MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF MAGNETIC ALPHABET PADA ANAK KELOMPOK A DI TK ANNUR LEMAHABANG.

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF MAGNETIC

ALPHABET PADA ANAK KELOMPOK A DI TK ANNUR LEMAHABANG

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok A TK ANNUR Kecamatan Lemahabang Kabupaten Karawang Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh :

PRAPTI HARYASTUTI NIM : 1009771

PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DEPARTEMEN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

LEMBAR HAK CIPTA PENULIS

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF MAGNETIC

ALPHABET PADA ANAK KELOMPOK A DI TK ANNUR LEMAHABANG

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok A TK ANNUR Kecamatan Lemahabang Kabupaten Karawang Tahun Ajaran 2013/2014)

Oleh Prapti Haryastuti

Sebuh Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Ilmu Pendidikan

@ Prapti Haryastuti 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Nopember 2014

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.

Skripsi Ini Tidak Boleh Diperbanyak Seluruhnya Atau Sebagian, Dengan Dicetak Ulang, Difoto Copy Atau Cara Lainnya Tanpa Ijin Dari Penulis


(3)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF MAGNETIC

ALPHABET PADA ANAK KELOMPOK A DI TK ANNUR LEMAHABANG

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok A TK ANNUR Lemahabang Kecamatan Lemahabang Kabupaten Karawang Tahun Ajaran 2013/2014)

Prapti Haryastuti 1009771

DISETUJUI DAN DISAHKAN : Pembimbing I

Heni Djohaeni, S.Pd, M.Si

NIP : 19700724 199802 2 001

Pembimbing II

Asep Deni Gustiana, M.Pd

NIP : 19840918 201212 1 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Dr. Ocih Setiasih, M.Pd


(4)

LEMBAR PENGESAHAN SIDANG

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF MAGNETIC

ALPHABET PADA ANAK KELOMPOK A DI TK ANNUR LEMAHABANG

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok A TK ANNUR Kecamatan Lemahabang Kabupaten Karawang Tahun Ajaran 2013/2014)

Prapti Haryastuti 1009771

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : Penguji I

Rita Mariyana, M.Pd

NIP. 19780308 200112 2 001

Penguji II

Leli Kurniawati, S.Pd,M.Mus

NIP. 132 252 248

Penguji III

Dr. Badru Zaman, M.Pd

NIP. 19740806 200112 1 002

Mengetahui : Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Dr. Ocih Setiasih, M.Pd


(5)

Prapti Haryastuti, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca melalui penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet pada anak kelompok A di TK Annur Lemahabang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF MAGNETIC

ALPHABET PADA ANAK KELOMPOK A DI TK ANNUR LEMAHABANG

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok A TK ANNUR Lemahabang Kecamatan Lemahabang Kabupaten Karawang Tahun Ajaran 2013/2014)

Prapti Haryastuti 1009771

ABSTRAK

Penelitian ini di latar belakangi oleh rendahnya kemampuan membaca dalam permainan Magnetic Alphabet. Selain itu proses pembelajaran yang ada di kelas kurang diminati anak. Seorang guru tidak menggunakan alat permainan Magnetic Alphabet karena alat permainan edukatif tersebut tidak disediakan di sekolah. Penelitian ini di titik beratkan pada permainan Magnetik Alphabet. Berdasarkan permasalahan tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca dalam alat permainan edukatif magnetic alphabet. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas sebanyak 2 (dua) siklus dimana disetiap siklusnya terdapat 2 (dua) tindakan. Subyek penelitian yaitu anak kelompok A di TK ANNUR Lemahabang Kecamatan Lemahabang Kabupaten Karawang. Hasil penelitian yang dilakukan pada siklus 1 (satu) dari jumlah seluruh indikator yang telah dihitung, peneliti menyimpulkan bahwa kemampuan membaca pada siklus I adalah 8,82% anak masih belum berkembang (BB) 55,30% anak mulai berkembang (MB) 33.53% anak berkembang sesuai harapan (BSH) dan 2,35% anak Berkembang Sangat Baik (BSB). Dan siklus 2 (dua) dari jumlah seluruh indikator yang telah dihitung berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca pada siklus II adalah sudah tidak ada atau 0,00% anak yang Belum Berkembang (BB) dan 5,30% anak mulai berkembang 85,88% anak Berkembang Sesuai Harapan (BSH) serta 8,828% Berkembang Sangat Baik (BSB). Sehingga dapat dinyatakan bahwa dengan melalui penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet dapat meningkatkan kemampuan membaca pada anak dengan rata-rata nilai 85,88% Kata Kunci : Alat Permainan Edukatif Magnetic Alphabet, Kemampuan


(6)

Prapti Haryastuti, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca melalui penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet pada anak kelompok A di TK Annur Lemahabang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPROVING THE ABILITY TO READ THROUGH THE USE OF TOOLS EDUCATIVE MAGNETIC ALPHABET GAME IN A GROUP OF

CHILDREN IN TK ANNUR LEMAHABANG

(Classroom Action Research in Group A TK ANNUR Lemahabang of District Falkirk School Year 2013/2014)

Prapti Haryastuti 1009771

ABSTRACT

The back ground of this study lack the ability to read in TK ANNUR Lemahabang Falkirk. The learning process in the class room less desirable children. Teachers never use tool Magnetic Alphabet game because these tools are not provided school. This study is focused on the game Magnetic Alphabet. Based on these problems, this resear chaims to improve the ability to read the magnetic alphabet tool educational games. The method use dis action researchas much as two cycle severy two cycles of action research subjects children with group A. The results in one cycle of the number of indicators are calculate dis 8.82% of the children are still un developed (BB); 55.30% of the children began to grow (MB); 33.53% of children develop according to expectations (BSH); and 2.35% of children Growing Very Good (BSB). The second cycle of the number of indicators that have been calculate dis already no child is Not Growing (BB); 5.30% of the children began to grow (MB); 85.88% of children Developing Appropriate Expectations (BSH); and 8.828% Growing Very Good (BSB). So it can be stated that with the use of magnetic alphabet educational games can improve reading skills of children with an average value of 85.88%

Keywords : Magnetic Alphabet Tool Educational Games, Reading Ability In Children.


