Strategi BMT Al-Kautsar Dakta Dalam Mengembangkan Usaha Kecil Dan Menengah Di Bekasi

STRATEGI BMT AL-KAUTSAR DAKTA DALAM
MENGEMBANGKAN USAHA KECIL DAN
MENENGAH DI BEKASI

SKRIPSI

Diajukan Kepada F!!kultas Dakwah dan Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S. Sos. I)

イセperijstakm@

t

Herva

I.

U!N SY,l\HID JAKARTA

·-'-M


ctaviana

nセZャPTUSR@

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMlTNIV..ASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H/2008 M.

<

'

STRATEGI BMT AL-KAUTSAR DAKTA DALAM
MENGEMBANGKAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
DIBEKASI


SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S. Sos.I.)

Oleh:

HERVA OCTAVIANA
niセZ@
104053002050

Di bawah bimbingan

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAK"VAH DAN KOMUNIKASI

VIN SYARIF HIDAY ATULLAH

PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul Strategi BMT al-Kautsar Dakta Dalam

Mengembangkan Usaha Kecil dan Menengah di Bekasi telah diujikan dalam
sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta pada tanggal 27 Agustus 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata Satu (SI) pada Jurusan
Manajemen Dakwah.
Jakarta, 27 Agustus 2008

Sidang Munaqasah
Ketu a

Sekretaris

Drs. Cecep Castrawijaya, MA
NIP 150 287 029

Anggota
Penguji I

Penguji II


セᄋL@
Drs. H

anudin Ibnu Hibban, MA.
WP: 150 270 815

Pembimbing

Drs. H. Tarmi. MM
1..TTTI. 1 Cf\ f\£:/'l CC.f\

Dr. Syihabuddin Noor, MA
NIP: 150 281 998

LEMBARPERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN SyarifHidayatullah Jakarta.

Jakarta, Agustus 2008

ァヲ・イカセ@

Herva Octaviana

ABSTRAK
HERVA OCTAVIANA

Strategi BMT al-Kautsar Dakta Dalam Mengembangkan Usaha Kecil dan
Menengah di Bekasi.
Kendala yang sering dihadapi oleh para pelaku usaha kecil dan menengah
adalah modal yang terbatas. Dikarenakan kurang memiliki akses ke perbankan
serta tidak adanya kolateral menyebabkan mereka sulit untuk mendapatkan

tambahan dana. Untuk· mengatasi hal tersebut dibutuhkan kehadiran sebuah
lembaga yang dapat memberikan solusi bagi mereka. Hal ini terwujud dengan
hadirnya baitul maal wat tamwil yang merupakan salah satu alternative bagi
pengembangan usaha kecil dan menengah. .
Mengamati perkembangan usaha di wilayah Bekasi yang cukup pesat, maka
hadirlah BMT al-Kautsar yang bekerjasama dengan Radio Dakta.107.00 FM
untuk membantu kendala yang dihadapi para pengusaha kecil dan menengah di
wilayah tersebul Untuk itu dibutuhkan juga strategi agar rencana yang telah
dibuat dapat terlaksana sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai strategi pengembangan usaha kecil
dan menengah pada lembaga keuangan mikro syariah BMT al-Kautsar, maka
penelitian ini dilaksanakan.
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang
menghasilkan data deskriptif dengan menggunakan teknik: pengumpulan data
berupa observasi, wawancara dan studi dokumentasi.
Dari basil penelitian, BMT al-Kautsar untuk menguatkan struktur modal
bekerja sama dengan lembaga-lembaga terkait dalam mengembangkan UKM di
wilayah Bekasi. Formulasi strategi yang dilakukan oleh BMT al-Kautsar sesnai ·
dengan teori formulasi strategi yang ada. Hal ini dapat dilihat dari strategi yang
ditetapkan oleh BMT al-Kautsar yang meliputi strategi induk, strategi generik,

strategi umum dan strategi fungsional. BMT al-Kautsar juga telah menggunakan
analisis SWOT dalam menjalankan organisasinya. Dimana kekuatan yang ada
terdiri dari dukungan masyarakat, majelis ta'lim serta sarana penunjang
operasional yang tersedia. Adapun ancaman yaitu adanya rentenir, akan tetapi
BMT al-Kautsar terus memberikan pelayanan yang terbaik agar para pelaku UKM
tersebut tidak terjebak kedalamnya.

KATA PENGANTAR

r.i:-)1 w.=)1.&I セ@
Alhamdulillah, tiada kata indah yang terucap dari lisan maupun yang
terbesit di dalam hati ini selain rasa syukur yang mendalam penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayah-Nya yang telah
dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Strategi BMT al-Kautsar Dakta Dalam Mengembangkan Usaha Kecil Dan
Menengah di Bekasi. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam pada Program Studi Manajemen
Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
Banyak hambatan dan kesulitan yang penulis temui, namun berkat
bimbingan bapak Drs. H. Tarmi, MM selaku dosen pembimbing, telah banyak

memberikan pengarahan dan petunjuk demi kesempurnaan skripsi ini. Oleh
karena itu secara khusus penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih
kepada beliau atas segala bimbingannya dalam penyusunan skripsi ini.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkanjazakumullahu khairan katsiro
kepada semua pihak yang telah bersedia membaritu proses penyusunan penelitian

ini hingga tuntas pada waktunya, khusunya kepada:
1. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Bapak Dr. Murodi, MA,
Pudek I dan Pudek I1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan fasilitas kepada penulis
selama menirilmti oendidikan nroi:rram studi Manaiemen Dakwah.

2. Ketua Jurusan Manajemen Dakwah, bapak Drs Hassanuddin Ibnu
Hibban, MA yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
dapat menyusun skripsi ini hingga selesai.
3. Sekretaris

Jurusan

Manajemen


Dakwah,

bapak

Drs.

Cecep

Castrawijaya, MA atas keramahan dan kesediaan waktu beliau dalam
pelayanan administrasi selama menyusun tugas skripsi ini.
4. Pembimbing Akademik, bapak Noor Bekti Negoro SE, STP, M.Si,
yang setiap semester selalu dimintai pengarahan dan bimbingan sampai
pada pengajuan skripsi ini.
5. Segenap para dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah
berjasa dalam penulisan skripsi ini dan para karyawan Bagian Tata
Usaha, karyawan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi serta
Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
membantu proses kelancaran administrasi dalam pembuatan skripsi ini.
6. Kedua orang tua tercinta, ayahanda aim. Nurul Huda, BA maafkan

ananda yang belum sempat membuatmu meneteskan air mata bahagia.
Namun kini telah ananda penuhi satu permohonanmu. Ibunda Lenty
Herliyanti yang senantiasa sabar dan ikhlas dalam memberikan
dukungan kepada i:nanda, membuat ananda terbangun meski dalam
keadaan sakit untuk menyelesaikan skripsi ini, curahan kasih sayangmu
menjadi motivasi terbesar ananda. Tiadalah yang dapat ananda balas
kecuali dengan do'a yang ananda panjatkan agar ayah dan ibu selalu

7. Kakak-kakakku tercinta: Hermy, terima kasih alas segala dukungannya
baik dari segi moril maupun materil. Hendri, abangku yang tiada lelah
menimba ilmu, terima kasih alas supportnya ya Ndi . Hervi, my twins
ku yang selalu ada disetiap Mpa sedih dan senang.

