Analisis Isi Rubrik The Band Di 99Ers Megazine Di Tinjau Dari Bahasa Jurnalistik

(1)

53 3.1 Sejarah 99ERS Magazine

Ninetyniners Media Group. adalah nama resmi dari perusahaan yang bergerak dalam bidang media elektronik dan cetak ini. Perusahaan ini bertempat di Gedung BRI tower lantai 14, Jl. Asia Afrika Bandung. Selain terkenal oleh radionya, Ninetyniners juga dikenal oleh masyarakat dari divisi lainnya, seperti Majalah, Model, dan Sekolah Penyiarnya.

Divisi Radio sendiri bisa dikatakan sebagai „induk’ dari berbagai divisi

Ninetyniners Media Group saat ini. Ninetyniners Radio pertama kali siaran atau on-air pada tanggal 09 September, 2000 selama 9 hari, lalu kemudian berhenti untuk penyempurnaan sistem dan kembali on-air pada tanggal 22 Desember, 2000.

Berbagai prestasi yang telah diraih oleh Ninetyniners Radio, antara lain: menduduki posisi ke 3 (tiga) untuk pendengar 15-24AB dan ke 7 (tujuh) untuk all segment pada survey AC Nielsen tahun 2001, yaitu pada saat Ninetyniners baru berusia 9 bulan. Dan yang kedua yaitu, ketika tepat Ninetyniners mengudara 1,5 tahun, Ninetyniners berhasil mencapai posisi puncak untuk menjadi radio anak muda No.1, yaitu segment pendengar 15-24AB dan ke 5 (lima) untuk all segment di survey AC Nielsen 2002. Ninetyniners kembali menjadi radio anak muda


(2)

(15-24AB) Bandung No.1 juga naik peringkat ke posisi 3 (tiga) pendengar all segment waktu hasil survey AC Nielsen 2003 terbit. Selain itu pula, selama 6 (enam) tahun berturut-turut Ninetyniners Radio berhasil menempati posisi radio anak muda (15-24AB) No.1 Bandung

99ERS Magazine pertama kali dibentuk pada sekitar tahun 2000an. Saat itu, majalah ini tidak dijual, melainkan diberikan secara cuma-cuma. 99ERS Magazine merupakan sebuah majalah yang bernaung di bawah Radio Ninetyniners. Keberadaan Radio Ninetyniners dirintis oleh sepasang suami istri yaitu Boediman Soemali dan Lisa Marlina yang senang akan musik. Karena kegiatan di bidang musik dianggap tidak cukup untuk mengekspresikan perhatian mereka pada musik, maka digunakan media radio sebagai alatnya. Pada awal tahun 2005, majalah ini sempat vakum selama satu tahun lebih, dan akhirnya terbit lagi di bulan oktober 2006. Semenjak itu pula, 99ERS Magazine mengubah konsep keseluruhannya, yaitu dari yang asalnya merupakan majalah remaja umum, menjadi majalah khusus anak sekolah.

Sejak tanggal 9 September 1999, mereka mempunyai ide, gagasan dan konsep untuk mendirikan sebuah stasiun radio yang berbeda dengan yang lainnya. Baru pada tanggal 9 September 2000 pada pukul 09.00 pagi, secara resmi mereka mendirikan Radio Ninetyniners dengan manajemennya dikelola dan dipegang oleh PT. Radio Swara Milliard Artha.

Radio Ninetyniners di jalur 99,9 FM pada awalnya dan berubah menjadi 100 FM sampai dengan sekarang. Paket acara yang disajikan sarat dengan musik


(3)

dan diramu dalam bentuk yang menarik, sehingga dalam waktu yang singkat Radio Ninetyniners muncul sebagai stasiun radio swasta dengan format acara yang berbeda dari radio swasta yang lainnya yang ada di kota Bandung.

Radio Ninetyniners memiliki motto “The Funky–Funky Station“, dimana menggambarkan kawula muda Kota Bandung yang Funky, sehingga selalu berpikiran untuk selangkah lebih baik dari yang sudah ada dan mempunyai nilai yang lebih positif, dan itulah merupakan komitment Ninetyniners Radio. Kemudian radio ini juga memiliki slogan yaitu “Keep Funky Be Your Self NO MATTER WHAT THEY SAY”, dimana slogan tersebut dapat disimpulkan bahwa

“seorang remaja selain selalu funky juga selalu menjadi diri sendiri apapun kata

orang.” Istilah Funky disinilah juga yang ikut membedakan dengan radio swasta lainnya yang mempunyai arti yaitu para remaja yang pintar, berpendidikan, petualang, menyenangi musik, selalu mengikuti trend (Trend Setter), dinamis, kreatif, menyenangkan, mencintai dan memperhatikan sesama.

Perusahaan yang menaungi 99ERS Magazine, adalah PT. Radio Swara Milliard Artha. 99ERS Magazine berada di BRI Tower Lantai 14 Jln. Asia Afrika No. 55-59 Bandung. Seperti halnya Radio Ninetyniners, 99ERS Magazine memiliki konsep dasar sebagai majalah anak muda Kota Bandung yang Funky, sehingga selalu berpikiran untuk selangkah lebih baik dari yang sudah ada dan mempunyai nilai yang lebih positif, dan itulah merupakan komitment 99ERS Magazine. Kemudian majalah ini juga memiliki slogan yaitu “Keep Funky Be Your Self NO MATTER WHAT THEY SAY”, dimana slogan tersebut dapat


(4)

disimpulkan bahwa “seorang remaja selain selalu funky juga selalu menjadi diri

sendiri apapun kata orang.” Istilah Funky disinilah juga yang ikut membedakan

dengan majalah lainnya yang mempunyai arti yaitu para remaja yang pintar, berpendidikan, petualang, menyenangi musik, selalu mengikuti trend (Trend Setter), dinamis, kreatif, menyenangkan, mencintai dan memperhatikan sesama.

Perusahaan yang menaungi 99ERS Magazine, adalah PT. Radio Swara Milliard Artha. Saat ini pemimpin redaksi yang menjabat adalah Ibu Tya Siti Aisyah, yang menggantikan Bapak Irsa Yolanda.

3.2 Logo 99ERS Magazine.

Logo merupakan bentuk identitas yang membedakan majalah 99ersMagazine dengan majalah remaja lain. Identitas tersebut kemudian dipresentasikan dan dirancang sehingga menjadi satu bentuk visual yang mampu memberikan ciri atau identitas tertentu untuk suatu lembaga, perusahaan, merk produk, kelompok atau bahkan individu. Berikut adalah logo perusahaan majalah 99ers Magazine.


(5)

Gambar 3.1 Logo 99ERS Magazine

Sumber: Data Redaksi 99ers Magazine, 2010

3.3 Jenis Produk

Adapun jenis produk dari 99ERS Magazine adalah berupa majalah, dengan segmentasi remaja umur 13 sampai 19 tahun. Dengan spesifikasi sebagai berikut: 3.3.1 Spesifikasi teknis:

Ukuran : 22 x 28 cm.

Cover : Art Paper 210gr.4/4, Laminating, glossy, Emboss+Foil.

Page : 60 Page (Include Cover)

Content : Teens Needs, Teens Voice, Teens Power. Warna : Full Colour.


(6)

3.3.2 Pemasaran

Divisi pemasaran dipegang oleh seorang Manajer Pemasaran, yang meliputi semua wilayah Bandung. Selain itu pula, terdapat banyak outlet yang menjual 99ERS Magazine, antara lain: Radio Ninetyniners, Gramedia, Indomaret, Yomart, Alfamart, Circle K, Superindo, dll Sekolah SMP & SMU favorit 9 BD (special agent).

3.3.3 Sumber Daya Manusia

Sampai saat ini, 99ERS Magazine memiliki karyawan dan karyawati sebanyak kurang lebih 20 orang, dengan latar belakang pendidikan yang beragam. Antara lain ada yang berasal dari lulusan SLTA, Diploma, dan Sarjana Muda.

3.4 Visi dan Misi 99ERS Magazine. 3.4.1 Visi 99ERS Magazine.

Majalah 99ERS menyadari besarnya potensi remaja Bandung. Anak muda Bandung pun tak kalah dalam berprestasi dan berkreasi. Ada banyak keunggulan dan kebanggaan yang dapat dikedepankan, termasuk budaya, kesenian bahkan gaya hidup. Oleh karena itu para konseptor berusaha menyediakan sebuah waah yang diharapkan dapat membantu mengasah dan menggali potensi besar yang dimiliki generasi muda Bandung. Selain itu ada


(7)

tujuan yang juga penting yaitu menjadi media promosi bagi kebutuhan periklanan perusahaan di kota Bandung, Jakarta & sekitarnya.

3.4.2 Misi 99ERS Magazine.

Dilihat dari visi yang sudah disebutkan di atas, tentu saja terdapat misi di majalah 99ERS ini, selain utuk bisa menjadi wadah bagi ajang kreatif generasi muda di daerah Bandung, Jakarta dan sekitarnya. Misi dari Majalah 99ERS juga, yaitu, menjalin kerjasama dengan para pelaku bisnis/klien, memberikan info untuk pembaca gengan gaya bahasa yang ringan dan mudah dicerna, menyediakan sarana promosi bermutu, serta menyediakan pelayanan terbaik.

3.5 Struktur Perusahaan 99ERS Magazine.

Struktur organisasi 99ERS Magazine hampir sama dengan majalah-majalah pada umumnya, Keberadaan struktur dalam sebuah perusahaan sangat penting, dengan adanya stuktur dalam perusahaan pembagian tugas dan wewenang tiap bidang pekerjaan akan berjalan dengan baik dan maksimal.

99ERS Magazine memiliki susunan jabatan sebagai berikut : 1. Pemimpin Redaksi

2. Art Director 3. Photographer 4. Talent Coordinator


(8)

5. Account Executive 6. Public Relation 7. Distribution 8. Reporter

Struktur perusahaan diperlukan untk menjaga stabilitas kinerja dan operasional perusahaan. Dengan adanya struktur perusahaan ini di harapkan akan lebih mempermudah karyawan dalam pembagian tugas kerja menjadi lebih sistematis dan dinamis. Berikut adalah bagan struktur 99ERS Magazine:


(9)

Gambar 3.2

Struktur Organisasi 99ERS Magazine


(10)

3.6 Job Description

99ERS Magazine terdiri dari beberapa bagian yang masing-masing memiliki job description yang berbeda-beda, di antaranya:

1. Pemimpin Redaksi (Pemred)

Tugas pokok dari pemred adalah bertanggung jawab terhadap semua pemberitaan yang ditulis di 99ERS Magazine. Dengan demikian, suatu berita hasil peliputan reporter harus diperiksa terlebih dahulu oleh pemred sebelum masuk ke bagian produksi.

