Ranti Noviyani, 2013 Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Operasi Penjumlahan Melalui Penggunaan Alat Permainan
Edukatif Alat Permainan Abacus Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3. Studi Dokumentasi
Dalam penelitian ini, dokumentasi yang digunakan berupa foto-foto untuk merekam peristiwa-peristiwa atau kegiatan dalam setiap siklus pembelajaran,
aktivitas kegiatan anak belajar, serta cara guru mengajar dalam pembelajaran menggunakan alat permainan Abacus untuk meningkatkan kemampuan anak
dalam operasi penjumlahan. Selain kegiatan pembelajaran, peneliti juga mengumpulkan dokumen-dokumen sebagai bahan laopran penelitian.
H. Analisis Data
Menurut Sanjaya 2011: 106 menganalisis data adalah suatu proses mengolah dan menginterpretasi data dengan tujuan untuk mendudukkan
berbagai informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian.
Supardi 2009: 131 menyatakan bahwa pentingnya peneliti memahami teknik analisi data, karena analisis data akan memberi kehidupan dalam kegiatan
penelitian. Menurut Kunandar 2009: 101 analisis data terdiri atas tiga komponen
kegiatan yang saling terkait satu sama lain, diantaranya yaitu: 1 reduksi data, 2 beberan display data, dan 3 penarikan kesimpulan. Reduksi data adalah
proses penyeleksian, menentukan fokus, menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data mentah yang ada dalam catatan lapangan. Dalam
redukasi data dilakukan penajaman, pemfokusan, penyisihan data yang kurang memiliki makna dan menatanya sehingga kesimpulan akhir dapat ditarik dan
diverifikasi. Beberan display data artinya berbagai macam data PTK yang telah
direduksi perlu dibeberkan dengan tertata rapi dengan narasi plus matriks, grafik, atau diagram. Pembeberan data yang sistematis dan juga interaktif akan
memudahkan dilakukannya penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan merupakan proses yang dilakukan mengenai
peningkatan atau perubahan secara bertahap yang ditarik dari kesimpulan sementara pada akhir siklus satu ke kesimpulan terakhir pada siklus akhir.
96
Ranti Noviyani, 2013 Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Operasi Penjumlahan Melalui Penggunaan Alat Permainan
Edukatif Alat Permainan Abacus Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang “Meningkatkan Kemampuan anak Dalam Operasi Penjumlahan
Melalui Penggunaan Alat Permainan Abacus” yang dilaksanakan di TK Kemala Bhayangkari 13 kelompok B, dapat
disimpulkan bahwa: 1.
Kondisi Objektif kemampuan anak dalam operasi penjumlahan kelompok B di TK Kemala Bhayang kari 13 masih rendah. Dari hasil observasi
sebelum diberikannya tindakan yaitu masih banyak anak yang belum mampu mencapai indikator kemampuan operasi penjumlahan. khususnya
penguasaan operasi penjumlahan yang hasilnya 5 sampai 10 dan pasangan penjumlahan. Anak yang berada pada kategori kurang K atau anak belum
mampu melakukan kegiatan sebesar 25,3. Anak yang memerlukan bantuan dalam melakukan kegiatan pada kategori cukup C sebesar
37,9. Sedangkan anak yang dapat melakukan kegiatan secara mandiri pada kategori baik B yaitu sebesar 36,8.
2. Implementasi kegiatan pembelajaran melalui penggunaan alat permainan
Abacus dalam meningkatkan kemampuan anak dalam operasi
penjumlahan kelompok B di TK Kemala Bhyangkari 13 dilaksanakan dengan 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 2 tindakan. Setiap siklus meliputi
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Alat permainan Abacus yang digunakan pada siklus I berbeda dengan alat permainan Abacus yang
digunakan pada siklus II. Kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan anak dalam operasi penjumlahan melalui penggunaan alat
permainan Abacus ini dilaksanakan pada kegiatan inti. Anak terlihat antusias ketika menggunakan alat permainan Abacus, terlebih saat Abacus
yang digunakan dalam siklus II. Karena warna dan bentuk Abacus yang digunakan pada siklus II lebih menarik untuk digunakan oleh anak.