8. Bapak Abdullah, MS selaku pimpinan BMT al-Kautsar atas kesediaan
waktu

dan

arahannya


serta

memberikan

kemudahan

dalam

mendapatkan data-data yang penulis butuhkan.
9. Mas Adi dan mas Dian selaku karyawan BMT al-Kautsar yang telah
membantu penulis dalam mengambil data-data yang penulis butuhkan.
10. Teman setia penulis, Urni Azizah yang telah membantu penulis untuk
lebih memahami arti hidup, terima kasih juga untuk pinjaman bukunya
ya, Mi . Ka Nova!, atas pengertian, kesabaran dan pengorbanannya
mendampingi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Teman-teman seperjuangan Umrni Madur, Deby, Fahrni KM, Ipin, Arif,
Aji, Rudi, Bimbim, Jaka, Aphoy, H. Fahrni, Slamet, Herl, Yudi, Aal,
Wulan, Yayah, Kiki dan lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Akhirnya, penulis menyadari ba.li.wa skripsi ini merniliki keterbatasan dan
kekurangan. Namun demikian semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang
memerlukannya.
Jakarta, Juli 2008

DAFTARISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISi
BAB I

1v

PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ........................ I

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... I
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 5

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
D. Metodologi Penelitian ................................................. 7
E. Tinjauan Pustaka ........................................................ 9
F. Sistematika Penulisan ................................................. 11
BAB II

LANDASAN TEORI ..................................................... 13

A. Strategi .................................................................. 13
1. Definisi Strategi ................................................... 13
2. Tahap-Tahap Strategi ............................................. 15
B. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) ..................................... 22
I. Definisi Strategi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 22

2. Sejarah Perkembangan BMT . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 24
3. Tujuan dan Sasaran BMT ....................................... 26
C. Usaha Kecil dan Menengah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .... 27
I. Usaha Kecil . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... 27

2. Usaha Menengah .................................................. 29
BAB III

GAMRARAN UMUM BMT AL-KAUTSAR DAKTA DAN
\VILA YAH BEKASI ........ , . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 31
I

'
A. Sejarah Singkat bmt AL-Kautsar
Dakta ............................ 31
B. Visi dan Misi BMT al-Kautsar Dakta . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... 32

C. Tujuan BMT al-Kautsar Dakta ....................................... 32
D. Struktur Organisasi, Personalia dan Mekanisme Kerja ........... 33
E. Produk-Produk BMT al-Kautsar Dakta ............................. 41
F. Gambaran Um um Wilayah Bekasi .................................. 43
BAB IV

ANALISIS STRA TEGI BMT AL-KAUTSAR DAKTA
DALAM MENGEMBANGKAN UKM DI BEKASI ............. 46

A. Formulasi Strategi . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . . . . . . . .. 46
I. Strategi di Tingkat Korporasi......... . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . .. 46

a. Strategi Induk . . . . . . . .. . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . .. 46
b. Strategi Generik . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . 51
c. Strategi Umum ................................................. 53
2. Strategi Fungsional ............................................... 53
3. Tahapan Formulasi Strategi ..................................... 56
B. lmplementasi Strategi ................................................. 58
I. Struktur Organisasi ............................................... 59

2. Kepemimpinan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 61
3. Budaya Organisasi ................................................ 61
4. Prosedur, Progran dan Anggaran ............................... 62
C. Pengendalian Strategi .. .. .. . . .. .. .. .. . .. .. .. . . .. .. . . . .. .. .. . . .. .. .. . . 63
I. Evaluasi ............................................................ 63

2. Pengawasan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 64
D. Analisis SWOT BMT al-Kautsar Dakta Dalam Mengembangkan
UKM di Bekasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 64
I. Strenght (kekuatan) .............................................. 65

2. Weakness (Kelemahan) .......................................... 66
3. Opportunity (Peluang) ............................................ 67
4. Threats (Ancaman) ............................................... 67

E. Manfaat BMT al-Kautsar Dakta Bagi Pengusaha Kecil dan
Menengah di Bekasi .................................................... 68
I. Pandangan Nasabah Pembiayaan Terhadap BMT al-Kautsar

Dakta ................................................................ 68
2. Data Pembiayaan ................................................. 78

BABY

PENUTUP ................................................................. 80
A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 80
B. Saran .................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA
LAMP IRAN

BABI
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia maupun dunia sejak tahun 1997
mengakibatkan bencana bagi sistem perekonomian. Menilai tentang kondisi
ekonomi di Indonesia saat ini situasinya tentu sangat memprihatinkan. Namun,
jika dilihat dari langkah yang telah ditempuh pemerintah, maka sebenarnya
Indonesia telah berusaha, walau pada kenyataannya negara lain terns berbenah
sehingga langkah Indonesia tetap tertinggal.
Akar dari krisis tersebut adalah karena adanya perilaku eksploitatif akibat
penerapan bunga, sehingga setiap tahun negara kita harus menghabiskan sebagian
besar anggaran negara untuk membayar bunga. Hal tersebut merupakan salah satu
penyebab semakin meningkatnya angka kemiskinan.
Mayoritas penduduk Indonesia adalah ummat Islam dan sebagian
diantaranya adalah golongan ekonomi lemah. Begitujuga dengan pengusaha kecil
dan menengah yang sebagaian adalah ummat Islam. Oleh karena itu perlu upaya
untuk mengangkat derajat kehidupan ummat Islam di Indonesia yang notabennya
adalah golongan ekonomi lemah.

