Kemajuan dan Perkembangan Masyarakat Kemajuan

g Kegiatan perdagangan semakin ramai,maju,berkembang,dan meluas.

B. Sistem Retur

Teknik perdagangan dalam segala bidangnya ada dalam bentuk tunai, cicilan, kedua nya dalam rangka memberikan kemudahan pada konsumen. Dalam bentuk yang demikian pun terjadi persaingan untuk mendapatkan keuntungan melalui pemenuhan kebutuhan konsumen secara terjangkau. Untuk memberikan kepercayaan konsumen mengenai barang yang dijual, maka pihak penjual mengembangkan sistem yang dapat menjaga kepercayaan semua pihak yang dalam dunia perdagangan disebut dengan sistem retur. Sistem yaitu seperangkat atau pengaturan unsur yang saling berhubungan sehingga membentuk satu kesatuan atau cara yang teratur untuk melakukan sesuatu. 71 Retur artinya mengirim kembali, mengembalikan. 72 Sistem Retur adalah seperangkat cara yang dilakukan oleh pihak penjual dan pembeli mengenai pengembalian barang dan mengganti barang dengan yang baru. Retur merupakan suatu kewajiban yang ditanggung pihak penjual distributor mengenai barang yang dijualnya kepada pihak pembeli pedagang, yakni menanggung barang yang akan dijual si pembeli itu aman dan menanggung barang dari kecacatan. Sebagaimana dijelaskan dalam KUHPdt pasal 371 “Penanggungan yang menjadi kewajiban penjual terhadap si pembeli adalah untuk menjamin dua hal yaitu pertama penguasaan benda yang dijual secara aman dan tentram, kedua terhadap adanya cacat-cacat barang yang tersembunyi, atau yang sedemikian rupa hingga menerbitkan alasan untuk pembatalan pembeliannya.Penerapan sistem retur ini sudah banyak dilakukan oleh pihak distributor dengan pedagang dengan 71 Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus BesarBahasa Indonesia, Modern EnglishPress, Jakarta, 1991, hlm 1442 72 Ibid hlm 1270 maksud menarik agar si pedagang tetap membeli produk dari distributor. Sistem retur diterapkan dengan maksud para pihak yang bersangkutan seperti distributor dengan pihak toko tidak ada yang merasa dirugikan namun saling menguntungkan. Pihak distributor hanya berfokus pada pembuatan produk dan pihak toko hanya berfokus pada penjualan saja dan kegiatan tersebut saling berhubungan dalam kegiatan jual beli, dalam hal ini pihak toko lebih banyak menanggung resiko jika barang tidak laku terjual sedang barang dari distributor sudah dibeli, untuk menumbuhkan rasa saling percaya penerapan retur sangatlah diperlukan dalam jual beli. Mengenai kerugian yang mungkin akan ditanggung si pembeli maka perundang-undangan pun menegaskan pasal 1504 KUHPdt 73 bahwa si penjual diwajibkan menanggung terhadap cacat pada barang yang dijual, yang membuat barang itu tak sanggup untuk pemakaian, atau yang demikian mengurangi pemakain itu, sehingga, seandaianya si pembeli mengetahui cacat itu ia sama sekali ia tidak akan membeli barangnya, atau tidak akan membelinya selain dengan harga yang kurang. Penerapan sistem retur berbeda-beda tergantung yang telah disepakati masing-masing pihak sebagaimana dijelaskan dalam KUHPdt pasal 1493 74 “Kedua belah pihak diperbolehkan dengan persetujuan-persetujuan istimewa, memperluas atau mengurangi kewajiban yang ditetapkan oleh undang- undang”. 73 R.Subekti, R.Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Pradnya Paramita, Jakarta, 2009, Cet.40, hlm.372 74 Ibid, hlm.374