(7)

Prapti Haryastuti, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca melalui penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet pada anak kelompok A di TK Annur Lemahabang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

JUDUL... ... i

LEMBAR HAK CIPTA PENULIS . ... ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI... ... iii

LEMBAR PENGESAHAN SIDANG . ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GRAFIK/BAGAN ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

ABSTRAK ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... ... 3

C. Tujuan Penelitian ... .... 4

D. Manfaat Penelitian ... .... 4

1. Manfaat Teoritis ... .. 4

2. Manfaat Praktis ... ... 5

E. Asumsi Penelitian ... ... 6

F. Struktur Organisasi Skripsi ... .. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Anak Usia Dini ... ... 8

B. Konsep Pengembangan Kemampuan Berbahasa ... 12

C. Konsep Kemampuan Membaca ... 17

1. Pengertian Membaca ... .. 17

2. Tujuan Membaca ... .. 20

3. Aspek-aspek Membaca ... .. 22

4. Macam-macam Membaca ... . 22

5. Prinsip-prinsip Membaca ... .. 23

6. Komponen Membaca ... .. 26


(8)

Prapti Haryastuti, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca melalui penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet pada anak kelompok A di TK Annur Lemahabang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Alat Permainan Edukatif ... .... 29

E. Magnetic Alphabet ... .... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... ... 44

1. Metode Penelitian ... .... 44

2. Desain Peneltian ... .... 45

B. Lokasi Subyek Penelitian ... ... 46

C. Teknik Pengumpulan Data ... ... 46

1. Observasi ... .... 46

2. Catatan Lapangan ... ... 47

3. Studi Dokumentasi ... ... 48

D. Instrumen Penelitian ... ... 48

E. Prosedur Penelitian ... ... 49

1. Perencanaan ... ... 49

2. Pelaksanaan ... ... 50

3. Pengamatan atau Observasi ... ... 51

4. Refleksi ... ... 51

F. Definisi Operasional ... ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Umum Lokasi dan Subyek Penelitian ... ... 54

B. Hasil Penelitian ... 57

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 79

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... ... 87

B. Rekomendasi ... ... 89


(9)

Prapti Haryastuti, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca melalui penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet pada anak kelompok A di TK Annur Lemahabang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1 Tingkat Pencapaian Perkembangan Bahasa ... 16

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen ... 52

Tabel 3.3 Pedoman Observasi Penelitian ... 53

Tabel 4.1 Data Anak Kelas A Tahun Ajaran 2013 – 2014 ... 64

Tabel 4.2 Hasil Observasi Awal Pra Siklus ... 67

Tabel 4.3 Hasil Observasi Siklus I ... 74

Tabel 4.4 Hasil Observasi Siklus II ... 81

Tabel 4.5 Hasil Observasi Perkembangan Anak ... 88


(10)

Prapti Haryastuti, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca melalui penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet pada anak kelompok A di TK Annur Lemahabang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK/BAGAN

Hal

Bagan 3.1 Riset Aksi Model Kemmis dan Taggart ... 48

Grafik 4.1 Observasi Awal/Pra Siklus ... 68

Garfik 4.2 Perkembangan Anak Pra Siklus ... 69

Garfik 4.3 Observasi Siklus I ... 75

Garfik 4.4 Perkembangan Anak Siklus I ... 76

Garfik 4.5 Observasi Siklus II ... 82

Garfik 4.6 Perkembangan Anak Siklus II ... 83

Garfik 4.7 Perkembangan Anak Belum Berkembangan (BB) ... 84

Garfik 4.8 Perkembangan Anak Mulai Berkembang (MB) ... 85

Garfik 4.9 Perkembangan Anak Berkembang Sesuai Harapan (BSH) ... 86


(11)

Prapti Haryastuti, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca melalui penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet pada anak kelompok A di TK Annur Lemahabang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Surat Keterangan ... ... 91

Rencana Kegiatan Harian Siklus I ... ... 92

Hasil Observasi Siklus I ... ... 93

Rencana Kegiatan Harian Siklus II ... ... 96

Hasil Observasi Siklus II ... 97

Hasil Karya Anak ... ... 100

Dokumentasi Kegiatan Anak Siklus I ... ... 103

Dokumentasi Kegiatan Anak Siklus II ... 104


(12)

Prapti Haryastuti, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca melalui penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet pada anak kelompok A di TK Annur Lemahabang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Membaca merupakan cara untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan yang meliputi seluruh aspek kejiwaan manusia. Terlebih Anak Usia Dini, sangat memerlukan informasi yang banyak untuk mengisi pengetahuannya agar siap menjadi manusia yang seutuhnya. Hal ini hanya bisa dicapai dengan rajin membaca, sebab kemampuan membaca memiliki nilai dan kualitas kemanusian yang tertinggi oleh sebab menjadi pembeda manusia dengan makhluk lain. Terbukti dengan selalu rajin membaca, menjadikan seseorang memiliki ilmu pengetahuan yang luas, arif dan bijaksana serta bernilai lebih unggul dibanding yang kurang minat membaca.

Membaca adalah suatu sarana utama bagi anak-anak untuk mengasah pengetahuannya. Anak-anak yang memiliki kemampuan membacanya cukup baik, pada umumnya lebih cakap dan pintar mengungkapkan pemikian, perasaan, serta tindakan interaktifnya terhadap lingkungannya. Oleh sebab itu perkembangan kemampuan membaca anak dalam proses pembelajaran harus mendapatkan perhatian yang lebih dan serius bagi pendidik, baik dilingkungan sekolah dan keluarga. Sebab membaca dalam proses pembelajaran memegang peranan yang sangat penting.

Sesuai Pasal 1 UU RI No. 2 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Depdiknas, 2007:1)

Mengingat pasal tersebut maka salah satu lembaga pendidikan yang mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran dan peningkatan mutu


(13)

2

Prapti Haryastuti, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca melalui penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet pada anak kelompok A di TK Annur Lemahabang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendidikan serta sarana yang juga menjadi sumber belajar bagi anak-anak adalah Sekolah Taman Kanak-Kanak yang biasa disebut TK.

Pendidikan di Sekolah Taman Kanak-Kanak dilaksanakan dengan prinsip bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain sesuai dengan perkembangan anak didik (Anomymous, 2001:5) Pelaksanaan pendidikan di Taman Kanak-Kanak harus terencana, terpogram, dan tetap memperhatikan tingkat perkembangan anak. Penggunaan strategi dan sumber atau media belajar mengajar harus disesuaikan dengan kebutuhan, minat dan kemampuan anak-anak.

Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang terdapat di jalur pendidikan sekolah (PP No. 27 Tahun 1990). Sebagai lembaga pendidikan pra sekolah, tugas utama TK adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap perilaku, keterampilan dan intelektual agar dapat melakukan adaptasi dengan kegiatan belajar yang sesungguhnya. Tujuan pendidikan Taman Kanak-kanak adalah membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya (Depdikbud, 1998:2).

Mengingat kerangka pemikiran diatas, dimana salah satu komponen belajar dan bermain adalah membaca, maka penulis berupaya mengembangkan kemampuan membaca bagi anak dalam pembelajaran yang harus mendapatkan perhatian yang lebih serius, karena ketika anak bisa membaca merupakan indikator bahwa anak akan mampu menelusuri, memahami dan mengeksplorasi rangkain huruf-huruf dalam suatu tulisan atau bacaan dan bahkan gambar sekalipun.

