Video Tutorial Tanoshii Kana Sebagai Media Alternatif Dalam Pembelajaran Hiragana

(1)

SKRIPSI

diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana pada Program Studi Sastra Jepang

Fakultas Sastra Universitas Kompute r Indonesia

YENI NURLATIPAH NIM:63805008

PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

i

Alte rnatif Dalam Pembelajaran Hiragana

ABSTRAK

Hiragana digunakan untuk kata-kata bahasa Jepang di mana kanji tidak dapat dipakai secara mudah, kata-kata yang merupakan simbol sebuah bunyi, akhiran kata-kata yang terkonjungsi seperti kata kerja, kata sifat, partikel, atau kata sandang, kata kerja bantu, dan yang sejenis. Lagi pula kata ganti, kata keterangan, dan kata sambung serta nama tumbuhan, hewan lebih baik ditulis dalam bentuk Hiragana.

Proses belajar mengajar merupakan suatu proses komunikasi, dengan kata lain proses penyampaian pesan yang berupa ajaran atau didikan dari sumber pesan ke penerima pesan. Penyajian video tutorial dapat membantu proses belajar mengajar menjadi lebih menarik dan bervariasi sehingga pembelajar menjadi lebih termotivasi dalam belajar.

Dalam penelitian ini dibahas mengenai proses pembuatan video tutorial interaktif pembalajaran huruf Hiragana adapun beberapa perangkat keras digunakan penulis adalah video kamera (camrecorder) lengkap dengan media penyimpanannya (MiniDV), Lighting 2000watt untuk membuat kwalitas video lebih baik dari segi pencahayaan sehingga visual menjadi lebih terlihat contras dan menarik untuk dilihat. Adapun perangkat yang digunakan dalam video tutorial ini adalah Corel Video Studio X3 dan DVD Movie Factory 6.

Peneliti melakukan uji responder terhadap siswa SMAN 1Banjaran yang dilakukan pada mulai tanggal 28 Juni- 2 Juli 2011 dari uji responder tersebut nilai kriterium yang didapat adalah sebesar 333.

Pada interval rating scale nilai tersebut mendekati interval baik. Berdasarkan data tersebut penulis menyimpulkan bahwa responden menilai tampilan dan materi pada video tutorial “Tanoshii Kana” ini termasuk baik dan dapat dikategorikan sebagai media alternatif.

Adapun saran-saran dari responder adalah sebagai berikut: video tutorial “Tanoshii Kana” ini masih memerlukan penyempurnaan, mulai dari Audio video yang tidak sama terdengar volumenya, sehingga berpengaruh pada kenyamanan dan penyampaian materi yang disampaikan oleh tutor. Selain itu beberapa responder memberikan saran agar penulis membuat edisi pembelajaran katakana dan kanji. Durasi video lebih diperpanjang agar huruf-huruf dakuon, handakuon dan yoon dapat dipaparkan seperti huruf hiragana sebelumnya. Contoh kosakata lebih diperbanyak. Agar lebih menarik latar video diberi nuansa Jepang. Diberikan sedikit contoh kalimat atau partikel bahasa Jepang.


(3)

ii

Media In Learning Hiragana

ABSTRACT

Hiragana is used for Japanese words in which the starch can not be used easily, the words which is a symbol of a sound, ending the conjunction of words such as verbs, adjectives, particles, or the article, the auxiliary verb, and similar. After all pronouns, adverbs, and conjunctions as well as names of plants, animals better written in the form of Hiragana.

The process of teaching and learning is a process of communication, and processes information in the form of teaching or training from the source message to the recipient.

In this study discussed the process of making interactive video tutorials pembalajaran Hiragana letters as for some of the hardware used is the author of the video camera (camrecorder) complete with storage media (MiniDV), Lighting 2000watt to make better video quality in terms of lighting so the visuals become more visible contras and interesting to be seen. The device used in thi s tutorial video is X3 Corel Video Studio and DVD Movie Factory 6.

Presentation Video tutorials can help the learning process becomes more interesting and varied so that learners become more motivated in learning. In this study discussed the process of making interactive video tutorials teaching hiragana letters. Researchers conducted tests on students of SMAN 1 Banjaran.

Responders who performed at the starting date on June 28 - July 2, 2011 from the test responder criterion value obtained is equal to 333. In the interval rating scale value is close to a good interval. Based on these data the authors concluded that the respondents rate the look and content of the video tutorial "Tanoshii kana" this includes both.We recommend that students can choose appropriate learning media. So that learners can be more attractive and appealing.

As for suggestions from the responders are as follows: Video Tutorial "Tanoshii Cana" This still needs refinement, starting from the audio video is not the same sound volume, so the effect on the convenience and delivery of content delivered by tutors. In addition, some responders provide advice to the writer makes the learning edition of katakana and kanji. Video over an extended duration so that the letters dakuon, handakuon and yoon hiragana letters can be presented as before. Augmented vocabulary more examples. To be more attractive given the nuances of the Japanese video background. Given the few examples of Japanese sentences or particles.


(4)

iii

Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuhu.

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Yang Maha Tinggi dan Yang Maha Sempurna, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta memberikan kemampuan kepada penulis untuk dapat meyelesaikan skripsi yang berjudul “Video Tutorial Sebagai Media Alternatif Pembelajaran Huruf Hiragana". Serta shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi besar junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW yang telah memberikan pencerahan kepada kita untuk dapat menikmati indahnya menjadi muslim, kepada para keluarganya, para sahabatnya serta umatnya hingga akhir zaman.

Skripsi ini dibuat sebagai tugas akhir yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program Strata Satu (S-1) pada Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra Universitas Komputer Indonesia Bandung.

Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan yang disebabkan karena keterbatasan dan kemampuan penulis. Walaupun demikian penulis telah berusaha dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki untuk menyajikan skripsi ini dalam penulisan yang sebaik-baiknya. Oleh karena itu diharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyusunan yang lebih baik.


(5)

iv

dan dukungan dari berbagai pihak. Maka dari ini penulis juga menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Moh. Tajudin, MA. Selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Komputer Indonesia

3. Fenny Febrianty, SS, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra Universitas Komputer Indonesia yang telah sabar dan banyak memberikan pengarahan serta bimbingan selama ini kepada penulis.

4. Pitri Haryanti, M.Pd, selaku Dosen pembimbing I yang dengan sabar telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

5. Dra.Renariah, M.Hum., selaku Dosen pembimbing II yang dengan s abar telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

6. Soni Mulyawan Setiana, M.Pd selaku Dosen Wali yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan selama ini kepada penulis.

7. Drs. H.Ahmad Dahidi M.A Selaku Dosen Sastra Jepang Universitas Komputer Indonesia.

8. Riska Sri Rahmawati, SS Selaku Dosen Sastra Jepang Universitas Komputer Indonesia.


(6)

v

Komputer Indonesia dan Seluruh Staf pusat yang telah membantu penulis dari mulai persiapan hingga selesainnya laporan ini.

10. Bapak Elan Ramlan yang telah memberi izin untuk mengadakan penelitian di SMAN 1 Banjaran.

Selain itu, penulis dalam menyusun skripsi ini tidak lepas dari dukungan keluarga, saudara-saudara dan sahabat-sahabat terdekat, diantaranya:

1. Untuk Ayah, yang selalu menjadi sumber inspirasi dan pencerahan bagi penulis, tiada kata yang indah selain untaian do’a yang dapat diberikan. Jazakumulllahu khairan katsiran atas kasih sayang yang telah diberikan tiada henti. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi dan menyayangi, serta memberikan kebahagian di dunia dan di akhirat.

2. Untuk Alm.Ibunda tercinta, sungguh berat perjuangan merampungkan studi ini, karena kau pergi tepat didetik-detik kelulusan ku. Namun tiada henti syukurku karena telah diAnugerahkan Ibunda yang sangat Shalehah sepertimu. Semoga Allah.SWT menerima segala payah dan peluhmu dalam menjalankan segala hukum Syara. Semoga kelak kita sekeluarga dikumpulkan di Jannah Firdaus. Aamin Ya Rabbal Alamin.

3. Untuk kakak-kakak tercinta, A Yadi yang sekarang alhamdulillah semakin shaleh dan sehat. Untuk teh Yuly yang sudah banyak menggantikan peran Mamah bahkan kasih sayang teteh terasa sama dengan kasih sayang Mamah. semoga kita bisa saling menyayangi selamanya. Subhanallah,


(7)

mudah-vi

dari hamba-hambaNya yang shalih dan shalihah. Amiin.

4. Untuk Mang Ayi terimakasih atas bantuan mamang selama ini semoga Allah.SWT membalas semua kebaikam mamang. Kepada keluarga besar Bapak Sondari(Ua Wawan, Bi Tati, Bi Ely, Bi Ai, Mang Ason, Mang Ziri, Mang Asep) dan Alm.Bapak Pahru (Ua Markum, Ua Imas, Teh Iim, A dodi, Mamah Atikah) saya Ucapakan terimakasih atas dukungan yang selama ini telah diberikan.

