2. Bibit lebah
Pemanenan bibit lebah tidak seperti panen pada produk-produk lainnya. Panen bibit lebah ini menunggu hingga anakan lebah berkembang melebihi populasi yang
semestinya dalam 1 stup kotak, kemudian jika anakan lebah tersebut sudah mencapai 6 sampai 8 sarang maka stup yang memiliki dua ratu akan di pecah ratunya untuk
pembuatan stup yang baru. Proses pemecahan bibit lebah biasanya bisa dilakukan dalam jangka waktu 2-3 bulan sekali. Jika anak lebah sudah terkumpul 6 sampai 8
sarang, namun tidak ada persediaan ratu, maka ratu harus dibuat dahulu dengan menggunakan alat bantu pembuat ratu yang sering disebut grafting. Sehingga frekuensi
panen bbit lebah ini tidak dapat ditetapkan karena disesuaikan dengan perkembangan lebah itu sendiri. Namun biasanya dalam setahun dapat panen 3-5 stup kotak. Harga 1
stup kotak mencapai Rp. 750.000-,
Gambar 5. Bibit lebah madu yang telah dipecah
Biasanya pemesanan bibit lebah dilakukan beberapa bulan sebelum diperlukan sehingga pemilik pembudidayaan lebah ini dapat mempersiapkan ratu lebah tersebih
dahulu.
Universitas Sumatera Utara
Pembuatan ratu dalam satu kotak dapat dilakukan secara alami oleh lebah itu sendiri maupun dengan buatan, yaitu dengan memilih larva yang masih sangat kecil
kemudian diletakkan ke lilin buatan dan dibiarkan selama satu minggu untuk dilihat tingkat keberhasilannya. Jika berhasil biasanya ditandai dengan semakin bertambahnya
lilin yang dibuat oleh lebah tersebut, tapi jika tidak berhasil maka lilin tersebut tidak tertutup oleh lilinnya. Dokumentasi alat pembuat ratu lebah madu dapat dilihat pada
Gambar 6.
Gambar 6. Alat pembuat ratu lebah
Analisis Finansial Produk-produk Lebah Madu Apis mellifera
Dalam mendirikan suatu usaha, baik usaha kecil atau usaha besar tujuan utamanya adalah memdapatkan keuntungan, keuntungan dari suatu usaha tidak
hanya keuntungan yang besar, suatu keuntungan menggambarkan layak atau tidaknya usaha tersebut didirikan. Analisis finansial adalah suatu studi untuk
penilaian dalam rangka untuk melihat apakah usaha lebah madu yang
Universitas Sumatera Utara
dilaksanakan layak diusahakan dan menguntungkan secara finansial. Dimana kriteria yang digunakan beberapa diantaranya yaitu dari NPV, BCR, dan IRR.
Batasan 15 tahun untuk analisis pada penelitian ini didasarkan pada beberapa alasan yaitu dalam kurun waktu 15 tahun diyakini analisis sudah dapat mewakili
hasil yang menggambarkan keadaan perusahaan yang sebenarnya, selain itu dalam kurun waktu 15 tahun, telah terjadi tahapan-tahapan dalam suatu perusahaan yaitu
pada tahun 0-2 perusahaan mengalami kerugian, kemudian pada tahun 3-4 perusahaan sudah melewati masa BEP, kemudian tahun 5-10 perusahaan sedang
dalam pengembangan, dan pada tahun 11-15 perusahaan sudah menikmati keuntungan yang besar.
Analisis finansial dengan menggunakan kriteria NPV, BCR, dan IRR memerlukan data berupa benefit dan cost dalam jangka waktu yang ditentukan.
Adapun komponen benefit dan cost yang digunakan dalam pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel 2:
Tabel 2. Komponen benefit rata-rata dalam 15 tahun usaha perlebahan madu di Desa Samura, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
Benefit Rata-rata
jumlah produksi
botol ukuran 250
mltahun Rata-rata
jumlah produksi
botol ukuran 600
mltahun Rata-rata
harga botol ukuran 250 ml
Rupiahtahun Rata-rata
harga botol ukuran 600 ml
Rupiahtahun Rata-rata
harga kotaktahun
Madu umum 608 botol 253 botol
21.000 47.000
Madu royal jelly
265 botol 115 botol
53.000 116.000
Madu Pollen 584 botol 228 botol
30.000 109.000
Bibit lebah stup
3 kotak 550.000
Berdasarkan data pada Tabel 2 bahwa produksi pada setiap tahunnya berbeda, hal tersebut dikarenakan produksi madu ditentukan oleh beberapa faktor,
baik faktor internal, maupun faktor eksternal yang berhubungan dengan iklim,
Universitas Sumatera Utara
masa paceklik dan asupan makanan yang tersedia di sekitar tempat pembudidayaan. Sedangkan harga, pada setiap tahun berbeda sesuai dengan
fluktuasi nilai mata uang yang berpengaruh terhadap harga pada pengeluaran cost.
