adalah sebanyak 30 buah dan kain kasa yang diperlukan dalam percobaan ini adalah sebanyak 30 buah.
4. 2. Penyediaan Serangga Uji
Biji jagung diambil di pasar dan diletakkan pada media stoples dan ditutup dengan kain kasa. Kumbang direaring terlebih dahulu untuk menghomogenkan
umur imago yang akan diaplikasikan. Kumbang yang dimasukkan sebanyak 20 ekor pada setiap stoples..
4. 3. Penyediaan Serbuk Biji
Biji jarak, biji sirsak dan biji mengkudu yang digunakan adalah biji yang telah tua dengan ciri-ciri kulit buah berwarna hitam pekat. Kulit biji dibuang
kemudian dijemur 3 hari untuk mengurangi kadar air biji. Biji diblender hingga menjadi serbuk kemudian diayak lalu ditimbang sebanyak 5 gr, 10 gr, 15 gr,
masing-masing dicampurkan ke biji jagung di dalam stoples.
4. 4. Aplikasi Serbuk Biji
Benih jagung dimasukkan ke dalam stoples sebanyak 400 gr, kemudian dicampur dengan serbuk biji jarak, sirsak, dan mengkudu. Kemudian dimasukkan
imago S. zeamais sebanyak 10 pasangan imago dari hasil rearing yang umurnya telah homogen. Stoples ditutup dengan kain kasa kemudian diikat dengan karet
gelang.
4.5. Pengujian Daya Kecambah Benih Sebelum dan Sesudah Aplikasi - Persiapan Media Tanam
Sediakan tanah yang telah dibersihkan sebagai media tanam kemudian di jemur dibawah terik matahari untuk menonaktifkanmematikan patogen atau
hama lain yang terdapat pada tanah.
Universitas Sumatera Utara
- Penanaman benih pada media tanah sebelum aplikasi
Sediakan baki plastik bak persemaian sebagai media tumbuh dari benih kemudian masukkan tanah yang telah dijemur sebanyak ¾ dari baki, lembabkan
tanah dengan memberikan sedikit air, kemudian tanam benih yang belum diberi perlakuan pada media dengan jarak yang sama sebanyak 100 benih jagung.
- Penanaman benih pada media tanah setelah aplikasi
Sediakan baki plastik bak persemaian sebagai media tumbuh dari benih kemudian masukkan tanah yang telah dijemur sebanyak ¾ dari baki, lembabkan
tanah dengan memberikan sedikit air, kemudian tanam benih yang telah diaplikasi menurut perlakuannya masing-masing pada media tanam, adapun benih yang
ditanam sebanyak 100 benih dari masing-masing kombinasi perlakuan 30 kombinasi perlakuan.
5. Peubah Amatan
1. Persentase Mortalitas Imago
Pengamatan dilakukan
dengan menghitung
jumlah imago
S. zeamais dengan menghitung imago yang mati. Pengamatan dilakukan sebanyak 8 kali pengamatan dengan interval 3 hari sekali. Persentase mortalitas imago
dihitung dengan menggunakan rumus :
Keterangan : P = Persentase kematian imago a = Jumlah imago yang mati
b = Jumlah imago yang hidup Sastrosupadi, 2000.
P =
100 x
b a
a +
Universitas Sumatera Utara
2. Populasi Imago baru yang muncul
Perhitungan jumlah populasi imago baru yang muncul dilakukan 1 bulan atau 30 hari setelah aplikasi, dihitung dari imago pertama keluar sampai dari
imago terakhir.
3. Pengamatan Susut Bobot Biji
Susut bobot bahan dihitung pada akhir penelitian. Besarnya kerusakan yang ditimbulkan oleh imago diperoleh dengan cara menghitung susut bobot
bahan dengan rumus :
Keterangan : a = berat awal
b = berat akhir Sastrosupadi, 2000.
4. Persentase Daya Kecambah Benih Sebelum dan Sesudah Aplikasi
Pengujian Daya kecambah benih dilakukan di awal penelitian sebelum pengaplikasian insektisida nabati dan di akhir penelitian setelah pengaplikasian
insektisida nabati. Pengamatan dilakukan sebanyak 2 kali dengan interval 5 hari sekali. Tingkat persentase perkecambahan dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
Keterangan :
a = Jumlah benih yang berkecambah b = Jumlah benih yang dikecambahkan
Kartasoeptra, 2003.
Susut bobot bahan =
100 x
a b
a −
Persentase Daya Kecambah =
100 x
b a
Universitas Sumatera Utara
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Persentase Mortalitas Imago S. zeamais