenuhi oleh ragam bahasa jurnalistik mengingat surat kabar dibaca oleh semua lapisan masyarakat yang tidak sama tingkat pengetahuannya. Dengan kata lain bahasa jurnalistik dapat dipahami dalam ukuran intelektual minimal. Hal ini dikarenakan tidak setiap orang memiliki cukup waktu untuk membaca surat kabar. Oleh karena itu bahasa jurnalistik sangat mengutamakan kemampuan untuk menyampaikan semua informasi yang dibawa kepada pembaca secepatnya dengan mengutamakan daya komunikasinya.

Setiap media massa menyampaikan suatu peristiwa pada khalayak pasti ada efek yang akan di timbulkan baik itu persepsi ataupun aksi setelah mengetahui informasi yang ada dalam media tersebut, maka pihak media harus benar-benar bersikap netral dan positif terhadap kejadian yang terjadi, karena masyarakat akan menganggap benar dan mengikuti apa yang telah disampaikan oleh pihak media.

Majalah Ninetyniners Magazine ini terbit setiap satu bulan sekali. Berita yang dimuat dalam Ninetyniners magazine ini masih terkait dengan fenomena yang sedang ramai dibicarakan. Dalam penelitian yang penulis lakukan ini, ternyata Ninetyniners magazine memiliki rubrik-rubrik yang diantaranya: rubrik classroom, school star, mading, funky crime, gita cinta,


(26)

hard to say, funkshion, love conection, agenda juni, miss i like crazy, funky DJ, confession, rest & read, cerpen, seputar orang beken, mozaik musik, lirik lagu, zodiak, solving problem.

Rubrik adalah alokasi halaman untuk memuat tulisan-tulisan tertentu yang setema. Nama halaman sebagai identitas bahwa halaman tersebut berisikan tulisan-tulisan bertema khusus. (Romli, 2005:113)

Dari hasil wawancara penulis dengan redaksi 99ers magazine, menjelaskan bahwa funky dj merupakan sebutan untuk para penyiar yang bertugas untuk siaran di radio Ninetyniners.

Pengertian penyiar dalam buku Radio Siaran: Teoti dan Praktek karya Onong Uchjana Effendy, mengatakan “Penyiar adalah orang yangmenyajikan

materi siaran kepada para pendengar.” (Effendy, 1990)

Rubrik funky dj di Ninetyniners magazine ini khusus dibuat untuk mengulas seputar penyiar radio Ninetyniners. Biasanya tema berisikan tentang pengalaman hidup, gaya hidup, hobi yang masih berhubungan dengan penyiar yang menjadi narasumber. Rubrik funky dj ini bisa mencapai tiga hingga empat halaman setiap kali terbit, yang dirancang dengan halaman penuh warna agar tidak membosankan.

Ninetyniners Magazine dengan rubrik Funky Dj setiap bulannya berinteraksi dengan masyarakat, menyampaikan informasi tentang penyiar – penyiar Radio Ninetyniners. Pesan dan informasi yang terdapat dalam rubrik Funky Dj Ninetyniners Magazine setiap bulannya akan sampai kepada para pembacanya, yang rata-rata berumur 13-19 tahun. Dengan umur pembacanya


(27)

yang masih belum bisa dibilang dewasa, Ninetyniners Magazine harus menjaga isi majalahnya agar tidak membawa pembacanya ke jalur yang salah.

Alasan penulis memilih Ninetyniners Magazine sebagai media tempat penelitian dikarenakan penulis melihat bahwa Ninetyniners Magazine merupakan salah satu media yang disebarkan secara gratis dan produksi perbulannya mencapai 7000 eksemplar. Setiap produksi perbulannya Ninetyniners Magazine selalu mendistribusikan majalahnya sampai habis. Ninetyniners Magazine dan Ninetyniners Radio kerap berkerja sama mengadakan acara interaktif dengan konsumernya Kehidupan para penyiar Radio Ninetyniners yang kehidupannya di ulas di Rubrik Funky Dj Ninetyniners Magazine menjadi panutan remaja remaja yang membaca majalah ini. Isi dari berita mereka merupakan trend baru ditengah masyarakat, dan apa jadinya jika dikarenakan penggunaan Bahasa jurnalistik yang tidak tepat membuat kesalahan pemaknaan bagi remaja Bandung dan membuat dampak negatif kepada para pembacanya.

Dari pemaparan latar belakang di atas, peneliti berharap penelitian ini dapat menjawab rumusan masalah tentang: Sejauhmana Isi Rubrik Funky Dj Ninetyniners Magazine ditinjau dari Bahasa Jurnalistik?

1.2 Identifikasi Masalah

Dari rumusan masalah di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah yang akan dibahas yaitu sebagai berikut :


(28)

1. Sejauhmana isi rubrik Funky Dj Ninetyniners Magazine Bandung ditinjau dari Kesingatannya?

2. Sejauhmana isi rubrik Funky Dj Ninetyniners Magazine Bandung ditinjau dari Kepadatannya?

3. Sejauhmana isi rubrik Funky Dj Ninetyniners Magazine Bandung ditinjau dari Kesederhanaannya?

4. Sejauhmana isi rubrik Funky Dj Ninetyniners Magazine Bandung ditinjau dari Kelugasannya?

5. Sejauhmana isi rubrik Funky Ninetyniners Magazine Bandung ditinjau dari Kemenarikannya?

6. Sejauhmana isi rubrik Funky Dj Ninetyniners Magazine Bandung ditinjau dari Kejelasannya?

7. Sejauhmana isi rubrik Funky Dj Ninetyniners Magazine Bandung ditinjau dari Bahasa Jurnalistik?

1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Adapun maksud dari penelitian adalah untuk menganalisa dan menjelaskan bagaimana isi rubrik Funky Dj Ninetyniners Magazine Bandung ditinjau dari Bahasa Jurnalistik.


(29)

1. Untuk Menegtahui isi rubrik Funky Dj Ninetyniners Magazine Bandung ditinjau dari Kesingatannya.

2. Untuk Menegtahui isi rubrik Funky Dj Ninetyniners Magazine Bandung ditinjau dari Kepadatannya.

3. Untuk Menegtahui isi rubrik Funky Dj Ninetyniners Magazine Bandung ditinjau dari Kesederhanaannya.

4. Untuk Menegtahui isi rubrik Funky Dj Ninetyniners Magazine Bandung ditinjau dari Kelugasannya.

5. Untuk Menegtahui isi rubrik Funky Ninetyniners Magazine Bandung ditinjau dari Kemenarikannya.

6. Untuk Menegtahui isi rubrik Funky Dj Ninetyniners Magazine Bandung ditinjau dari Kejelasannya.

7. Untuk Menegtahui isi rubrik Funky Dj Ninetyniners Magazine Bandung ditinjau dari Bahasa Jurnalistik.

1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

1. Untuk Universitas penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah untuk mengembangkan keilmuan khususnya Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik, yang dapat dimanfaatkan oleh pihak lain untuk penelitian lebih lanjut yang bersangkutan dengan analisis isi rubrik funky dj yang ditinjau dari bahasa jurnalistik.


(30)

2. Untuk rekan-rekan mahasiswa lainnya diharapkan dapat dijadikan sebagai rujukan bagi peneliti-peneliti selanjutnya, sehingga dapat menunjang perkembangan dibidang Ilmu Komunikasi, serta kepada semua pihak yang tertarik untuk meneliti analisis rubrik funky dj ditinjau dari bahasa jurnalistik.