5. Jazakillah khairan katsiran untuk Teh Fadd yang telah memberikan banyak dukungan, motivasi dalam peningkatan Fikriyah-Ruhiyah dan kualitas iman dan taqwa penulis dalam pembinaan Islam (Hizbuttahrir).

6. Jazakumullah khairan katsiran untuk sahabat-sahabat seperjuangan dalam dakwah, Tika sahabat setiaku jazkillah telah banyak memotivasi saya untuk tetap istiqamah, Lina cepet lulus ya!, Dewi, Kiki, Utik, Teh amhar, Rian All penghuni kostan atas dukungan, motivasi, dan kasih sayang teman-teman. Mudah- mudahan Allah langgengkan ikatan kita dengan ikatan aqidah Islam. 7. Jazakillah khairan katsiran untuk ukhti yang ada di LDK UMMI UNIKOM.

Terutama ika printermu sangat membantu ku semoga berkah Tetap berjuang! Allah Cinta Para Mujahidah.

8. Untuk saudara-saudara seperjuangan di Koopertis. Mudah- mudahan Allah memberikan keistiqamahan kapada kita dalam berjuang di jalan-Nya. Jazakumullahu khairan katsiran.


(8)

vii

terimakasih atas bantuan dan dukungan kalian selama ini terutama saat menjadi crew laguange production. Untuk tutor Tanoshii Kana; Itang terimakasih ya atas kesediannya untuk shooting sampai larut malam. Untuk Ila yang siap menuju istiqamah!. Bangdoel Jazkallahu Khairan Katsiran atas bimbingan abang dalam dunia Broadcasting. Zahwa Production team dan ColorBar team semoga bertambah sukses dan berkah.Aamin. Juga untuk semua rekan-rekan yang tidak dapat di sebutkan satu persatu. Mudah-mudahan Allah Membalas kebaikan antum.

Akhir kata, semoga Allah SWT memberikan balasan yang sesuai dengan segala yang telah diberikan bagi penulis, walaupun penulis tidak menyadarinya. Khususnya atas segala bantuan dan dukungan yang diberikan kepada penulis. Wassalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuhu.

Bandung, Juli 2011 Penulis,


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam bahasa Jepang, huruf yang digunakan adalah Kanji, Hiragana, Katakana, dan Romaji. sehingga dalam mempelajari bahasa Jepang bagi pembelajar harus mampu menguasai huruf- huruf tersebut. Dalam hal ini pada tingkat pemula hiragana merupakan salah satu huruf dasar yang harus dikuasai oleh pembelajar bahasa Jepang. Walaupun hiragana tidak sesulit huruf kanji, tetapi pembelajar mengalami kesulitan dalam mempelajarinya. Kesulitan tersebut muncul dikarenakan adanya perbedaan bentuk penulisan huruf antara bahasa Jepang dengan bahasa Indonesia.

Pada saat ini bangsa kita telah masuk dalam dekapan budaya menonton dimana aktifitas sehari- hari masyarakat kita banyak dialokasikan untuk menonton baik hiburan, berita ataupun acara lainnya atas hal tersebutlah maka penulis tertarik untuk membuat media berupa tontonan pembelajaran yang dikemas dalam bentuk Video Tutorial yaitu cara penulisan hiragana yang dipandu oleh seorang tutor.

Alasan penulis membuat media pembelajaran berup a video tutorial ini adalah untuk memberikan suatu cara praktis belajar hiragana kepada pembelajar bahasa Jepang khususnya bagi pelajar yang belum memiliki kemampuan dasar bahasa Jepang. Selain itu video juga bisa dimanfaatkan untuk hampir semua topik, tipe pembelajar, dan setiap ranah: kognitif, afektif, psikomotorik, dan


(10)

interpersonal. Pada ranah kognitif, pembelajar bisa berekreasi dramatis dari unsur warna, suara dan gerak yang mampu membuat karakter terasa lebih hidup. Selain itu menonton video, setelah atau sebelum membaca, dapat memperkuat pemahaman siswa terhadap materi ajar.

Pada ranah afektif, video dapat memperkuat siswa dalam merasakan unsur emosi dan penyikapan dari pembelajaran yang efektif. Hal ini tergantung dari potensi emosional impact yang dimiliki oleh video, di mana ia mampu secara langsung menarik, sisi penyikapan personal dan sosial siswa. Membuat mereka tertawa terbahak-bahak (atau hanya tersenyum) karena gembira, atau sebaliknya menangis berurai air mata karena sedih.

Pada ranah psikomotorik, video memiliki keunggulan dalam

memperlihatkan bagaimana sesuatu bekerja, misalnya dalam mendemons-trasikan bagaimana tatacara merangkai bunga, membuat origami pada anak-anak TK, atau memasak pada pelajaran tataboga dan lain sebagainya. Semua itu akan terasa lebih simpel, mendetail, dan bisa diulang-ulang. Video pembelajaran yang merekam kegiatan motorik pembelajar juga memberikan kesempatan pada mereka untuk mengamati dan mengevaluasi kerja praktikum mereka, baik secara pribadi maupun feedback dari teman-temannya.

Sedangkan pada ranah meningkatkan kompetensi interpersonal, video memberikan kesempatan pada mereka untuk mendiskusikan apa yang telah mereka saksikan secara bersama-sama. Lebih dari itu, manfaat dan karakteristik lain dari media video atau film dalam meningkatkan efektifitas dan efesiensi


(11)

proses pembelajaran, di antaranya adalah (Munadi, 2008: 127; Smaldino, 2008: 311-312):

a. Mengatasi jarak dan waktu

b. Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis dalam waktu yang singkat

c. Dapat membawa siswa berpetualang dari negara satu ke negara lainnya, dan dari masa yang satu ke masa yang lain.

d. Dapat diulang- ulang bila perlu untuk menambah kejelasan e. Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat. f. Megembangkan pikiran dan pendapat para siswa g. Mengembangkan imajinasi

h. Memperjelas hal- hal yang abstrak dan memberikan penjelasan yang lebih realistik

i. Mampu berperan sebagai media utama untuk

mendokumentasikan realitas sosial yang akan dibedah didalam kelas

j. Mampu berperan sebagai storyteller yang dapat memancing kreativitas peserta didik dalam mengekspresikan gagasannya. Selain pada penulisan skriksi ini penulis terinspirasi dari skripsi yang sebelumnya telah dibuat oleh Ryan Hidajatnika berupa media pembelajaran huruf Hiragana menggunakan Media Flash.

Diharapkan melalui penggunaan media ini dapat membuat kegiatan pembelajaran lebih atraktif dan menarik, selian itu diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar para siswa yang sedang mempelajari bahasa Jepang.

Atas dasar dasar pemikiran diatas penulis mengambil judul, “Video Tutorial Sebagai Media Alternatif Dalam Pembelajaran Hiragana.

1.2 Rumusan Masalah


(12)

a. Bagaimana proses pembuatan video tutorial Sebagai Media Allternatif untuk Pembelajaran Hiragana?

b. Bagaimana tanggapan responden terhadap penggunaan Video Tutorial Sebagai Media Allternatif untuk Pembelajaran Hiragana?

1.3 Batasan Masalah

a. Media hanya berisi cara penulisan huruf Hiragana berdasarkan cara tarikan, hatsuon serta contoh kosa kata, yang dirancang dengan menggunakan program Corel Video Studio Pro 13 dan ulead DVD movie Factory 6.

b. Mengetahui tanggapan dari responder tentang video yang tengah dibuat oleh penulis. dari segi tampilan dan materi yang ada dalam video tutorial ini seperti.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui proses pembuatan video tutorial untuk Pembelajaran Hiragana.

b. Untuk mengetahui respon responden terhadap penggunaan media video tutorial dalam Pembelajaran Hiragana, dari segi tampilan dan materi yang ada dalam video tutorial ini.


(13)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap : a. Bagi penulis

Dapat mengaplikasikan pembelajaran bahasa Jepang dengan menggabungkan ilmu pengetahuan komputer yang telah dipelajari. b. Bagi pembaca

Sebagai kontribusi keilmuan, dan diharapkan dapat memberi informasi pada penelitian selanjutnya.

1.6 Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahpahaman serta salah penafsiran peneliti akan menjelaskan tentang judul dari penelitian ini yaitu “Pembelajaran Huruf Hiragana Melalui Video Tutorial Interaktif”.

“Video Tutorial Interaktif Pembelajaran Huruf Hiragana “ adalah sistem penyampaian yang menyajikan materi video rekaman dengan pengendalian komputer kepada penonton (siswa) dengan mendengar dan melihat video.

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan laporan hasil penelitian, penulis akan menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut :


(14)

Dalam bab ini dibahas secara umum mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini membahas teori-teori mengenai pengertian pembelajaran, hiragana dan video Totorial Interkatif.

BAB III : METODE PENELITIAN

Dalam bab ini membahas metode penelitian, objek penelitian, lokasi dan waktu penelitian, teknik pengumpulan data dan pengolahan data.