Pendidikan usia dini merupakan awal atau permulaan anak belajar membaca, dan umumnya anak sangat enggan membaca sesuatu yang bersifat abstrak. Kata Belajar dan Bermain, adalah kunci bagi penulis, agar anak-anak mampu membaca sambil bermain. Hal ini tentu memerlukan media atau sarana yang dapat


(14)

3

Prapti Haryastuti, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca melalui penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet pada anak kelompok A di TK Annur Lemahabang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merangsang minat baca bagi anak-anak agar mampu membaca dalam permainan tersebut.

Kemampuan membaca pada anak dini akan berhasil dengan cara meningkatkan minat membaca dan menyediakan waktu untuk membaca. Dengan bersungguh-sungguh meluangkan waktu untuk membaca sekalipun hanya singkat akan membantu dalam menentukan perkembangan kemampuan membaca. Dan kemampuan membaca bisa dikatakan berhasil apabila memilih media atau bacaan yang baik dan diminati. Pun halnya dengan anak-anak, agar tidak menimbulkan kebosanan, perlu diupayakan media membaca yang dapat membuat anak tertarik untuk membaca serta memunculkan ketertarikan baru pada anak agar aktifitas pembelajaran di kelas dapat diekspresikan dan diikuti oleh anak dengan baik

Untuk mewujudkannya, tentu diperlukan adanya upaya dan usaha yang harus dilakukan secara bertahap. Karena membaca merupakan proses yang lebih rumit dibandingkan dengan proses komunikasi lisan. Oleh karena itu, penulis mengawalinya dengan membentuk kebiasaan dan kegemaran membaca di TK ANNUR Lemahabang melalui sarana yang penulis pilih, yaitu APE atau Alat Permainan Edukatif dengan tujuan bahwa anak-anak menjadi tertarik minat bacanya sejak dini, baik di lingkungan sekolah maupun keluarga. Alat Permainan Edukatif itu adalah Magnetic Alphabet, yakni sebuah alat pembelajaran modern yang cukup menyenangkan dan tentunya lebih meningkatkan hasil kemampuan membaca pada anak-anak.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengambil judul “Meningkatkan Kemampuan Membaca Melalui Penggunaan Alat Permainan Edukatif Magnetic Alphabet pada Anak Kelompok A di TK ANNUR Lemahabang Kecamatan Lemahabang Kabupaten Karawang”

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan pembelajaran, berbagai masalah yang kiranya cukup berpengaruh terhadap keberhasilan peserta anak didik dalam


(15)

4

Prapti Haryastuti, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca melalui penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet pada anak kelompok A di TK Annur Lemahabang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memahami materi yang dijabarkan. Karenanya penulis mendiskusikannya dengan sesama guru dan diperoleh hasil identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah kemampuan membaca dari anak didik di Kelompok A TK ANNUR sebelum melakukan kegiatan membaca melalui Alat Permainan Edukatif Magnetic Alphabet?

2. Bagaimana penggunaan Alat Permainan Edukatif Magnetic Alphabet dalam meningkatkan kemampuan membaca pada anak TK?

3. Bagaimana peningkatan kemampuan membaca pada anak Kelompok A pada TK ANNUR setelah penggunaan Alat Permainan Edukatif Magnetic Alphabet?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dilakukannya penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan meningkatkan kemampuan membaca pada Anak Kelompok A di TK ANNUR.

2. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan alat permainan edukatif Magenetic Alphabet dapat meningkatkan kemampuan membaca pada Anak Kelompok A di TK ANNUR.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan penguasaan dalam membaca setelah diterapkan penggunaan alat permainan edukatif Magnetic Alphabet pada Anak Kelompok A di TK ANNUR.

D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis

Badru Zaman (2007:7.15) memaparkan bahwa terdapat beberapa fungsi penggunaan alat permainan edukatif, yaitu :

a. Membantu dan mendukung proses pembelajaran anak TK agar lebih baik, menarik dan jelas.


(16)

5

Prapti Haryastuti, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca melalui penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet pada anak kelompok A di TK Annur Lemahabang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Memberi kesempatan pada anak TK memperoleh pengetahuan baru dan memperkaya pengalamannya dengan berbagai alat permainan.

d. Memberi kesempatan pada anak TK untuk mengenali lingkungan dan mengajarkan pada anak untuk mengetahui kekuatan dirinya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi anak

1) Anak lebih termotivasi dan beraktifitas dalam belajar dan membaca serta menguasai banyak perbendaharaan kata.

2) Agar anak senantiasa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan senang dan penuh semangat.

3) Meningkatnya minat membaca pada anak sehingga mampu mengembangkan pengetahuan dan pemahaman membaca untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Bagi guru

1) Memperoleh pengalaman dan wawasan dalam memilih atau menciptakan alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan minat membaca anak.

2) Dapat memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran di kelas dengan cara meng-evaluasi kemampuan anak-anak melalui penggunaan alat permainan edukatif.

3) Dapat memperbaiki sistem pembelajaran dengan penggunaan alat permainan edukatif yang menyenangkan bagi anak, dapat merubah minat membaca anak semakin kuat serta guru dapat mengembangkan profesionalisme keguruannya.

c. Bagi Lembaga Sekolah Taman Kanak-Kanak

1) Hasil penelitian diharapkan mampu membantu sekolah dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar dan mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat karena mutu atau SDM anak-anak dan gurunya lebih baik.


(17)

6

Prapti Haryastuti, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca melalui penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet pada anak kelompok A di TK Annur Lemahabang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Memotivasi kepada guru-guru dan pihak sekolah untuk menerapkan metode yang bervariasi dalam pengajaran serta melengkapi fasilitas sarana dan prasarana sesuai kebutuhan demi tuntutan zaman.

E. ASUMSI PENELITIAN

Arah atau tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi dan memahami makna bacaan atau membaca secara intensif. Namun mengingat keterbatasn waktu dan biaya, maka penulis melakukan asumsi dan pembatasan masalah, dengan tujuan penelitian lebih efisien dan spesifik. Pembatasan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada jam pelajaran dan kegiatan dimasukkan dalam Rancangan Kegiatan Harian (RKH)

2. Metode penelitian menggunakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) pada anak kelompok A di TK ANNUR Lemahabang Kecamatan Lemahabang Karawang.

Penelitian menggunakan asumsi-asumsi, diantaranya adalah :

a. Anak dapat mengikuti dan memahami permainan magnetic alphabet b. Anak memiliki minat membaca dengan permainan magnetic alphabet. c. Anak merasa senang dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan

permainan magnetic alphabet.

F. STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI

Bab I Pendahuluan terdiri dari : 1) Latar Belakang Masalah, 2) Rumusan Masalah, 3) Tujuan Penelitian, 4) Manfaat Penelitian (Manfaat Teoritis, Manfaat Praktis), 5) Asumsi Penelitian, 6) Struktur Organisasi Skripsi.

Bab II Kajian Pustaka terdiri dari : 1) Hakikat Anak Usia Dini, 2) Konsep Kemampuan Berbahasa, 3) Konsep Kemampuan Membaca (Pengertian Membaca, Tujuan Membaca, Aspek-aspek Membaca, Macam-macam Membaca,


(18)

Prinsip-7

Prapti Haryastuti, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca melalui penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet pada anak kelompok A di TK Annur Lemahabang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

prinsip Membaca, Komponen Membaca, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca, Alat Permainan Edukatif, Magnetic Alphabet.