2. Art Director

Art Director dalam 99ERS Magazine juga berfungsi sebagai Designer Layout majalah, dan juga bekerja sama dengan Pemred dalam menyeleksi berita-berita yang masuk dari reporter dan memasukannya kedalam layout majalah. 3. Photographer

Seorang photographer adalah orang yang bertanggung jawab dalam seluruh kegiatan pemotretan yang diadakan oleh 99ERS Magazine.

4. Talent Coordinator

Tugas seorang Talent Coordinator adalah bertanggung jawab atas mengorganisir Talenta-talenta dan Model-model yang akan diperlukan oleh 99ERS Magazine.

5. Account Executive

Tugas dari seorang Account Executive adalah mengembangkan business key account dan membina hubungan kerja secara rutin dengan store, buyer dan


(11)

supervisor lapangan guna mencapai target penjualan yang telah ditentukan melalui monitoring penjualan dan program promosi yang telah direncanakan Perusahaan.

6. Public Relations

Tugas dari seorang Public Relations adalah menjada hubungan baik antar Perusahaan dan publik, dan juga menjaga keharmonisan hubungan Intern Perusahaan

7. Distribution

Distribusi adalah bagian yang bertanggung jawab untuk mendistribusikan dan menyebarluaskan produk-produk dari 99ERS Magazine.

8. Reporter

Tugas dari seorang reporter adalah melakukan peliputan di lapangan sesuai dengan yang ditugaskan oleh korlip. Setelah itu, membuat naskah berita sesuai dengan data yang diperoleh di lapangan

3.7 Sarana dan Prasarana 99ERS Magazine

Dalam menjalankan tugasnya, hampir seluruh reporter didukung oleh sarana dan prasarana yang dapat menunjang kinerjanya. Sarana yan dimiliki Majalah 99ERS adalah sebagai berikut :

1. Ruang Tamu dan Marketing 2. Ruang Direksi


(12)

4. Ruang Editing dan Lay Out 5. Dapur dan Toilet

6. Lahan Parkir 7. Studio Indoor 8. Make Up Room 9. Gudang

Sedangkan prasarana yang dimiliki dan berfungsi dalam redaksional 99ERS adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Sarana dan Prasarana 99ERS Magazine

No. Subject Properties Quantity

1 Magazine Office

PC 1 Unit

Central Printer 1 Unit

2 Editor Room

PC 1 Unit

Meja Kerja + Kursi 2 Set White Board 2 Unit

Box File 5 Unit

3 Creative Room

PC 1 Unit


(13)

Meja + Kursi 1 Set White Board 1 Unit

Box File 1 Unit

4 Marketing Room

PC 1 Unit

Meja + Kursi 2 Set

White Board 1 Unit

Box File 2 Unit

5 Meeting Room

Meja Meeting 1 unit

Kursi Meeting 10 Seats


(14)

v By:

Temy Dwi Artya Pratama NIM. 41804870

This research Under supervisor by : Rismawaty, S.Sos., M.Si

The aim of research to find out how to fill the rubric of The Band at 99ERS Magazine review of the language containing elements of simple journalistic news, news brief, solid news, news area, details of news, interesting news.

This research uses descriptive quantitative method, with content analysis technique. Data collection techniques used in this study were interviews, literature, online data tracking, and coding. Total population of the three sections of The Band with a sample of three sections of The Band during the month of March 2010 - May 2010. The sampling technique used is total sampling.

From the research results through the consensus of the pengkoding obtained results that the news on the rubric of The Band at 99ERS Magazine during March-May 2010 showed that the rubric of the band chose words that are familiar with percentages of 64.7% (medium correlation). Rubric of the band is not complicated with percentages of 64.7% (moderate correlation). Overall rubric of the band to the point with the percentage of 100% (high correlation). Rubric of the band not long-winded with percentages of 50% (medium correlation). All of the rubric the band full of information with a percentage 100% (high correlation). Rubric of the band quite a lot of interesting read with percentages of 62.21% (medium correlation). Rubrics percentage of the band firmly with 69.85% (moderate correlation). Rubric of the bands do not confuse the audience with percentages of 55.12% (medium correlation). Rubric easily captured the band's intention to percentages 55.12% (medium correlation). Rubric of the band does not diffuse and fled with percentages 46.54% (medium correlation). Rubric of the band's intriguing readers with percentages of 62.21% (medium correlation). Rubric of the band could trigger a reader's appetite with percentages of 100% (high correlation).

The conclusion of this study indicate that the rubric of The Band in Magazine 99ers have met the criteria of journalistic language. Because the answer to one element of the language of journalism to the point and have complete information.

Suggestion for 99ERS Magazine from the research can maintain the journalistic use of language in each loading of the news, especially on the news section of The Band for the better and interesting.


(15)

iv Penyusun:

Temy Dwi Artya Pratama Nim. 41804870

Skripsi ini di bawah bimbingan: Rismawaty, S.Sos., M.Si

Tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana isi rubrik The Band di 99ERS Magazine ditinjau dari bahasa jurnalistik yang mengandung unsur sederhananya berita, singkatnya berita, padatnya berita, lugasnya berita, jelasnya berita, menariknya berita.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif, dengan teknik analisis isi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, kepustakaan, penelusuran data online, dan koding. Jumlah populasi sebanyak tiga rubrik The band dengan sampel sebanyak tiga rubrik The Band selama bulan Maret 2010 – Mei 2010. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling.

Dari hasil penelitian melalui kesepakatan para pengkoding diperoleh hasil bahwa berita pada rubrik The Band di 99ERS Magazine selama bulan Maret–Mei 2010 menunjukkan bahwa rubrik the band memilih kata yang familiar dengan presentase 64.7% (kolerasi sedang). Rubrik the band tidak rumit dengan presentase 64.7% (korelasi sedang). Keseluruhan rubrik the band to the point dengan presentase 100% (korelasi tinggi sekali). Rubrik the band tidak bertele-tele dengan presentase 50% (korelasi sedang). Seluruh rubrik the band sarat informasi dengan presentase 100% (korelasi tinggi sekali). Rubrik the band cukup banyak menarik dibaca dengan presentase 62.21% (korelasi sedang). Rubrik the band tegas dengan presentase 69.85% (korelasi sedang). Rubrik the band tidak membingungkan khalayak dengan presentase 55.12% (korelasi sedang). Rubrik the band mudah ditangkap maksudnya dengan presentase 55.12% (korelasi sedang). Rubrik the band tidak baur dan kabur dengan presentase 46.54% (korelasi sedang). Rubrik the band membangkitkan minat pembaca dengan presentase 62.21% (korelasi sedang). Rubrik the band bisa memicu selera pembaca dengan presentase 100% (korelasi tinggi sekali).

Kesimpulan dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rubrik The Band di 99ERS Magazine sudah memenuhi kriteria dari bahasa jurnalistik. Karena memenuhi salah satu unsur dari bahasa jurnalistik dari to the point dan mempunyai informasi yang lengkap.

Saran bagi 99ERS Magazine dari hasil penelitian dapat mempertahankan penggunaan bahasa jurnalistik dalam setiap pemuatan beritanya khususnya pada rubrik The Band agar beritanya semakin baik dan menarik.


(16)

1 1.1. Latar Belakang

Perkembangan dunia musik saat ini begitu pesatnya, banyak yang mengaggap musik merupakan salah satu media komunikasi yang efektif. Banyak grup musik serta jenis musik baru yang lahir dan berkembang baik secara Nasional maupun lokal. Bahkan sekarang banyak pula grup musik yang mengusung lagu berbahasa daerah dengan irama musik rock, jazz dan blues. Grup musik yang membawa aliran baru ini di Indonesia sudah cukup banyak salah satunya adalah Funk de Java yang mengusung lagu berbahasa Jawa dalam musik rock.

Musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme. Oleh karena itu keberadaan musik sangatlah dibutuhkan kehadirannya, tidak hanya sebagai penghias hidup saja akan tetapi musik juga dapat menjadi media untuk menyalurkan segala perasaan hati. Selain itu musik juga dapat menjadi sarana untuk menyalurkan informasi selain dari interaksi dengan orang lain melalui komunikasi.

Definisi sejati tentang musik bermacam-macam, ada yang menyebut musik adalah bunyi yang dianggap enak oleh pendengarnya, adapula yang menganggap musik adalah segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh


(17)

seseorang atau kumpulan dan disajikan sebagai musik. Bahkan beberapa orang menganggap musik tidak berwujud sama sekali.

Dalam mencari informasi yang dibutuhkan, tentunya manusia akan melakukan interaksi antara satu dengan yang lainnya melalui komunikasi. Informasi diartikan sebagai hasil pengolahan data yang digunakan untuk suatu keperluan, sehingga penerimanya akan mendapat rangsangan untuk melakukan tindakan.

Komunikasi menurut prosesnya terbagi dalam tiga kategori, yaitu komunikasi persona, komunikasi kelompok dan komunikasi massa. Untuk dapat memberi pengaruh secara lebih luas maka komunikasi massa adalah jawabannya. Cakupan dalam komunikasi massa tidak orang perorang seperti komunikasi persona melainkan komunikan tersebar secara luas dan heterogen. Komunikasi massa sangat membutuhkan alat atau sarana yang dapat menyebarkan pesan secara luas dan serentak kepada khalayak.

Media massa merupakan sarana yang tepat dalam proses komunikasi massa karena bisa menjangkau khalayak secara luas. Sebagai saluran (channel), media massa terbagi atas media cetak dan media elektronik. Media massa merupakan produk yang dihasilkan dari aktivitas kewartawanan tersebut. Sedangkan pers adalah sebuah lembaga atau perusahaan yang bergerak di bidang penyiaran hasil kerja wartawan.

Media massa yang memenuhi kriteria media massa adalah surat kabar dan majalah. Namun bila dilihat dari karakteristik masing-masing, surat kabar


(18)

dan majalah memiliki perbedaan yang sangat menonjol. Diantaranya surat kabar lebih aktual dan menyeleruh (universal) dibandingkan majalah.

Di Indonesia pada dasawarsa terakhir ini industri media massa menunjukkan grafik yang menanjak, khususnya majalah. Terutama dengan bertambahnya jenis majalah khusus (special intens). menjamurnya jenis majalah khusus, mulai dari majalah wanita, majalah pria ataupun majalah remaja merupakan indikator bertambahnya kesadaran dan kebutuhan akan informasi.