1

2

Dalam hal ini, Islam sebagai agama rahmattan Iii 'a/amin memiliki
strategi dalam pengentasan kemiskinan sekaligus penciptaan lapangan kerja,
yaitu: Islam mendorong pertumbuhan ekonomi yang memberi manfaat luas bagi
masyarakat melalui dua altematif, diantaranya dengan pelarangan riba yang secara
efektif akan mengendalikan inflasi, sehingga daya beli masyarakat terjaga dan
stabilitas perekonomian akan tercipta, Islam juga mendorong kegiatan sector riil
termasuk

kalangan pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) dengan

mengarahkan modal pada kegiatan ekonomi produktif melalui kerja sama
ekonomi dan bisnis seperti: mudharabah.
Hal ini sejalan dengan perintah Allah SWT agar hamba-Nya melakukan
aktivitas yang produktif bagi pemenuhan kebutuhan hidup manusia, sebagaimana
firman Allah SWT dalam Q.S al-Jumu'ah ayat 10:

"Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka
bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung ".
Namun, kendala yang sering dihadapi oleh para pelaku usaha kecil dan

3

ini dikarenakan pelaku usaha kecil dan menengah kurang mempunyai akses ke
perbankan atau sumber modal. Sekalipun mereka paham akan keberadaan bank
sebagai penyedia dana atau pinjaman, akan tetapi mereka akan terkendala oleh
kondisi internal yaitu tidak adanya kolateral ataujaminan.
Untuk mengatasi ha! tersebut dibutuhkan kehadiran sebuah lembaga yang
dapat menaungi para pelaku usaha kecil dan menengah sehingga mereka dapat
hidup mandiri dengan usahanya. Hal ini telah terwujud dengan hadirnya baitul
maal wal tamwil (BMT).

Isti/ah

baitul maa/ wat tamwil merupakan

pengggabungan dari dua istilah yaitu baitul maal dan baituttamwil.
Baitul maal mempunyai kegiatan pengolahan dana yang bersifat nirlaba
(sosial). Sumber dana diperoleh dari zakat, infaq dan shadaqah atau sumber lain
yang halal, kemudian dana tersebut disalurkan kepada mustahik yang berhak atau
untuk tujuan kebaikan. 2 Sedangkan baituttamwil merupakan lembaga keuangan
yang bersifat profit motive, baituttamwil memperoleh dana dari simpanan pihak
ketiga dan penyalurannya di dalam bentuk pembiayaan atau investasi yang
dijalankan sesuai dengan syariat Islam. 3
Dari pengertian istilah baitul maal dan baituttamwil, maka baitul maal wat
tamwil (BMT) merupakan salah satu altematif bagi pengembangan untuk usahausaha produktif, yaitu salah satunya pemberian modal pada pelaku usaha kecil dan
menengah.
2

Sebagaimana bisnis-bisnis syariah lainnya, BMT berdiri dan

Hertanto Widodo, et.all, Panduan Praktis Operasional BMT, (Bandung:Mizan, 1999), him 81

4

menjalankan operasionalnya dengan melaksanakan prinsip keadilan yaitu bagi
hasil dan menjauhkan sistem riba.
Kehadiran BMT sebagai salah satu bentuk lembaga keuangan syariah,
hingga kini mengalami perkembangan yang relatif cepat. Hal ini terbukti dengan
bertambahnya jumlah BMT dari tahun ke tahun. Menurut laporan PINBUK
sampai Juni tahun 2006 BMT di Indonesia telah mencapai 3.200 unit yang
tersebar di seluruh Nusantara, dengan jumlah asset total secara keseluruhan per
Juni 2006 mencapai 2 triliun, dengan memiliki 1,5 juta anggota pengusaha kecil
dan menengah.

4

Akan tetapi keberadaan suatu lembaga tidak akan mampu bertahan lama
jika tidak memiliki strategi. Begitu juga dengan keberadaan BMT dalam usahanya
mengembangkan usaha kecil dan menengah. Strategi diperlukan dalam suatu
lembaga dengan maksud agar rencana yang telah dibuat dapat terlaksana sesuai
dengan tujuan yang telah ditentukan dan hambatan-hambatan yang ada dapat
diminimalisir. Dari formulasi tersebut diharapkan pengembangan terhadap usaha
kecil dan menengah dapat direalisasikan.
BMT al- Kautsar Dakta sebagai lembaga yang bergerak di bidang ekonomi
tentunya tidak terlepas dari masalah-masalah yang dihadapi dalam menjalankan
roda organisasinya yang dipengaruhi oleh perkembangan, pertumbuhan dan pola
hidup masyarakat. Untuk mengantisipasi kondisi tersebut tentunya pengelola
BMT al-Kautsar yang bekerja sama dengan Radio Dakta 107.00 FM perlu

5

membuat strategi yang tepat sehingga BMT al-Kautsar Dakta dapat bertahan di
tengah maraknya lembaga keuangan yang mengandung unsur riba.
Berdasarkan uraian di atas, maka untuk mengetahui lebih jauh mengenai
strategi pengembangan usaha kecil dan menengah pada lembaga keuangan mikro
syariah BMT al-Kautsar , penulis bermaksud mengadakan penelitian ilmiah yang
akan dituangkan ke dalam skripsi dengan judul "Strategi BMT al-Kautsar
Dakta Dalam Mengembangkan Usaha Kecil dan Menengah di Bekasi".
B.

Pembatasan dan Perumusan Masalah

I. Pembatasan Masalah
Ketika mengkaji BMT, banyak masalah yang dapat kita bahas antara lain
tentang aspek manajerial, produk, aspek operasional, landasan hukum, strategi dan
lain-lain. Oleh karena luasnya lingkup kajian BMT, maka penulis membatasi
pembahasan ini pada strategi BMT al- Kautsar Dakta dalam mengembangkan
usaha kecil dan menengah di wilayah Bekasi .
2. Perumusan Masalah
Sementara itu dalam penelitian ini penulis melakukan perumusan masalah
sebagai berikut:
a. Bagaimana strategi BMT al- Kautsar Dakta dalam mengembangkan
usaha kecil dan menengah di Bekasi ?

6

b. Apa yang menjadi kekuatan, kelemahan , peluang dan ancaman
(SWOT) strategi BMT al- Kautsar Dakta dalam mengembangkan
usaha kecil dan menengah di Bekasi ?
c. Apa manfaat BMT al- Kautsar Dakta bagi pengusaha kecil dan
menengah di Bekasi ?
C.

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Sesuai dengan pembatasan dan perumusan masalah yang diungkapkan di
atas, maka ada beberapa tujuan dari penelitian ini, yaitu:
1. Untuk

mengetahui

strategi

BMT

al-

Kautsar

Dakta

dalam

mengembangkan usaha kecil dan menengah di Bekasi.
2. Untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman staretgi
BMT al- Kautsar Dakta dalam mengembangkan usaha kecil dan
menengah di Bekasi.
3. Untuk mengetahui manfaat BMT al- Kautsar Dakta bagi pengusaha
kecil dan menengah di Bekasi.
Adapun manfaat dari penelitian ini secara akademis adalah dapat
memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu manajemen, khususnya
manajemen dakwah.

7

Sedangkan secara praktis yaitu dapat memahami strategi BMT al- Kautsar
Dakta dalam mengembangkan usaha kecil dan menengah di Bekasi serta
implementasi terhadap strategi yang telah dirumuskan oleh BMT al-Kautsar.