3. Untuk perusahaan hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dan evaluasi bagi perusahaan tentang rubrik funky dj yang dianalisis melalui bahasa jurnalistik.

1.4.2 Kegunaan Praktis a. Peneliti

Kegunaan penelitian bagi peneliti untuk mendapatkan pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu yang telah peneliti dapatkan selama masa perkuliahan dan diharapkan berguna untuk meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan di bidang jurnalistik khususnya mengenai Bahasa Jurnalistik yang terkandung dalam sebuah majalah.

b. Universitas dan Program Studi

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai bahan literature maupun referensi bagi mahasiswa Unikom pada umumnya dan mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, yang melakukan penelitian pada kajian yang serupa yang berkaitan dengan bidang jurnalistik, khususnya mengenai Bahasa Jurnalistik.


(31)

Kegunaan penelitian ini sebagai bahan evaluasi bagi Ninetyniners

Magazine dalam memperhatikan Bahasa Jurnalistik yang dipakai dalam

membuat sebuah rubrik.

1.5 Kerangka Pemikiran

1.5.1 Kerangka Teoritis

Dalam Kamus Bahasa Indonesia yang disusun oleh Poerwadarminta (1985) dijelaskan, “Rubrik adalah kepala (ruangan) karangan dalam surat kabar, majalah, dan lain sebagainya” (Peorwadarminta, 1985: 83).

Onong Uchjana Effendy dalam Kamus Komunikasi mengatakan bahwa: Istilah Rubrik dalam bahasa Belanda berarti ruangan pada halaman surat kabar, majalah, atau media cetak lainnya, mengenai suatu aspek atau kegiatan dalam kehidupan masyarakat. (Effendy, 1989:316)

Pers menjadi sebuah proses mediasi antara masyarakat dengan

“dunia”. Pers diproses oleh jurnalisme untuk memiliki daya persuasi.

Jurnalisme memrosesnya melalui tata cara mencari dan menyebarkan informasi. Jurnalisme selalu mengembangkan teknik prliputan dan pendistribusian pesan yang sesuai dengan kultur masyarakat. Pada proses pengembangannya, perancangan informasi mendorong kelahiran fenomena bahasa pers.

Bahasa pers menjadi satu alat. Bahasa, di dalam kehidupan jurnalistik, tidak lagi sekadar sarana penghantar pesan melainkan menjadi daya dorong lain. Dalam perkembangannya, memengaruhi kegiatan pers sampai ke tingkat pengepingan realitas peristiwa berita. Tata nilai dan norma


(32)

bahasa jurnalistik menjadi kelembagaan bahasa yang unik, dan bila dipolakan, menginduksi wacana masyarakat ketika menempatkan perspektif atas realitas.

Rosihan Anwar, wartawan senior terkemuka, menyatakan bahwa bahasa yang digunakan oleh wartawan dinamakan bahasa pers atau bahasa jumalistik. Bahasa Pers ialah salah satu ragam bahasa yang memiliki sifat-sifat khas yaitu: singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan menarik. Bahasa jurnalistik harus didasarkan pada bahasa baku. Dia tidak dapat menganggap sepi kaidah-kaidah tata bahasa. Dia juga harus memperhatikan ejaan yang benar. Dalam kosa kota, bahasa jurnalistik mengikuti perkembangan dalam masyarakat (Anwar, 1991:1).

Menurut Eni Setiati dalam bukunya “Ragam jurnalistik baru dalam pemberitaan” menyebutkan tentang ciri-ciri bahsa jurnalisik.

Ciri-ciri yang harus dimiliki bahasa jurnalistik antara lain:

1. Singkat, artinya bahasa jurnalistik harus menghindari penjelasan yang panjang dan bertele-tele.

2. Padat, artinya bahasa jurnalistik yang singkat itu sudah mampu menyampaikan informasi yang lengkap. Semua yang diperlukan pembaca sudah tertampung didalamnya. Menerapkan prinsip 5W+1H, pembuangan kata-kata adalah mubazir dan lebih baik menerapkan ekonomi kata.

3. Sederhana, artinya bahasa pers sedapat-dapatnya memilih kalimat tunggal dan sederhana, bukan kalimat majemuk yang panjang, rumit, dan kompleks. Kalimat yang digunakan juga harus efektif, praktis, dan pengungkapannya tidak berlebihan 4. Lugas, artinya bahasa jurnalistik mampu menyampaikan

pengertian atau makna informasi secara langsung, dengan menghindari bahasa yang berbunga-bunga.

5. Menarik, artinya menggunakan pilihan kata yang masih hidup, tumbuh, dan berkembang. Hindari kata-kata yang sudah mati(tak pernah lagi digunakan dalam masyarakat.


(33)

6. Jelas, artinya informasi yang disampaikan jurnalis dengan mudah dapat dipahami oleh khalayak umum(pembaca). (Setiati, 2005) Bahasa jurnalistik sebagai salah satu variasi Bahasa Indonesia tampak jelas kegunaanya bagi masyarakat yang mendengarkan informasi dari radio setiap hari, membaca berita koran, tabloid dan majalah setiap jam, menyaksikan tayangan televisi yang melaporkan berbagai peristiwa yang terjadi di berbagai belahan bumi. Semua berita dan laporan itu disajikan dalam bahasa yang mudah dipahami oleh khalayak, mereka seolah-olah diajak untuk menyaksikan berbagai peristiwa secara langsung. Dengan demikian bahasa jurnalistik itu menjadi bagian tak terpisahkan dalam karya jurnalistik.

Dalam penulisan berita bahasa jurnalistik harus mudah dipahami oleh setiap orang yang membacanya karena tidak semua orang mempunyai cukup waktu untuk memahami isi tulisan yang ditulis oleh wartawan. Jadi, bahasa jurnalistik bahkan harus bisa dipahami oleh tingkat masyarakat berintelektual rendah. Bahasa jurnalistik merupakan bahasa komunikasi massa yang berfungsi sebagai penyambung lidah masyarakat dan bahasa komunikasi pengantar pemberitaan yang biasa digunakan media cetak dan elektronik.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Teori Komunikasi Massa,

yaitu: Agenda Setting model yang dirumuskan oleh Backer dan dikutip

kembali oleh jalaludin Rakhmat dalam buku “Metode Penelitian Komunikasi”, mengatakan :

“Model Agenda Setting merupakan salah satu model teori komunikasi yang merupakan pengembangan dari teori jarum


(34)

hipodermik, asumsi dasar model ini membentuk persepsi khalayak tentang apa yang dianggap penting. Karena model ini mengansumsikan adanya hubungan positif antara penilaian yang diberikan oleh media pada suatu persoalan. Singkatnya apa yang dianggap penting oleh media, akan dianggap penting juga bagi masyarakat”(Rakhmat, 2000 : 68-69)

Gambar 1.1 Model Agenda Setting

Sumber : Rakhmat, 2000:71

Gambar diatas menjelaskan efek media massa diukur dengan membandingkan dua pengukuran. Pertama peneliti mengukur agenda media dengan analisis isi yang kuantitatif, atau peneliti menentukan batas waktu tertentu, meng-koding berbagai isi media, dan menyusun (meranking) isi itu berdasarkan panjang (waktu dan ruang), penonjolan (ukuran headline, lokasi dalam media, frekuensi pemunculan, posisi dalam surat kabar), dan konflik (cara penyajian bahan). Selanjutnya peneliti mengukur agenda masyarakat dengan menganalisis self-report khalayak. Ia menghitung topik-topik yang penting menurut khalayak, merankingnya, dan mengorelasikannya dengan ranking isi media. Ia juga menganalisis kondisi-kondisi antara (contingent conditions) yang mempengaruhi proses agenda setting dengan meneliti

sifat-Variabel Efek Lanjutan -Persepsi -Akal Variabel Efek -Pengenalan -Solience -Prioritas Variabel Antar -Sifat Stimulus -Sifat Khalayak Variabel Media Massa -Panjang -Penonjolan -Konflik