Bab III Metodologi Penelitian terdiri dari : 1) Metode dan Desain Penelitian, 2) Lokasi Subyek Penelitian, 3) Teknik Pengumpulan Data, Observasi, Catatan Lapangan, Studi Dokumentasi, 4) Instrumen Penelitian, 5) Prosedur Penelitian, Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan atau Observasi, Refleksi, 6) Definisi Operasional.

Bab IV Hasil Penelitiam dam Pembahasan terdiri dari : 1) Deskripsi Umum, Lokasi dan Subyek Penelitian, 2) Hasil Penelitian, 3) Pembahasan Hasil Penelitian, Kondisi Obyektif Kemampuan Membaca Anak di Kelompok A TK ANNUR, Implementasi Penggunaan Alat Permainan Edukatif Magnetic Alphabet dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca pada Anak TK ANNUR, Peningkatan Kemampuan Membaca pada Anak TK ANNUR setelah Penggunaan Alat Permainan Edukatif Magnetic Alphabet.


(19)

Prapti Haryastuti, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca melalui penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet pada anak kelompok A di TK Annur Lemahabang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN 1. Metode Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan oleh guru serta mengatasi permasalahan kemampuan membaca melalui alat permainan edukatif magnetic alphabet di TK ANNUR. Hopkins dalam Sukidin (2002) untuk mencapai apa yang dimaksud, penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

research), yakni sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Arikunto

(2010) menjelaskan ada tiga makna kata yang membentuk pengertian dari Penelitian Tindakan Kelas adalah :

a. Penelitian, suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan

cara dan aturan metodologi untuk memperoleh data yang bermanfaat meningkatkan suatu hal yang menarik dan mutu bagi peneliti.

b. Tindakan, kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan penelitian

dilakukan melalui rangkaian siklus dan beberapa tindakan.

c. Kelas, sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima pelajaran

yang sama dari guru yang sama.

Tujuan penelitian tindakan kelas menurut Borg (1996) dalam Supardi dalam Arikunto (2010) menyebutkan secara eksplisit bahwa tujuan utama penelitian tindakan kelas ialah pengembangan keterampilan proses pembelajaran yang dihadapi oleh guru di kelasnya, untuk pencapaian pengetahuan umum dalam bidang pendidikan.

Penelitian ini dari permasalahan atau fakta yang terjadi di kelas dalam pembelajaran sehari-hari. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan, agar guru dapat menemukan solusi dari permasalahan yang terjadi di kelas dan bukan dari kelas yang lain. Dengan menerapkan ragam teori dan teknik pembelajaran yang kreatif, maka hasilnya adalah penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan


(20)

45

Prapti Haryastuti, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca melalui penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet pada anak kelompok A di TK Annur Lemahabang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan membaca melalui alat permainan edukatif magnetic alphabet akan memberikan suatu pembelajaran yang menyenangkan (Arikunto 2010)

Manfaat PTK adalah untuk membantu guru dalam memecahkan persoalan rendahnya kemampuan membaca, serta mencari solusi pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik anak. Sehingga melalui penelitian tindakan kelas dapat terjadi peningkatan dalam kemampuan membaca anak.

Manfaat yang dapat dipetik guru adalah mampu melaksanakan PTK terkait dengan komponen pembelajaran 1) inovasi pembelajaran, 2) pengembangan kurikulum, dan 3) peningkatan profesionalisme guru (Sukidin, 2002:40)

Priyonodalam Sukidin (2002 :11) menyatakan bahwa PTK adalah strategi pengembangan profesi guru karena a) menempatkan guru sebagai peneliti, bukan sebagai informan pasif, b) menempatkan guru sebagai agen perubahan dan c) mengutamakan kerja kelompok antara guru, siswa dan staff pimpinan sekolah lainnya dalam membangun kinerja sekolah yang lebih baik.

2. Desain Penelitian

Perencanaan

SIKLUS I

Refleksi

Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Pelaksanaan

Refleksi

SIKLUS II

?


(21)

46

Prapti Haryastuti, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca melalui penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet pada anak kelompok A di TK Annur Lemahabang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagan 1

Riset aksi Model Kemmis dan Taggart (Suharsimi Arikunto, 2010 : 16)

Penelitian ini menggunakan model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart yaitu merupakan model yang bagannya menggambarkan kegiatan spiral, dengan tahapan dua siklus. Penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas, maka penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research).

Kegiatan Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah metode penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dimaksudkan untuk mengungkap permasalahan tentang pengaruh penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet di TK ANNUR.

B. LOKASI SUBJEK PENELITIAN

Penelitian dilakukan di TK ANNUR dengan alamat : Jl. Syech Quro Desa Kedawung, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Karawang. Subjek penelitian adalah Anak TK ANNUR Kelompok A usia 4 – 5 tahun yang berjumlah 17 orang anak, terdiri dari 11 orang anak laki-laki dan 6 orang anak perempuan.

Jadwal Penelitian

No Kegiatan Januari – Mei

1 2 3 4 5 6 Pembuatan Proposal BAB I

BAB II BAB III Instrumen BAB IV BAB V

Januari 2014

Minggu I Februari 2014 Minggu IV Februari 2014 Maret 2014

Siklus 1 : 7 – 10 April 2014 Siklus 2 : 22 – 25 April 2014 Mei 2014

Mei 2014

C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


(22)

47

Prapti Haryastuti, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca melalui penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet pada anak kelompok A di TK Annur Lemahabang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selaras dengan pendapat Sukmadinata (2012 : 220) observasi (observation) merupakan suatu teknik atau cara menumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan berkenaan dengan cara guru mengajar, anak belajar dan Kepala Sekolah memberikan pengarahan. Oleh karenanya, observasi dapat dilakukan secara partisipatif atau non partisipatif.

Sebelum melakukan pengamatan sebaiknya peneliti atau pengamat menyiapkan pedoman observasi. Pedoman observasi dapat juga disusun dalam bentuk skala. Observer mengamatai proses pembelajaran dan mengumpulkan data mengenai segala sesuatu yang terjadi pada proses pembelajaran, baik pada guru maupun situasi kelas. Observer hanya mencatat yang dilihat dan didengar bukan memberikan penilaian atau mengganggu. Observer sebaiknya memberikan salinan catatan observasi kepada guru yang di observasi (Arikunto, 2010).

Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada teknik pengamatan ini yaitu pedoman observasi kemampuan membaca pada Anak Kelompok A dan pedoman observasi untuk kegiatan pembelajaran dengan penggunaan Alat Permainan Edukatif Magnetic Alphabet.

Observasi merupakan metode pengumpulan data menggunakan pengamatan terhadap obyek penelitian dan dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung. Marshall dalam Sugiyono (2012:310) menyatakan melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut.

