Instrumen Pengumpulan Data Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif instrumen utama yang merupakan kunci dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri.
Lincoln dan Guba Suyono, 2008: 306 menyatakan bahwa : The instrument of choice in naturalistic inquiry is the human. We shall see
that other forms of instrumentation may be used in later phases of the inquiry, but the human is the initial and continuing mainstay. But if the human
instrument has been used extensively in earlier stages of inquiry, so that an instrument can be constructed that is grounded in the data that the human
instrument has product.
Selanjutnya Nasution Sugiyono 2008: 306 menyatakan bahwa: “Dalam
penelitian kualitatif tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa segala sesuatunya belum
mempunyai bentuk yang pasti”. Sebagai instrumen penelitian disamping peneliti itu sendiri, juga instrumen
lain yang merupakan bagian dari proses penelitian. Peneliti sebagai instrumen harus memiliki kualitas yang mampu beradaptasi dengan responden di lapangan.
Peneliti sebagai instrumen divalidasi seberapa jauh kualitas siap melakukan penelitian, yang faham akan metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan
terhadap bidang yang diteliti, dalam hal ini wawasan mengenai kultur kepramukaan serta karakter alam terbuka yang mempengaruhinya. Peneliti
sebagai instrumen utama berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan responden sebagai sumber data .
Pada penelitian ini yang menjadi informan dan atau responden adalah para orang dewasa yang saat ini telah berkiprah dalam kehidupan masyarakat, yang
memiliki pengalaman ikut serta dalam pendidikan di Gerakan Pramuka baik yang pernah aktif di golongan Siaga, Penggalang, Penegak atau Pandega sejumlah 300
orang dilakukan secara random di 3tiga lokasi penelitian. Selanjutnya selain responden orang dewasa yang pernah aktif di atas, untuk pendalaman penulis
melakukan wawancara tertulis terhadap 100 orang para pembina yang masih aktif, 100 orang anggota muda pramukapeserta didik Siaga, 100 orang anggota muda
pramukapeserta didik Penggalang, 100 orang anggota muda pramukapeserta didik Penegak dan Pandega, secara random di kwarcab-kwarcab tersebut, serta
wawancara lisan dengan beberapa tokoh pramuka, tokoh masyarakat, majelis pembimbing, dan pengurus kwartirandalan yang ditemui peneliti.