(35)

sifat stimulus dan karakteristik khalayak. Selanjutnya peneliti menganalisa efek yang terdiri dari efek langsung dan efek lanjutan (subsequent effects). Efek langsung berkaitan dengan issues : Apakah issues itu ada atau tidak ada dalam agenda khalayak (pengenalan); dari semua issues,mana yang dianggap paling penting menurut khalayak (salience); bagaimana issues itu diranking oleh responden dan apakah rankingnya itu sesuai dengan ranking media (prioritas). Efek lanjutan berupa persepsi (pengetahuan tentang peristiwa tertentu) atau tindakan (seperti memilih kontestan pemilu atau melakukan aksi protes.

Dalam buku “Ilmu, Teori, Filsafat Komunikasi” karya Onong

Uchjana Effendy disebutkan bahwa teori Agenda setting model untuk pertama kali ditampilkan oleh M.E Mc. Combs dan D.L. Shaw dalam

Public Opinion Quarterly” terbitan tahun 1972, berjudul “The Agenda-Setting Function of Mass Media”. Kedua pakar tersebut mengatakan bahwa : “Jika media memberikan tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting.” (Effendy, 2003:287)

Adapun fungsi dari Agenda setting model seperti yang diungkapkan M.E Mc. Combs dan D.L. Shaw dan di kutip kembali oleh Tommy Suprapto

dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Teori Komunikasi adalah sebagai berikut:

“Ide tentang fungsi Agenda Setting dari media massa berhubungan dengan konsep spesifik mengenai hubungan kuat yang positif antara perhatian komunikasi massa dan penonjolan terhadap topic-topik


(36)

penting itu untuk individu khalayak. Konsep ini sinyatakan dalam istilah kausal : meningkatnya penonjolan topic atau issue dalam media massa (penyebab) yang mempengaruhi topic atau issue yang terdapat diantara para khalayak”(Suprapto, 2006 : 46).

Sementara itu Manhein dalam pemikiran tentang konseptualisasi

agenda yang potensial untuk memahami proses agenda setting menyatakan

bahwa agenda setting meliputi tiga agenda, yaitu agenda media, agenda

khalayak dan agenda kebijaksanaan. Masing-masing agenda itu mencakup

dimensi-dimensi sebagai berikut:

1. Untuk agenda media dimensi-dimensi:

a. Visibility (visibilitas) jumlah dan tingkat menonjolnya berita. b. Audience salience, tingkat menonjol bagi khalayak relevansi isi

berita dengan kebutuhan khalayak.

c. Valance (valensi) menyenangkan atau tidak menyenangkan cara pemberitaan bagi suatu peristiwa.

2. Untuk agenda khalayak, dimensi-dimensi:

a. Familiarty, keakraban (derajat kesadaran khalayak akan topik tertentu).

b. Personal salience, penonjolan pribadi (relevansi kepentingan dengan ciri pribadi).

c. Favorability, kesenangan (pertimbangan senang atau tidak senang akan topik berita).

3. Untuk agenda kebijaksanaan, dimensi-dimensi:

a. Support (dukungan) kegiatan menyenangkan bagi posisi suatu berita tertentu.

b. Likelihood of action (kemungkinan kegiatan) kemungkinan pemerintah melaksanakan apa yang diibaratkan.

c. Fredom of action (kebebasan bertindak) nilai kegiatan yang mungkin dilakukan oleh pemerintah.

Konseptual Manheim tersebut mendukung perkembanngan teori Agenda Setting secara menyeluruh. (Effendy, 2003:288-289)


(37)

1.5.2 Kerangka Konseptual

Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam kerangka teoritis, dalam kerangka konseptual akan dijelaskan mengenai ciri-ciri bahasa jurnalistik secara konseptual dan berikut ciri-ciri bahasa jurnalistik:

1. Singkat

Singkat berarti langsung kepada pokok masalah (to the point), tidak bertele-tele, tidak berputar-putar, tidak memboroskan waktu pembaca yang sangat berharga. Ruangan atau kapling yang tersedia pada kolom- majalah sangat terbatas, sementara isinya banyak dan beraneka ragam. Dengan hal inilah kita bias melihat kesingkatan rubrik Funky Dj Ninetyniners Magazine.

2. Padat

Bahasa jurnalistik juga harus padat, artinya bahasa jurnalistik yang singkat itu harus sudah mampu menyampaikan informasi yang selengkap-lengkapnya dan sepadat-padatnya. Inilah yang akan menjadi bahan penilaian kepadatan rubrik Funky Dj Ninetyniners Magazine. Semua informasi yang diperlukan pembaca harus sudah tertampung di dalamnya. Dalam istilah jurnalistik, artinya ia harus memenuhi syarat 5 W+ 1 H – sudah mampu menjawab pertanyaan apa (what), siapa (who), di mana (where), kapan (when), mengapa/apa sebabnya (why), dan bagaimana/apa akibatnya (how). Bahasa jurnalistik yang padat, juga harus menghindari keterangan-keterangan yang tidak perlu, membuang kata-kata yang dipandang mubazir, dan memegang teguh prinsip ekonomi kata.


(38)

3. Sederhana

Bahasa jurnalistik yang sederhana, artinya bahasa jurnalistik harus sedapat-dapatnya memilih kalimat tunggal yang sederhana. Kalimat yang digunakan dalam rubrik Funky Dj Ninetyniners Magazine bukan kalimat majemuk yang

panjang-panjang, rumit, dan kompleks, apalagi sampai beranak cucu. Kalimat yang efektif, yang praktis, yang jurnalistis ialah kalimat yang sederhana dengan pemakaian/pemilihan kata yang secukupnya saja, tidak berlebihan.

4. Lugas

Kelugasan dari rubrik Funky Dj Ninetyniners dapat dilihat dari mampunya rubrik ini menyampaikan pengertian atau makna informasi secara langsung, dengan menghindarkan bahasa yang berbunga-bunga.

5. Menarik

Bahasa jurnalistik harus menarik, artinya bahasa jurnalistik selalu memakai kata-kata yang masih hidup, tumbuh, dan berkembang, menghindari kata-kata dan ungkapan-ungkapan klise yang sudah mati. Inilah hal yang akan berpengaruh dalam keberhasilan sebuah rubrik. Tuntutan menarik inilah yang membuat bahasa jurnalistik harus selalu mengikuti perkembangan bahsa yang hidup di tengah-tengah masyarakat, termasuk istilah-istilah menarik yang baru muncul. Dengan demikian, dalam hal kosakata, bahasa jurnalistik memang harus lebih longgar dan bahkan dituntut untuk bisa menjadi pelopor pemasyarakatan dan pembakuan kata dan istilah baru yang dapat memperkaya kosakata dan istilah bahasa Indonesia.


(39)

6. Jelas

Jelas berarti mudah ditangkap maksudnya, tidak baur dan kabur. Begitu juga kejelasan kalimat yang harus dipakai di sebuah rubrik. Jelas di sini mengandung tiga arti: jelas artinya, jelas susunan kata atau kalimatnya sesuai dengan kaidah subjek-objek-predikat- keterangan (SPOK), jelas sasaran atau maksudnya.