D.

Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sedangkan dilihat dari segi

karakteristik, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah BMT al-Kautsar Dakta. Sedangkan yang
menjadi objek dalam penelitian ini adalab manajemen lembaga yang mencakup
strategi BMT al-Kautsar dalam mengembangkan usaha kecil dan menengah di
Bekasi.
3. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik penelitian yang penulis gunakan dalam mengumpulkan dan
mengelola data selama mengadakan penyusunan

penelitian adalah sebagai

berikut:
a. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung yang dilakukan
secara sistematis dari fenomena yang diselidiki. 5 Dalam ha! ini penulis

8

terjun langsung ke BMT al-Kautsar Dakta untuk memperoleh data-data
yang valid.
b. Wawancara (interview),

yaitu pengumpulan data dengan cara

mengadakan tanya jawab secara langsung antara pewawancara
(interviewer) dengan terwawancara (interviwee)6. Dalam ha! ini

dengan pimpinan pengelola BMT al- Kautsar.
c. Studi Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data berdasarkan datadata yang tidak langsung dapat berupa laporan yang diperoleh dari
BMT al-Kautsar Dakta dan laporan lainnya yang berkaitan dengan
masalah penelitian.
4. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Maret 2008 sampai dengan Juli
2008. Selanjutnya, penelitian ini dilaksanakan di kantor cabang BMT al-Kautsar,
tepatnya di Radio Dakta 107.00 FM, JI. KH. Agus Salim 77 Bekasi Timur.
Adapun alasan dipilihnya kantor cabang adalah mengingat lokasi tersebut
merupakan lokasi terdekat dari lokasi tempat tinggal penulis. Dari lokasi ini
penulis mengumpulkan data-data yang diperlukan.

9

5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses menyusun data agar data tersebut dapat
ditafsirkan. Menyusun data berarti menggolongkan ke dalam kategori tafsiran atau
interpretasi artinya memberikan makna terhadap analisis, menjelaskan kategori
dan mencari hubungan antara berbagai konsep.

7

Untuk menganalisa strategi BMT al-Kautsar dalam mengembangkan usaha
kecil dan menengah di Bekasi, maka digunakan metode kualitatif deskriptif yaitu
menganalisis data berdasarkan infonnasi-informasi yang diperoleh dari hasil
wawancara dan studi dokumentasi.
Adapun teknik penulisan yang digunakan dalam skripsi ini mengacu pada
penulisan skripsi, tesis dan disertasi yang disusun oleh Tim Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, diterbitkan oleh UIN Press tahun 2007,
cetakan ke tiga.
E.

Tinjauan Pustaka
Dalam penyusunan skripsi ini, sebelum penulis mengadakan penelitian

lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi karya ilmiah, maka langkah awal
yang penuis tempuh adalah mcngkaji terlebih dahulu terhadap skripsi-skripsi
sesudahnya yang mempunyai judul hampir sama dengan yang akan penulis teliti.
Maksud pengkajian ini adalah agar dapat diketahui bahwa apa yang penulis teliti
berbeda dengan penelitian skripsi-skripsi sebelumnya.

10

Adapun setelah peneliti mengadakan suatu kajian kepustakaan, penulis
tidak menemukan judul skripsi yang sama. Namun ada beberapa objek penelitian
yang hampir sama, diantaranya:
I. Skripsi berjudul "Peranan Baitul Maal Wattamwil al-Fath Dalam

Pengembangan

Ekonomi

Masyarakat

Melalui

Penyaluran

Dana

Murabahah di Kedaung-Ciputat" yang ditulis oleh Dede Masfufah,
Mahasiswa Jurusan Manajemen Dakwah, NIM 102054025777. Pada
skripsi ini membahas hasil atau dampak yang telah dilakukan BMT al-Fath
serta peranannya dalam pengembangan ekonomi masyarakat melalui
penyaluran dana murabahah.
2. Skripsi berjudul "Pengaruh Efektivitas Pengawasan BMT al-Munawwarah
Pamulang Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Anggota" yang
ditulis oleh Ani Rohyani, Mahasiswi Jurusan Manajemen Dakwah, NIM
102053025683.

Pada

skripsi

ini

membahas

peranan

efektivitas

pengawasan yang dilakukan BMT al-Munawwarah dalam meningkatkan
kesejahteraan

ekonomi

anggota

serta

faktor

pendukung

dan

penghambatnya.
3. Skripsi berjudul "Peranan BMT al-Syifa Dalam Mengentaskan kemiskinan
di Kelurahan Cianjur Melalui Penyaluran Dana Mudharabah" yang ditulis
oleh Ita Rosita, Mahasiswi Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam.
セM
Pad a skripsi ini membahas tentang pengelolaan dana mudharabah pada

11

BMT al-Syifa dari aspek perencanan, proses, hasil dan dampaknya dalam
mengentaskan kemiskinan.
Berbeda dengan karya-karya ilmiah diatas, bahwa penelitian yang akan
penulis lakukan dengan judul "Strategi BM!' al-Kautsar Dakta Dalam
Mengembangkan Usaha Kecil dan Menengah di Bekasi" adalah bertujuan untuk
mengetahui strategi yang dilakukan BMT al-Kautsar dalam mengembangan UKM
di Bekasi yang meliputi formulasi strategi, implementasi strategi, serta
pengendalian strategi pada BMT al-Kautsar. Dalam skripsi ini dibahas pula
tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki BMT alKautsar serta manfaat BMT al-Kautsar bagi pengusaha kecil dan menengah di
Bekasi. Penelitian ini sekaligus memaparan antara teori dengan realitas yang ada.
Demikian perbedaan pokok bahasan serta materi antara penulis dengan
skripsi-skripsi tersebut diatas.

F.

Sistematika Penulisan
Penulis membagi skripsi ini menjadi lima bab dan setiap bab terdiri atas

beberapa sub bab. Susunan bab tersebut secara sistematis adalah sebagai berikut:
BABJ

Merupakan pendahuluan yang memuat tentang latar belakang
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika
penulisan.

12

BAB II

Merupakan landasan teori yang berisikan tentang strategi meliputi
definisi strategi dan tahap-tahap strategi. Hal lain yang dibahas yaitu
tentang BMT yang meliputi definisi BMT, sejarah perkembangan
BMT, ciri-ciri BMT, tujuan dan sasaran BMT serta membahas
tentang usaha kecil dan menengah.