2. Catatan Lapangan

Catatan Lapangan adalah kegiatan untuk mencatat hasil temuan atau kejadian penting selama proses pembelajaran. Berbagai aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, hubungan interaksi siswa dengan siswa, iklim sekolah, leadership kepala sekolah, demikian pula kegiatan lain dari penelitian seperti aspek orientasi, perencanaan, pelaksanaan diskusi dan refleksi, semuanya di catat dalam catatan lapangan (Wiriaatmadja, 2008)

Dalam kegiatan ini hasil temuan penulis dan guru didiskusikan setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan. Adapun yang di catat dan didiskusikan dalam


(23)

48

Prapti Haryastuti, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca melalui penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet pada anak kelompok A di TK Annur Lemahabang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

catatan lapangan adalah terkait dengan persepsi guru dan aktifitas anak dalam penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet untuk meningkatkan kemampuan membaca anak serta evaluasi pembelajarannya. Dari hasil diskusi antara peneliti dan guru, lalu kemudian disimpulkan.

3. Studi Dokumentasi

Sukmadinata (2012:220) menyatakan bahwa studi dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.

Dokumentasi yang dipelajari untuk penelitian ini memakai komponen perencanaan pembelajaran seperti kurikulum. Yaitu menggunakan RKH (Rencana Kegiatan Harian) dan RKM (Rencana Kegiatan Mingguan) yang biasa dibuat oleh guru setiap hari dan perminggunya (Sukmadinata, 2012). Dokumentasi adalah pengumpulan data dari informasi-informasi yang berada di lapangan bisa berupa dokumen tertulis ataupun dokumen yang langsung dari responden. Dokumen-dokumen tersebut diurutkan sesuai dengan isinya dengan tujuan pengkajian.

Jadi studi dokumentasi tidak sekedar mengumpulkan data menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan tentang sejumlah dokumen. Untuk bagian-bagian yang dipandang kunci disajikan dalam bentuk kutipan utuh, tetapi yang lainnya disajikan pokok-pokok dalam rangkaian hasil analisis kritis dari peneliti.

D. INSTRUMEN PENELITIAN

Kisi-Kisi Instrumen

Meningkatkan Minat Membaca Melalui Penggunaan Alat Permainan Edukatif Magnetic Alphabet Pada Anak Kelompok A Di Tk An-Nur Lemahabang Teknik : Observasi

Variabel Indikator Pernyataan

Kemampuan Membaca

Mengenal Simbol - simbol

1. Anak dapat menghubungkan gambar dengan tulisan b-i-n-t-a-n-g

2. Anak dapat menyebutkan huruf vocal a-i-u-o-e 3. Anak dapat menghubungkan gambar dengan


(24)

49

Prapti Haryastuti, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca melalui penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet pada anak kelompok A di TK Annur Lemahabang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Membuat coretan yang bermakna

1. Anak dapat membuat coretan huruf i 2. Anak dapat membuat coretan garis mendatar 3. Anak dapat membuat coretan huruf u

Meniru huruf

1. Anak dapat menjiplak huruf b dan d

2. Anak dapat menebalkan suku kata p-e-t-i-r 3. Anak dapat menulis dengan suku kata b-u-m-i 4. Anak dapat meniru tulisan b-u-l-a-n

Pedoman Observasi Penelitian

Meningkatkan Kemampuan Membaca Melalui Penggunaan Alat Permainan Edukatif Magnetic Alphabet Pada Anak Kelompok A

Di TK AN-NUR Lemahabang

Nama Anak : ………

Kelompok : ………

Tanggal Observasi : ………

No Pernyataan Hasil Penilaian

BB MB BSH BSB 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Anak dapat menghubungkan gambar dengan tulisan b-i-n-t-a-n-g

Anak dapat menyebutkan huruf vocal a-i-u-o-e Anak dapat menghubungkan gambar dengan tulisan a-w-a-n

Anak dapat membuat coretan huruf ( i ) Anak dapat membuat coretan garis mendatar Anak dapat membuat coretan huruf ( u ) Anak dapat menjiplak huruf b dan d Anak dapat menebalkan suku kata p-e-t-i-r Anak dapat menulis dengan suku kata b-u-m-i Anak dapat meniru tulisan b-u-l-a-n

Keterangan :

BB = Belum Berkembang MB = Mulai Berkembang

BSH = Berkembang Sesuai Harapan BSB = Berkembang Sangat Baik

E. PROSEDUR PENELITIAN

Menurut Arikunto (2010) prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah model siklus, pelaksanaannya dalam dua siklus secara berkelanjutan, tidak hanya berlangsung dalam satu kali melainkan beberapa kali sampai tercapainya


(25)

50

Prapti Haryastuti, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca melalui penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet pada anak kelompok A di TK Annur Lemahabang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tujuan yang diinginkan. Pada tahap-tahap dalam siklus dilaksanakan peneliti dan guru yang sudah melibatkan diri secara aktif dalam rangkaian penelitian.

1. Perencanaan

Pendapat Arikunto (2010:17) dalam perencanaan penelitian dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dengan pihak yang mengamati jalannya tindakan. Istilah untuk cara ini adalah penelitian kolaborasi. Dalam penelitian kolanorasi pihak yang melakukan tindakan adalah guru itu sendiri. Sedangkan yang diminta melakukan pengamatan adalah peneliti, dan bukan guru yang sedang melakukan tindakan. Penelitian kolaborasi sangat disarankan kepada guru yang belum pernah atau masih jarang melakukan penelitian. Dalam perencanaan, peneliti menentukan titik atau fokus pada peristiwa yang mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.

Sukmadinata (2012) Perencanaan penelitian dimulai dengan merencanakan perangkat pembelajaran seperti Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) dan Rencana Kegiatan Harian (RKH), program semester dan program tahunan. Pembelajaran yang akan dilaksanakan harus direncanakan hal-hal yang akan di observasi dan juga refleksi dilakukan dengan cara berdiskusi dengan guru sebagai praktisi.

2. Pelaksanaan

Penelitian tindakan adalah suatu pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu mengenakan tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat dalam tahap ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus berlaku wajar dan tidak dibuat-buat. Pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan secara seksama agar sinkron dengan maksud semula. Bentuk dan isi laporannya harus sudah lengkap menggambarkan semua kegiatan yang dilakukan, mulai dari persiapan sampai penyelesaian (Arikunto, 2010:19).