Sedangkan, peneliti juga akan menjelaskan gambaran teori yang

digunakan dalam penelitian ini secara konseptual sesuai dengan Teori Agenda

Setting. Dimana sumber pesan berasal dari rubrik Funky DJ Ninetyniners

Magazine , yang meliputi:

Variabel Media Massa

Variabel media massa atau efek media massa dapat diukur dengan

membandingkan dua pengukuran. Peneliti menentukan batas waktu

tertentu, mengklasifikasikan sesuai dengan jumlah waktu dan ruangan

(panjang) yang digunakan dan menyusun bahasa jurnalistikdalam rubrik

Funky Dj di Ninetyniners Magazine berdasarkan:

 Panjang : berisi panjang dari bahasa jurnalistik yang digunakan

dalam rubrik Funky Dj di Ninetyniners Magazine yang dibacakan.

 Penonjolan : bentuk bahasa jurnalistik dalam rubrik Funky Dj di Ninetyniners Magazine.


(40)

 Konflik : Cara Ninetyniners Magazine dalam menyajikan bahasa jurnalistik dalam rubrik Funky Dj di Ninetyniners

Magazine.

Variabel Antara

Agenda media mempengaruhi agenda khalayak dan agenda khalayak

dapat mempengaruhi agenda media. Sebab di antaranya terdapat

stimulus yang saling berhubungan, seperti penjelasan berikut ini:

 Sifat stimulus : Menunjukan karakteristik bahasa jurnalistik dalam rubrik Funky Djdi Ninetyniners Magazine, termasuk jarak

bahasa jurnalistik dalam rubrik Funky Dj di Ninetyniners

Magazine apakah berita yang di tulis di rubrik tersebut itu

dialami langsung atau tidak langsung oleh khalayak, letak

geografis apakah bahasa jurnalistik dalam rubrik Funky Dj di

Ninetyniners Magazine itu bertingkat lokal atau nasional, dan

apakah sumber bahasa jurnalistikdalam program rubrik Funky Dj

di Ninetyniners Magazine itu disajikan dalam media yang

kredibel atau media yang tidak kredibel.

 Sifat khalayak : Menunjukan variabel-variabel psikososial, termasuk data demografis, keanggotaan dalam sistem sosial,

kebutuhan, sikap, diskusi interpersonal, dan terpaan media.

Variabel Efek

Hasil akhir dari agenda adalah efek. Dalam agenda setting terdapat dua


(41)

dengan bahasa jurnalistikdalam program rubrik Funky Dj di

Ninetyniners Magazine seperti:

 Pengenalan : Apakah rubrik Funky Dj di Ninetyniners Magazine ada atau tidak dalam agenda khalayak.

 Salience : Apa semua rubrik Funky Dj di yang ada dalam Ninetyniners Magazine yang dianggap penting oleh khalayak.

 Prioritas : Bagaimana bahasa jurnalistikdalam rubrik Funky Dj di Ninetyniners Magazine itu diranking oleh responden dan

apakah ranking itu sesuai dengan ranking media.

Variabel Efek lanjutan

Efek lanjutan berupa persepsi atau tindakan dari seseorang mengenai

bahasa jurnalistikdalam rubrik Funky Djdi Ninetyniners Magazine yang

sedang dihadapi, seperti:

 Persepsi : Persepsi atau pengetahuan tentang peristiwa tertentu dan juga tindakan tertentu.

 Aksi : berupa tindakan lanjutan yang dilakukan individu setelah mendapat persepsi.

1.6 Konstruksi Kategori

Setiap penelitian dibutuhkan adanya penjabaran mengenai kategori dan sub-sub kategori yang akan diteliti, dalam hal ini penjabaran tersebut


(42)

disebut konstruksi kategori. Adapun unit analisis dari Bahasa Jurnalistik adalah sebagai berikut.

Tabel 1.1 Konstruksi Kategori

Kategori Sub Kategori Alat Ukur

Isi Rubrik Funky Dj Ninetyniners Magazine di tinjau

dari Bahasa Jurnalistik

Singkat Tidak bertele-tele

Penjelasan tidak terlalu panjang

Padat Informasinya lengkap

Kelengkapan 5W+1H

Sederhana Menggunakan kalimat tunggal.

Tidak rumit

Lugas Menyampaikan makna

informasi secara langsung Menghindari bahasa yang

berbunga-bunga

Menarik Menggunakan pilihan kata

yang masih hidup dan berkembang

Dapat memicu selera membaca

Jelas Mudah dimengerti pembaca

Tidak menggunakan kalimat yang kabur dan baur


(43)

Berikut adalah satuan analisis yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 1.2

Satuan Analisis

No Sub Kategori Alat Ukur Satuan

Analisis

1

Singkat Tidak bertele-tele

Penjelasan tidak terlalu panjang Paragraf Satu

2

Padat Informasinya lengkap

Kelengkapan 5W+1H

Paragraf Tiga

3 Sederhana Menggunakan kalimat tunggal

Tidak rumit

Paragraf Satu

4

Lugas Menyampaikan makna

informasi secara langsung Menghindari bahasa yang

berbunga-bunga

Paragraf Dua

5

Menarik Menggunakan pilihan kata yang

masih hidup dan berkembang Dapat memicu selera membaca

Paragraf Dua

6

Jelas Mudah dimengerti pembaca

Tidak menggunakan kalimat yang kabur dan baur

Paragraf Satu

1.7 Metode Penelitian

Dalam penelitian analisis isi pada dasarnya merupakan suatu cara koding pernyataan atau tulisan agar diperoleh ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu


(44)

melalui operasionalisasi variabel. Pengkoding dilakukan untuk memperoleh kesepakatan terhadap alat ukur yang diterapkan dalam konstruksi kategori.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif adalah “metode penelitian yang berusaha melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau

bidang tertentu secara faktual dan cermat” (Rakhmat, 2000:22).

Jalaludin Rakhmat juga mengatakan, ”penelitian deskritif timbul

karena suatu peristiwa yang menarik perhatian peneliti tetapi belum ada

kerangka teoritis yang menjelaskannya” (Rakhmat, 2000:25).

Penelitian deskriptif yang peneliti buat tidak mencari atau menjelaskan hubungan serta tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Tujuan dari metode deskriptif yaitu mengumpulkan informasi aktual secara rinci dan melukiskan gejala yang ada serta mengidentifikasi masalah dan memeriksa kondisi dan praktek yang berlaku. (Rakhmat, 2000:24).

Metode deskriftif kuantitatif yang peneliti lakukan yaitu penelitian yang bertujuan untuk menganalisa rubrik funky dj Ninetyniners magazine di tinjau dari Bahasa Jurnalistik.

1.8 Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan beberapa teknik-teknik pengumpulan data, yaitu :


(45)

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian, dengan cara tanya-jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai dengan atau tanpa pedoman wawancara (Bungin, 2001:131). Adapun narasumber yang akan penulis wawancara adalah pihak redaksi Ninetyniners Magazine Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi dan data seputar rubrik funky dj, wawancara dilakukan kepada redaksi rubrik funky dj berkenan dengan berita yang dimuat.

1. Dokumentasi

Metode atau teknik pengumpulan data melalui dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian sosial. Dokumen merupakan catatan yang didalamnya terdapat sebuah peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen tersebut bisa dalam bentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental seseorang.