Komponen cost yang digunakan dalam penelitian ini di gambarkan secara garis besar, namun secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2. Komponen cost
yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3: Tabel 3. Komponen cost rata-rata dalam 15 tahun usaha perlebahan madu di
Desa Samura, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
Cost Rata-rata kuantitas
Rata-rata harga satuan Rupiah
Pembelian lahan 6x17 m
6.500.000 Pembelian lebah
15 kotak 700.000
Penambahan stup 5 kotak3thn
150.000 Kontrol
24 kalithn 52.000
Penggembalaan 4 kalithn
250.000 Bantuan makanan
200 kgthn 9.000
Perlindungan hama 4kalithn
150.000 Biaya tenaga kerja
248 jamthn 9.000
Survey lahan 1 kalithn
250.000 Alat pembuat ratu lebah
1 30.000
Eksakator 1
750.000 Pengasap
24 kalithn 2.000
Masker pengaman 2 buah 3 thn
25.000 Drum plastic
2 buah2 thn 100.000
Sikat 1 buah5 thn
75.000 Pisau
1 buah2 thn 40.000
Martil 1 buah3 thn
20.000 Saringan
1 buahthn 35.000
Skrap 1 buah thn
2500 Pondasi
4 buah thn 625.000
Tiang penyangga 8
31.250 Polen trap
1 buah thn 7.500
Botol Buah
300 Tutup botol
2012 buah 100
Segel 2012 buah
100 Label keterangan
2012 buah 400
Transportasi 48 kali thn
200.000 Berdasarkan Tabel 3 bahwa harga per unit cost bervariasi, disebabkan
pertambahan nilai mata uang per tahun yang terus meningkat, sehingga pada Lampiran 2 total biaya per tahun bervariasi. Pada analisis cost transportasi, terjadi penurunan
Universitas Sumatera Utara
biaya pada tahun ke 11-15, hal tersebut dikarenakan peternak sudah memilki transportasi pribadi sehingga tidak lagi menyewa transportasi dan hasilnya lebih
meminimasikan biaya. Pada usaha perlebahan ini, ingin diketahui layak atau tidaknya usaha ini
dijalankan, sehingga dilakukan analisis finansial dengan kriteria NPV, BCR, dan IRR dengan tingkat suku bunga yang berlaku 15. Analsisi finansial pada usaha perlebahan
ini ditunjukkan pada Tabel 4, dan hasil perhitungan ditunjukkan pada Lampiran 3: Tabel 4. Analisis finansial usaha perlebahan madu di Desa Samura, Kecamatan
Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Kriteria Analisis Finansial
Hasil NPV
208.139.563,76,- RpUsaha BCR
2.39 IRR
40.58863
Net Present Value NPV
Net Present Value NPV merupakan analisis yang digunakan untuk mengukur profitabilitas suatu investasi jangka panjang dalam kegiatan atau suatu usaha. Dimana
cara perhitungan NPV adalah selisih antara nilai manfaat dan nilai biaya selama kurun waktu tertentu pada tingkat bunga yang ditentukan.
Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa hasil analisis NPV usaha perlebahan madu dengan NPVDF 15 mempunyai nilai positif yaitu sebesar
Rp. 208.139.563,76,- . Hal ini berarti usaha perlebahan ini dikatakan untung, karena memiliki nilai NPV yang bernilai positif.
Hasil analisis Direktorat Jenderal Reboisasi Lahan dan Perhutanan Sosial 2004, dalam pengembangan usaha budidaya lebah madu A. mellifera selama
Universitas Sumatera Utara
lima tahun dengan awal usaha 100 koloni dan jumlah biaya produksi serta investasi selama lima tahun sebesar Rp 259.850.000,-, diperoleh nilai sekarang
neto bernilai positif, yaitu sebesar Rp 142.527.400,- pada tingkat diskonto DF sebesar 18 dan keuntungan bersih yang diperoleh sebesar Rp 307.400.000,.
Perbedaan besarnya nilai sekarang neto NPV antara perusahaan tergantung dari jumlah biaya yang diinvestasikan, biaya produksi, biaya usaha,
dan produksi madu yang dihasilkan. Apabila manfaat sekarang neto bernilai negatif pada tingkat diskonto yang diasumsikan, di mana manfaat sekarang arus
manfaat menjadi lebih kecil daripada manfaat sekarang arus biaya, akan berakibat ketidakcukupan untuk mencakup kembali investasi dan tidak dapat membayar
tingkat bunga, meskipun masih memperoleh keuntungan dari sumberdaya yang diinvestasikan.