Peranan media massa sebagai fungsi informasi tidak dapat dipungkiri sangat diperlukan bagi remaja, karena ternyata media dapat menjadi alternatif bagi remaja atau murid-murid sekolah sebagai agen sosialisasi dan mediasi dengan peristiwa yang terjadi dilingkungan. Kenyataan media massa atau pers remaja lahir dari adanya kebutuhan untuk menyiarkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan remaja itu sendiri, banyak lembaga formal dan non formal yang dibentuk karena kepedulian mereka akan generasi ini. Media pun tak ketinggalan ambil bagian sebagai institusi yang juga peduli akan remaja, karena tak jarang media massa diyakini tidak melulu menyuguhkan segala sesuatu yang terjadi dimasyarakat tetapi juga menyodorkan persoalan refleksi dan pencerminan realita sosial termasuk realita mengenai remaja.

Realita mengenai remaja dalam media massa perlu ditelaah lebih lanjut, karena pengemasan informasi untuk konsumsi remaja sebaiknya tidaklah terlalu berbelit-belit dan pada massa remaja inilah dirasakan massa


(19)

yang sangat penting bagi para remaja untuk mencari jati dirinya yang meliputi semua pengalaman yang membentuk kesadaran seseorang tentang keberadaan dirinya, ide-idenya dan sikap-sikapnya yang berkembang sejak massa anak-anak.

Sebagai majalah remaja, 99ERS Magazine tetap menampilkan sosok remaja dalam komunitas yang sebenarnya di masyarakat, salah satunya dalam lingkup sekolah, serta menyuguhkan segala kebutuhan serta keingin tahuan remaja mulai dari fashion sampai keingin tahuan tentang musik, karena musik tidak akan pernah terlepas dari kehidupan manusia terutama remaja.

99ERS Magazine adalah majalah remaja yang terbit di kota Bandung. 99ERS Magazine sendiri majalah terbit satu bulan sekali. 99ERS Magazine tersebut memiliki target yang sama yaitu remaja atau sederajat SMA di Bandung.

Rubrik The Band dalam 99ERS Magazine adalah suatu rubrik yang menyajikan tentang mempublikasikan band baru lokal yang berasal dari Bandung, baik tentang sejarahnya, hingga aliran musiknya, karena dinilai band baru tersebut kan menjadi hits dan menjadi band papan atas nasional bahkan internasional.

Alasan mengapa memilih 99ERS Magazine dalam penelitian ini adalah karena 99ERS Magazine yang berdomisili di kota Bandung dan sudah dikenal oleh remaja Bandung, sehingga sedikit banyak 99ERS Magazine bisa mempengaruhi gaya hidup, serta menanmbah pengetahuan mereka.


(20)

Bahasa di dalam media massa ibarat nyawa (terutama bagi media cetak). Tanpa bahasa, media massa cetak tidak akan bermakna apa-apa. Oleh karena itu, antara wartawan dan media massa memiliki hubungan yang erat satu sama lain. Kini bahasa jurnalistik mulai beragam digunakan, selain untuk menulis berita ekonomi, politik ataupun tajuk rencana, bahasa jurnalistik pun sering digunakan untuk menulis pemberitaan-pemberitaan lain, disesuaikan dengan angle tulisan, sumber berita dan keterbatasan media massa, baik cetak maupun elektronik (ruang dan waktu). Dalam penggunaannya, menurt JS. Badudu dalam bukunya, bahasa jurnalistik memiliki sifat yang khas, yaitu singkat, padat, sederhana, jelas, lugas dan menarik, serta tetap berpedoman pada kaidah bahasa Indonesia baku.

Menurut George Orwel dikutip dari bukunya Eni setiati yang berjudul ragam jurnalitik baru dalam pemberitaan menyebutkan bahwa:

Bahasa jurnalistik bukan sekedar alat komunikasi. Bahasa jurnalistik juga merupakan bagian dari kegiatan sosial yang terstruktur dan terikat pada kondisi ril, terkait dengan isi pemberitaan. Bahasa (baik dalam bentuk huruf dan gambar), memiliki kekuatan, pertentangan, dan pergulatan. Selain itu, bahasa jurnalistik adalah senjata sekaligus penengah, racun sekaligus obat, penjara sekaligus jalan keluar, dalam wacana berita. (Setiati, 2005: 89)

Sedangkan menurut Sumadiria dalam bukunya Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis mengatakan mengenai bahasa jurnalistik yaitu:

Secara etimologis, jurnalistik berasal dari kata journ. Dalam bahasa Perancis, artinya catatan atau laporan harian. Secara sedrhana jurnalistik diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau pelaporan setiap hari. Sehingga definisi bahasa jurnalistik, dengan sendirinya harus tunduk kepada kaidah dan unsur-unsur pokok yang terdapat dan melekat dalam definisi jurnalistik.


(21)

Bahasa yang digunakan dalam masing-masing kata pun perlu diperhitungkan. (Sumadiria, 2008:4-5)

Bahasa yang digunakan 99ERS Magazine terhadap pemberitaan dalam rubrik-rubriknya khususnya rubrik The Band tentang band-band baru, memiliki gaya bahasa tersendiri dalam pemberitaan tersebut yang disesuaikan dengan penggunaan bahasa umum pada remaja saat ini.

Alasan peneliti memilih 99ERS Magazine sebagai tempat penelitian, karena menurut peneliti selama melakukan pra-penelitian didapatkan hasil bahwa majalah 99ers Magazine ini banyak diminati oleh remaja yang berusia dari 13 hingga 17 tahun. Dimana dalam usia tersebut masih kurang perduli dalam penggunaan bahasa yang dipakai, secara tidak langsung sebuah media massa sangat mempengaruhi tata bahasa yang digunakan dalam keseharian. Seperti yang kita ketahui, bahasa jurnalistik merupakan bahasa baku yang digunakan dalam sebuah media. Namun bahasa jurnalistik pun ternyata bisa menggunakan bahasa keseharian tergantung dari segmentasi pembacanya, dalam hal ini difokuskan kepada 99ERS Magazine dalam penggunaan bahasa jurnalistiknya. Sebuah berita bisa dikatakan menarik dan banyak dibaca oleh khalayak jika isi beritanya mudah dipahami, tidak bertele-tele, jelas, serta menarik pembaca untuk membaca berita tersebut.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi redaksi 99ERS Magazine, untuk lebih memperhatikan lagi penulisan dan penggunaan bahasa jurnalistik yang digunakan majalah 99ERS tersebut. Agar berita-berita atau artikel yang ada dalam majalah tersebut khusunya rubrik The Band lebih banyak peminatnya, karena bahasa jurnalistik sangat menunjang


(22)

erat kaitannya dengan banyak atau tidaknya sebuah artikel atau berita dibaca oleh khalayak umum yang sifatnya heterogen.

Dari uraian yang telah dikemukakan diatas maka penulis merumuskan masalahnya sebagai berikut : Bagaimana Analisis Isi Rubrik The Band Di 99ERS Magazine Ditinjau Dari Bahasa Jurnalistik?

1.2. Identifikasi Masalah

Untuk memberi arah pada rumusan masalah, maka peneliti menyusun identifikasi masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana Analisis Isi Rubrik The Band Di 99ERS Magazine Ditinjau Dari sederhananya berita?

2. Bagaimana Analisis Isi Rubrik The Band Di 99ERS Magazine Ditinjau Dari singkatnya berita?

3. Bagaimana Analisis Isi Rubrik The Band Di 99ERS Magazine Ditinjau Dari padatnya berita?

4. Bagaimana Analisis Isi Rubrik The Band Di 99ERS Magazine Ditinjau Dari lugasnya berita?

5. Bagaimana Analisis Isi Rubrik The Band Di 99ERS Magazine Ditinjau Dari jelasnya berita?

6. Bagaimana Analisis Isi Rubrik The Band Di 99ERS Magazine Ditinjau Dari menariknya berita?

7. Bagaimana Analisis Isi Rubrik The Band Di 99ERS Magazine Ditinjau Dari Bahasa Jurnalistik?


(23)

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui isi rubrik The Band yang terdapat dalam 99ERS Magazine yang dianalisis ditinjau dari bahasa jurnalistik.

1.3.2. Tujuan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

1. Untuk Mengetahui Bagaimanakah Analisis Isi Rubrik The Band Di 99ERS Magazine Ditinjau Dari sederhananya berita.

2. Untuk Mengetahui Bagaimanakah Analisis Isi Rubrik The Band Di 99ERS Magazine Ditinjau Dari singkatnya berita.

3. Untuk Mengetahui Bagaimanakah Analisis Isi Rubrik The Band Di 99ERS Magazine Ditinjau Dari padatnya berita.

4. Untuk Mengetahui Bagaimanakah Analisis Isi Rubrik The Band Di 99ERS Magazine Ditinjau Dari lugasnya berita.

5. Untuk Mengetahui Bagaimanakah Analisis Isi Rubrik The Band Di 99ERS Magazine Ditinjau Dari jelasnya berita.

6. Untuk Mengetahui Bagaimanakah Analisis Isi Rubrik The Band Di 99ERS Magazine Ditinjau Dari menariknya berita.

7. Untuk Mengetahui Bagaimanakah Analisis Isi Rubrik The Band Di 99ERS Magazine Ditinjau Dari Bahasa Jurnalistik.


(24)

1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu komunikasi, khususnya teori komunikasi massa dan penelitian analisis isi dengan bidang tinjauan bahasa jurnalistik.

1.4.2. Kegunaan Praktis 1. Bagi Peneliti

Penelitian ini dilakukan untuk menambah wawasan dan pengetahuan sehubungan dengan masalah yang diteliti. Caranya yakni melalui pencarian lalu perbandingan antara ilmu dan teori yang telah diperoleh selama masa perkuliahan dengan fakta dan kondisi yang sesungguhnya terjadi di lapangan.

2. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi para mahasiswa, khususnya Jurusan Ilmu Komunikasi konsentrasi Jurnalistik yang akan melakukan penelitian yang sama.

3. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi wartawan 99ERS Magazine untuk lebih meningkatkan kualitas isi Rubrik The Band yang berkaitan dengan bahasa jurnalistik. Ketepatan memilih kata dan kalimat secara maknawi dapat memudahkan pembaca untuk menginterpretasikannya sesuai dengan yang ditujukan wartawannya.