Dokumen yang peneliti kumpulkan untuk melakukan penelitian ini adalah dokumentasi rubrik Funky Dj Ninetyniners Magazine.

2. Studi Kepustakaan

Teknik kepustakaan yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan menelaah teori, opini, membaca buku yang relevan dengan masalah yang diteliti dalam penelitian. Peneliti juga melakukan studi kepustakaan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data berupa informasi yang


(46)

terdapat pada buku-buku teks, catatan kuliah, ataupun skripsi dengan tema yang berkaitan dengan judul penelitian ini.

3. Penelusuran data online

Burhan Bungin, dalam bukunya yang berjudul Metodelogi Penelitian Kuantitatif; Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya mengatakan:

“Metode penelusuran data online adalah tata cara

melakukan penelusuran data melalui media online seperti internet atau media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online, sehingga memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data-informasi yang berupa data maupun informasi teori, secepat atau semudah mungkin dan dapat

dipertanggungjawabkan secara akademis” (Bungin, 2005: 148).

4.Memberikan kode (coding)

Dalam hubungan dengan pengolahan data, memberikan kode pada semua variabel, kemudian mencoba menentukan tempatnya dalam coding sheet (coding form),dalam kolom keberapa, baris keberapa. (Arikunto, 1996 : 235-237)

1.9 Teknik Analisis Data

Untuk melakukan analisis isi dapat menggunakan empat metodelogis sebagaimana yang telah di kemukakan oleh Guido H. Stempel dan dikutip kembali oleh Jalaludin Rakhmat, yaitu:

Pemilihan satuan analisis, yaitu satuan penelitian yang dapat berupa kata pernyataan, kalimat, paragraph atau seluruh artikel, dan jawabannya harus berkaitan dengan tujuan penelitian.


(47)

1. Konstruksi kategori, yaitu mengidentifikasikan lambang-lambang yang relevan dengan memperhatikan:

a. Kategori harus berkaitan dengan tujuan penelitian b. Kategori harus bersifat fungsional

c. Sistem kategori harus dapat dipakai

2. Penarikan sampel adalah memastikan bahwa sampel mewakili populasi yang dimaksudkan.

3. Reliabilitas koding, yaitu reliabilitas berarti konsistensi klasifikasi sehingga dapat diartikan bahwa reliabilitas koding yaitu bagaimana mencari kesepakatan antara koding terhadap kategori yang ditentukan terlebih dahulu agar tidak terjadi kekeliruan pada penelitian. (Rakhmat, 2000 :11)

Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data (data processing). Pengolahan data mencakup kegiatan mengedit (editing) data dan mengkode (coding) data. Mengedit data adalah kegiatan memeriksa data yang terkumpul, apakah sudah terisi secara sempurna atau tidak, lengkap atau tidak, cara pengisiannya benar atau tidak, belum lengkap atau belum benar cara pengisiannya.

Analisis isi pada dasarnya merupakan suatu cara koding pernyataan atau tulisan agar diperoleh ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu melalui operasionalisasi variabel. Pengkoding dilakukan untuk memperoleh kesepakatan terhadap alat ukur yang diterapkan dalam konstruksi kategori.

1.10 Reliabilitas Koding

Reliabilitas koding merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat kesepakatan pelaku koding, yaitu dengan uji statistik Uji statistik Koefisien Korelasi Pearson’s (C).


(48)

Koefisien korelasi pearson’s (C) yang digunakan untuk mengukur tingkat kesepakatan koding atau relibilitas koding

Pearson’s 2

2

n

C Keterangan :

2

= Nilai Chi Kuadrat menghitung setiap variable n = Ukuran sampel dalam table

(1 – C ) x 100% = Mengukur tingkat kesepakatan koding

Untuk Chi-kuadrat ( 2) dihitung dengan rumus:

2= fh

fh fo

Untuk mengetahui tinggi rendahnya kesepakatan yang terjadi diantara pengkoding, maka penelitian ini menggunakan penafsiran koefisien yaitu:

0 % - 20 % Korelasi yang rendah sekali 20 % - 40 % Korelasi yang rendah tapi ada 40 % - 70 % Korelasi yang sedang

70 % - 90 % Korelasi yang tinggi

90 % - 100 % Korelasi yang tinggi sekali (Surakhmad, 2004:302) Pengkoding dilakukan oleh tiga orang, masing-masing dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu. Ketiga pengkoding yang dipilih


(49)

yaitu: Ramadhianto Ari (pegawai Metro News), dengan pertimbangan Rama memiliki pengalaman yang cukup dibidang jurnalistik, baik teori maupun praktek. Penkoding kedua yaitu Mira Anggraeni (jurnalis dan mantan wartawan Neraca), dengan pertimbangan Anggi memiliki pengalam baik teori maupun praktek dalam bidang kajian jurnalistik. Sedangkan pengkoding ketiga adalah peneliti sendiri, Ronaldo Simanjuntak, dengan pertimbangan peneliti lebih mengetahui tentang apa yang akan diteliti. Pengkodingan dilakukan untuk memperoleh kesepakatan terhadap alat ukur yang telah diterapkan dalam konstruksi kategori.

1.11 Populasi dan Sampel 1.11.1 Populasi

Populasi adalah kumpulan dari objek yang diteliti dan menjadi sasaran umum. Menurut Burhan bungin dalam bukunya metologi penelitian kuantitatif terbitan 2005 mengatakan “populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.” Populasi yang diteliti oleh penulis adalah rubrik Funky Dj Ninetyniners Magazine yang terbit dari bulan Agustus 2009 sampai Mei 2010. Data lengkapnya terdapat dalam tabel dibawah ini:


(50)

Tabel 1.3

Populasi Rubrik Funky Edisi 29 – 38 Tahun 2009-2010

No Tanggal Terbit Judul Berita Jumlah

1 Edisi 29 Funky Dj Adi 1

2 Edisi 30 Funky Dj Farhan 1

3 Edisi 31 Funky Dj Vinca 1

4 Edisi 32 Funky Dj Abe 1

5 Edisi 33 Funky Dj Indra 1

6 Edisi 34 Funky Dj Ricky 1

7 Edisi 35 Funky Dj Terry 1

8 Edisi 36 Funky Dj Manda 1

9 Edisi 37 Funky Dj Ijal 1

10 Edisi 38 Funky Dj Evita 1

Total berita 10

Sumber: 99ers Magazine 2009- 2010

1.11.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang diangggap bisa mewakili populasi (Hasan, 2002:58).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Total Sampling, karena jumlah objek yang relatif kecil, maka n = 10 berita. Hal ini sesuai dengan pendapat Dr. Suharsini Arikunto, yaitu “bila


(51)

subjek kurang dari 100 orang, lebih baik diambil dari semua. Sehingga metode penelitian menggunakan metode Total Sampling. Pengambilan sampel yang dimaksud dengan Total Sampling adalah mengambil semua jumlah berita untuk dijadikan sampel” (Arikunto, 1996 : 122).

1.12 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.12.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat di Redaksi Ninetyniners Magazine, BRI Tower Lt. 14. Jl. Asia Afrika No. 57-59 – Bandung.

1.12.2 Waktu Penelitian

Penelitian yang akan penulis laksanakan dimulai pada bulan Maret 2010 dan diperkirakan hingga bulan Juli 2010. Mulai dari persiapan, pelaksanaan hingga ke penyelesaian dengan perincian waktu pada table 1.5 berikut :

Tabel 1.4

Waktu dan Jadwal Penelitian

No Uraian

Bulan

Maret April Mei Juni Juli 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1.