BAB IV : ANALISIS DATA

Dalam bab ini penulis akan diuraikan mengenai metode penelitian, objek penelitian, teknik pengumpulan data, instrument penelitian, dan teknik analisis data.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan dipaparkan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah diperoleh.


(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran

Menurut Hamalik (1999:57) mengatakan bahwa pembelajaran adalah “suatu kombinasi yang tersususn meliputi unsur- unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran”

Dengan kata lain pembelajaran adalah proses membuat orang belajar. Dan proses belajar terjadi secara internal dan bersifat pribadi dalam diri siswa, agar proses belajar tersebut mengarah pada tercapainya tujuan penguasaan suatu bidang ilmu maka pengajar harus merencanakan cara pengajaran yang memungkinkan perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu penguasaan suatu bidang ilmu yang dituju.

2.2 Media Pe mbelajaran

Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Med ium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima (Heinich et.al., 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim et.al., 2001). Selain itu kata media juga berasal dari bahasa latin „medius‟ dan merupakan bentuk jamak dari medium yang bermakna perantara atau mengantar. Dalam bahasa Arab, media sering disebut dengan „wasail‟ yang merupakan bentuk jamak dari „wasilah‟ yang juga bersinonim dengan „Al wasth‟ yang artinya


(16)

„tengah‟. Kata „tengah‟ bermakna berada di antara dua sisi, maka bisa juga disebut dengan „perantara‟ (wasilah) atau yang mengantarai kedua sisi tersebut. Karena posisinya berada di tengah, maka ia juga bisa disebut sebagai pengantar atau penghubung, yakni sesuatu yang menghubungkan, mengantarkan atau menyalurkan sesuatu hal dari satu sisi ke sisi yang lainnya (Yudhi Munandi, 2003).

Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan (Criticos, 1996). Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi.

Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa dan tujuan pembelajaran. Jadi, Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.

2.2.1 Manfaat dan Fungsi Media Pe mbelajaran

Pengembangan media pembelajaran hendaknya diupayakan untuk memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh media tersebut adapun manfaat media dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut :

a) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.


(17)

b) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga menumbuhkan motivasi belajar.

c) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata- mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, aplagi bila guru mengajar untuk setiap jam mata diklat.

d) Siswa dapat melakukan kegiatan belajar. Sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemontrasikan dan lain- lain

(sudjana, 2002:2) Media pembelajaran meberikan ragam manfaat untuk para siswa. Sehingga proses belajar-mengajar akan lebih bervariasi dan tidak monoton dan motivasi belajar siswa diharapkan akan bertambah sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Menurut Kemp & Dayton dalam Arsyad (2003, 21-22), media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu :

1) Memotivasi minat atau tindakan. 2) Menyajiakan informasi.

3) Memberi intruksi.

Untuk memenuhi fungsi motivasi tersebut, media pembelajaran dapat disajikan dengan teknik penambahan hiburan. Dan diharapkan dapat merangsang


(18)

siswa untuk bertindak. Untuk Menyajikan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi dihadapan sekelompok siswa.

Bentuk penyajian dapat bersifat umum, berfungsi sebagai pengantar ataupun ringkasan laporan. Selain itu penyajian dapat pula berbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi. Sedangkan media yang berfungsi untuk memberi intruksi adalah dimana informasi yang terdapat dalam media harus melibatkan siswa baik dari segi mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi.

2.2.2 Pemilihan Media Pembelajaran Yang Tepat

Beberapa prinsip perlu diperhatikan agar media dapat dipergunakan secara maksimal, efektif dan efisien. Rahardjo (1988) menyebutkan beberapa prinsip dalam pemilihan media yang tepat, yaitu :

1. Adanya kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media, untuk siapa, dipakai dimana, keperluan apa dan lain sebagainya.

2. Familiaritas media, pengguna media harus mengenal sifat dan ciri-ciri media yang akan dipilih.

3. Media pembanding, hal ini diperlukan untuk memberikan alternatif pertimbangan dalam rangka mengambil kepurusan yang tepat tentang media yang akan dipergunakan,

4. Adanya norma atau patokan yang akan dipakai dan dikenakan pada proses pemilihan.


(19)

Dengan mempertimbangkan beberapa kondisi di atas, maka diharapkan, media yang dipilih akan bisa dipergunakan secara maksimal mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Adapun jenis-jenis media yang biasa digunakan untuk pembelajaran, yakni media audio dan video sebagimana berikut:

2.3 Media audio untuk pembelajaran

2.3.1 Pengertian Media Audio

Media Audio (media dengar) adalah media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran. Dengan kata lain, media jenis ini hanya melibatkan indera dengar dan memanipulasi unsur bunyi atau suara semata (Setyosari dan Sihkabuden, 2005: 148; Yudhi Munadi, 2008)

Suara adalah fenomena fisik yang dihasilkan oleh getaran suatu benda yang berupa sinyal analog dengan amplitude yang berubah secara kontinyu terhadap waktu. Suara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 966) di antaranya berarti bunyi yang dikeluarkan dari mulut manus ia, bunyi binatang, ucapan (perkataan), dan bunyi bahasa (bunyi ujar). Dari itu, dilihat dari sifat pesan yang diterima, media audio ini bisa menyampaikan pesan verbal maupun non verbal. Pesan verbal berupa bahasa lisan atau kata-kata, sedangkan pesan non verbal berwujud bunyi-bunyian dan vokalisasi, seperti gerutuan, gumam, musik, dan lain- lain.

Pertumbuhan media jenis ini tidak bisa dilepaskan dari sejarah panjang perkembangan teknologi di bidang komunikasi suara. Samsul F.B.Morse, pada


(20)

tahun 1844, mengirim berita lewat kawat dari Baltimore ke Washington, maka lahirlah Telegrafi. Kemudian Alexander Graham Bell berpikir, kalau bunyi bisa disalurkan melalui kawat, mengapa suara tidak? Maka pada tahun 1875, Bell melalukan percakapan lewat telepon. Kemudian da lam rentang waktu yang tidak begitu lama (9 tahun) suara manusia dapat disiarkan ke seluruh dunia melalui radio. Kemudian lahir alat perekam suara dari tangan Thomas Edison dengan ditemukannya alat Phonograf. Melalui alat ini orang merekam suara melalui piringan hitam. Seiring dengan perkembangan teknologi, maka orang dapat merekam suara dengan alat perekam yang disebut Casette tape Recorder (Setyosari dan Sihkabuden, 2005). Kini media ini semakin berkembang dengan ditemukannya berbagai perangkat baru yang bersifat digital seperti compact disc (CD), hard disc, flash disc, dan lain lain.

Sedangkan pendengaran adalah alat untuk mendengarkan. Sebelum Johanes Gutenberg menemukan mesin cetak, kebanyakan informasi disampaikan dari generasi ke generasi secara lisan. Banyak orang menghabiskan waktu untuk mendengarkan daripada untuk melakukan metode komunukasi lainnya. Dari hasil penelitian Barker dan rekan-rekannya tahun 1981, menemukan bahwa rata-rata mahasiswa menggunakan 53% dari waktu bangunnya untuk mendengarka n.

2.3.2 Jenis-jenis Media Audio

Untuk dapat menggunakan perangkat audio sebagai media pembelajaran, maka ada baiknya kita mengenal peralatan audio tersebut, terutama peralatan yang mampu merekam suara. Di antaranya adalah:


(21)

1. Phonograph (Gramaphone)

Alat rekam ini menggunakan cakram datar yang disebut gramafon (gramaphone), yang kemudian dikenal dengan nama piringan hitam (record), yang telah berkali-kali mengalami perkembangan pembuatannya. Piringan hitam ini, mampu merekam berbagai macam suara mulai dari ucapan kata-kata, suara badai, kicau burung, music simponi dan lain- lain.hanya saja piringannya mudah tergores dan aus serta diameternya yang besar. Alat ini cocok digunakan untuk music, drama, puisi, dongeng, tutur cerita dan lain- lain.

2. Open Reel Tapes

Kelebihan program audio yang menggunakan pita Open Reel Tape Recorder ialah kualitas suaranya lebih bagus dibandingkan dengan pita kaset. Open Reel Tape Recorder ini, ada yang menggunakan sestem full track (mono) dan yang menggunaka sistem stereo. Namun pada umumnya program-program audio diperbanyak dalam bentuk mono.

3. Cassette Tape Recorder

Perekam kaset audio ini adalah yang paling popular dalam masyarakat. Untuk berbagai keperluan maka dibuat pita kaset dalam beberapa kualitas, yaitu dari yang paling rendah, normal dan metal. Namun umumnya program audio (untuk pendidikan), dibuat di atas pita kaset normal.

4. Compact Disc (CD)

Inovasi secara revolusioner di dunia audio rekam terjadi pada tahun 1979, yakni lahirnya compact disc (CD) sebagai hasil percampuran computer dan tenaga laser. Compact Disc atau cakram padat adalah sebuah piringan optical yang


(22)

digunakan untuk menyimpan data secara digital. Teknologi cakram padat kemudian diadopsi untuk digunakan sebagai alat penyimpan data yang dikenal sebagai CD-ROM.