(25)

1.5. Kerangka Pemikiran 1.5.1. Kerangka Teoritis

Dalam kamus komunikasi, Onong Uchjana Effendy menyatakan, rubrik berasal dari bahasa Belanda yaitu rubriek, artinya ruangan pada halaman surat kabar, majalah atau media cetak lainnya mengenai suatu aspek atau kegiatan dalam kehidupan masyarakat, misalnya rubrik wanita, rubrik olah raga, rubrik pendapat pembaca dan sebagainya (Effendy, 1989: 316).

Rubrik The Band merupakan salah satu rubrik di 99ERS Magazine dimana berisi tentang ulasan berita acara band bagi para penggemar musik lokal Bandung yang sedang berkembang di Bandung.

Menurut Haris Sumadiria dalam bukunya Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis menyebutkan bahwa karakteristik yang harus dimiliki bahasa jurnalistik antara lain: Sederhana, Singkat, Padat, Lugas, Jelas, Menarik.

Bahasa jurnalistik dalam bahasa inggris disebut Language of Mass Communication (bahasa komunikasi massa). Bahasa jurnalistik adalah gaya bahasa yang digunakan dalam tulisan di media massa (Romli, 2005:27)

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori komunikasi yang

dirumuskan oleh Backer yang ditulis oleh Jalaludin dalam buku “Metode Penelitian Sosial” mengatakan: Model Agenda Setting merupakan salah satu model teori komunikasi yang merupakan penggembangan dari model Jarum Hipodermik, asumsi dasar model ini membentuk persepsi khalayak tentang apa yang dianggap penting. Jalaluddin pun mengungkapkan bahwa: “Karena


(26)

model ini mengasumsikan adanya hubungan positif antara penilaian yang di berikan oleh media pada suatu persoalan. Singkatnya apa yang dianggap penting olah media, akan dianggap penting juga bagi masyarakat.” (Jalaluddin, 2001 : 68)

Model (Model penataan agenda) Untuk pertama kali ditampilkan oleh

M.E. Mc Combs dan D.L Shaw dalam “Publik Opinion Quarterly” terbitan

tahun 1972, yang berjudul “The Agenda Setting Function Of Mass Media”.

Kedua pakar tersebut mengatakan bahwa “Jika media memberikan tekanan

pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting.(Effendy, 2003:287)

Sementara itu Manhein dalam pemikiran tentang konseptualisasi agenda yang potensial untuk memahami proses agenda setting menyatakan bahwa agenda setting meliputi tiga agenda, yaitu agenda media. Agenda khalayak, agenda kebijaksanaan, masing-masing agenda itu mencakup dimensi-dimensi sebagai berikut:

1. Untuk agenda media dimensi-dimensi:

a. Visibility (visibilitas) jumlah dan tingkat menonjolnya berita b. Audience salience, tingkat menonjol bagi khalayak relevansi isi

berita dengan kebutuhan khalayak

c. Valance (valensi) menyenangkan atau tidak menyenangkan cara pemberitaan bagi suatu peristiwa.

2. Untuk agenda khalayak, dimensi-dimensi:

a. Familiarty, keakraban derajat kesadaran khalayak akan topik tertentu.

b. Personal salience, penonjolan pribadi relevansi kepentingan dengan ciri pribadi.

c. Favorability, kesenangan pertimbangan senang atau tidak senang akan topik berita.


(27)

a. Support (dukungan) kegiatan menyenangkan bagi posisi suatu berita tertentu.

b. Likelihood of action (kemungkinan kegiatan) kemungkinan pemerintah melaksanakan apa yang diibaratkan.

c. Fredom of action (kebebasan bertindak) nilai kegiatan yang mungkin dilakukan oleh pemerintah. (Effendy, 2003:288-289). Teori yang dikemukakan di atas, secara garis besar menggambarkan tentang tahapan dan tujuan dalam proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa. Agar tujuan itu tercapai.

1.5.2. Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini akan dijelaskan alur komukasi serta peneliti akan menggambarkan kerangka konseptual sesuai dengan Teori Agenda Setting. Batasan berita yang diriset dalam penelitian ini adalah pada Rubrik The Band ditinjau dari bahasa jurnalistik.

Menurut Haris Sumadiria dalam bukunya Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis menyebutkan bahwa karakteristik yang harus dimiliki bahasa jurnalistik antara lain:

1. Sederhana, berarti selalu mengutamakan dan memilih kata atau kalimat yang paling banyak diketahui maknanya oleh khalayak pembaca yang sangat heterogen. Serta kalimat yang digunakan tidak rumit, agar mudah dipahami bayak orang.

2. Singkat, berarti langsung kepada pokok permasalahan (to the point), tidak bertele-tele yang tidak menghabiskan waktu pembaca yang sangat berharga.


(28)

3. Padat, artinya sarat informasi. Setiap kaliamt dan paragraf yang ditulis memuat banyak informasi penting dan menarik untuk khalayak pembaca. 4. Lugas, berarti tegas, tidak ambigu, sekaligus menghindari eufemisme atau

penghalusan kata dan kalimat yang bisa membingungkan khalayak.

5. Jelas, berarti mudah ditangkap maksudnya, tidak baur dan kabur. Jelas di sini mengandung tiga arti jelas artinya, jelas susunan kata dan kalimatnya sesuai dengan kaidah subjek, predikat, objek, keterangan (SPOK), jelas sasaran atau maksudnya.

6. Menarik, bahasa jurnalistik harus menarik. Artinya, mampu membangkitkan minat dan perhatian pembaca, memicu selera baca.

Sebuah berita dalam media massa baik cetak maupun elektronik haruslah menggunakan bahasa jurnalistik, agar setiap pesan dari berita tersebut diterima positif oleh masyarakat. Oleh karena itu bahasa jurnalistik dalam sebuah berita juga sangat dibutuhkan kehadirannya. Dari semua uraian diatas maka dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 1.1

Aplikasi Model Agenda Setting

Proses komunikasi yang digambarkan dalam rubrik The Band adalah pesan yang ditujukan kepada pembaca dalam mengetahui band-band lokal Bandung yang tengah mengeluarkan karya barunya dibidang musik.

Rubrik The band di 99ers Magazine

Analisis Isi

Ditinjau dari Bahasa Jurnalistik

Hasil Penelitian


(29)

Peneliti pun akan menjelaskan secara konseptual sesuai dengan Teori Agenda Setting. Dimana umtuk Variabel media massa, sumber pesan ataupun informasi berasal dari 99ERS Magazine yang mana dalam berita-beritanya selalu terdapat pesan yang disampaikan kepada pembaca agar setelah membaca berita tersebut pembaca dapat lebih mengenali jenis musik yang baru. Dalam teori Agenda setting ini dijelaskan bahwa media mengasumsikan positif terhadap suatu persoalan yang terjadi.

Konsep dari Model Agenda Setting ini adalah menyatakan masalah-masalah yang banyak diberi perhatian di dalam media, maka akan dirasakan oleh khalayak sebagai masalah yang penting. Ide dasarnya adalah di antara sejumlah masalah yang disampaikan, maka masalah yang lebih banyak mendapat perhatian dari media akan semakin akrab dengan khalayak dan dirasakan penting dalam jangka waktu tertentu, sementara yang sedikit mendapat perhatian dari media, lambat-laun akan hilang dari perhatian khalayak.

Menurut pakar bahasa terkemuka JS Badudu, yang terdapat dalam bukunya Haris Sumadiria yang berjudul Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis

Penulis dan Jurnalis mengatakan “Bahasa jurnalistik harus singkat, padat, sederhana, jelas, lugas, tetapi selalu menarik.” (Sumadiria, 2008:6)

Setiap media massa menyampaikan suatu peristiwa pada khalayak pasti ada efek yang akan di timbulkan baik itu persepsi ataupun aksi setelah mengetahui informasi yang ada dalam media tersebut, maka pihak media harus benar-benar bersikap netral dan positif terhadap kejadian yang terjadi,


(30)

karena masyarakat akan menganggap benar dan mengikuti apa yang telah disampaikan oleh pihak media.

1.6. Konstruksi kategori

Berikut adalah konstruksi kategori yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengatahui analisis isi rubrik The Band di 99ers Magazine yang ditinjau dari bahasa jurnalistik, sebagai berikut:

Tabel 1.1 Konstruksi kategori

Analisis Isi Rubrik The Band Di 99ERS Magazine

Ditinjau Dari Bahasa Jurnalistik

Kategori Sub kategori Satuan Analisis 1. Sederhananya berita Memilih kata yang familiar Tidak rumit Keseluruhan 2. Singkatnya berita

To the point Tidak bertele-tele Keseluruhan 3. Padatnya berita Sarat informasi Menarik dibaca Keseluruhan 4. Lugasnya berita Tegas Tidak membingungkan khalayak Keseluruhan


(31)

berita ditangkap maksudnya Tidak baur dan kabur

6. Menariknya berita

Membangkitkan minat pembaca Memicu selera pembaca

Keseluruhan

Sumber: Sumadiria, 2008:14-16

1.7. Metode Penelitian

Peneliti dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik analisis isi. Menurut Isaac dan Michael menjelaskan, “Metode deskriptif bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat (Rakhmat, 2001:22). Metode deskriptif komparatif disini yaitu penelitian yang bertujuan untuk memaparkan analisis isi rubrik The Band pada 99ERS Magazine yang ditinjau dari bahasa jurnalistik.

Teknik penelitian yang digunakan adalah teknik analisis isi. Berelson mendefinisikan teknik ini sebagai teknik penelitian untuk melukiskan isi komunikasi yang nyata secara obyektif, sistematik dan kuantitatif. Analisis isi digunakan untuk memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang (Rakhmat, 2001:89)


(32)

Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi, dimana analisis isi ini untuk menganalisis atau memperoleh keterangan dari isi pada rubrik The Band di 99ERS Magazine sesuai dengan alat ukur yang digunakan. Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi. Seperti surat kabar, buku, puisi, lagu, cerita rakyat, lukisan, pidato, surat, peraturan, undang-undang, musik, teater, dan sebagainya. Penelitian yang menggunakan analisis isi umumnya melalui tahap-tahap perumusan masalah, perumusan hipotesis, penarikan sampel, pembuatan alat ukur (coding), pengumpulan data, dan analisis data.

1.8. Teknik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah : 1. Wawancara

Dalam buku Metodelogi Penelitian Kuantitatif; Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, Burhan Bungin mengatakan:

“Wawancara atau interview adalah sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara” (Bungin, 2005: 126).

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi dan data seputar rubrik opini, wawancara dilakukan kepada redaksi rubrik opini berkenan dengan opini yang dimuat.


(33)

2. Studi literatur

Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan cara mempelajari buku-buku, membaca media-media cetak yang relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan layanan internet dengan cara membuka alamat mesin pencari (search engine), kemudian membuka alamat web-site yang berhubungan dengan kebutuhan penelitian.