BAB ill

Memuat tentang gambaran umum BMT al-Kautsar yang terdiri dari
sejarah singkat lembaga, visi, misi dan tujuan, struktur organisasi,
personalia dan mekanisme kerja

serta produk-produk BMT al-

Kautsar.
BAB IV

Membahas

analisis

strategi

mengembangkan UKM di

BMT

al-

Kautsar

dalam

Bekasi yang terdiri dari formulasi

strategi yang meliputi strategi di tingkat korporasi yaitu strategi
induk, strategi generik, strategi umum, strategi fungsional dan
tahapan formulasi strategi. Dibahas pula tentang implementasi
strategi yang terdiri dari struktur organisasi, kepemimpinan, budaya
organisasi, prosedur, program dan anggaran, pengendalian strategi,
analisis SWOT BMT al-Kautsar

dalam mengembangkan usaha

kecil dan menengah di Bekasi serta manfaat BMT al-Kautsar bagi
pengusaha kecil dan menengah di Bekasi.
BABV

Memuat penutup yang berisikan kesimpulan dan saran-saran dari
keseluruhan pembahasan.

BAB II
LANDASAN TEORI

A.

Strategi

1.

Definisi Strategi

Secara etimologi strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategos yang
berarti jenderaL Strategi pada mulanya berasal dari peristiwa peperangan yaitu
sebagai suatu siasat untuk mengalahkan musuh. Namun, pada akhimya strategi
berkembang untuk semua kegiatan organisasi termasuk keperluan ekonomi,
social, budaya dan agama. 1
Dalam kamus istilah manaJemen, strategi adalah rencana mengena1
kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling berhubungan dalam waktu
dan ukuran. 2
Definisi yang diberikan oleh para ahli berbeda-beda, berikut ini pengertian
strategi dari beberapa ahli:
a. Menurut Sondang Siagian, strategi adalab cara yang terbaik
menggunakan dana, daya dan tenaga yang tersedia sesuai dengan
perubahan lingkungan. 3

1

Rafiudin & Manan Abd. Djaliel. Prinsip & Strategi Dakwah, (Bandung: Pustaka Setia),
him. 76.
2
Panitia Istilah Manajemen Lembaga PPM, Kamus Istilah Manajemen, (Jakarta Aksara,
1983), Cet. Ke 2, him. 245
3

c ......... A... .,, .... c: ...... :,,_

A •• -J;,,;,,

"--·-

dMᄋセ

.. -·.

V-L::_, __________

J___

n.

14

a. dasar goals jangka panjang dan tujuan perusahaan serta pemakaian
cara-cara bertindak alokasi sumber-sumber yang diperlukan untuk
.

.

mencapai tuJuan.

I

b. Menurut Onong Uchjana, strategi pada hakikatnya adalah perencanaan
manajemen untuk mencapai suatu tujuan.

2

c. Menurut Stainer dan Miner, strategi adalah penempatan m1s1
perusahaan, penetapan sasaran organisasi dalam mengingat kekuatan
ekstemal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk
mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat,
sehingga tujuan dan sasaran utaina organisasi akan tercapai. 3
Dari beberapa definisi strategi di atas, penulis menyimpulkan strategi
adalah rencana yang dilakukan oleh suatu organisasi dimana strategi dapat
dilakukan secara terencana atau yang telah disusun secara sistematis dan strategi
yang timbul secara spontan. Strategi dibutuhkan agar sesuatu yang telah terencana
dengan sempuma dapat mencapai hasil yang diinginkan. Oleh sebab itu
dibutuhkan pengawasan terhadap hal-hal yang sifatnya dapat berubah. Dalain ha!
tersebut strategi yang dibutuhkan oleh suatu organisasi adalah strategi yang
muncul secara spontan. Dimana hal-hal yang belum direncanakan harus
dilakukan.

1

8

Supriyono, Ma11ajeme11 Strategik dan Kebijaksa11aa11 Bisnis, (Yogyakarta: BPFE, 1985), him

2 r..

___

TT_l_• ___

.,-.,.... ___ ,

__ ,, _ -=

'T' __

-

.J ___

n ____ ,_._,_ m_

15

Dalam strategi mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, program
dan kegiatan yang nyata dengan mengantisipasi perkembangannya. Kurangnya
aplikasi atau penerapan sebuah strategi yang baik dapat menyebabkan strategi
yang telah direncanakan gaga!. Akan tetapi penerapan strategi yang tersusun
sempuma bukan saja akan meraih kesuksesan, melainkan dapat mengokohkan
strategi yang pada awalnya diragukan. Hasil baik yang di dapat bukan sematamata karena strategi yang dimiliki, namun ha! tersebut dikarenakan kemampuan
dalam menerapkan strategi yang efektif.
2.

Tahap-Tahap Strategi

a. Analisis Lingkungan
Analisis lingkungan merupakan proses awal dalam manaJemen.
Tahapan ini berintikan pada analisis lingkungan internal dan analisis lingkungan
ekstemal. Aktivitas analisis ini kerap digabung dalam suatu kesatuanaktivitas
yang lebih dikenal sebagai Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and
Treath). Hasil analisis SWOT akan menunjukkan kualitas kuantifikasi posisi

organisasi yang kemudian memberikan rekomendasi berupa pilihan strategi
generik serta kebutuhan atau modifikasi sumberdaya organisasi. 7

16

Berikut di jelaskan tentang analisis SWOT8 :
I) Strength (kekuatan) adalah kekuatan yang dapat diandalkan oleh
lembaga. Dengan adanya kekuatan ini suatu lembaga dapat
memahami dan mengetahui cara tepat dalam menyusun rencana
global
2) Weaknes (kelemahan) adalah keterbatasan dan kekurangan
yang dimiliki sebuah lembaga. Dengan mengetahui kelemahan,
lembaga yang diharapkan dapat mengantisipasi agar kelemahan
itu tidak menjadi penghalang dalam mencapai rencana global.
3) Opprtunity (peluang) adalah situasi yang menguntungkan
lembaga. Dengan mengetahui peluang lembaga diharapkan
dapat

memanfaatkannya

menjadi

potensi

yang

dapat

keadaan

yang

tidak

mengantarkan tujuan utama.
4) Threath

(ancaman)

adalah

suatu

menguntungkan lembaga. Ancaman ini perlu diketahui oleh
lembaga dengan baik. Dengan mengetahui ancaman lembaga
diharapkan dapat mengambil langkah-langkah awal agar
ancaman tersebut tidak menjadi kenyataan.
Tujuan utama dilakukannya analisis lingkungan internal dan ekstemal
suatu lembaga adalah mengidentifikasi peluang (opportunity) yang harus segera

17

mendapat perhatian senus dan pada saat yang sama lembaga menentukan
beberapa kendala dan ancaman yang perlu diantisispasi.