Secara umum, media audio memiliki kelebihan dan keterbatasan. Kelebihannya: fleksibel, relative murah, ringkas, mudah dibawa (portable). Sedangkan keterbatasannya: memerlukan peralatan khusus, memerlukan kemampuan/ketrampilan khusus untuk pemanfaatannya.

2.4 Video sebagai media pe mbelajaran

2.4.1 Pengertian Video

Video sebenarnya berasal dari bahasa Latin, video-vidi-visum yang artinya melihat (mempunyai daya penglihatan); dapat melihat (K. Prent dkk., Kamus Latin-Indonesia, 1969: 926). Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:1119) mengartikan video dengan : rekaman gambar hidup untuk ditayangkan pada pesawat televisi. Senada dengan itu, Peter Salim dalam The Contemporary English-Indonesian Dictionary (1996:2230) memaknainya dengan sesuatu yang berkenaan dengan penerimaan dan pemancaran gambar. Tidak jauh berbeda dengan dua definisi tersebut, Smaldino (2008: 374) mengartikannya dengan “the storage of visuals and their display on television-type screen” (penyimpanan/perekaman gambar dan penanyangannya pada layar televisi).

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa video itu berkenaan dengan apa yang dapat dilihat, utamanya adalah gambar hidup


(23)

(bergerak; motion), proses perekamannya, dan penayangannya yang tentunya melibatkan teknologi.

Video, dilihat sebagai media penyampai pesan, termasuk media audio-visual atau media pandang-dengar (setyosari & Sihkabuden, 2005: 117). Media audio visual dapat dibagi menjadi dua jenis: pertama, dilengkapi fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu unit, dina makan media audio-visual murni; dan kedua, media audio-visual tidak murni. Film bergerak (movie), televisi, dan video termasuk jenis yang pertama, sedangkan slide, opaque, OHP dan peralatan visual lainnya yang diberi suara termasuk jenis yang kedua (Munadi, 2008: 113).

2.4.2 Manfaat Media Video Pembelajaran

Ada banyak kelebihan video ketika digunakan sebagai media pembelajaran di antaranya menurut Nugent (2005) dalam Smaldino dkk. (2008: 310), video merupakan media yang cocok untuk berbagai pembelajaran, seperti kelas, kelompok kecil, bahkan satu siswa sekalipun. Hal itu, tidak dapat dilepaskan dari kondisi para siswa saat ini yang tumbuh berkembang dalam dekapan budaya televisi, di mana paling tidak setiap 30 menit menayangkan program yang berbeda. Dari itu, video dengan durasi yang hanya beberapa menit mampu memberikan keluwesan lebih bagi guru dan dapat mengarahkan pembelajaran secara langsung pada kebutuhan siswa.

Selain itu, menurut Smaldino sendiri, pembelajaran dengan video multi-suara bisa ditujukan bagi beragam tipe pebelajar. Teks bisa didisplay dalam aneka bahasa untuk menjelaskan isi video. Beberapa DVD bahkan menawarkan


(24)

kemampuan memperlihatkan suatu objek dari pelbagai sudut pandang yang berbeda. Disc juga memberikan fasilitas indeks pencarian melalui judul, topik, jejak atau kode-waktu untuk pencarian yang lebih cepat.

Video juga bisa dimanfaatkan untuk hampir semua topik, tipe pe mbelajar, dan setiap ranah: kognitif, afektif, psikomotorik, dan interpersonal. Pada ranah kognitif, pembelajar bisa berekreasi dramatis dari kejadian sejarah masa lalu dan rekaman aktual dari peristiwa terkini, karena unsur warna, suara dan gerak di sini mampu membuat karakter terasa lebih hidup. Selain itu menonton video, setelah atau sebelum membaca, dapat memperkuat pemahaman siswa terhadap materi ajar.

Pada ranah afektif, video dapat memperkuat siswa dalam merasakan unsur emosi dan penyikapan dari pembelajaran yang efektif. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari potensi emosional impact yang dimiliki oleh video, di mana ia mampu secara langsung membetot sisi penyikapan personal dan sosial siswa. Membuat mereka tertawa terbahak-bahak (atau hanya tersenyum) karena gembira, atau sebaliknya menangis berurai air mata karena sedih. Dan lebih dari itu, menggiring mereka pada penyikapan seperti menolak ketidakadilan, atau sebaliknya pemihakan kepada yang tertindas.

Pada ranah psikomotorik, video memiliki keunggulan dalam

memperlihatkan bagaimana sesuatu bekerja. Misalnya dalam mendemons-trasikan bagaimana tatacara merangkai bunga, membuat origami pada anak-anak TK, atau memasak pada pelajaran tataboga dan lain sebagainya. Semua itu akan terasa lebih simpel, mendetail, dan bisa diulang-ulang. Video pembelajaran yang merekam kegiatan motorik siswa juga memberikan kesempatan pada mereka


(25)

untuk mengamati dan mengevaluasi kerja praktikum mereka, baik secara pribadi maupun feedback dari teman-temannya.

Sedangkan pada ranah meningkatkan kompetensi interpersonal, video memberikan kesempatan pada mereka untuk mendiskusikan apa yang telah mereka saksikan secara bersama-sama. Lebih dari itu, manfaat dan karakteristik lain dari media video atau film dalam meningkatkan efektifitas dan efesiensi proses pembelajaran

2.4.3 Piranti Video

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, video merupakan teknologi pemrosesan sinyal elektronik yang meliputigambar gerak dan suara. Piranti yang berkaitan dengan video adalah playback, storage media (seperti pita magnetik dan disc), dan monitor. Adapun beberapa piranti penyimpanan video, di antaranya:

1. Video Pita Magnetik (Video Tape Recorder [VTR], Video Cassette Recorder [VCR], dan Mini-DV)

2. Video Disc, Video Compact Disc (VCD) Digital Video/Versatile Disc (DVD)

3. Handycam

2.4.4 Membuat Sendiri Video Pe mbelajaran

Untuk membuat media video untuk pembelajaran, akan lebih baik kalau kita memproduksinya sendiri, karena sebagai konseptor, kitalah yang mengerti topik yang dituju, sehingga media video sesuai dengan yang diinginkan. Adapun


(26)

tahapan dalam membuat video pembelajaran sendiri yang terdapat pada; http://gora.edublogs.org/ayo-produksi-sendiri- video-

1. Buat skenario (skrip) sederhana untuk menggambarkan alur cerita dan gambar yang nantinya tampil dalam video pembelajaran.

2. Sediakan perangkat keras berupa : peralatan video camera (camcorder) lengkap dengan media penyimpanannya (MiniDV, Hi-8, Digital 8, DVD atau HDD), laptop/notebook atau komputer untuk mengolah dan mengedit video hasil perekaman, kabel FireWire (IEEE1394) atau USB sebagai media transfer video dari kamera ke komputer.

3. Lakukan pengambilan gambar menggunakan camcorder. Gunakan teknik-teknik sederhana dalam shooting.

2.5 Tutorial

2.5.1 Pengertian Tutorial

Tutorial atau tutoring adalah bantuan atau bimbingan belajar yang bersifat akademik oleh tutor kepada mahasiswa (tutee) untuk membantu kelancaran proses belajar madiri mahasiswa secara perorangan atau kelompok berkaitan dengan materi ajar. Tutorial dilaksanakan secara tatap muka atau jarak jauh berdasarkan konsep belajar mandiri.

2.5.2 Tutorial Konsep Belajar Mandiri

Konsep belajar mandiri dalam tutorial mengandung pengertian, bahwa tutorial merupakan bantuan belajar dalam upaya memicu dan memacu


(27)

kemandirian, disiplin, dan inisiatif diri mahasiswa dalam belajar dengan minimalisasi intervensi dari pihak pembelajar yang dikenal sebagai Tutor. Prinsip pokok tutorial adalah “kemandirian siswa” (student’s independency) (Yudi:2005). Tutorial tidak ada, jika kemandirian tidak ada.

Konsep Tutor di beberapa negara digunakan dalam banyak arti. Di Amerika dan sebagian Kanada, tutor adalah guru pendamping (teaching assistant). Di Amerika, istilah tutor secara umum berkaitan dengan seseorang pendidik dalam suatu bidang keilmuan. Sementara di sekolah-sekolah menengah Inggris Para tutor ini bekerja dalam sebuah Tim Tahunan (Year Teams) yang tugas utamanya adalah memberikan tambahan pembelajaran, untuk kemajuan kelas akademik sekolah.

2.5.3 Karakteristik Video Tutorial

Ada dua jenis video tutorial :Film tutorial yang siswa tonton dan tutorial interaktif dimana siswa mengikuti petunjuk layar selain itu siswa dapat dapat melakukan latihan tutorial dan mendapat umpan balik tergantung pada tindakan siswa sendiri(Yudi:2005).