3. Memberikan kode (coding)

Dalam hubungan dengan pengolahan data, memberikan kode pada semua variabel, kemudian mencoba menentukan tempatnya dalam coding sheet (coding form),dalam kolom keberapa, baris keberapa. (Arikunto, 2006 : 235-237)

4. Internet searching

Selain menggunakan buku-buku peneliti juga menggunakan internet searching guna mendapatkan data-data tambahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini serta pendapat-pendapat yang ada relevansinya dengan masalah yang diteliti.

1.9. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data (data processing). Pengolahan data mencakup kegiatan mengedit (editing) data dan mengkode (coding) data. Mengedit data adalah kegiatan memeriksa data yang


(34)

terkumpul, apakah sudah terisi secara sempurna atau tidak, lengkap atau tidak, cara pengisiannya benar atau tidak, belum lengkap atau belum benar cara pengisiannya.

Mengkode data berarti memberikan kode-kode tertentu kepada masing-masing kategori atau nilai dari setiap variabel yang dikumpulkan datanya. Setelah pengolahan data, berikutnya tinggal menganalisis dan menginterpretasikan data. Setelah semua data dikodekan, dan dapat dibedakan mana data-data yang sama dan data-data yang berbeda yang nantinya data-data tersebut akan dianalisis.

Pengkoding berjumlah tiga orang yang terdiri dari satu pengkoding dari pihak media yang sedang di teliti yaitu Tya Chief Executive 99ERS Magazine, satu pengkoding lagi dari pihak luar yaitu Nita Nurhaida, beliau adalah seorang alumnus Unikom jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik yang memiliki pengetahuan tentang bahasa jurnalistik dengan baik, dan satu orang pengkoding lagi yaitu peneliti sendiri Temy Dwi Artya Pramata dengan pertimbangan peneliti lebih mengetahui tentang apa yang akan diteliti, sehingga hasil yang telah dicapai oleh kedua pelaku koding dapat diperkuat oleh hasil dari peneliti sendiri. Pengkodingan dilakukan untuk memperoleh kesepakatan terhadap alat ukur yang telah diterapkan dalam konstruksi kategori.

Sementara itu teknik penelitian yang digunakan adalah dengan teknik analisis isi. Pada dasarnya analisis isi merupakan suatu cara mengkoding pernyataan atau tulisan agar diperoleh ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu melalui kategorisasi. Pada penelitian ini pengkodingan dilakukan berdasarkan kategorisasi


(35)

yang telah disusun untuk kemudian menelaah dan memaparkan penyajian pada rubrik opini yang ditinjau dari diksi bahasa jurnalistik.

Adapun rumus Koefisien Korelasi Pearson’s C adalah:

2 2 X n

X C

Untuk Chi-kuadrat (X2) dihitung dengan rumus: X2=

fh fh fo

Untuk menentukan tinggi atau rendahnya kesepakatan yang terjadi diantara para pelaku koding, maka penelitian ini menggunakan penafsiran koefisien, yaitu :

0% - 20% Korelasi yang rendah sekali 20% - 40% Korelasi yang rendah tapi ada 40% - 70% Korelasi yang sedang

70% - 90% Korelasi yang tinggi 90% - 100% Korelasi yang tinggi sekali

1.10. Populasi dan Sampel 1.10.1. Populasi Penelitian

Populasi adalah kumpulan dari objek yang diteliti dan menjadi sasaran umum. Menurut Burhan bungin dalam bukunya metologi penelitian kuantitatif populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan,

Keterangan :

X² = nilai chi kuadrat hitung untuk sampel variabel n = ukuran sampel dalam tabel


(36)

udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.

Adapun populasi dari penelitian ini adalah rubrik The Band di 99ERS Magazine dalam rentang waktu Maret 2010 hingga Mei 2010, rubrik The Band merupakan salah satu rubrik yang banyak diminati oleh pembacanya sehingga memungkinkan peneliti untuk meneliti rubrik tersebut, dimana 99ERS Magazine terbit sebulan sekali, sehingga jumlah edisi total terbitan dari majalah tersebut seharusnya sebanyak tiga buah. Namun karena adanya pembenahan system dan managerial sehingga jumlah 99ERS Magazine dari bulan Maret hingga Mei hanya mengeluarkan dua edisi saja.

Tabel 1.2

Populasi Rubrik TheBand di 99ERS Magazine

Sumber: Arsip 99ERS Magazine 2010

(Keterangan: Untuk Bulan April 99ers Magazine tidak menerbitkan majalahnya dikarenakan ada pembenahan system dan managerial)

1.10.2. Sampel Penelitian

Menurut Jalalludin Rakhmat (1998:78), sampel adalah bagian yang diamati dari kumpulan objek penelitian.

No. Bulan Edisi Jumlah

1. Maret Edisi#37 2

2. April - -


(37)

Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi Dengan memperhatikan jumlah populasi sebanyak dua rubrik The band dalam 99ERS Magazine, memungkinkan peneliti untuk melakukan penelitian dengan menggunakan total sampling. Sehingga jumlah populasi yang ada dapat dijadikan sampel karena jumlah populasinya kurang dari 100.

1.11. Lokasi dan Waktu Penelitian 1.11.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat di Redaksi 99ERS Magazine, BRI Tower Lt. 14. Jl. Asia Afrika No. 57-59 Bandung 40211.

Tlp : (022) 4220195 Fax : (022) 4219990 Email : radioschool@999.fm

1.11.2. Waktu Penelitian

Penelitian yang akan penulis laksanakan dimulai pada bulan Maret 2010 dan diperkirakan hingga bulan Juli 2010. Mulai dari persiapan, pelaksanaan hingga ke penyelesaian dengan perincian waktu pada tabel 1.3 berikut :


(38)

Tabel 1.3 Jadwal Penelitian

No. Kegiatan Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan

Pengajuan judul persetujuan pembimbing Bimbingan

2. Pelaksanaan

Bimbingan BAB I Bimbingan BAB II Bimbingan BAB III Bimbingan BAB IV Bimbingan BAB V Seminar UP

3. Penelitian Lapangan

Proses wawancara Pengolahan data

4. Penyelesaian Laporan

Penyusunan draft

5. Sidang kelulusan

Sumber: Arsip Peneliti 2010

1.12. Sitematika Penulisan

Penulisan skripsi ini terbagi atas lima bab dan disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian (meliputi; maksud penelitian, tujuan penelitian), kegunaan penelitian (meliputi; kegunaan teoritis, kegunaan praktis), kerangka pemikiran (meliputi:


(39)

kerangka teoritis, kerangka konseptual), metodologi penelitian, teknik pengumpulan data, objek penelitian (meliputi : populasi dan sampel), teknik pengolahan dan analisis data, lokasi dan waktu penelitian (meliputi: lokasi penelitian, waktu penelitian), sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Mencakup tentang tinjauan mengenai komunikasi (meliputi: definisi komunikasi, lingkup komunikasi, Unsur-unsur komunikasi, proses komunikasi, sifat komunikasi, tujuan komunikasi, Tinjauan tentang komunikasi massa (meliputi; pengertian komunikasi massa, unsur-unsur komunikasi massa dan karakteristik komunikasi massa), tinjauan tentang media massa, tinjauan mengenai majalah, tinjauan mengenai berita (meliputi : pengertian berita, jenis-jenis berita,), tinjauan tentang rubrik (meliputi; definisi rubrik, jenis-jenis rubrik), tinjauan tentang bahasa jurnalistik, tinjauan tentang analisis isi, tinjauan tentang model komunikasi agenda setting.

BAB III : OBJEK PENELITIAN

Bagian ini memaparkan tinjauan tentang perusahaan yaitu sejarah perusahaan 99ERS Magazine, logo 99ERS Magazine, jenis produk (meliputi; spesifikasi teknis, pemasaran, sumber


(40)

daya manusia), visi dan misi 99ERS, struktur organisasi, job description, serta sarana dan prasarana perusahaan.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini menjelaskan hasil penelitian dan pembahasan analisis isi rubrik the band di 99ERS magazine ditinjau dari bahasa jurnalistik.

BAB V : PENUTUP

Mencakup tentang kesimpulan dari hasil pembahasan yang ada pada identifikasi masalah, saran untuk instansi tempat dilakukannya penelitian, dan saran bagi para penulis selanjutnya.


(41)

26 2.1. Tinjauan Tentang Komunikasi

2.1.1. Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamental dalam kehidupan umat manusia. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Jelas bahwa percakapan kedua orang tadi dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya, selain mengerti bahasa yang dipergunakan, juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan.(Effendy, 2006:9).

Berbicara tentang definisi komunikasi, tidak ada definisi yang benar atau yang salah. Seperti juga model atau teori, definisi harus dilihat dari kemamfaatan untuk menjelaskan fenomena yang didefinisikan dan mengevaluasinya. Beberapa definisi mungkin terlalu sempit, misalnya

“Komunikasi adalah penyampaian pesan melalui media elektronik”, atau terlalu luas, misalnya “Komunikasi adalah interaksi antara dua pihak atau

lebih sehingga peserta komunikasi memahami pesan yang disampaikannya. Banyak definisi komunikasi diungkapkan oleh para ahli dan pakar komunikasi seperti yang di ungkapkan oleh Carl. I. Hovland yang dikutip oleh

Effendy dalam buku “Ilmu Komunikasi Teori dan Peraktek” ilmu komunikasi


(42)

penyampain informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.(Effendy, 2006:10)

Berdasarkan dari definisi di atas, dapat dijabarkan bahwa komunikasi adalah proses di mana seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang (biasanya lambang bahasa) kepada orang lain (komunikan) bukan hanya sekedar memberitahu, tetapi juga mempengaruhi seseorang atau sejumlah orang tersebut untuk melakukan tindakan tertentu (merubah perilaku orang lain).

2.1.2 Lingkup Komunikasi

Lingkup komunikasi disini merupakan penjenisan kegiatan komunikasi yang dilakukan manusia, dan hal tersebut dapat dijelaskan berdasarkan konteksnya. Jika ditinjau dari jumlah komunikan, apakah satu orang, sekelompok orang, atau sejumlah orang yang bertempat tinggal secara tersebar.