9

Dari uraian di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa dengan anlisis
lingkungan eksternal maupun internal, maka suatu lembaga akan mengetahui
aspek mana yang berpengaruh terhadap kemampuan lembaganya. Sehingga
lembaga tersebut dapat mengidentifikasi peluang-peluang yang ada dengan begitu
kelemahan yang dimiliki dapat menjadi kekuatan yang dapat mengokohkan
lembaga.
b. Perumusan Strategi
Perumusan strategi dalam hal ini adalah pengembangan tujuan,
mengenai peluang dan ancaman eksternal, menetapkan kekuatan, kelamahan
secara internal, menetapkan suatu objektifitas, menghasilkan strategi alternative
dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan. 10 Dalam perumusan strategi
juga ditentukan suatu sikap untuk memutuskan, memperluas, menghindari atau
melakukan suatu keputusan dalam suatu keputusan dalam suatu proses kegiatan.
Menurut David Aaker, sebagaimana dikutip oleh Kusnadi terdapat
beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam merumuskan atau memilih suatu
strategi, yaitu:
I) Strategi harus tanggap terhadap lingkungan ekstem,

9

Amirullah & Sari Budi Cantika, Manajemen Strategik, (Yogyakarta: Graha llmu, 2002), Cet.

18

2) Strategi melibatkan keungulan kompetitif,
3) Strategi harus sejalan dengan strategi yang lainnya yang terdapat di
dalam organisasi,
4) Strategi menyediakan keluwesan yang tepat terhadap bisnis dan
organisasi strategi harus sesuai dengan misi organisasi dan tujuan
jangka panjang,
5) Strategi secara keorganisasian dipandang layak dan wajar.
Oleh karena itu, penulis menyimpulkan bahwa perumusan strategi
memiliki peran besar dalam suatu lembaga. Dengan memiliki tujuan, maka
lembaga dapat merefleksikan target yang akan dicapai. Strategi yang dirumuskan
hendaknya harus melihat kearah depan terhadap suatu lembaga

agar suatu

lembaga dapat mencapai tujuannya.
c. Implementasi Strategi
Setelah strategi ditentukan, maka strategi harus dipadukan kedalam
kegiatan organisasi sehari-hari. Strategi yang paling canggih dan kreatif sekalipun
tidak dapat menguntungkan organisasi kecuali bila dilaksanakan. implementasi
strategi bertumpu pada alokasi dan pengorganisasian sumber daya manusia yang
ditampakkan melalui penetapan struktur organisasi, mekanisme kepemimpinan
yang dijalankan berikut budaya perusahaan dan organisasi. 11

19

Penetapan Struktur Organisasi

1)

Alfred Chandler mengutarakan suatu pnns1p, yaitu: "Struktur
Follows Strategy" yang berarti struktur organisasi hams dibentuk
untuk mendukung agar penerapan strategi yang telah dibuat dapat
lebih efektif. Jika suatu saat strategi di ubah, maka perusahaan
wajib untuk mengubah atau menyesuaikan struktur organisasinya. 12
Struktur organisasi menunjukkan kerangka organisasi dan susunan
perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi,
bagian-bagian

atau posisi-posisi,

maupun orang-orang yang

menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab
yang

berbeda-beda

dalam

suatu

orgamsas1.

Struktur

1m

mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi,
sentralisasi atau desentralisasi dalam pengambilan keputusan serta
ukuran satuan kerja. 13
2)

Mekanisme Kepemimpinan

Dalam konteks manajemen strategi, kepemimpinan strategi adalah
kemampuan dalam mengantisipasi setiap permasalahan yang
terjadi, memiliki

visi, mampu mempertahankan fleksibilitas

organisasi dan dapat memberikan atau mendelegasikan kuasa

12

Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategi Pengatar Proses Berfikir Strategi, (Jakarta:
Binarupa Aksara, 1996), Cet. Ke-I, him 113
lJy_



Gcvセ@

0

•v .. c • • •

20

kepada orang lain untuk menciptakan perubahan strategis yang
perlu. 14
3)

B udaya Organisasi

Setiap organisasi memiliki budaya yang terbentuk. Keberadaan
sebuah budaya dalam organisasi sangat memberikan peran yang
penting bagi kelangsungan hidup organisasi dan dalam pelaksanaan
strategi organisasi. Budaya dapat menjadi pengikat sekaligus
motivator rasa kebersamaan para anggota organisasi melalui
pemahaman yang sama tentang tata cara dan batasan perilaku dalam
organisasi. 15
Dari uraian di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa implementasi
strategi dibutuhkan untuk mempraktekkan strategi. Langkah implementasi strategi
sebagian tergantung pada tujuan dari strategi lembaga. Selain itu implementasi
juga tergantung pada struktur organisasi. Keberhasilan implementasi dapat
dihambat oleh kendala-kendala intern lembaga seperti struktur lembaga yang kaku
ataupun budaya organisasi yang tidak sesuai. Hal ini dikarenakan budaya
organisasi mempengaruhi interaksi internal.

21

d. Pengendalian Strategi
Pengendalian strategi terdiri atas penentuan cakupan be saran keberhasi Ian
(kualitatif dan kuantitatif) dalam pencapaian strategi organisasi. 16 Selama
implementasi berlangsung, kemajuan secara berkala atau pada tahap-tahap penting
untuk menilai apakah organisasi bergerak kea rah sasarannya harus diperiksa,
apakah strategi itu diimplementasikan seperti yang direncanakan dan apakah
strategi tersebut mencapai hasil yang diharapkan.
Secara umwn pengendalian strategi terdiri dari tiga langkah, 17 yaitu:
1) Pengukuran

kinerja

(measure

the

peiformance),

yaitu

perbandingan antara standar dengan pelaksanaan.
2) Perbandingan prestasi dengan standar (Compare

The

Peiformance Match The Standard), yaitu langkah untuk
membandingkan hasil-hasil yang telah diukur dengan target
atau standar yang telah di tetapkan sebelwnnya.
3) Mengambil tindakan korektif (The Corrective Action), yaitu
tindakan manajerial yang diambil para manajer ketika
prestasi rendah di bawah standar atau target yang telah
ditetapkan.

16

Ismail Yusanto dan M. Karebet Widjajakusuma, Manajemen Stratef{is Perspektif Svariah.

22

Dari uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengendalian
strategi dibutuhkan untuk mengukur hasil kerja terhadap strategi yang telah
dirumuskan. Dengan mengukur hasil kerja yang telah dicapai, maka suatu
lembaga akan mengetahui posisi lembaganya. Sehingga kesalahan yang mungkin
terjadi dapat diminimalisir.
B. BMT (Baitul Maal Wa' Tamwil)
1. Definisi BMT
Istilah BMT adalah penggabungan dari dua kata, yaitu baitulmaal dan
baitutamwil. Secara etimologis baitul maal berasal dari kata bait dan al-maal.
Bait artinya bangunan atau rumah, sedangkan a!-maal berarti harta benda atau
kekayaan. Jadi secara harfiah baitul maal berarti rumah harta benda atau
kekayaan.