Manfaat penggunaan video tutorial ;

a. Bisa digunakan dirumah atau diluar kelas b. Bisa diperlambat dan diulang kembali c. Bisa digunakan tidak hanya oleh satu orang

d. Merupakan bahan non cetak yang kaya akan informasi dan lugas karena tayang gerak yang bisa terasa lebih hidup.


(28)

2.6 Hiragana

Hiragana adalah suatu cara penulisan bahasa Jepang dan mewakili sebutan suku kata. Pada masa silam, hiragana dikenal sebagai onna de atau „tulisan wanita‟ karena biasa digunakan oleh kaum wanita, kaum lelaki pada masa itu menulis dengan menggunakan tulisan kanji dan katakana. Hiragana mulai digunakan secara luas pada abad ke-10 Masehi. Hiragana digunakan untuk menulis kosakata bahasa jepang asli, apakah secara utuh atau digabungkan dengan huruf kanji. Hiragana dipakai untuk menuliskan kata-kata bahasa Jepang asli (wago) dan kata-kata bahasa Jepang yang berasal dari Cina klasik (kango) sebagai pengganti kanji.

Hiragana digunakan untuk kata-kata bahasa Jepang di mana kanji tidak dapat dipakai secara mudah, kata-kata yang merupakan symbol sebuah bunyi, akhirankata-kata yang terkonjungsi seperti kata kerja, kata sifat, partikel, atau kata sandang, kata kerja bantu, dan yang sejenis. Lagi pula kata ganti, kata keterangan, dan kata sambung serta nama tumbuhan, hewan lebih baik ditulis dalam bentuk Hiragana. Contohnya;

そ (sono) = itu

わたしたち (watashitachi) = kami

つ (kitsune) = rubah

Mamiko (1999:8)

Untuk penulisan bahasa Jepang pada zaman Nara dipakai on-kun (cara baca huruf kanji on’yomi atau cara baca Shina dan kun’yomi atau cara baca


(29)

Jepang) secara hyoo’on moji (tulisan fonetik). Bentuk tulisan tersebut sering dipakai dalam man’yooshuu, maka disebut man’yoogana. Pada akhir zaman Nara bentuk huruf man’yoogana berubah menjadi soogana. Lalu pada pertengahan zaman Heian, bentuk soogana diperbaiki, disederhanakan, dan diperindah, maka jadilah huruf Hiragana. Hiragana yang dipakai sekarang adalah bentuk Hiragana yang dipilih dari soogana, yang berjumlah 46 huruf. Ditetapkan berdasarkan petunjuk Departement pendidikan Jepang yang dimuat pada Daftar 1 Shoogakkorei Shiko Kisoku pada tahun 1990 (tahun 33 Meiji).

Jumlah huruf Hiragana berjumlah 46 huruf, dari huruf tersebut ada yang dikembangkan dengan menambahkan tanda tertentu yaitu dokuten (“), handakuten (゚), untuk membentuk bunyi lainnya. Huruf-huruf tersebut berbentuk suku kata,

sehingga bunyi dalam bahasa Jepang secara total terdiri dari sekitar 104 suku kata. (Dedi sutedi, 2004).


(30)

Tabel 2.1 Daftar Hiragana Adapun huruf- huruf Daku on berjumlah25 huruf :

ぐ げ ご / ga gi gu ge go

ず / za ji zu ze zo

で ど / da ji zu de do

/ ba bi bu be bo Handaku on berjumlah 5 huruf hiragana:

/ pa pi pu pe po Yoo on berjumlah 36 huruf hiragana :

ゃ ゅ ょ / kya kyu kyo

しゃ しゅ しょ / sha shu sho

ちゃ ちゅ ちょ / cha chu cho

にゃ にゅ にょ / nya nyu nyo

ひゃ ひゅ ひょ / hya hyu hyo

みゃ みゅ みょ / mya myu myo

りゃ りゅ りょ / rya ryu ryo

ゃ ゅ ょ / gya gyu gyo


(31)

ゃ ゅ ょ / bya byu byo

ゃ ゅ ょ / pya pyu pyo

2.6.1 Menulis Hiragana

Menulis adalah menggunakan pena, potlot, bolpoint di atas kertas, kain, papan, dan sebagainya untuk menghasilkan huruf, kata, atau kalimat. (Badudu, 1994 : 107)

Menurunkan atau melukiskan lambang- lambang yang menggambarkan suatu bahasa yang diapahami seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran lambang tersebut. Gambar atau lambang itu dapat menyampaikan makna yang akan diutarakan oleh penyampainya.

Cara-cara menulis Hiragana ada aturannya yang ditaati. Jika akan menulis Hiragana, maka yang akan terpikir adalah bentuk tulisan ya ng cenderung berlengkung- lengkung dan halus, bukan garis-garis tegas seperti bentuk katakana.

2.6.2 Membaca Hiragana

Membaca adalah menyuarakan atau melisankan huruf (nyaring atau di hati saja). (Badudu 1994 : 101).

Selain itu membaca adalah suatu proses yang dilakukan atau metode yang digunakan untuk berkomunikasi dengan diri sendiri maupun dengan orang lain, yang mengkomunikasikan makna yang terkandung dan tersirat pada


(32)

lambang-lambang tertulis serta mengubahnya menjadi bahasa lisan yang biasanya disebut membaca nyaring. Selain mencoba nyaring ada juga yang disebut membaca dalam hati, tujuannya hanya untuk berkomunikasi dengan diri sendiri.

Dalam bahasa Jepang, membaca yang dimaksudkan adalah mengubah lambang huruf Hiragana ke dalam bahasa lisan, sesuai dengan bunyi lambang huruf tersebut.


(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Dalam penulisan ini penulis menggunakan metode Educational research and development. Educational Research and Development biasa juga disebut Research Based Development. “ Educational Research and Development is a process used to develop and validate educational products” (Borg and Gall; 1989:772). Penelitian dan Pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada. Yang dimaksud dengan produk dalam konteks ini adalah tidak selalu berbentuk hardware (buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas dan laboratorium), tetapi bisa juga perangkat lunak (software) seperti program untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model- model pendidikan, pembelajaran pelatihan, bimbingan, evaluasi, manajemen,dll.

3.2 Objek Penelitian

3.2.1 Populasi

Populasi adalah seluruh subjek penelitian. Populasi adalah “Jumlah keseluruhan dari unit-unit analisis yang memiliki ciri-ciri yang akan diduga”. Iskandar (2008:68).


(34)

Sedangkan menurut Nawawi (2003:141) populasi adalah “Keseluruhan subjek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu didalam suatu penelitian”.

Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas XII IPA 2 SMAN 1 Banjaran. Adapun penulis mengambil populasi dari kelas tersebut dikarenakan materi bahasa Jepang yang dipelajari oleh kelas ini masih mempelajari huruf Hiragana.

3.2.2 Sample

Sample adalah “sebagian dari populasi yang diambil secara refresentatif atau mewakili populasi yang bersangkutan atau bagian kecil yang diamati”. (Iskandar, 2008:69)

Pada penelitian ini yang menjadi sample adalah siswa kelas XII IPA 2 SMAN 1 Banjaran, sebanyak 20 orang.

3.3 Lokasi dan WaktuPenelitian

Adapun waktu penelitian yang penulis lakukan adalah selama lima bulan terhitung dari bulan Februari sampai dengan bulan Juni. Dalam penulisan ini sudah mencakup tahap persiapan, tahap pengumpulan data, tahap pelaksanaan, tahap penelitian, dan tahap pembuatan laporan. Adapun tahap pelaksanaan diadakan pada tanggal 28 Juni- 2 Juli 2011 di SMAN 1 Banjaran.


(35)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut: a. Studi Pustaka

Penulis melakukan studi Pustaka, yaitu mempelajari buku-buku referensi dan hasil penelitian sejenis sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain, selain itu penulis juga menggunakan media cyber dalam situs internet.

b. Kuesioner

Menurut Madya (2006 : 82) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang terdiri atas serangkaian pertanyaan tertulis yang memerlukan jawaban tertulis. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data primer dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner, penulis memberikan suatu daftar kuesioner yang harus di isi dan diserahkan kembali. Jenis kuesioner yang digunakan adalah tertutup yaitu seperangkat daftar pertanyaan dengan kemungk inan jawaban yang tersedia, dimana responden hanya memilih salah satu dari kemungkina n jawaban tersebut.

3.5 Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data adalah langkah dalam mengolah data yang telah didapat untuk dijadikan hasil dari penelitian se hingga dapat ditarik kesimpulan. Data-data yang telah diperoleh masih bersifat mentah, untuk menjadikan data itu menjadi bermakna, maka harus diolah menjadi nilai akhir (Djumarah, 2005 : 300). Penulis mebagikan video tutorial pembelajaran hiragana beserta angket untuk diisi oleh responden. Selanjutnya memeriksa hasil angket. kemudian penulis akan menghitung hasil angket tersebut dengan pola skala likert. Yang


(36)

dimaksud Skala rikert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survey.Skala likert dikembangkan oleh Rensis Linkert (1932), skala likert dikenal juga dengan nama skala sikap.