Benefit Cost Ratio BCR
Benefit Cost Ratio merupakan perbandingan antara nilai manfaat dan nilai biaya dari suatu investasi pada tingkat bunga yang telah ditentukan. Nilai BCR lebih besar dari
satu menunjukkan investasi cukup menguntungkan. Hasil analisis usaha perlebahan ini di dapatkan hasil analisis BCR dengan
disconto faktor 15 yaitu sebesar 2.39. Hal ini berarti hasil analisis BCR memiliki nilai lebih besar daripada 1. Kondisi ini menunjukkan bahwa usaha perlebahan dengan
tingkat suku bunga 15 menguntungkan atau layak untuk diusahakan. Nilai BCR usaha perlebahan sebesar 2.39 berarti manfaat ekonomi investasi ini 2.39 kali lebih besar dari
pada nilai biaya total pada tingkat suku bunga 15, Karena setiap Rupiah yang diinvestasikan akan memberi hasil sebesar Rp. 2.39,-.
Universitas Sumatera Utara
Nilai BCR pada usaha perlebahan ini tergolong tinggi, hal ini dipengaruhi oleh suku bunga yang berlaku, semakin tinggi suku bunga yang dipakai, maka
nilai BCR akan semakin rendah, selain itu juga disebabkan karena keuntungan yang diperoleh usaha perlebahan ini tergolong besar. Hal ini sesuai dengan
literatur yang dinyatakan oleh Gittinger 1986 bahwa Nilai mutlak BC ratio akan berbeda tergantung pada tingkat bunga yang dipilih. Semakin tinggi tingkat
bunga, semakin rendah nisbah manfaat terhadap biaya yang dihasilkan, dan jika tingkat bunga yang dipilih cukup tinggi maka nisbah manfaat terhadap biaya
kurang dari satu. Hasil analisis Direktorat Jenderal Reboisasi Lahan dan Perhutanan Sosial
2003,
dalam pengembangan usaha budidaya
lebah madu A. mellifera selama lima tahun dengan awal usaha 100 koloni diperoleh nisbah
manfaat terhadap biaya BC ratio sebesar sebesar 1,87 dengan diskon faktor yang digunakan sebesar 18 dari biaya keseluruhan sebesar Rp 259.850.000,-.
Internal Rate Of Return IRR
Internal Rate Of Return merupakan parameter yang dipakai apakah suatu usahatani mempunyai kelayakan usaha atau tidak. Nilai IRR menunjukkan tingkat suku
bunga discount rate, berapa yang membuat manfaat nilai sekarang menjadi negatif.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, didapatkan hasil IRR usaha perlebahan yaitu sebesar 40.5886, ternyata hasil IRR ini menunjukkan
bahwa nilai IRR lebih besar dari disconto faktor 15 bunga bank yang berlaku sekarang ini. Hal ini berarti usaha perlebahan ini layak diusahakan. Nilai IRR
sebesar 40.5886 tergolong IRR yang sangat tinggi, hal ini disebabkan oleh keuntungan yang diperoleh pada usaha perlebahan ini, selain itu pengelolaan yang
Universitas Sumatera Utara
baik juga dapat menunjang hasil yang baik. Pernyataan ini didukung oleh literatur yang dinyatakan oleh Adelina 2008 Tingkat pengembalian internal IRR dalam
pengusahaan lebah madu A. mellifera dapat mencapai di atas 50 apabila pengelolaan dalam usaha ini dilaksanakan secara tepat dan benar.
Pada usaha pembudidayaan lebah ini nilai NPV positif berada pada tingkat suku bunga 40.588 sedangkan nilai NPV negatif berada pada tingkat suku bunga 40.590
sehingga hasil IRR = 40.5886, artinya pada saat tingkat suku bunga 40.5886 nilai NPV + = 0. Usaha perlebahan ini layak karena IRR yang diperoleh lebih besar dari tingkat suku
bunga yang berlaku yaitu 15.
Hasil analisis Direktorat Jenderal Reboisasi Lahan dan Perhutanan Sosial 2004, dalam pengembangan usaha budidaya lebah madu A. mellifera selama
lima tahun dengan skala usaha 100 koloni, dengan total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 259.850.000,-, diperoleh tingkat pengembalian internal sebesar
123,88 pada tingkat diskonto 18.
Berdasarkan hasil dari ketiga analisis tersebut, usaha perlebahan ini memiliki nilai NPV, BCR, dan IRR yang layak untuk diusahakan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Chandra 2008 dengan menggunakan kriteria RC dan BEP bahwa usaha lebah madu di daerah ini layak diusahakan secara finansial.
Rantai Pemasaran Produk Lebah Madu Apis mellifera
Pemasaran merupakan kegiatan yang dilakukan dalam suatu usaha untuk melangsungkan produk dan mencari laba dari setiap rantainya. Hal ini sesuai dengan
literatur yang dinyatakan oleh Awang 2002 bahwa pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya
Universitas Sumatera Utara
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang, dan untuk mendapatkan laba. Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuan tergantung kepada
keahlian pengusaha di bidang pemasaran produksi. Pemasaran produk-produk
lebah madu ini termasuk rantai pemasaran yang sederhana. Alur rantai pemasaran
produk-produk lebah madu dari peternak madu yaitu sebagai berikut:
1. Madu