ACC Judul

Mendapat Pembimbing Bertemu Pembimbing Pengajuan surat ke Perusahaan

Penulisan dan Bimbingan BAB I


(52)

Revisi BAB I Bimbingan Revisi BAB I Seminar UP

Penulisan dan Bimbingan BAB II

Penulisan dan Bimbingan BAB III

2. Wawancara Pengumpulan Data 3.

Pengolahan Data

Penulisan dan Bimbingan BAB IV

4. Penulisan dan Bimbingan BAB V

5. Penyusunan Skripsi Bimbingan Terakhir

Sumber: Arsip Peneliti 2010

1.13 Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini terbagi atas lima bab dan disusun secara sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian (meliputi; Kegunaan Teoritis dan Kegunaan Praktis), Kerangka Pemikiran (meliputi: Kerangka Teoritis dan Kerangka Konseptual), Konstruksi Kategori, Populasi dan Sampel, Reliabilitas Koding, Teknik Pengumpulan Data, Lokasi dan Waktu Penelitian, dan Sistematika Penulisan.


(53)

Bab ini mencakup tentang tinjauan tentang Komunikasi (meliputi: Pengertian Komunikasi, Proses Komunikasi dan Tujuan Komunikasi), tinjauan tentang Komunikasi Massa (meliputi: Pengertian Komunikasi Massa, dan Karakteristik Komunikasi Massa), tinjauan tentang Media Massa, tinjauan tentang Majalah (meliputi: sejarah Majalah, Definisi Majalah, Kategori Majalah, dan Karakteristik Majalah), tinjauan tentang Rubrik, tinjauan tentang Penyiar, tinjauan tentang Berita, tinjauan tentang Bahasa Jurnalistik, dan tinjauan tentang Analisis Isi.

BAB III OBJEK PENELITIAN

Bab ini mencakup gambaran umum tentang perusahaan Ninetyniners Magazine (Sejarah Perusahaan Majalah Ninetyniners, Visi Misi dan tujuan Perusahaan, Moto Perusahaan, Logo Perusahaan, Struktur Organisasi Perusahaan, Job Description Perusahaan, Sarana dan Prasarana Perusahaan).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini merupakan uraian dari hasil penelitian berdasarkan data lapangan yang terkumpul, mencakup tentang analisis deskripsi, analisis deskriptif hasil penelitian (meliputi: tabel distribusi frekuensi), dan pembahasan.


(54)

Mencakup tentang kesimpulan dari hasil pembahasan yang ada pada identifikasi masalah, saran untuk Instansi tempat dilakukannya penelitian, dan saran bagi para peneliti selanjutnya.


(55)

35 2.1. Tinjauan Tentang Komunikasi

2.1.1. Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamental dalam kehidupan umat manusia. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Jadi, kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dikpercakapkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan lain perkataan, mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu. Jelas bahwa percakapan kedua orang tadi dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya, selain mengerti bahasa yang dipergunakan, juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan.(Effendy, 2003:9).

Berbicara tentang definisi komunikasi, tidak ada definisi yang benar atau yang salah. Seperti juga model atau teori, definisi harus dilihat dari kemamfaatan untuk menjelaskan fenomena yang didefinisikan dan mengevaluasinya. Beberapa definisi mungkin terlalu sempit, misalnya


(56)

“Komunikasi adalah penyampaian pesan melalui media elektronik”, atau terlalu luas, misalnya “Komunikasi adalah interaksi antara dua pihak atau

lebih sehingga peserta komunikasi memahami pesan yang disampaikannya. Banyak definisi komunikasi diungkapkan oleh para ahli dan pakar komunikasi seperti yang di ungkapkan oleh Carl. I. Hovland yang dikutip oleh

Effendy dalam buku “Ilmu Komunikasi Teori dan Peraktek” ilmu komunikasi

adalah: Upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampain informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.(Effendy, 2006:10)

Menurut Joseph A. Devito dalam bukunya komunikasi antarmanusia menyebutkan bahwa komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik.(Devito, 1997:23)

Hovland juga menungkapkan bahwa yang dijadikan objek studi ilmu komunikasi bukan hanya penyampain informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude) yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang amat penting. Tetapi dalam pengertian khusus komunikasi, Hovland mengatakan Komunikasi adalah proses mengubah prilaku orang lain (communication is the process to modify the behafavior of other individuals).


(57)

Berdasarkan dari definisi di atas, dapat dijabarkan bahwa komunikasi adalah proses di mana seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang (biasanya lambang bahasa) kepada orang lain (komunikan) bukan hanya sekedar memberitahu, tetapi juga mempengaruhi seseorang atau sejumlah orang tersebut untuk melakukan tindakan tertentu (merubah perilaku orang lain).

2.1.2. Unsur-Unsur Dasar Komunikasi

Dalam melakukan komunikasi setiap individu berharap tujuan dari komunikasi itu sendiri dapat tercapai dan untuk mencapainya ada unsur-unsur yang harus di pahami, menurut Effendy, 2002 dalam bukunya yang berjudul Dinamika Komunikasi, bahwa dari berbagai pengertian komunikasi yang telah ada, tampak adanya sejumlah komponen atau unsur yang dicakup, yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Komponen atau unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:

a. Komunikator (communicator) b. Pesan (message) c. Media (media)

d. Komunikan (communicant)

e. Efek (effect). (Effendy, 2002 : 6)

2.1.3. Proses Komunikasi

Komunikasi menurut H.A.W. Widjaja Proses dimulai dari pikiran orang yang akan menyampaikan pesan atau informasi. Apa yang dipikirkan itu kemudian dilambangkan (simbol), baik berupa ucapan ataupun isyarat


(58)

gambar. Proses selanjutnya dengan melalui transmisi berupa media perantara atau channel, misalnya telepon, surat, secara lisan dan lain-lain, maka pesan yang disampaikan tiba pada si penerima. dalam diri penerima, pertama-tamaia menerima pesan, kemudian mencoba menafsirkan pesan(dekode) dan akhirnya memahami isi pesan. Jawaban atau reaksi dari si penerima pesan kepada pengirim pesan merupakan umpan balik(feed back). Apabila terjadi perubahan diri dari penerima pesan, berarti komunikasi itu berhasil.( Widjaja, 2000: 16)

Lebih lanjut dikatakan Effendy, 2003. Proses komunikasi pada intinya terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder.

1. Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pesan dan atau perasaan kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang atau simbol berupa bahasa, kial, syarat, gambar, warna dan lain sebagainya, yang secara langsung

mampu ”menerjemahkan” pikiran, perasaan komunikator kepada

komunikan.

2. Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua, setelah memakai lambang sebagai media pertama. (Effendy, 2003:15).

Pada proses komunikasi secara primer, pikiran dan atau perasaan seseorang baru akan diketahui oleh dan akan ada dampaknya kepada orang lain apabila ditramsmisikan dengan menggunakan media primer tersebut yaitu lambang-lambang. Dengan demikian, pesan (message) yang disampaikan komunikator kepada komunikan terdiri dari isi (content) dan lambang-lambang (symbol).

Media primer atau lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah bahasa, karena hanya bahasa yang mampu menerjemahkan


(59)

pikiran seseorang kepada orang lain, apakah itu berbentuk ide, informasi atau opini. Selain bahasa, gambar juga banyak digunakan dalam berkomunikasi,

karena gambar melebihi kial, isyarat dan warna dalam hal ”menerjemahkan”

pikiran seseorang tetapi tetap tidak melebihi bahasa. Demi efektifnya komunikasi, lambang-lambang tersebut sering dipadukan penggunaannya.