3.5.1 Penilaian Hasil Angket

Untuk menghitung hasil angket yang sudah penulis berikan kepada responden, penulis menggunakan skala likert, dengan kategori penilaian sebagai berikut:

Kategori Nilai

A 3

B 2

C 1

Tabel 3.1 Kategori Nilai

Dengan kategori nilai diatas kita dapat mencari terlebih dahulu jumlah nilai ideal (kriterium) untuk seluruh item. Yaitu dengan rumus

Krite rium= Nilai tertinggi x Jumlah soal x Responden


(37)

Lalu nilai nilai yang sudah dihitung ini di sajikan dalam bentuk interval rating scale dibawah ini.

120 240 360

Kurang Cukup Baik

Sugiyono (2008:99)

Fungsi dari interval rating scale diatas adalah kita dapat mengetahui data secara umum dan menyeluruh dari hasil penilaian angket.


(38)

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Proses Perancangan dan Pembuatan Video Tutorial Pe mbelajaran Huruf

Hiragana

Dalam pembuatan sebuah film diperlukan mekanisme kerja secara tim, bukan perorangan. Dalam pembuatan diperlukan banyak para pekerja kreatif. Pembuatan layar lebar atau film yang diputar di bioskop lebih banyak melibatkan pekerja, sedangkan pada video tutorial lebih sedikit, biasanya terdiri dari tim yang memiliki peran yang sangat penting saja. Dalam pembuatan film terdapat mekanisme secara umum, dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Pra Produksi

Pra Produksi disebut juga masa persiapan sebelum membuat film. Disini dimana masa pemilihan dan pembuatan naskah yang akan dibuat film. Setelah terpilih atau dibuat kemudian melakukan eksplorasi atau membedah naskah itu. Setelah melakukan tahap tersebut selanjutnya melakukan persiapan artistic, dan properti untuk shooting. baik itu film panjang maupun video tutorial akan melewati masa ini.

Pada masa ini sang sutradara melakukan riset-riset segala hal yang berhubungan dan yang mempengaruhi film yang akan dibuat, biasanya melakukan eksplorasi pada naskah. Hal ini mencangkup hunting lokasi, berinteraksi langsung dengan para pelaku dimana dalam hal ini adalah perijinan tempat dan pengurusan


(39)

surat jalan. Selain itu juga menyiapkan tim produksi yang terdiri dari, kameraman, lighting, artistic, dan segala keperluan dibidang keproduksian, selain bidang kreatif yang dipersiapkan bidang keproduksian juga diperhitungkan, dalam hal ini bidang keproduksian yang dimaksud adalah bidang yang diluar kreatif antara lain dari segi akomodasi seperti konsumsi pada saat shooting, transportasi, ijin penggunaan tempat dan hal- hal yang berhubungan dengan pembuatan film.

b. Produksi

Setelah segalanya sudah siap, pengambilan gambar sudah bisa dilakukan, atau lebih dikenal dengan istilah shooting. Pada saat shooting sutradara mengarahkan pemain, menentukan shoot yang akan diambil, segala sesuatu yang terjadi pada saat shooting merupakan tanggungjawab sutradara selaku pemimpin dalam shooting, pada saat pengambilan gambar atau shooting diperlukan kerja tim yang solid, karena dalam pembuatan film satu aspek dengan aspek yang lain saling berhubungan. Sutradara membuat storyline atau jika diperlukan storyboard sebagai pegangan pada saat shooting.

c. Paska Produksi

Rekaman hasil shooting kemudian dikirim ke studio untuk di edit, masa paska produksi berarti masa setelah shooting. Kemudian rekaman-rekaman tadi disusun sesuai dengan scenario. Editor diberi kebebasan untuk berkreasi, tetapi tidak boleh menyimpang dari konsep yang telah ditentukan.

Adapun langkah- langkah dalam perancangan dan pembeutan video sebagai berikut sebagai berikut :


(40)

1. Membuat skenario (script) untuk menggambarkan alur program dan gambar yang nantinya akan tampil dalam video pembelajaran .

Segment Keterangan Durasi Lain-lain

I

- Opening & Bumper in - Cara menulis huruf, cara

membaca, dan contoh kosa kata

(あ、い、う、え、 )

- Latihan huruf (あ、い、う、

え、 )

00:01:05 00:03:49 00:02:01

SEGMENTASI

II

- Cara menulis huruf, cara membaca, dan contoh kosa kata

( 、 、く、け、こ)

- Latihan huruf ( 、 、 く 、

け、こ)

00:03:30 00:02:10

SEGMENTASI

III

- Cara menulis huruf, cara membaca, dan contoh kosa kata

さ、し、す、せ、そ

- Latihan huruf さ 、 し 、 す 、

せ、そ

00:03:19 00:01:35

SEGMENTASI

IV

- Cara menulis huruf, cara membaca, dan contoh kosa kata

た、ち、つ、て、と

- Latihan huruf た、ち、つ、

て、と

00:03:29 00:02:21


(41)

SEGMENTASI

V

- Cara menulis huruf, cara membaca, dan contoh kosa kata

、に、 、 、

- Latihan huruf 、に、 、

00:03:35 00:02:13

SEGMENTASI

VI

- Cara menulis huruf, cara membaca, dan contoh kosa kata

、ひ、 、へ、ほ

- Latihan huruf 、ひ、 、

へ、ほ

00:03:39 00:02:00

SEGMENTASI

VII

- Cara menulis huruf, cara membaca, dan contoh kosa kata

、み、 、 、

- Latihan huruf 、み、 、

00:03:31 00:02:16

SEGMENTASI

VIII

- Cara menulis huruf, cara membaca, dan contoh kosa kata

ら、り、る、れ、ろ

- Latihan huruf ら、り、る、

れ、ろ

00:03:05 00:01:48

SEGMENTASI

IX

- Cara menulis huruf, cara membaca, dan contoh kosa kata

や、ゆ、よ、わ、を、ん

- Latihan huruf 、に、 、

00:04:00 00:01:43


(42)

SEGMENTASI

X - Cara membaca ー ょ 00:03:54

SEGMENTASI

XI - Behind the scene (dibalik Layar)

dan

Credit Title

00:04:05

TOTAL SEGMENTASI PROGRAM

00:59:19

Tabel 4.1

Script Video Tanoshii Kana

2. Menyiapkan peralatan video kamera (camrecorder) lengkap dengan media penyimpanannya (MiniDV), Lighting 2000watt untuk membuat kwalitas video lebih baik dari segi pencahayaan sehingga visual menjadi lebih terlihat contras dan menarik untuk dilihat.

3. Setelah menyiapkan piranti tersebut maka shoting program bisa dimulai adapun camrecorder yang digunakan adalah satu camcorder namun scene video diambil dengan format pengambilan perangle adapun angle yang telah diambil sebanyak tiga angle.

4. Membuka Aplikasi Corel Video Studio X3, klik start, All Program, Corel Video Studio X3, Corel Video Studio X3


(43)

Gambar 4.1

Membuka Aplikasi Corel Video Studio X3

5. Kemudian pada tampilan awal program akan ada beberapa option yang harus dipilih. Sebelum masuk sepenuhnya ke dalam program ini, adapun pilihan-pilihan yang akan ada pada tampilan awal program adalah sebagai berikut;

Gambar 4.2 Option Video Corel X3


(44)

6. Adapun option yang digunakan untuk mulai pengeditan secara lengkap adalah dengan Advanced Edit.

Gambar 4.3 Advanced Edit

7. Selanjutnya adalah proses capture video (pemindahan video master pada PC). Untuk proses capture sendiri kamera harus pada mode Play, kemudian menghubungkan kamera pada PC menggunakan kabel FireWire dan setelah kamera terdeteksi maka proses transfer videopun bisa dilakukan dengan cara klik Capture video.

Gambar 4.4 Cara capture video


(45)

8. Proses Editing Offline (proses pemotongan dan fix video yang akan diambil) Setelah file video telah masuk maka proses editing dimulai. Namun untuk memudahkan proses penambahan animasi maka terlebih dahulu dilakukan editing offline. Pada proses ini video yang gagal mulai dipotong dan dibuang setelah itu videopun mulai dibagi perscene.

Gambar 4.5 Proses Pemotongan video

Pada timeline video klik Split Based on jog Slider’s position. Kemudian video akan terpotong dan terpisah kemudian klik kanan Delete . seperti gambar yang ada dibawah ini ;


(46)

Gambar 4.6 Proses Pembuangan video

9. Proses Editing online (proses editing terakhir penambahan transition, frame dan animasi). Adapun tujuan diberikannya animasi agar tampilan video lebih menarik. Agar lebih menarik berikut gambar- gambar penambahan transition, frame dan animasi.