Maka komunikasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Komunikasi Pribadi (Personal communication)

Komunikasi intrapribadi (Intrapersonal communication)

Komunikasi antarpribadi (Interpersonal communication)

b. Komunikasi Kelompok (Group communication) Komunikasi kelompok kecil (small group communication)

Komunikasi kelompok besar (Large group communication / public speaking) c. Komunikasi Massa (mass communication)

Komunikasi media massa cetak/pers (printed mass media communication)

Komunikasi media massa elektronik (electronic mass media communication)


(43)

d. Komunikasi Media (media communication). (Effendy, 2003:53)

Dalam penelitian ini penulis cenderung menyoroti dari sudut komunikasi intrapersonal. Karena yang dilihat adalah seperti apa cara wartawan dalam memahami kode etik kewartawanan, dan apakah terdapat pengaruh/efek terhadap kinerja wartawan tersebut.

Berbicara mengenai pengaruh/efek, Menurut Onong Uchjana Effendy tujuan dari komunikasi adalah:

1. Perubahan sikap (attitude change) 2. Perubahan pendapat (opinion change) 3. Perubahan perilaku (behavior change) 4. Perubahan sosial (social change)

Sedangkan fungsi dari komunikasi adalah sebagai berikut: 1. Menyampaikan informasi (to inform)

2. Mendidik (to educate) 3. Menghibur (to entertain)

4. Mempengaruhi (to influence) (Effendy, 2003: 55)

Menurut Wilbur Schramm kondisi yang harus terpenuhi agar pesan tersebut dapat mempengaruhi sesuai dengan harapan yaitu:

Pertama, pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian komunikan.

Kedua, pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan.

Ketiga, pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.

Keempat, pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk memberi tanggapan yang dikehendaki (Effendy, 2003:41).


(44)

2.1.3. Unsur-Unsur Komunikasi

Dalam melakukan komunikasi setiap individu berharap tujuan dari komunikasi itu sendiri dapat tercapai dan untuk mencapainya ada unsur-unsur yang harus di pahami, menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya yang berjudul Dinamika Komunikasi, bahwa dari berbagai pengertian komunikasi yang telah ada, tampak adanya sejumlah komponen atau unsur yang dicakup, yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Komponen atau unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:

a. Komunikator (communicator) b. Pesan (message) c. Media (media)

d. Komunikan (communicant)

e. Efek (effect). (Effendy, 2002 : 6)

2.1.4. Proses Komunikasi

Menurut Prof. Drs. H.A.W. Widjaja Proses komunikasi dimulai dari pikiran orang yang akan menyampaikan pesan atau informasi. Apa yang dipikirkan itu kemudian dilambangkan (symbol), baik berupa ucapan ataupun isyarat gambar. Proses selanjutnya dengan melalui transmisi berupa media perantara atau channel, misalnya telepon, surat, secara lisan dan lain-lain, maka pesan yang disampaikan tiba pada si penerima. dalam diri penerima, pertama-tamaia menerima pesan, kemudian mencoba menafsirkan pesan (dekode) dan akhirnya memahami isi pesan. Jawaban atau reaksi dari si


(45)

penerima pesan kepada pengirim pesan merupakan umpan balik (feed back). Apabila terjadi perubahan diri dari penerima pesan, berarti komunikasi itu berhasil. (Widjaja, 2000: 16)

Menurut Onong Uchjana Effendy, Proses komunikasi pada intinya terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder.

1. Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pesan dan atau perasaan kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang atau simbol berupa bahasa, kial, syarat, gambar, warna dan lain sebagainya, yang secara langsung mampu ”menerjemahkan” pikiran, perasaan komunikator kepada komunikan.

2. Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua, setelah memakai lambang sebagai media pertama. (Effendy, 2006:15).

Pada proses komunikasi secara primer, pikiran dan atau perasaan seseorang baru akan diketahui oleh dan akan ada dampaknya kepada orang lain apabila ditramsmisikan dengan menggunakan media primer tersebut yaitu lambang-lambang. Dengan demikian, pesan (message) yang disampaikan komunikator kepada komunikan terdiri dari isi (content) dan lambang-lambang (symbol).

Proses komunikasi sekunder merupakan sambungan dari komunikasi primer untuk menembus dimensi ruang dan waktu. Maka, dalam menata


(46)

lambang-lambang untuk memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator harus memperhitungkan ciri-ciri atau sifat-sifat media yang akan digunakan. Penentuan media yang akan dipergunakan perlu didasari pertimbangan mengenai siapa komunikan yang akan dituju. Menurut Effendy, pada proses komunikasi secara sekunder, media yang dipergunakan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Media Massa (Mass Media), yakni tertuju kepada sejumlah orang yang relatif amat banyak.

2. Media Nir-Massa atau Media Non Massa, yakni tertuju kepada satu orang atau sejumlah orang yang relatif sedikit. (Effendy, 2006:23).

2.1.5. Sifat Komunikasi

Sifat komunikasi menurut Onong Uchana Effendy ada beberapa macam,yaitu:

a. Tatap muka (face-to-face) b. Bermedia (Mediated) c. Verbal (Verbal)

- Lisan (Oral)

- Tulisan/cetak(written/printed) d. Non verbal (Non-verbal)

- Kial/ isyarat badaniah (gestural) - Bergambar (Pictorial) (Effendy, 2006:7)


(47)

Dalam penyampaian pesan, seorang komunikator (pengirim) dituntut untuk memiliki kemampuan dan sarana agar mendapat umpan balik (feedback) dari komunikan (penerima), sehingga maksud dari pesan tersebut dapat dipenuhi dengan baik dan berjalan efektif. Komunikasi dengan tatap muka (face-to-face) dilakukan antara komunikator dengan komunikan secara langsung, tanpa menggunakan media apapun kecuali bahasa sebagai lambang atau simbol komunikasi bermedia dilakukan oleh komunikator kepada komunikan, dengan menggunakan media sebagai alat bantu dalam menyampaikan pesannya.

Komunikator dapat menyampaikan pesannya secara verbal dan non verbal. Verbal dibagi ke dalam dua macam yaitu lisan (Oral) dan tulisan (Written/printed). Sementara non verbal dapat menggunakan gerakan atau isyarat badaniah (gesturual) seperti melambaikan tangan, mengedipkan mata dan sebagainya, dan menggunakan gambar untuk mengemukakan ide atau gagasannya.

2.1.6. Tujuan Komunikasi

Setiap individu dalam berkomunikasi pasti mengharapkan tujuan dari komunikasi itu sendiri, secara umum tujuan berkomunikasi adalah mengharapkan adanya umpan yang diberikan opleh lawan berbicara kita serta semua pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh lawan bicara kita dan adanya efek yang terjadi setelah melakukan komunikasi tersebut. Menurut


(48)

Onong Uchjana dalam buku “ Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek”

mengatakan ada pun beberapa tujuan berkomunikasi: a. Perubahan sikap(attitude change)

b. Perubahan pendapat(opinion change) c. Perubahan perilaku(behavior change)

d. Perubahan sosial(social change) (Effendi, 2006:8)

Joseph A Devito dalam bukunya komunikasi antarmanusia menyebutkan bahwa tujuan komunikasi adalah sebagai berikut:

Menemukan

Dengan berkomunikasi kita dapat memahami secarab baiki diri kita sendiri dan dirir orang lain yang kita ajak bicara. Komunikasi juga memungkinkan kita untuk menemukan dunia luar-dunia yang dipenuhi obyek, peristiwa, dan manusia lain.

Untuk berhubungan

Salah satu motivasi kita yang paling kuat adalah berhubungan dengan orang lain

Untuk meyakinkan

Media massa ada sebagian besar untuk meyakinkan kita agar mengubah sikap dan perilaku kita

Untuk bermain

Kita menggunakan banyak perilaku komunikasi kita untuk bermain dan menghibur diri. Kita mendengarkan pelawak, pembicaraan, musik, dan film sebagian besar untuk hiburan. (Devito, 1997: 31-32)

Sedangkan menurut Widjaja dalam bukunya “Ilmu komunikasi

Pengantar Studi” mengatakan bahwa pada umumnya komunikasi mempunyai

beberapa tujuan, antara lain:

1. Supaya yang kita sampaikan dapat dimengerti, sebagai komunikator kita harus menjelaskan kepada komunikan(penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengerti dan mengikuti apa yang kita maksudkan.


(49)

2. Memahami orang lain. Kita sebagai komunikator harus mengerti benar aspirasi masyarakat tentang apa yang di inginkan, jangan menginginkan kemauannya.

3. Supaya gagasan dapat diterima orang lain. Kita harus berusaha agar gagasan kita dapat diterima orang lain dengan pendekatan yang persuasif bukan memaksakan kehendak.

4. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu. Menggerakkan sesuatu itu dapat bermacam-macam. mungkin berupa kegiatan-kegiatan, yang dimaksudkan disini adalah kegiatan yang lebih banyak mendorong, namun yang penting harus diingat adalah bagaimana cara yang baik untuk melakukannya.(Widjaja, 2000: 14) 2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi Massa

2.2.1 Pengertian Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication), ia lahir seiring dengan penggunaan alat-alat mekanik yang mampu melipatgadakan pesan-pesan komunikasi. Dalam catatan sejarah publistik, komunikasi massa dimulai satu setengah abad setelah mesin cetak dutamukan oleh Johan Gutenberg.

Komunikasi massa diadopsi dari istilah Bahasa Inggris, mass communication, kependekan dari mass media communication (komunikasi media massa). Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass communications atau communications diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa (mass


(50)

media) sebagai kependekan dari media of mass communication. (Wiranto, 2006:69)

Dari beberapa pendapat Jalaludin Rahkmat dalam bukunya psikologi komunikasi menjabarkan sebagai berikut :

Mengartikan komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim, melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. (Rakhmat, 2005: 189)

Onong U. Effendy dalam bukunya Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, mengatakan :

Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa modern yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi yang ditunjukkan pada umum dan film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop. (Effendy, 2003:79)

Definisi komunikasi yang paling sederhana dirumuskan Bintter dalam buku Psikologi Komunikasi yang ditulis oleh Jalaluddin Rakhmat “Mass communication is message communicated through a mass medium to a large number of people. (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.” (Rakhmat, 2005:188)

2.2.2 Unsur-unsur Komunikasi Massa

Komunikasi masa terdiri dari unsur-unsur sumber (source), pesan (message), saluran (channel), penerima (receiver) serta efek (efect). Menurut Harold D. Lasswell dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi yang ditulis Wiryanto mengatakan:


(51)

Unsur-unsur tersebut untuk memahami komunikasi massa. Untuk itu, kita harus mengerti unsur-unsur yang diformulasikan dalam bentuk pertanyaan berikut:

Who Says What

In Which Channel To Whom

With What Effect (Wiryanto, 2006:70)

2.2.3. Karakteristik Komunikasi Massa

Karakteristik memiliki lima hal, seperti yang dijelaskan oleh Romli dalam buku Jurnalistik Terapan, menjelaskan karakteristik komunikasi massa meliputi lima hal berikut:

1. Komunikator melembaga (Institution Communicator) atau Collective Comunicator. Komunikator berbicara mewakili lembaga (media massa), bukan atas nama dirinya sendiri.