Proses komunikasi sekunder merupakan sambungan dari komunikasi primer untuk menembus dimensi ruang dan waktu. Maka, dalam menata lambang-lambang untuk memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator harus memperhitungkan ciri-ciri atau sifat-sifat media yang akan digunakan. Penentuan media yang akan dipergunakan perlu didasari pertimbangan mengenai siapa komunikan yang akan dituju. Menurut Effendy (2003:23) pada proses komunikasi secara sekunder, media yang dipergunakan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Media Massa (Mass Media), yakni tertuju kepada sejumlah orang yang relatif amat banyak.

2. Media Nir-Massa atau Media Non Massa, yakni tertuju kepada satu orang atau sejumlah orang yang relatif sedikit. (Effendy, 2003:23).

2.1.4. Sifat Komunikasi

Sifat komunikasi menurut Effendy (2003:7), ada beberapa macam yaitu:

a. Tatap muka (face-to-face) b. Bermedia (Mediated) c. Verbal (Verbal)


(60)

- Lisan (Oral)

- Tulisan/cetak(written/printed) d. Non verbal (Non-verbal)

- Kial/ isyarat badaniah (gestural) - Bergambar (Pictorial) (Effendy, 2003:7)

Dalam penyampaian pesan, seorang komunikator (pengirim) dituntut untuk memiliki kemampuan dan sarana agar mendapat umpan balik (feedback) dari komunikan (penerima), sehingga maksud dari pesan tersebut dapat dipenuhi dengan baik dan berjalan efektif. Komunikasi dengan tatap muka (face-to-face) dilakukan antara komunikator dengan komunikan secara langsung, tanpa menggunakan media apapun kecuali bahasa sebagai lambang atau simbol komunikasi bermedia dilakukan oleh komunikator kepada komunikan, dengan menggunakan media sebagai alat bantu dalam menyampaikan pesannya.

Komunikator dapat menyampaikan pesannya secara verbal dan non verbal. Verbal dibagi ke dalam dua macam yaitu lisan (Oral) dan tulisan (Written/printed). Sementara non verbal dapat menggunakan gerakan atau isyarat badaniah (gesturual) seperti melambaikan tangan, mengedipkan mata dan sebagainya, dan menggunakan gambar untuk mengemukakan ide atau gagasannya.

2.1.5. Tujuan Komunikasi

Setiap individu dalam berkomunikasi pasti mengharapkan tujuan dari komunikasi itu sendiri, secara umum tujuan berkomunikasi adalah mengharapkan adanya umpan yang diberikan opleh lawan berbicara kita serta


(61)

semua pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh lawan bicara kita dan adanya efek yang terjadi setelah melakukan komunikasi tersebut. Menurut Effendi (2003:8), dalam buku “ Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek” mengatakan ada pun beberapa tujuan berkomunikasi:

a. Perubahan sikap(attitude change) b. Perubahan pendapat(opinion change) c. Perubahan perilaku(behavior change)

d. Perubahan sosial(social change) (Effendi, 2003:8)

Sedangkan menurut Devito (1997: 31-32) dalam bukunya komunikasi antarmanusia menyebutkan bahwa tujuan komunikasi adalah sebagai berikut:

 Menemukan

Dengan berkomunikasi kita dapat memahami secarab baiki diri kita sendiri dan dirir orang lain yang kita ajak bicara. Komunikasi juga memungkinkan kita untuk menemukan dunia luar-dunia yang dipenuhi obyek, peristiwa, dan manusia lain.

 Untuk berhubungan

Salah satu motivasi kita yang paling kuat adalah berhubungan dengan orang lain

 Untuk meyakinkan

Media massa ada sebagian besar untuk meyakinkan kita agar mengubah sikap dan perilaku kita

 Untuk bermain

Kita menggunakan banyak perilaku komunikasi kita untuk bermain dan menghibur diri. Kita mendengarkan pelawak, pembicaraan, musik, dan film sebagian besar untuk hiburan. (Devito, 1997: 31-32)

Sedangkan menurut Widjaja (2000: 14), dalam bukunya “Ilmu

komunikasi Pengantar Studi” mengatakan bahwa pada umumnya komunikasi


(62)

1. Supaya yang kita sampaikan dapat dimengerti, sebagai komunikator kita harus menjelaskan kepada komunikan(penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengerti dan mengikuti apa yang kita maksudkan.

2. Memahami orang lain. Kita sebagai komunikator harus mengerti benar aspirasi masyarakat tentang apa yang di inginkan, jangan menginginkan kemauannya.

3. Supaya gagasan dapat diterima orang lain. Kita harus berusaha agar gagasan kita dapat diterima orang lain dengan pendekatan yang persuasif bukan memaksakan kehendak.

4. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu. Menggerakkan sesuatu itu dapat bermacam-macam. mungkin berupa kegiatan-kegiatan, yang dimaksudkan disini adalah kegiatan yang lebih banyak mendorong, namun yang penting harus diingat adalah bagaimana cara yang baik untuk melakukannya.(Widjaja, 2000: 14)

2.2. Komunikasi Massa

Untuk membatasi tentang komunikasi massa dan setiap bentuk komunikasi massa memiliki ciri tersendiri. Istilah komunikasi massa sudah tidak asing lagi di dengar oleh masyarakat dan kebanyakan orang berpendapat bahwa komunikasi massa adalah sesuatu yang berhubungan dengan surat kabar, radio, televisi atau film. Banyak pakar komunikasi yang mengartikan komunikasi massa dari berbagai sudut pandang, seperti halnya Effendy (2003:24) mengartikan komunikasi massa yaitu komunikasi melalui media massa modern, dan media massa ini adalah surat kabar, radio, film serta televisi. Karena media itulah yang lazim digunakan dalam kegiatan komunikasi massa. Dengan kalimat yang lugas Bittner dalam Rahkmat

mengatakan, “Mass Communication Is Messages Communicated Trough A Mass Medium To A Large Number Of People”, (komunikasi massa adalah


(63)

pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang). (Rahkmat, 2000 : 188)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah salah satu bentuk penyampaian pesan dengan menggunakan media, dan si komunikator hanya menyampaikan pesan tanpa mengetahui siapa dan dari golongan mana pesan tersebut diterima. Tetapi tidak dapat dikatakan sebagai proses komunikasi massa. Ada kalanya proses komunikasi terjadi dengan menggunakan media massa tetapi tidak dapat dikatakan sebagai proses komunikasi massa.

Penerima pesan dalam komunikasi massa tidak hanya besar dalam jumlah, tetapi memiliki sifat yang berbeda, mereka terdiri dari orang-orang yang berbeda dalam segala hal, baik itu usia, jenis kelamin, tingkat sosial, jenis pekerjaan, agama dan lain sebagainya.

2.2.1. Karakteristik Komunikasi Massa

Dalam komunikasi massa terdapat juga ciri-ciri khusus yang Seperti yang dikatakan oleh Romli dalam bukunya jurnalistik terapan (2005:5). Adapun karakteristik komunikasi massa meliputi lima hal berikut:

1. Komunikator melembaga (institutionalized Communicator) atau Coolective Communicator. Komunikator berbicara mewakili lembaga(media massa), bukan atas nama dirinya sendiri

2. Pesan bersifat umum. Hal itu karena dikonsumsi untuk orang banyak yang heterogen.

3. Menimbulkan keserempakan(simultaneous) dan serentak(instantaneos) penerimaan oleh massa. Media yang menjadi saluran komunikasi diterima pada saat yang sama oleh publik.