(26)

51

Prapti Haryastuti, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca melalui penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet pada anak kelompok A di TK Annur Lemahabang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Langkah-langkah pelaksanaan dimulai dari kegiatan pendahuluan, guru menyiapkan alat dan media yang akan diperlukan dalam pembelajaran magnetic alphabet, berikutnya menentukan tema yang akan digunakan. Kemudian peneliti memberikan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan yaitu kemampuan membaca melalui alat permainan edukatif magnetic alphabet. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, guru mengamati aktifitas yang dilakukan anak-anak. Terakhir kegiatan penutup, guru atau peneliti mengadakan tanya jawab tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

Jadwal Siklus

SIKLUS I SIKLUS II

Tindakan 1 Tindakan 2

7 April 2014 10 April 2014

Tindakan 1 Tindakan 2

22 April 2014 24 April 2014

3. Pengamatan atau Obsevasi

Penelitian ini dilakukan suatu pengamatan terhadap berlangsungnya pembelajaran. Pelaksanaan tindakan ini menggunakan instrument pengumpulan data yaitu pedoman observasi kegiatan pembelajaran magnetic alphabet dari observasi kemampuan membaca sehingga diperoleh data tentang pelaksanaan tindakan dan hambatan-hambatan serta penerapan yang berkaitan dengan pembelajaran melalui alat permainan edukatif magnetic alphabet.

Arikunto (2010) menjelaskan kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat atau observer ini tidak dapat dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan, pengamatan dilakukan pada waktu tindakan berlangsung. Observer berperan melihat, mendengar dan mencatat segala yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Observer hendaknya tidak menyalahkan tetapi harus mendukung. Observasi dilakukan sebagai pengelompokan data.

4. Refleksi

Menurut Arikunto (2010:20) pada tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari


(27)

52

Prapti Haryastuti, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca melalui penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet pada anak kelompok A di TK Annur Lemahabang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kata bahasa Inggris Reflection yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia pemantulan. Kegiatan refleksi sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implimentasi rancangan tindakan.

Guru pelaksana sedang memantulkan pengalaman pada peneliti yang baru saja mengamati kegiatan dalam tindakan. Apabila guru pelaksana berstatus sebagai pengamat dan mengamati apa yang ia lakukan maka refleksi dilakukan terhadap diri sendiri.

Pendapat Sukmadinata (2012:140) penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula. Satu siklus adalah dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi. Bentuk penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan tunggal tetapi selalu harus berupa rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal dalam bentuk siklus.

Refleksi dilakukan apabila peneliti merasa sudah mantap mendapat pengalaman dalam arti sudah memperoleh informasi yang perlu untuk memperbaiki cara yang telah dicoba (Arikunto, 2010)

Hal-hal yang dianalisis yaitu kekurangan-kekurangan pada penerapan pembelajaran magnetic alphabet dengan meningkatkan kemampuan membaca. Keunggulan dari pembelajaran magnetic alphabet yang harus diperhatikan untuk perencanaan pembelajaran dalam siklus selanjutnya.

Jujun S. Suriasumantri dalam Sugiyono (2012:9) menyatakan bahwa penelitian dasar atau murni adalah penelitian yang bertujuan menemukan pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah diketahui, sedangkan penelitian terapan adalah bertujuan untuk memecahkan masalah kehidupan praktis. Hubungan antara penelitian dasar, penelitian pengembangan (research and

development) dan penelitian terapan.

Selaras pendapat Arikunto (2010) apabila sudah diketahui tingkat keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang baru selesai dilaksanakan satu siklus, guru menentukan rancangan untuk siklus kedua dan seterusnya. Hal yang penting yang


(28)

53

Prapti Haryastuti, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca melalui penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet pada anak kelompok A di TK Annur Lemahabang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

harus mendapatkan perhatian peneliti karena menjadi fokusnya adalah perencanaan siklus lanjutan, harus didasarkan hasil refleksi siklus sebelumnya.

F. DEFINISI OPERASIONAL

Definisi kemampuan membaca yang diteliti berdasarkan penelitian dilapangan bahwa membaca adalah suatu proses yang bersangkut paut dengan bahasa. Oleh karena itu anak-anak harus dibantu untuk menanggapi atau memberi respon terhadap lambang-lambang visual yang menggambarkan tanda-tanda oditori yang sama dimana telah anak-anak tanggapi atau ketahui sebelum itu. Sangat penting dalam membaca agar diingat setiap kesulitan yang berkenaan dengan bunyi, urutan bunyi, intonasi atau jeda haruslah dijelaskan sebelum membaca dalam hati atau membaca lisan. Hodgson dalam Tarigan (2013:9) membaca adalah :

Suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata-kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik.

Membaca semakin penting dalam kehidupan masyarakat yang semakin komplek. Setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan membaca. Kemampuan membaca merupakan tuntutan realitas kehidupan sehari-hari manusia. Membaca tetap memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena tidak semua informasi bisa di dapatkan dari media televise dan radio. Tiga istilah sering digunakan untuk memberikan komponen dasar dari proses membaca, yaitu

recording, decoding dan meaning. Arti Recording merujuk pada kata-kata dan

kalimat kemudian mengasosiakannya dengan bunyi-bunyi sesuai dengan sistem tulisan yang digunakan. Decoding (penyandian) merujuk pada proses menerjemahan rangkaian grafis ke dalam kata-kata. Dan Meaning adalah keterampilan memahami makna.


(29)

54

Prapti Haryastuti, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca melalui penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet pada anak kelompok A di TK Annur Lemahabang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini berdasarkan definisi operasional diatas, peneliti dapat memperoleh sejumlah indikator dari veriabel kemampuan membaca dengan rincian berupa pernyataan-pernyataan sebagai berikut :

Menurut Peraturan Menteri Nasional No : 58 dijelaskan beberapa indikator dari Aspek Pengembangan Bahasa (keaksaraan)

1. Anak dapat menghubungkan gambar dengan tulisan b-i-n-t-a-n-g 2. Anak dapat menyebutkan huruf vocal a – i – u – o – e

3. Anak dapat menghubungkan gambar dengan tulisan a-w-a-n 4. Anak dapat membuat coretan huruf ( i )

5. Anak dapat membuat coretan garis mendatar 6. Anak dapat membuat coretan huruf ( u ) 7. Anak dapat menjiplak huruf b dan d 8. Anak dapat menebalkan suku kata p-e-t-i-r 9. Anak dapat menulis dengan suku kata b-u-m-i 10.Anak dapat meniru tulisan b-u-l-a-n


(30)

Prapti Haryastuti, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca melalui penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet pada anak kelompok A di TK Annur Lemahabang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas dapat disimpulkan bahwa melalui penggunaan Alat Permainan Edukatif Magnetic Alphabet dapat meningkatkan kemampuan anak dalam membaca pada aspek perkembangan bahasa di Kelompok A TK ANNUR Lemahabang Kecamatan Lemahabang Kabupaten Karawang Tahun Ajaran 2013/2014. Hal tersebut ditandai dengan adanya peningkatan kemampuan membaca dalam proses pembelajaran.