Namun

demikian,

kata

baitul

maal

diartikan

sebagai

pembendaharaan. 18 Dengan kata lain baitul maal adalah lembaga keuangan yang
bertugas untuk menerima, menyimpan dan mendistribusikan uang Negara sesuai
dengan aturan syariat. 19
Adapun yang dimaksud dengan baitul maal dalam istilah fiqih Islam
adalah suatu badan atau lembaga yang bertugas mengurusi kekayaan Negara
terutama keuangan, baik yang berkenaan dengan soal pemasukan dan pengelolaan
maupun yang berhubungan dengan masalah pengeluaran dan lain-lain. 20

18

Harun Nasution, Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 1992), him. 161
Tim Penyusun, Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru, Van Hoeve, 1997),
jilid }, him. 186
19

23

Sedangkan Baitut Tamwil secara etimologis berasal dari kata bail dan
tamwil. yang artinya bait adalah rumah dan tamwil adalah pembiayaan. Jadi baitut
tamwil adalah rumah pembiayaan. Baitut tamwil secara tem1inologis dapat

diartikan sebagai lembaga (instansi) keuangan yang usaha pokoknya menghimpun
dana masyarakat dan bersifatprofit motive. 21
Kegiatan baituttamwil pada dasamya mengutamakan pengembanngan
kegiatan-kegiatan investasi dan produktif dengan sasaran/usaha ekonomi yang
dalam pelaksanaannya saling mendukung untuk pembangunan usaha-usaha
kesejahteraan masyarakat. 22
Menurut

Irfan

M.

Ra'ana

mendefinisikan

BMT

sebagai

pusat

pembendaharaan ummat, dimana umat yang pendapatannya dikumpulkan dari
berbagai sumber, seperti: zakat, jizyah, bea cukai dan yang lainnya di dalam
pembendaharaan ummat yang kemudian digunakan untuk pembiayaan bagi yang
membutuhkan. 23
Dari berbagai pengertian diatas maka istilah baitul maal dan baituttamw ii,
dapat disimpulkan bahwa BMT adalah lembaga keuangan yang sifatnya sosial
sebagai penggerak dalam upaya pengembangan usaha produktif yang bertujuan
memberdayakan ekonomi masyarakat kecil dan menengah.

21

Hertanto Widodo, et.all, Panduan praktis Operasional BMT, (Bandung: Mizan, 1999), him

81
22

Baihaqi Abd. Madjid dan Saifuddin A. Rasyid, Paradigma Baru Ekonomi Kerakyatan
Sistem Syariah: Perjalanan Gagasan dan Gerakan BMT di !11do11esia, (Jakarta: PINBUK, 2000),
him 182

26

3.

Tujuan dan Sasaran BMT
Tujuan didirikannya BMT yaitu untuk meningkatkan kwalitas usaha

ekonomi kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

29

Dilihat dari kegiatan yang dilakukan BMT, maka dapat dikatakan bahwa tujuan
dari BMT adalah memberikan bantuan kepada pengusaha kecil dengan
memberikan pembiayaan berupa modal usaha serta memberikan bimbingan dalam
mengembangkan usaha para nasabah untuk mencapai kesejahteraan ummat
khususnya ummat Islam.
Dari pengertian tujuan BMT diatas, dapat dipahami bahwa BMT
berorientasi pada upaya penigkatan kesejahteraan anggota dan masyarakat.
Namun,

tidak

dibenarkan

jika

para

pengusaha

kecil

tersebut

hanya

menggantungkan nasibnya kepada BMT. Oleh karena itu, pengusaha kecil perlu
diberdayakan agar dapat mandiri. Dengan menjadi anggota BMT, para pengusaha
kecil dapat meningkatkan tarafhidupnya melalui peningkatan usaha.

Dalam memberikan pembiayaan kepada pengusaha kecil dan menengah,
sedapat mungkin BMT meandirikan ekonomi para peminjam. Oleh karena, itu
sangat

diperlukan

pendampingan.

Untuk

mempermudah

pendampingan,

pendekatan pola kelompok menjadi sangat penting. Anggota dikelompokkan
berdasarkan usaha yang sejenis atau kedekatan tempat tinggal, sehingga BMT
dapat dengan mudah melakukan pendampingan. 30

27

C.

Usaha Kecil dan Menengah

Batasan mengenai skala usaha menurut BPS berdasarkan kriteria jumlah
tenaga kerja, yaitu: industri mikro 1 - 4 orang, industri kecil 5 - 19 orang, industri
menengah 20- 99 orang. 31
1.

Usaha Kecil
a. Pengertian Usaha Kecil

Usaha kecil sebagaimana dimaksud undang-undang No. 9 Tahun 1995
adalah usaba produktif yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan
bersih paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan paling banyak
Rpl.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) per tahun serta dapat menerima kredit
dari bank maksimal di atas Rp50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampa1
dengan Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah). 32

b. Ciri-ciri Usaha Kecil

1)

Jenis baranglk:omoditi yang diusabakan umumnya sudah tetap tidak
gampang berubab,

2)

Lokasi atau ternpat usaha umumnya sudab menetap tidak
berpindah-pindah,

u

3)

28

Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau
masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan
dengan keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha,

4)

Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya
tennasuk NPWP,

5)

Sumber daya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam
berwirausaha,

6)

Sebagian sudah akses ke perbankan dalam ha! keperluan modal,

7)

Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan
baik seperti business planning.

c. Contoh Usaha Kecil

I)

Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga
kerja;

2)

Pedagang dipasar grosir (agen) dan pedagang pengumpul lainnya;

3)

Pengrajin industri makanan dan minuman, industri meubelair, kayu
dan rotan, industri alat-alat rumah tangga, industri pakaian jadi dan
industri kerajinan tangan;

4)

Petemakan ayam, itik dan perikanan;

5)

Koperasi berskala kecil.

30

4)

Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain 1zm
tetangga, izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan
lingkungan dll;

5)

Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan;

6)

Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih
dan terdidik. 34

c. Contoh Usaha Menengah

Jenis atau macam usaba menengab hampir menggarap komoditi dari
hampir seluruh sektor mungkin hampir secara merata, yaitu:

1)

Usaha pertanian, perternakan, perkebunan, kehutanan skala
menengah;

2)

Usaha perdagangan (grosir) termasuk expor dan impor;

3)

Usaha jasa EM.KL (Ekspedisi Muatan Kapa! Laut), garment dan
jasa transportasi taxi dan bus antar proponsi;

4)

Usaha industri makanan dan minuman, elektronik dan logam;

5)

Usaha pertambangan batu gunung untuk kontruksi dan manner
buatan.