Gambar 4.7 Transition video


(47)

Gambar 4.8

Perbedaan tampilan video setelah diberi Transition

Gambar 4.9 Manambahkan frame


(48)

Cara menambahkan frame pada video adalah dengan cara drag frame yang telah dipilih pada timelinevideotrack 2

Gambar 4.10 Gambar 4.11

Video sebelum diberi frame Video setelah diberi animasi frame

10. Mixing, berkaitan dengan proses syncroning audio dan juga member ilustrasi musik maupun audio efek. Yang harus dimixing adalah dialog, effek, dan musik. Setelah proses editing dan mixing selesai maka video siap untuk dirender menjadi file video .AVI.

Gambar 4.12


(49)

Untuk hasil video yang maksimal penulis memilih file penyimpanan.AVI dengan cara seperti dibawah ini :

Gambar 4.13

Menyimpan video dalam bentuk.AVI

Gambar 4.14 Proses Render Video


(50)

11.Adapun perangkat lunak yang digunakan untuk converter video .AVI menjadi DVD maka digunakan ulead DVD Movie Factory 6 setelah proses converter maka video dapat dioprasikan dengan DVD player maupun DVD Rom dalam PC.

4.15 Gambar

Transfer Video pada Ulead DVD Factory 6

4.16 Gambar


(51)

4.2 Tampilan Video “Tanoshii kana”

Pengenalan huruf, cara menulis, cara baca, contoh kosakata dan latihan 46 huruf hiragana, Daku on, Handaku on, dan Yoo on.

Adapun contoh tampilan video “Tanoshii Kana” pershot ada dibawah ini :

Shot 1 Shot 2 Shot 3

Shot 4 Shot 5 Shot 6

Shot 7 Shot 8 Shot 9

Shot 10 Shot 11 Shot 12


(52)

Gambar 4.17

Shot pada video “Tanoshii Kana”

1) Pada shot 1 ditampilkan menu apa saja yang ada pada video tutorial adapun menu yang ada pada tutorial adalah sebagai berikut :

1. Menu Link Video

2. Huruf あ、い、う、え、

3. Latihan huruf あ、い、う、え、

4. Huruf 、 、く、け、こ

5. Latihan huruf

6. Huruf さ、し、す、せ、そ

7. Latihan huruf さ、し、す、せ、そ

8. Huruf た、ち、つ、て、と

9. Latihan huruf た、ち、つ、て、と

10.Huruf 、に、 、 、

11.Latihan Huruf 、に、 、 、

12.Huruf 、ひ、 、へ、ほ


(53)

14.Huruf 、み、 、 、

15.Latihan Huruf 、み、 、 、

16.Huruf ら、り、る、れ、ろ

17.Latihan Huruf ら、り、る、れ、ろ

18.Huruf や、ゆ、よ、わ、を、ん

19.Latihan Huruf や、ゆ、よ、わ、を、ん

20.Huruf ー ょ

21.Behind the scene dan credit title :

Gambar 4.18 Shot video menu DVD

2) Pada shot 2 adalah opening production House menunjukan symbol team yang telah bekerjasama dalam membuat “Tanoshii Kana” tersebut adapun nama production house dari team ini adalah chanel language Production.


(54)

Gambar 4.19 Shotopening video

3) Shot 3 adalah bumper in adalah tampilan video yang umumnya ada pada setiap program video yang ditujukan untuk menunjukan gambaran secara keseluruhan video yang akan ditaya ngkan.

Gambar 4.20 Shot Bumper video


(55)

4) Shot 4 tutor memperkenalkan diri dan menyebutkan tema video :

Gambar 4.21 Shot perkenalan tutor

5) Shot 5 tayangan tambahan video track mulai terlihat disebelah kanan tutor. Tambahan video track tersebut ditujukan untuk memperlihatkan huruf yang sedang ditulis oleh tutor.

Gambar 4.22 Shot 5

6) Shot 6 tutor meberikan materi huruf dengan adegan tutor menulis diitambah dengan tampilan video track disebelah kanan tutor.


(56)

Gambar 4.23 Shot 6

7) Shot 7 tutor mengulang penulisan yang telah ditulis ditambah dengan menerangkan jumlah langkah penulisan.

Gambar 4.24 Shot 7

8) Shot 8 tutor mengulang kembali cara penulisan huruf dengan pergantian angle fokus pada huruf yang ditulis ditambah dengan audio jumlah langkah penulisan huruf.


(57)

Gambar 4.25 Shot 8

9) Shot 9 scene video berganti dengan contoh huruf dalam bentuk kosakata ditambah carabaca , arti kosakata berupa Audio Visual.

Gambar 4.26 Shot 9

10)Shot 10 tutor memberikan panduan untuk mencoba menulis huruf yang telah diberikan sebelumnya


(58)

Gambar 4.27 Shot 10

11)Shot 11 tutor memberi panduan ulang cara penulisan huruf yang telah dipelajari.

Gambar 4.28 Shot 11

12)Shot 12 adalah rangkuman huruf hiragana yang telah dipelajari dan dilatih.


(59)

Gambar 4.29 Shot 12

13)Shot 13 Cara membaca huruf ー ょ. Pada scene ini tutor hanya

menjadi narasi pembaca huruf –huruf dibawah ini;

Gambar 4.30 Shot 13


(60)

14)Shot 14 : Credit title merupakan bentuk apresiasi terimakasih pada pihak-pihak yang telah membantu crew dan Production House dalam membuat projeck video.

Gambar 4.31 Shot 14 Credit title

15)Shot 15: behind the scene. Adalah bentuk hiburan dari rangkaian program video yang telah dibuat.

Gambar 4.32 Shot 15 behind the scene


(61)

4.3 Tanggapan Responden te rhadap Penggunaan Video “Tanashii Kana

Penulis memberikan angket kepada responden mengenai tanggapan responden terhadap tampilan dan materi pembelajaran yang ada pada video Tanashii Kana Berikut ini adalah contoh angket yang diberikan kepada responden.

No Pertanyaan Jawaban 1. Apakah Tampilan Video pembelajaran

Hiragana ini Menarik?

a. Sangat menarik b. Menarik

c. Tidak menarik

2. Apakah Video ini Praktis untuk

digunakan?

a. Sangat praktis b. Praktis

c. Tidak praktis 3. Apakah materi yang disampaikan tutor

dapat dipahami?

a. Sangat mudah dipahami

b. Mudah dipahami

c. Tidak mudah dipahami 4 Apakah materi huruf hiragana yang ada

pada video “Tanoshii Kana” ini sudah lengkap?

a. Sangat lengkap

b. Lengkap

c. Tidak lengkap 5. Apakah anda setuju jika video “Tanoshii

Kana” ini dijadikan media alternatif dalam pembelajaran huruf hiragana?

a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju 6. Setelah menenoton video “Tanoshii

Kana” ini, apakah anda lebih termotivasi untuk belajar ?

a. Sangat termotivasi b. Termotivasi c. Tidak termotivasi Tabel 4.2


(62)

Setelah memberikan angket kepada responden mengenai tampilan video “Tanoshii Kana”, maka hasil nilai dari angket tersebut sebagai berikut:

Responden Jawaban Setiap Pertanyaan Total

1 2 3 4 5 6

1 3 3 3 3 3 3 18

2 3 3 3 3 3 3 18

3 3 3 3 3 3 3 18

4 2 3 3 3 2 3 16

5 2 3 3 3 2 3 16

6 3 2 3 3 2 3 16

7 3 3 3 3 3 3 18

8 3 3 3 3 3 3 18

9 2 3 3 3 2 3 16

10 3 2 2 3 3 3 16

11 2 3 3 2 3 2 15

12 2 3 3 3 2 3 16

13 2 3 3 3 2 3 16

14 3 2 3 3 2 3 16

15 3 3 3 3 3 3 18

16 3 2 3 2 3 3 16

17 3 3 3 3 2 3 17

18 3 3 3 3 3 3 18

19 3 2 3 3 2 2 15

20 3 3 3 3 3 3 18

Tabel 4.3 Penilaian angket


(63)

Pertanyaan Kategori

A B C

1 14 6 0

2 15 5 0

3 19 1 0

4 18 2 0

5 11 9 0

6 18 2 0

∑ 95 24 0

Kriterium 285 48 0

∑Kriterium 333

Tabel 4.4

Penilaian Kriterium Angket

Dari data diatas, maka terlihat bahwa responden menganggap bahwa Video Tutorial Pembelajaran Hiragana ini baik. Baik dalam hal penampilan maupun penggunaanya, adapun saran yang diberikan pada penulis adalah untuk membuat video pembelajaran Tanoshii Kana, Katakana dan Kanji.

Nilai kriterium maksimum yang bisa didapat adalah 3 x 20 x 6 = 360. Dengan ketentuan ;

3 = nilai terbesar

20 = jumlah dari responden 6 = jumlah soal pada angket

Maka nilai kriterium yang didapat adalah sebesar 333. Pada interval rating scale nilai tersebut mendekati interval baik. Berdasarka n data tersebut penulis


(64)

menyimpulkan bahwa responden menilai tampilan dan materi pada video tutorial “Tanoshii Kana” ini termasuk baik.