1. Kondisi Objektif kemampuan membaca dini pada anak didik di Kelompok A TK ANNUR sebelum diberikan kegiatan melalui penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet pada Pra Siklus adalah 57,06% anak masih Belum Berkembang (BB) 42,94% anak Mulai Berkembang (MB) dan belum ada atau 0,00% anak Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dan belum ada atau 0,00% anak Berkembang Sangat Baik (BSB). 2. Implementasi penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet

dalam meningkatkan kemampuan membaca pada anak TK ANNUR menunjukkan adanya peningkatan terlihat dari Siklus I dan Siklus II. Siklus I, dari jumlah seluruh indikator yang telah dihitung, peneliti menyimpulkan bahwa kemampuan membaca pada siklus I adalah 8,82% anak masih belum berkembang (BB) 55,30% anak mulai berkembang (MB) 33.53% anak berkembang sesuai harapan (BSH) dan 2,35% anak Berkembang Sangat Baik (BSB). Siklus II, dari jumlah seluruh indikator yang telah dihitung berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca pada siklus II adalah sudah tidak ada atau 0,00% anak yang Belum Berkembang (BB) dan 5,30% anak mulai berkembang 85,88% anak Berkembang Sesuai Harapan (BSH) serta 8,828% Berkembang Sangat Baik (BSB).


(31)

89

Prapti Haryastuti, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca melalui penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet pada anak kelompok A di TK Annur Lemahabang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Peningkatan kemampuan membaca pada anak TK ANNUR setelah penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet, berdasarkan hasil dari penelitian yang mengacu pada observasi melalui beberapa indikator, maka penelitian dalam penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet untuk meningkatkan kemampuan membaca anak pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II terjadi adanya peningkatan, maka dari itu dikatakan berhasil, sehingga tidak diperlukan siklus III untuk aspek pengembangan bahasa usia 4-5 tahun di TK ANNUR Lemahabang.

B. Rekomendasi

1. Bagi Guru

a. Guru diharapkan selalu meningkatkan kemampuannya dalam mengajar.

b. Guru diharapkan mampu membuat media pengajaran yang sederhana mungkin untuk meningkatkan minat belajar khususnya minat membaca anak.

c. Guru selalu berusaha mengembangkan wawasan dengan mengikuti pelatihan-pelatihan.

2. Bagi Anak

a. Anak-anak diharapkan untuk belajar membaca dimulai dengan membaca tulisan-tulisan yang ada di lingkungan sekitar guna meningkatkan kemampuan membaca pada anak.

3. Bagi Sekolah

a. Pembelajaran dengan Alat Permainan Edukatif Magnetic Alphabet ini bisa dijadikan salah satu pilihan atau alternatif yang baik untuk meningkatkan minat membaca pada anak usia dini.

b. Memberi kesempatan bagi guru untuk menggunakan strategi yang sesuai dengan kebutuhan.


(32)

90

Prapti Haryastuti, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca melalui penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet pada anak kelompok A di TK Annur Lemahabang


(33)

Prapti Haryastuti, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca melalui penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet pada anak kelompok A di TK Annur Lemahabang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Rahim Farida, 2009, Pengajaran Membaca di SD, Jakarta : Bumi Aksara

Tarigan, 2013, Membaca sebagai suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung : Angkasa

Badruzaman, Model-model Pembelajaran Anak Usia Dini, Modul Universitas Pendidikan Indonesia

Arikunto, 2010, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi Aksara Warner Laverne, 2006, Mengelola Kelas Pra Sekolah, Jakarta : Erlangga

Yulindrasari Hani, 2010, Perlindungan dan Pemberdayaan Hak Anak, Modul Universitas Pendidikan Indonesia

Sukmadinata, 2012, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Alfabeta Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Peraturan Menteri Nomor 58 tentang Standar Kurikulum

http://3.bp.blogspot.com/-hade_AxW_tHe0/magnet.gif

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996, Metodik Khusus Pengembangan Kemampuan Berbahasa di Taman Kanak-Kanak, Jakarta

Departemen Pendidikan Nasional, 2000, Permainan Membaca dan Menulis di Taman Kanak-Kanak, Jakarta

Sukidin, 2002, Manajemen Penelitian Tindakan kelas, Surabaya : Insan Cendekia Dhien Nurbiana, 2006, Metode Pengembangan Bahasa, Jakarta : Universitas

Terbuka

Mulyana Rinawati, 2012, Penerapan Pembelajaran Origami Melalui Pemberian Simbol untuk Meningkatkan Motorik Halus Anak Usia Dini, Skripsi, Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia

Noviana Vera, 2014, Meningkatkan Kemampuan Memahami Konsep dan Lambang Bilangan pada Anak Taman Kanak-Kanak melalui Media Kartu Permainan, Skripsi, Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia

Martuti, 2009, Mendirikan dan Mengelola PAUD, Bantul Yogyakarta : Kreasi Wacana

Hasnida, 2014, Analisis Kebutuhan Anak Usi Dini, Jakarta : Luxima Metro Media


(34)

91

Prapti Haryastuti, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca melalui penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet pada anak kelompok A di TK Annur Lemahabang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Faizah, 2010, Keindahan Belajar dalam Perspektif Pedagogi, Jakarta, Unggul Permana Selaras.


(1)

54

Prapti Haryastuti, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca melalui penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet pada anak kelompok A di TK Annur Lemahabang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini berdasarkan definisi operasional diatas, peneliti dapat memperoleh sejumlah indikator dari veriabel kemampuan membaca dengan rincian berupa pernyataan-pernyataan sebagai berikut :

Menurut Peraturan Menteri Nasional No : 58 dijelaskan beberapa indikator dari Aspek Pengembangan Bahasa (keaksaraan)

1. Anak dapat menghubungkan gambar dengan tulisan b-i-n-t-a-n-g 2. Anak dapat menyebutkan huruf vocal a – i – u – o – e

3. Anak dapat menghubungkan gambar dengan tulisan a-w-a-n 4. Anak dapat membuat coretan huruf ( i )

5. Anak dapat membuat coretan garis mendatar 6. Anak dapat membuat coretan huruf ( u ) 7. Anak dapat menjiplak huruf b dan d 8. Anak dapat menebalkan suku kata p-e-t-i-r 9. Anak dapat menulis dengan suku kata b-u-m-i 10.Anak dapat meniru tulisan b-u-l-a-n


(2)

Prapti Haryastuti, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca melalui penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet pada anak kelompok A di TK Annur Lemahabang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas dapat disimpulkan bahwa melalui penggunaan Alat Permainan Edukatif Magnetic Alphabet dapat meningkatkan kemampuan anak dalam membaca pada aspek perkembangan bahasa di Kelompok A TK ANNUR Lemahabang Kecamatan Lemahabang Kabupaten Karawang Tahun Ajaran 2013/2014. Hal tersebut ditandai dengan adanya peningkatan kemampuan membaca dalam proses pembelajaran.