2. Pesan bersifat umum. Hal itu karena dikonsumsi untuk orang banyak yang heterogen.

3. Menimbulkan keserempakan (simultaneous) dan serentak (instantaneos) penerima oleh massa. Media yang menjadi saluran komunikasi diterima pada saat yang sama oleh publik.

4. Komunikan bersifat heterogen. Massa pembaca, pendengar, atau pemirsa tidak heterogen. Mereka terdiri atas macam-macam karakter, suku, ras, agama, dan kepentingan.

5. Berlangsung satu arah (one way traffic communication), yaitu komunikator kepada komunikan. Tanggapan atau reaksi muncul belakangan. (Romli, 2005:5)


(52)

Berdasarkan uraian di atas maka jelaslah bahwa karakteristik komunikasi massa adalah alur pesan satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, menimbulkan keserempakan, dan komunikasi yang heterogen.

2.3 Tinjauan Tentang Media Massa

Media massa (mass media) singkatan dari media komunikasi massa dan merupakan channel of mass yaitu saluran, alat atau sarana yang dipergunakan dalam proses komunikasi massa, karakteristik media massa itu meliputi 5 hal berikut :

1. Publisitas, disebarluaskan kepada khalayak. 2. Universalitas, kesannya bersifat umum. 3. Perioditas, tetap atau berkala.

4. Kontinuitas, berkesinambungan. 5. Aktualitas, berisi hal-hal baru.

(Romly, 2005 : 5)

Sedangkan menurut Hafied Cangara media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak(penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio dan televisi. Adapun karakteristik media massa ialah:

1) Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada penyajian informasi.

2) Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. Kalau toh terjadi reaksi atau umpan balik, biasanya memerlukan waktu dan tertunda.

3) Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak, karena ia memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan


(53)

simultan, dimana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang pada saat yang sama.

4) Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat kabar dan semacamnya.

5) Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin dan suku bangsa.(Cangara,1998:134)

Isi media massa secara garis besar terbagai atas tiga kategori : berita, opini, feature. Karena pengaruhnya terhadap massa (dapat membentuk opini publik), media massa disebut “kekuatan keempat” (The Four Estate) setelah lembaga eksekutif, legistatif, yudikatif. Bahkan karena idealisme dengan fungsi sosial controlnya media massa disebut-sebut “musuh alami” penguasa. (Romly, 2005: 5)

Media yang termasuk kedalam kategori media massa adalah surat

kabar, majalah, radio, TV dan film. Kelima media tersebut dinamakan “The Big Five Of Mass Media” (lima besar media massa), media massa sendiri terbagi dua macam, media massa cetak (printed media), dan media massa elektronik (electronic media). Yang termasuk media massa elektronik adalah radio, TV, film (movie), termasuk CD. Sedangkan media massa cetak dari segi formatnya dibagi menjadi enam yaitu :

1) Koran atau surat kabar (ukuran kertas broadsheet atau ½ plano)

2) Tabloid (½ broadsheet)

3) Majalah (½ tabloid atau kertas ukuran polio atau kuarto) 4) Buku (½ majalah)

5) Newsletter (polio atau kuarto, jumlah halaman lazimnya 4 – 8 halaman)

6) Buletin (½ majalah jumlah halaman lazimnya 4 – 8) (Romli, 2005 : 5)


(54)

2.4. Tinjauan Tentang Majalah

Menurut Romli dalam kamus jurnalistik, majalah adalah format penerbitan pers berukuran kertas kuarto, folio, atau setengah tabloid. Ada juga yang berukuran buku atau setengah kuarto (mini magazine). Umumnya mingguan, dwi mingguan, bulanan, atau terbit berkala(periodik), dengan segmen berita khusus sampai politik, ekonomi, hiburan, agama, ataupun umum. (Romli, 2008: 84)

Kekuatan utama yang disajikan majalah sebagai media yang efektif adalah tidak dikuasai oleh waktu, bisa dibaca perlahan-lahan, bisa disimpan, bisa dibaca berulang-ulang bahkan bisa didokumentasikan.

Majalah sebagai media massa cetak merupakan sebuah media jurnalistik yang membutuhkan kreativitas dalam hal penyajian seperti rubrik, reka bentuk sampai mutu kertas yang digunakan. Majalah dalam media massa cetak dinilai lebih termasa, karena terbit dua mingguan misalnya, sehingga dalam dua minggu masih tersimpan dan membuka peluang untuk tetap dibaca dibandingkan surat kabar harian.

Meskipun sama-sama sebagai media cetak, majalah tetap dapat dibedakan dengan surat kabar, karena majalah memiliki karakteristik tersendiri, menurut Elvinaro Ardianto dalam bukunya komunikasi massa karakteristik sebuah majalah adalah sebagai berikut:


(55)

1. Penyajian lebih dalam

Frekuansi terbit majalah pada umumnya adalah mingguan selebihnya dwi mingguan, bahkan bulanan(1x sebulan), kuncinya adalah, berita-berita dalam majalah disajikan lebih lengkap karena dibubuhi latar belakang peristiwa atau unsur why dikemukakan secara lengkap, begitu pula peristiwanya atau proses terjadinya peristiwa(unsur how) dikemukakan secara kronologis.

2. Nilai aktualitas lebih lama

Apabila nilai aktualitas surat kabar hanya berumur satu hari, maka nilai aktualitas majalah bisa satu minggu. sebagai contoh, kita akan menganggap usang surat kabar kemarin atau dua hari yang lalu bila kita baca saat ini. Akan tetapi kita tidak menganggap usang majalah yang terbit dua atau tiga hari yang lalu. Sebagaimana kita alami bersama, bahwa dalam membaca majalah tidak pernah tuntas sekaligus. Pada hari pertama mungkin kita hanya membaca topik yang kita senangi atau topik yang relevan dengan profesi kita, hari esok dan seterusnya kita membaca topik lain sebagai referensi. Dengan demikian, majalah mingguan baru tuntas kita baca dalam tempo tiga atau empat hari.

3. Gambar/foto lebih banyak

Jumlah halaman majalah lebih banyak, sehingga selain penyajian beritanya yang mendalam, majalah juga dapat menampilkan


(56)

gambar/foto yang lengkap, dengan ukuran besar dan kadang-kadang berwarna, serta kualitas kertas yang digunakannya pun lebih baik. 4. Cover (sampul) sebagai daya tarik

Disamping foto, cober atau sampul majalah juga merupakan daya tarik tersendiri. Cover adalah ibarat pakaian dan aksesorisnya pada manusia. cover majalah biasanya menggunakan kertas yang bagus dengan gambar dan warna yang menarik pula. Menarik tidaknya cover suatu majalah sangat bergantung pada tipe majalahnya, serta konsistensi atau keajegan majalah tersebut dalam menampilkan ciri khasnya. (Ardianto&Erdinaya, 2005: 113-114)

Menurut Dominick dikutip dari bukunya Ardianto, klasifikasi majalah dibagi ke dalam lima kategori utama, yakni : (1) general consumer magazine (majalah konsumen umum), (2) business publication (majalah bisnis), (3) literacy reviews and academic journal (kritik sastra dan majalah ilmiah), (4) newsletter (majalah khusus terbitan berkala), (5) Public Relations Magazines (majalahHumas).

Tipe suatu majalah ditentukan oleh sasaran khalayak yang dituju. Artinya, sejak awal redaksi sudah menentukan siapa yang akan menjadi pembacanya, apakah anak-anak, remaja, atau wanita dewasa.


(57)

2.5. Tinjauan Tentang Berita 2.5.1 Pengertian Berita

Kata “berita” sendiri berasal dari kata sangsekerta, vrit (ada atau terjadi) atau vritta (kejadian atau peristiwa). Kamus Besar Bahasa Indonesia

menyebutkan, Berita adalah “laporan tercepat mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat”.Berita dalam bahasa Inggris disebut News. Dalam The Oxford Paperback Dictionary terbitan Oxford University Press (1979), news diartikan sebagai “informasi tentang peristiwa terbaru”.

Adapun definisi berita yang dikemukakan para pakar komunikasi dan jurnalistik

Berita adalah sesuatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta yang punya arti penting dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian pembaca surat kabar yang memuat hal tersebut (William S. Maulsby).

Berita adalah laporan pertama dari kejadian penting dan dapat menarik perhatian umum (Eric C. Hepwood).

Berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca serta menyangkut kepentingan mereka (Micthel V. Charnley).

(Romli, 2006 : 35)

Sedangkan menurut Dja’far H. Assegaff, dalam bukunya jurnalistik masa kini, menyebutkan bahwa berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang termasa, yang dipilih oleh staf redaksi suatu harian untuk disiarkan,


(58)

yang dapat menarik perhatian pembaca, entah karena ia luar luar biasa, entah karena pentingnya atau akibatnya, entah pula karena ia mencakup segi-segi human interest seperti humor, emosi dan ketegangan.(Assegaff, 1982: 24) 2.5.2. Jenis-jenis Berita

Ada sejumlah jenis berita yang dikenal di dunia jurnalistik, yang paling popular dan menjadi menu utama surat kabar adalah : 1. Berita Langsung

Berita langsung (straight news) adalah laporan peristiwa yang ditulis secara singkat, padat, lugas, dan apa adanya. Ditulis dengan gaya memaparkan peristiwa dalam keadaan apa adanya, tanpa ditambah dengan penjelasan, apalagi interpretasi.

Berita langsung dibagi menjadi dua jenis : berita keras atau hangat (hard news) dan berita lembut atau ringan (soft news).

2. Berita Opini

Berita opini (opinion news) yaitu berita mengenai pendapat, pernyataan, atau gagasan seseorang, biasanya pendapat para cedekiawan, sarjana, ahli, atau pejabat, mengenai suatu perisriwa. 3. Berita Interpretatif

Berita interpretaif (interpretative news) adalah berita yang dikembangkan dengan komentar atau penilaian wartawan atau nara sumber yang kompeten atas berita yang muncul sebelumnya sehingga merupakan gabungan antara fakta dan interpretasi. Berawal dari


(59)

informasi yang dirasakan kurang jelas atau tidak lengkap arti dan maksudnya.