Adapun saran yang diberikan responder tentang video “Tanoshii Kana” adalah sebagai berikut; Audio video yang tidak sama terdengar volumenya, sehingga berpengaruh pada kenyamanan dan penyampaian materi yang disampa ikan oleh tutor. Selain itu beberapa responder memberikan saran agar penulis membuat edisi pembelajaran katakana dan kanji. Durasi video lebih diperpanjang agar huruf- huruf dakuon, handakuon dan yoon dapat dipaparkan seperti huruf hiragana sebelumnya. Contoh kosakata lebih diperbanyak. Agar lebih menarik latar video diberi nuansa Jepang. Diberikan sedikit contoh kalimat atau partikel bahasa Jepang.


(65)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menarik kesimpulan bahwa :

a. Video Tutorial Interaktif ini dirancang menggunakan piranti keras yaitu camera (camcorder), Lighting 2000Watt, dan MiniDV. Adapun piranti lunak yang digunakan adalah Video Studio 13 dan Ulead DVD Movie Factory 6. b. Dari data angket yang telah didapat, maka terlihat bahwa responden

menganggap bahwa Video Tutorial Pembelajaran Hiragana ini baik. Baik dalam hal penampilan maupun penggunaanya, adapun saran yang diberikan pada penulis adalah untuk memuat video pembelajaran Tanoshii Kana Edisi Katakana dan Kanji. Nilai kriterium maksimum yang bisa didapat adalah sebesar 333. Maka interval rating scale nilai tersebut mendekati interval baik. Berdasarkah data tersebut penulis menyimpulkan bahwa responden menilai tampilan dan materi pada video tutorial “Tanoshii Kana” ini termasuk baik dan dapat dikategorikan sebagai media alternative.


(66)

Saran

a. Bagi mahasiswa Program Studi Jepang Fakultas Sastra UNIKOM,

kembangkan lagi berbagai macam media pembelajaran yang lebih inova tif guna membantu pembelajar bahasa Jepang.

b. Video Tutorial “Tanoshii Kana” ini juga masih memerlukan penyempurnaan, mulai dari Audio video yang tidak sama terdengar volumenya, se hingga berpengaruh pada kenyamanan dan penyampaian materi yang disampaikan oleh tutor. Selain itu beberapa responder memberikan saran agar penulis membuat edisi pembelajaran katakana dan kanji. Durasi video lebih diperpanjang agar huruf- huruf dakuon, handakuon dan yoon dapat dipaparkan seperti huruf hiragana sebelumnya. Contoh kosakata lebih diperbanyak. Agar lebih menarik latar video diberi nuansa Jepang. Diberikan sedikit contoh kalimat atau partikel bahasa Jepang.


(67)

Jakarta:Sinema Art.

Hamalik, Oemar. 1999. Kurikulum Pemebelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

Iskandar. (2008). Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta : Gaung Persada Press.

Mamiko, S. 1999. Bahasa Jepang Sehari-hari (Japanese For Today). Jakarta : Grasindo.

Nawawi, Hadari. 2003. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.

Rohani Ahmad. 1997. Media Intruksional Edukatif. Jakarta :PT.Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2002.Media Pengajaran.Jakarta :Sinar Baru Algerindo.

Sudjianto dan Dahidi, A. 2007. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta

Sutedi, Dedi. 2004. Dasar-Dasar Linguisti Bahasa Jepang. Bandung : Humaniora Utama Press.

Tn. Ayo Produksi Video Sendiri http://gora.edublogs.org/ayo-produksi-sendiri- video-[15 Maret 2011]

Yudi, Astira. 2005. Membuat Video Tutorial.Jakarta : Rajawali Pers

Zain, Badudu. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.


(68)

(69)

Nomor Induk Mahasiswa : 63805008

Program Studi : Sastra Jepang

Jenis Kelamin : Pere mpuan

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Jl. Astaraja Rt:05 R w : 11

Desa.Margahurip Kec.Banjaran Bandung

Berat Badan : 46Kg

Tinggi Badan : 163 cm

Status Marital : Belum Menikah

Orang Tua

Nama Ayah : Yaya Sunarya

Pekerjaan : Wirausaha

Alamat : Jl. Astaraja Rt : 05 R w : 11

Desa.Margahurip Kec.Banjaran Bandung

Nama Ibu : Alm.D.Wida Ningsih

Pekerjaan : Ibu R umah Tangga

Alamat : Jl. Astaraja Rt : 05 Rw : 11


(70)

No Lembaga Pendidikan Tahun

1. TK Al-Ikhlas 1992 - 1993

2. SDN.Nugraha 1993 - 1999

3. MTS.Daru Hikam 1999 - 2002

4. SMAN 1Banjaran 2002 - 2005

5. Universitas Komputer Indonesia 2005 - 2010

Bandung, Juli 2011


(1)

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menarik kesimpulan bahwa :

a. Video Tutorial Interaktif ini dirancang menggunakan piranti keras yaitu camera (camcorder), Lighting 2000Watt, dan MiniDV. Adapun piranti lunak yang digunakan adalah Video Studio 13 dan Ulead DVD Movie Factory 6. b. Dari data angket yang telah didapat, maka terlihat bahwa responden

menganggap bahwa Video Tutorial Pembelajaran Hiragana ini baik. Baik dalam hal penampilan maupun penggunaanya, adapun saran yang diberikan pada penulis adalah untuk memuat video pembelajaran Tanoshii Kana Edisi Katakana dan Kanji. Nilai kriterium maksimum yang bisa didapat adalah sebesar 333. Maka interval rating scale nilai tersebut mendekati interval baik. Berdasarkah data tersebut penulis menyimpulkan bahwa responden menilai tampilan dan materi pada video tutorial “Tanoshii Kana” ini termasuk baik dan dapat dikategorikan sebagai media alternative.


(2)

59

Saran

a. Bagi mahasiswa Program Studi Jepang Fakultas Sastra UNIKOM, kembangkan lagi berbagai macam media pembelajaran yang lebih inova tif guna membantu pembelajar bahasa Jepang.

b. Video Tutorial “Tanoshii Kana” ini juga masih memerlukan penyempurnaan, mulai dari Audio video yang tidak sama terdengar volumenya, se hingga berpengaruh pada kenyamanan dan penyampaian materi yang disampaikan oleh tutor. Selain itu beberapa responder memberikan saran agar penulis membuat edisi pembelajaran katakana dan kanji. Durasi video lebih diperpanjang agar huruf- huruf dakuon, handakuon dan yoon dapat dipaparkan seperti huruf hiragana sebelumnya. Contoh kosakata lebih diperbanyak. Agar lebih menarik latar video diberi nuansa Jepang. Diberikan sedikit contoh kalimat atau partikel bahasa Jepang.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers Hartanto, Rudi. 2010. Teknik Menguasai Video Studio 13(corel video 13).

Jakarta:Sinema Art.

Hamalik, Oemar. 1999. Kurikulum Pemebelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

Iskandar. (2008). Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta : Gaung Persada Press.

Mamiko, S. 1999. Bahasa Jepang Sehari-hari (Japanese For Today). Jakarta : Grasindo.

Nawawi, Hadari. 2003. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.

Rohani Ahmad. 1997. Media Intruksional Edukatif. Jakarta :PT.Rineka Cipta. Sudjana, Nana. 2002.Media Pengajaran.Jakarta :Sinar Baru Algerindo. Sudjianto dan Dahidi, A. 2007. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta:

Kesaint Blanc.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta

Sutedi, Dedi. 2004. Dasar-Dasar Linguisti Bahasa Jepang. Bandung : Humaniora Utama Press.

Tn. Ayo Produksi Video Sendiri http://gora.edublogs.org/ayo-produksi-sendiri- video-[15 Maret 2011]

Yudi, Astira. 2005. Membuat Video Tutorial.Jakarta : Rajawali Pers

Zain, Badudu. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.


(4)

(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Yeni N urlatipah

Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 1 Januari 1987 Nomor Induk Mahasiswa : 63805008

Program Studi : Sastra Jepang Jenis Kelamin : Pere mpuan Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Jl. Astaraja Rt:05 R w : 11

Desa.Margahurip Kec.Banjaran Bandung Berat Badan : 46Kg

Tinggi Badan : 163 cm

Status Marital : Belum Menikah Orang Tua

Nama Ayah : Yaya Sunarya Pekerjaan : Wirausaha

Alamat : Jl. Astaraja Rt : 05 R w : 11

Desa.Margahurip Kec.Banjaran Bandung Nama Ibu : Alm.D.Wida Ningsih

Pekerjaan : Ibu R umah Tangga

Alamat : Jl. Astaraja Rt : 05 Rw : 11


(6)

Riwayat Pendidikan

No Lembaga Pendidikan Tahun

1. TK Al-Ikhlas 1992 - 1993

2. SDN.Nugraha 1993 - 1999

3. MTS.Daru Hikam 1999 - 2002

4. SMAN 1Banjaran 2002 - 2005

5. Universitas Komputer Indonesia 2005 - 2010

Bandung, Juli 2011