BABIIl
GAMBARAN UMUM BMT AL-KAUTSAR DAKTA DAN
WILAYAH BEKASI
A. Sejarah Singkat BMT aL-Kautsar Dakta

Baitul maal wat tamwil (BMT) al-Kautsar adalah lembaga keuangan mikro
syariah yang bergerak dibidang simpan pinjam dengan segmen usaha kecil dan
menengah. Berdirinya BMT al-Kautsar dilatar belakangi dari keinginan yang kuat
untuk membantu masyarakat dari jeratan rentenir yang selama ini' menjadikan
pedagang kecil sebagai sapi perahan. Dengan perilaku rentenir tersebut maka
angka kemiskinan yang terjadi di masyarakat akan terns bertambah, sehingga para
pedagang kecil tidak dapat melepaskan dirinya dari kemiskinan karena tidak
memiliki daya akses kepada perbankan.
Bertolak dari realita pedagang kecil tersebut, maka didirikanlah BMT alKautsar untuk membantu memecahkan problema mereka, yang mayoritas
pengguna jasa rentenir tersebut adalah umat Islam dimana secara syar'i tidak
diperbolehkan, tepatnya pada tanggal 13 Juni 2006. 1 BMT al-Kautsar didirikan
dengan legalitas yang dikeluarkan oleh PHBK dan PKSP serta izin operasional
dari PINBUK DKI dan Koperasi dengan nomor: Bl-YINBUK N0.10/PINBUKDKJ/XIl/98, BR. NO. 693/BH/KW.K9/Il/99, BH. NO. 149/BH/KW-9/XJ06.2

Oleh karena itu, fungsi BMT al-Kautsar disamping membangun ekonomi

32

pedagang kecil dan menengah adalah membangun aqidah sebagai landasan hidup
dan kehidupan mereka. Dengan demikian, keberadaan pedagang kecil dan
menengah lambat laun akan mandiri secara kuat karena dasar keyakinan dan
ekonominya sudah terbanngun.
Keberadaan BMT al-Kautsar tidak murni berorientasi kepada profit.
Namun secara ekonomi, BMT al-Kautsar menerapkan sistem mudharabah (bagi
hasil) yang bertujuan membantu para pedagang kecil dan menengah agar terlepas
dari jeratan rentenir dan secara sosial sebagian basil dari bagi hasil tersebut
digunakan untuk pembiayaan pendidikan dan dakwah bagi komunal mereka.
B. Visi dan Misi

Dalam menjalankan aktivitasnya BMT al-Kautsar mempunyai visi yaitu
"Menjadi Lembaga Keuangan Mikro Syari'ah yang amanah, profesional, sehat
dan kuat". 3

Sedangkan misinya adalah memberdayakan pengusaha kecil dan ekonomi
lemah, mengembangkan sistem ekonomi mikro syari'ah melalui pembinaan dan
pembiayaan sebagai upaya membebaskan masyarakat dari jeratan rentanir. 4
C. Tujuan dan Pola Pembiayaan

Tujuan didirikannya BMT al-Kautsar, yaitu:
I. Membebaskan pedagang kecil dan ekonomi lemah dari jeratan rentenir.
'.\

.,... ..

.......,,



vr

33

2. Mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran dengan cara berusaha.

3. Meningkatkan taraf hidup dan pendapatan para pedagang kecil dan
ekonomi lemah.
4. Memasyarakatkan etika bisnis berdasarkan syari'ah.
5. Membantu dan menyantuni kaum dhuafa dari sebahagian keuntungan.
6. Melakukan pembinaan kepada para pedagang dan ekonomi lemah. 5
D. Struktur Kepengurusan dan Mekanisme Kerja

I. Susunan Kepengurusan
Susunan kepengurusan BMT al-Kautsar adalah6:
a. Dewan Syari'ah

: DR. H. Abdul Mannan, SE, MM
MD Karyadi

b. Dewan Pengawas

Suriadi Rasyid
Candra Kurniati
Mahidin Sahidu

c. Ketua Pengelola

Abdullah, MS

d. Sekretaris

Muhammad Ishlah

e. Bendahara

Azhari

f.

Budi Sudirja

Account Officer (AOtFO)

g. Remedial/Kolektor

Faisal Efendi

h. Operasional

Sutrisno

I.

Keuangan

Azhari

35

2) Tanggung Jawab:
a) Bertanggung jawab atas aktivitas BMT dan melaporkan
perkembangan unit BMT kepada seluruh anggota melalui
mekanisme rapat yang disepakati.
b) Terseleksinya calon karyawan sesuai dengan formasi
yang dibutuhkan dan mengeluarkan surat keputusan dan
pengangkatan atau pemberhentian karyawan.
c) Terkenda!inya aktivitas simpan pinjam di BMT.
d) Terjaganya kondisi kerja yang aman dan nyaman di
BMT.
e) Terbukanya hubungan kerja sama dengan pihak-pihak
luar dalam rangka mengembangkan usaha BMT.
f)

Menjaga BMT agar da\am aktivitasnya senantiasa tidak
lari dari visi dan misinya.

g) Meningkatkan kualitas SDM BMT.
b. Sekretaris Badan Pengurus 8
1) Fungsi Utama Jabatan:

Melakukan pengelolaan pengadministrasian segala sesuatu yang berkaitan
dengan aktivitas badan pengurus.

36

2) Tanggung Jawab
a) Mengadministrasikan seluruh berkas yang menyangkut
keanggotaan KBMT.
b) Semua surat-surat masuk dan keluar, khususnya yang
berkaitan dengan badan pengurus.
c) Merencanakan rapat rutin dan koordinasi dan evaluasi
kegiatan badan pengurus.
d) Mendistribusikan setiap hasil rapat pengurus/ anggota
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
3) Wewenang
a) Menandatangani undangan rapat.
b) Mendokumentasikan

ars1p

penting

mengenai

kepengurusan.
c. Bendahara 9
1) Fungsi Utama Jabatan:

Melakukan pengelolaan keuangan BMT secara keseluruhan diluar unitunit yang ada.
2) Tanggung Jawab:
a) Mengeluarkan laporan keuangan KBMT kepada pihakpihak yang berkepentingan.

37

b) Memberikan laporan mengenai perkembangan simpanan
wajib dan simpanan pokok anggota.
3) Wewenang:
a) Mengeluarkan laporan keuangan KBMT untuk keperluan
intern.
b) Melakukan analisis keuangan KBMT.
d. Teller 10
1) Fungsi Utama Jabatan:
Merencanakan dan melaksanakan sesuatu transaksi yag sifatnya tunai.
2) Tanggung Jawab:
a) Terselesaikannya lapo ran kas harian.
b) Terjaganya keamanan kas.
c) Tersedianya laporan cashflow pada akhir bulan untuk
keperluan evaluasi.
3) Wewenang:
a) Menerima transaksi tunai dari transaksi-transaksi yang
terjadi di BMT.
b) Memegang kas tunai sesuai d