4. Berita Mendalam

Berita mendalam (depth news) adalah berita yang merupakan pengembangan dari berita yang sudah muncul, dengan pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan. Bermula dari sebuah berita yang masih belum selesai pengungkapannya dan bisa dilanjutkan kembali (follow up system). Pendalaman dilakukan dengan mencari informasi tambahan dari nara sumber atau berita terkait. 5. Berita Penjelasan

Berita penjelasan (explanatory news) adalah berita yang sifatnta menjelaskan dengan menguraikan sebuah peristiwa secara lengkap, penuh data. Fakta diperoleh dijelaskan secara rinci dengan beberapa argumentasi atau pendapat penulisnya. Berita jenis ini biasanya panjang lebar sehingga harus disajikan secara bersambung dan berseri.

6. Berita Penyelidikan

Berita penyelidikan (investigative news) dalah berita yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber. Disebut pula penggalian karena wartawan menggali informasi dari berbagai pihak, bahkan melakukan penyelidikan langsung ke lapangan, bermula dari data mentah atau


(60)

berita singkat. Umumnya berita investigasi disajikan dalam format tulisan feature. (Romli, 2005 : 40-47)

Selain jenis-jenis berita diatas, dikenal pula jenis-jenis berita lainnya, antara lain

1. Berita Singkat (spot news), yaitu berita atau laporan peristiwa yang sedang bterjadi secara langsung atau siaran langsung.

2. Berita Basi, yaitu berita yang sudah tidak actual lagi.

3. Berita Bohong (libel), yaitu berita yang tidak benar atau tidak factual sehingga menjurus pada kasus pencemaran nama baik.

4. Berita Foto, yaitu laporan peristiwa yang ditampilkan dalam bentuk foto lepas, tidak ada kaitan dengan tulisan yang ada di sekelilingnya. 5. Berita Kilat (news flash), yaitu berita yang penting segera diketahui

publik, dimuat di halaman depan surat kabar.

6. Berita Pembuka Halaman (opening news), yaitu berita atau tulisan yang ditempatkan di bagian awal atau paling atas halaman surat kabar, semacam berita utama (headline). (Romli, 2005 : 47)

2.6. Tinjauan Tentang Rubrik 2.6.1 Definisi Rubrik

Didalam tabloid atau majalah dan penerbitan pers lainnya, istilah rubrik tidak dapat dipisahkan karena rubrik menyangkut kepada isi dari surat kabar, tabloid, majalah, buletin dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya penulis memaparkan pengertian rubrik menurut para ahli.


(61)

Onong Uchana Effendy mengutarakan definisi mengenai rubric dalam kamus komunikasi, bahwa :

“Rubrik berasal dari bahasa Belanda yaitu rubriek, yang artinya ruangan pada halaman surat kabar, majalah atau media cetak lainnya mengenai suatu aspek atau kegiatan dalam kehidupan masyarakat; misalnya rubrik wanita, rubrik olahraga, rubrik

pendapat pembaca dan sebagainya.” (Effendy, 1989:316)

Sementara itu, dikutip dari Kamus Bahasa Indonesia Edisi Ketiga yang

disusun oleh WJS. Poerwadarminta dijelaskan, “Rubrik adalah kepala

(ruangan) karangan dalam surat kabar, majalah dan lain sebagainya.” (WJ.S

Poerwadarminta, 2008:83)

Isi rubrik harus memenuhi beberapa syarat diantaranya:

1. Aktualitas (kebaruan materi). Kriteria aktualitas suatu informasi tersebut mengandung fakta tentang suatu persoalan yang baru saja terjadi dan sedang menjadi perhatian pembaca, atau fakta baru yang sebelumnya tidak terungkap meskipun persoalan itu sudah pernah diberikan.

2. Kelengkapan atau kejelasan materi. fakta atau materi yang akurat membantu pembaca dapat membayarkan apa dan bagaimana sesungguhnya peristiwa terjadi. Fakta yang tidak akurat potensial menimbulkan pemahaman keliru terhadap peristiwa yang sesungguhnya terjadi.

3. Ketepatan atau keakuratan materi. kelengkapan fakta dapat dicermati dengan menggunakan pertanyaan pokok jurnalistik, 5W+1H, yaitu apa, dimana, kapan, mengapasiapa, dan bagaimana. (Siregar dan Pasaribun, 2000:287)

Rubrik merupakan karya jurnalistik baik dalam majalah maupun media cetak lainnya yang mempunyai ciri khas dari segi penyajian kepada pembaca berdasarkan kepentingan yang ada atau terbentuknya spesialis kepada pembaca mengenai isi pesan yang disampaikan.


(62)

2.6.2 Jenis-jenis Rubrik

Menurut Effendy, jenis-jenis rubrik adalah sebagai berikut: 1. Rubrik informasi

Perihal keluarga (pertunangan, perkawinan, kelahiran, kematian)

Kesenjahteraan (kopersi, fasilitas dari organisasi, kredit rumah) Pengumuman pimpinan organisasi

Peraturan Surat keputusan Kepindahan pegawai

Pertemuan (rapat, Kerja, Penataan, konferensi dll) 2. Rubrik edukasi

Tajuk rencana

Artikel (Pengetahuan, keterampilan, keagamaan, dll)

Kutipan pendapatan tokoh (keahlian, kemasyarakatan, keagamaan)

3. Rubrik rekreasi Cerita pendek Anekdot Pojok sentilan

2.7. Tinjauan Tentang Bahasa Jurnalistik

Bahasa jurnalistik dalam bahasa inggris disebut Language of Mass Communication(bahasa komunikasi massa). Bahasa jurnalistik adalah gaya bahasa yang digunakan dalam tulisan di media massa(Romli, 2005:27)

Menurut Haris Sumadiria dalam bukunya “bahasa jurnalistik”, bahasa jurnalistik adalah bahasa yang digunakan oleh para wartawan, redaktur, atau pengelola media massa dalam menyusun dan menyajikan, memuat, menyiarkan, dan menayangkan berita serta laporan peristiwa atau pernyataan yang benar, aktual, penting, dan atau menarik dengan tujuan agar mudah dipahami isinya dan cepat ditangkap maknanya. (Sumadiria, 2008: 7)


(1)

116

PENGKODING II:

Nama : Nita Nurhaida

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 9 April 1987

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Phone : 08563222123

Pendidikan Terakhir : Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik, Fisip Unikom (Lulusan 2009)

Pengalaman Kerja : - Reporter Majalah Grey (2008)

- Penulis Cerpen lepas (2003-sekarang) - PT. Kharismma (2009-sekarang)


(2)

Nomor berita

Sederhananya berita Singkatnya berita Padatnya berita Lugasnya berita Jelasnya berita Menariknya berita

Memilih kata yang familiar Tidak rumit To the point Tidak bertele-tele Sarat informasi Menarik dibaca Tegas Tidak membingung kan khalayak Mudah ditangkap maksudnya Tidak baur dan kabur Membangki tlan minat pembaca Memicu selera pembaca 1 2 3


(3)

112

Surat Permohonan Untuk Pengkoding Bandung, Juni 2010

Kepada Yth

Bpk/Ibu/Sdra/Sdri………...

Di tempat

Dengan hormat,

Saya mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Ilmu Jurnalistik Fisip Unikom Bandung atas:

Nama : Temy Dwi Artya Pratama

Nim : 41804870

Sedang melakukan penelitian skripsi dengan judul penelitian “Analisis Isi Rubrik The Band Di 99ERS Magazine Ditinjau Dari Bahasa Jurnalistik”.

Sehubungan dengan hal diatas, maka saya bermaksud meminta kesediaan

Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk menjadi pengkoding. Penelitian ini

menggunakan teknik analisis isi. Adapun petunjuk pengisisn dan lembar pengisisn terlampir.

Atas kesediaan dan bantuan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk menjadi pengkoding saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,


(4)

Petujuk Pengisian Lembar Pengkodingan Berita

1. Perhatikan judul berita pada cover yang menjadi sampel penelitian, yaitu sebanyak dua rubrik pada Edisi 37- Edisi 38.

2. Perhatikan pola unit-unit analisis tiap kategori.

3. Baca dengan teliti semua artikel opini yang diberikan.

4. Pilihlah artikel opini tersebut sesuai dengan konstruksi kategori, kemudian isikan hasilnya pada lembar koding.

5. Jika ketentuan penulisan opini sudah ditetapkan pada salah satu kategori, mohon dimasukan pada yang tersedia dan berilah tanda checklist ( ).

6. Terimakasih atas kerjasama serta kesediaannya menjawab dengan jujur.

Keterangan (Panduan) :

1. Sederhana, berarti selalu mengutamakan dan memilih kata atau kalimat yang paling banyak diketahui maknanya oleh khalayak pembaca yang sangat heterogen. Serta kalimat yang digunakan tidak rumit, agar mudah dipahami bayak orang.

2. Singkat, berarti langsung kepada pokok permasalahan (to the point), tidak bertele-tele yang tidak menghabiskan waktu pembaca yang sangat berharga.

3. Padat, artinya sarat informasi. Setiap kaliamt dan paragraf yang ditulis memuat banyak informasi penting dan menarik untuk khalayk pembaca. 4. Lugas, berarti tegas, tidak ambigu, sekaligus menghindari eufemisme atau

penghalusan kata dan kalimat yang bisa membingungkan khalayak. 5. Jelas, berarti mudah ditangkap maksudnya, tidak baur dan kabur. Jelas di


(5)

114

sesuai dengan kaidah subjek, predikat, objek, keterangan (SPOK), jelas sasaran atau maksudnya.

6. Menarik, bahasa jurnalistik harus menarik. Artinya, mampu membangkitkan minat dan perhatian pembaca, memicu selera baca.


(6)

CODING BOOK

No. Konstruksi Kategori Variabel Konstruksi Kategori

1-3 Nomor Pengkoding

1. Tya

2. Nita Nurhaida

3. Temy Dwi Artya Pratama 4-5 Sederhananya berita 4. Memilih kata yang familiar

5. Tidak rumit 6-7 Singkatnya berita 6. To the point

7. Tidak bertele-tele 8-9 Padatnya berita 8. Sarat informasi

9. Menarik dibaca

10-11 Lugasnya berita 10. Tegas

11. Tidak membingungkan khalayak 12-13 Jelasnya berita 12. Mudah ditangkap maksudnya

13. Tidak baur dan kabur

14-15 Menariknya berita 14. Membangkitlan minat pembaca 15. Memicu selera pembaca

CODING SHEET

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

0 0 1 3 3 3 3 1 3 2 3 3 3 3 2

0 0 2 2 2 3 1 1 3 1 2 2 1 3 2