(64)

4. Komunikan bersifat heterogen. Massa pembaca, pendengar, atau pemirsa tidak heterogen. Mereka terdiri atas macam-macam karakter, suku, ras, agama, dan kepentingan.

Berlangsung satu arah(One way traffic commmunication). yaitu komunikatorkepada komunikan. tanggapan atau reaksi muncul belakangan.(Romli, 2005:5)

2.3 Tinjauan Tentang Media Massa

Dalm bukunya Romli (2005 : 5) menjelaskan tentang media massa (mass media) singkatan dari media komunikasi massa dan merupakan channel of mass yaitu saluran, alat atau sarana yang dipergunakan dalam proses komunikasi massa, karakteristik media massa itu meliputi 5 hal berikut :

1. Publisitas, disebarluaskan kepada khalayak. 2. Universalitas, kesannya bersifat umum. 3. Perioditas, tetap atau berkala.

4. Kontinuitas, berkesinambungan. 5. Aktualitas, berisi hal-hal baru.

(Romly, 2005 : 5)

Sedangkan menurut Cangara (1998:134) media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio dan televisi. Adapun karakteristik media massa ialah:

1) Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada penyajian informasi.

2) Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. Kalau toh terjadi reaksi atau umpan balik, biasanya memerlukan waktu dan tertunda.

3) Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak, karena ia memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan, dimana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang pada saat yang sama.


(1)

115

Pada bab ini akan dibahas kesimpulan dan saran mengenai hasil analisis rubrik funky dj di Ninetyniners Magazine yang ditinjau dari segi bahasa jurnalistik berdasarkan lima kategori sungkatnya berita, sederhananya berita, lugasnya berita, menariknya berita, dan jelasnya berita.

5.1 Kesimpulan

1. Rubrik funky dj di Ninetyniners Magazine berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, rubrik funky dj tersebut memiliki kesingkatannya berita yang sangat layak dilihat dari hasil perhitungan dari setiap sub kategorinya yaitu sub kategori tidak bertele-tele dan penjelasan tidak terlalu panjang, dimana hasil perhitungan tersebut menunjukkan persentase yang sangat layak.

2. Rubrik funky dj di Ninetyniners Magazine berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, rubrik funky dj tersebut memiliki kepadatannya berita yang sangat layak dilihat dari hasil perhitungan dari setiap sub kategorinya yaitu sub kategori informasinya lengkap dan kelengkapan 5W+1H, dimana hasil perhitungan tersebut menunjukkan persentase yang sangat layak.


(2)

3. Rubrik funky dj di Ninetyniners Magazine berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, rubrik funky dj tersebut memiliki kesederhanaannya berita yang layak dilihat dari hasil perhitungan dari setiap sub kategorinya yaitu sub kategori penggunaan menggunakan kalimat tunggal dan tidak rumit, dimana hasil perhitungan tersebut menunjukkan persentase yang sangat layak.

4. Rubrik funky dj di Ninetyniners Magazine berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, rubrik funky dj tersebut memiliki kelugasannya berita yang layak dilihat dari hasil perhitungan dari setiap sub kategorinya yaitu sub kategori menyampaikan makna informasi secara langsung dan menghindari bahsa ynag berbunga-bunga, dimana hasil perhitungan tersebut menunjukkan sangat layak .

5. Rubrik funky dj di Ninetyniners Magazine berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, rubrik funky dj tersebut memiliki kemenarikannya berita yang layak dilihat dari hasil perhitungan dari setiap sub kategorinya yaitu sub kategori menggunakan pilihan kata yang masih hidup dan berkembang dan dapat memicu selera pembaca, dimana hasil perhitungan tersebut menunjukkan hasil yang layak .

6. Rubrik funky dj di Ninetyniners Magazine berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, rubrik funky dj tersebut memiliki kejelasannya berita yang sangat layak dilihat dari hasil perhitungan dari setiap sub kategorinya yaitu sub kategori mudah dimengerti dan tidak


(3)

menggunakan kalimat kabur dan baur, dimana hasil perhitungan tersebut menunjukkan persentase yang sangat layak sekali .

5.2 Saran

5.2.1Bagi Perusahaan

Mengingat pentingnya bahasa jurnalistik dalam penyajian sebuah berita, maka ada baiknya Ninetyniners Magazine dapat memperhatikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Perlu diperhatikan bahwa setiap berita harus memperhatikan bahasa jurnalistik, dan itu merupakan hal yang sangat penting, oleh karena itu ada baiknya jika Ninetyniners Magazine bisa lebih memahami dan memperhatikan bagian-bagian dari bahasa jurnalistik, terutama menariknya sebuah berita ada baiknya jika pihak Ninetyniners Magazine dapat memuat berita-berita yang memang benar-benar menarik dan di butuhkan pembacanya khusunya remaja.

2. Ada baiknya lebih meningkatkan lagi jumlah wartawan dan meningkatkan sumber daya wartawan yang ada dengan cara memberikan pelatihan-pelatihan kewartawanan, menciptakan iklim kerja yang lebih sehat dan menyediakan fasilitas yang menunjang terutama fasilitas kejurnalistikan agar wartawan dapat bekerja dengan maksimal untuk memberikan berita-berita yang lebih baik.


(4)

5.2.2Bagi Akademik

1. Semoga hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dan rujukan bagi penelitian selanjutnya yang akan meneliti mengenai rubrik yang ditinjau dari segi bahasa jurnalistik.

2. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menelaah lebih dalam mengenai topik ini, khususnya bagi peneliti dalam bidang studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Ilmu Jurnalistik.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro dan Komala Erdinaya, Lukiati. 2005. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Edisi revisi VI. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Assegaf, Dja’far H. 1982. Jurnalistik Masa Kini. Jakarta: GI

Bungin, H. M. Burhan. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Cangara, Hafied. 1998. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Devito, Joseph A.1997. Komunikasi Antarmanusia. Jakarta: Profesional books. Effendy, Onong Uchjana. 1989. Kamus Komunikasi. Bandung: Mandar Maju.

____________________. 1990. Radio Siaran: Teori dan Praktek. Bandung: Mandar Maju.

____________________. 2002. Dinamika komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

____________________. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

____________________. 2006. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


(6)

Hasan, M.Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Masduki. 2001. Jurnalistik Radio: Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar. Yogyakarta: LKiS.

McQuail, Denis.1987. Teori Komunikasi Massa, Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga. Rakhmat, Jalaluddin. 2000. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Romli, Asep Syamsul M. 2005. Jurnalistik Terapan: Pedoman Kewartawanan dan Kepenulisan. Bandung: Batic Press.

_____________________. 2008. Kamus Jurnalistik. Bandung : PT. Refika Aditama. Setiati , Eni. 2005. Ragam Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan. Yogyakarta: Andi

Offset.

Sumadiria AS Haris. 2005. Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Suprapto, Tommy. 2006. Pengantar Teori Komunikasi. Yogyakarta: Media

pressindo.

Surakhmad, Winarno. 2004. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.

Widjaja, H.A.W. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Yogyakarta: Andi Offset.

Sumber lain:

99ers Magazine Edisi : Agustus 2009 – Maret 2010 www.hsutadi.blogspot.com, 17 Juni 2010.