1. Kondisi Objektif kemampuan membaca dini pada anak didik di Kelompok A TK ANNUR sebelum diberikan kegiatan melalui penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet pada Pra Siklus adalah 57,06% anak masih Belum Berkembang (BB) 42,94% anak Mulai Berkembang (MB) dan belum ada atau 0,00% anak Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dan belum ada atau 0,00% anak Berkembang Sangat Baik (BSB). 2. Implementasi penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet

dalam meningkatkan kemampuan membaca pada anak TK ANNUR menunjukkan adanya peningkatan terlihat dari Siklus I dan Siklus II. Siklus I, dari jumlah seluruh indikator yang telah dihitung, peneliti menyimpulkan bahwa kemampuan membaca pada siklus I adalah 8,82% anak masih belum berkembang (BB) 55,30% anak mulai berkembang (MB) 33.53% anak berkembang sesuai harapan (BSH) dan 2,35% anak Berkembang Sangat Baik (BSB). Siklus II, dari jumlah seluruh indikator yang telah dihitung berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca pada siklus II adalah sudah tidak ada atau 0,00% anak yang Belum Berkembang (BB) dan 5,30% anak mulai berkembang 85,88% anak Berkembang Sesuai Harapan (BSH) serta 8,828% Berkembang Sangat Baik (BSB).


(3)

89

Prapti Haryastuti, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca melalui penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet pada anak kelompok A di TK Annur Lemahabang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Peningkatan kemampuan membaca pada anak TK ANNUR setelah penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet, berdasarkan hasil dari penelitian yang mengacu pada observasi melalui beberapa indikator, maka penelitian dalam penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet untuk meningkatkan kemampuan membaca anak pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II terjadi adanya peningkatan, maka dari itu dikatakan berhasil, sehingga tidak diperlukan siklus III untuk aspek pengembangan bahasa usia 4-5 tahun di TK ANNUR Lemahabang.

B. Rekomendasi

1. Bagi Guru

a. Guru diharapkan selalu meningkatkan kemampuannya dalam mengajar.

b. Guru diharapkan mampu membuat media pengajaran yang sederhana mungkin untuk meningkatkan minat belajar khususnya minat membaca anak.

c. Guru selalu berusaha mengembangkan wawasan dengan mengikuti pelatihan-pelatihan.

2. Bagi Anak

a. Anak-anak diharapkan untuk belajar membaca dimulai dengan membaca tulisan-tulisan yang ada di lingkungan sekitar guna meningkatkan kemampuan membaca pada anak.

3. Bagi Sekolah

a. Pembelajaran dengan Alat Permainan Edukatif Magnetic Alphabet ini bisa dijadikan salah satu pilihan atau alternatif yang baik untuk meningkatkan minat membaca pada anak usia dini.

b. Memberi kesempatan bagi guru untuk menggunakan strategi yang sesuai dengan kebutuhan.


(4)

Prapti Haryastuti, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca melalui penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet pada anak kelompok A di TK Annur Lemahabang


(5)

Prapti Haryastuti, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca melalui penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet pada anak kelompok A di TK Annur Lemahabang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Rahim Farida, 2009, Pengajaran Membaca di SD, Jakarta : Bumi Aksara

Tarigan, 2013, Membaca sebagai suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung : Angkasa

Badruzaman, Model-model Pembelajaran Anak Usia Dini, Modul Universitas Pendidikan Indonesia

Arikunto, 2010, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi Aksara Warner Laverne, 2006, Mengelola Kelas Pra Sekolah, Jakarta : Erlangga

Yulindrasari Hani, 2010, Perlindungan dan Pemberdayaan Hak Anak, Modul Universitas Pendidikan Indonesia

Sukmadinata, 2012, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Alfabeta Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Peraturan Menteri Nomor 58 tentang Standar Kurikulum

http://3.bp.blogspot.com/-hade_AxW_tHe0/magnet.gif

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996, Metodik Khusus Pengembangan Kemampuan Berbahasa di Taman Kanak-Kanak, Jakarta

Departemen Pendidikan Nasional, 2000, Permainan Membaca dan Menulis di Taman Kanak-Kanak, Jakarta

Sukidin, 2002, Manajemen Penelitian Tindakan kelas, Surabaya : Insan Cendekia Dhien Nurbiana, 2006, Metode Pengembangan Bahasa, Jakarta : Universitas

Terbuka

Mulyana Rinawati, 2012, Penerapan Pembelajaran Origami Melalui Pemberian Simbol untuk Meningkatkan Motorik Halus Anak Usia Dini, Skripsi, Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia

Noviana Vera, 2014, Meningkatkan Kemampuan Memahami Konsep dan Lambang Bilangan pada Anak Taman Kanak-Kanak melalui Media Kartu Permainan, Skripsi, Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia

Martuti, 2009, Mendirikan dan Mengelola PAUD, Bantul Yogyakarta : Kreasi Wacana

Hasnida, 2014, Analisis Kebutuhan Anak Usi Dini, Jakarta : Luxima Metro Media


(6)

Prapti Haryastuti, 2014

Meningkatkan kemampuan membaca melalui penggunaan alat permainan edukatif magnetic alphabet pada anak kelompok A di TK Annur Lemahabang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Faizah, 2010, Keindahan Belajar dalam Perspektif Pedagogi, Jakarta, Unggul Permana Selaras.


Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN MEMANCING HURUF PADA KELOMPOK Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Anak Usia Dini Melalui Permainan Memancing Huruf Pada Kelompok A TK Aisyiyah 3 Bustanul Athfal Sepat Masa

0 5 14

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PERMAINAN KARTU HURUF PADA ANAK KELOMPOK A Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Permainan Kartu Huruf Pada Anak Kelompok A Di TK Pertiwi II Karangmalang Kecamatan Masaran Sragen Tah

0 1 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PERMAINAN KARTU HURUF PADA ANAK KELOMPOK A Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Permainan Kartu Huruf Pada Anak Kelompok A Di TK Pertiwi II Karangmalang Kecamatan Masaran Sragen Tah

0 2 11

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PERMAINAN F/ D CARD PADA ANAK KELOMPOK A Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Permainan F/D Card Pada Anak Kelompok A Di TK Pertiwi Karanganyar, Plupuh, Sragen Tahun Ajaran 2011/ 2

0 1 15

PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF KARTU HURUF SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN Penggunaan Alat Permainan Edukatif Kartu Huruf Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak Kelompok B TK Pertiwi Pandeyan III Kecamatan Jatinom Kabup

0 0 12

Upaya Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Alat Permainan Edukatif Pada Kelompok B di Kelompok Bermain Islam Dan Upaya Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Alat Permainan Edukatif Pada Kelompok B di Kelompok Bermain Islam Dan Raudhatul Athfal Taqiyya

0 3 18

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM OPERASI PENJUMLAHAN MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF (ALAT PERMAINAN ABACUS).

0 0 44

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Penggunaan Alat Permainan Edukatif Pada Kelompok B Tk Alhidayah Talise Palu Utara | Handayani | Bungamputi 2227 6611 1 PB

0 0 15

Meningkatkan Kemampuan Anak Mengenal Warna Melalui Alat Permainan Edukatif (APE) Di Kelompok A TK Pertiwi Donggala | Pettalolo | Bungamputi 2216 6569 1 PB

0 0 7

PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN BALOK HURUF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK PADA KELOMPOK B

0 0 8