Efektivitas Penyaluran Dana Zakat di Baznas Kota Bekasi Dalam Peningkatan Pendidikan Melalui Program Bekasi Cerdas

EFEKTIVITAS PENYALURAN DANA ZAKAT DI BAZNAS KOTA BEKASI
DALAM PENINGKATAN PENDIDIKAN MELALUI PROGRAM
BEKASI CERDAS

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:
DINI FAKHRIAH
NIM : 1112046300014

KONSENTRASI MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/ 2016 M

ABSTRAK
DINI FAKHRIAH, NIM 1112046300014, “Efektivitas Penyaluran Dana Zakat Di

Baznas Kota Bekasi Dalam Peningkatan Pendidikan Melalui Program Bekasi Cerdas”,
Skripsi. Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Konsentrasi Manajemen Zakat dan
Wakaf, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,
Jakarta, 1437H/2016M. Jumlah halaman 75.
Isi :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Untuk mengetahui penyaluran dana
Zakat yang ada di BAZNAS Kota Bekasi dan efektivitas penyaluran dana Zakat pada
program Bekasi Cerdas di BAZNAS Kota Bekasi.
Penelitian yang dilakukan deskriptif kualitatif, karena metode ini menurut penulis
cocok dan relevan dengan objek penelitian. Dalam penelitian ini data-data yang
digunakan ialah data kualitatif yaitu yang bersumber dari data primer dan sekunder yang
kemudian diformulasikan dan diinterprestasikan sehingga tersusun menjadi satu.
Pengumpulan data diperoleh melalui observasi, wawancara, dokumenatsi dan
studi pustaka. Kesemua instrument tersebut saling menunjang dan melengkapi sehingga
diperoleh data yang lengkap dan akurat.
Hasil penelitian didapatkan bahwa BAZNAS Kota Bekasi menyalurkan dana
zakatnya dengan baik. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan laporan keuangan yang
transparan dan merata, serta mendistribusikannya secara terarah dan merata dengan
ukuran-ukuran yang telah ditentukan. Efektifitas penyaluran dana zakat BAZNAS Kota
Bekasi kurang efektif. Karena di BAZNAS Kota Bekasi penyaluran dana tersebut setiap

tahunnya mengalami penurunan
Saran yang dapat penulis berikan kepada pembaca adalah diharapkan BAZNAS
Kota Bekasi melalui program Bekasi Cerdas jika menyalurkan dana untuk program
beasiswa seharusnya dananya lebih dipantau sampai proses penyalurannya selesai dan
tidak hanya diperuntukan siswa MI, MTS dan MA saja, tetapi juga sampai Perguruan
Tinggi serta BAZNAS Kota Bekasi harus mempunyai Tim Audit Independen.

Pembimbing : Dr. H. Sumuran Harahap, S.H, M.Ag, M.M, M.H. M.Si.

iv

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas petunjuk,
rahmat dan nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dalam rangka
memenuhi salah satu persyaratan mencapai gelar Sarjana Ekonomi Syari’ah pada
Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan umat Islam Nabi
Muhammad Saw, beserta segenap keluarga, sahabat dan seluruh umatnya, yang Insya
Allah kita termasuk di dalamnya. Dan didorong oleh semangat


itu penulis dapat

menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul “Efektivitas Penyaluran Dana Zakat Di
Baznas Kota Bekasi Dalam Peningkatan Pendidikan Melalui Program Bekasi
Cerdas”.
Selanjutnya, penulis pun menyadari bahwa selesainya Skripsi ini banyak dibantu
dan dikung oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis juga
ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1.

Bapak Asep Saepuddin Jahar, M.A, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.

Bapak AM. Hasan Ali, M.A, selaku Ketua Program Studi Muamalat dan Bapak Dr.
Abdurrauf, Lc, M.A, selaku Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.


3.

Bapak Dr. H. Sumuran Harahap, M.Ag, MM, M.H., M.Si selaku dosen
pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk
memberikan pengarahan, ilmu, bimbingan, serta motivasi kepada penulis dalam
membantu menyelesaikan Skripsi ini.

v

4.

Bapak Dr.A. Juaini Syukri, Lc. MA selaku dosen penguji I dan Bapak Dr. Alimin
Mesra, M.Ag selaku dosen penguji II yang telah menguji dan memberikan arahan
dan motivasi sehingga terselesaikannya Skripsi ini.

5.

Bapak Dr. Abd Azis Hasibuan, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik yang
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan Skripsi ini.


6.

Kepada seluruh dosen dan karyawan akademik Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan
pengetahuan dan bantuannya kepada penulis. Serta para pengurus perpustakaan
yang senantiasa memberikan pelayanan kepada para mahasiswa.

7.

Kedua orang tuaku Bapak Drs.Basri Sanusi, MM, BKP dan Ibu Siti Maimunah
yang tiada henti-hentinya selalu memberikan dukungan, baik berupa moril maupun
materil dan selalu memberikan kasih sayangnya serta selalu mendoakan penulis
dalam menyelesaikan Skripsi ini.

8.

Kepala Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Bekasi yang telah
memberikan izin penelitian kepada peneliti serta Bapak Aiz, Bapak Ismail, Bapak
Nurhakim, Bapak Nurrohim selaku wakil BAZNAS Kota Bekasi dan Bapak
Ayatullah, Bapak Rizki, Bapak Syambuzi, Bapak Syamsul, Bapak Suherman dan

Ka Melan selaku staff Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Bekasi yang
telah bersedia meluangkan waktunya dan memberikan arahan informasi, dan
dukungan dalam penyusunan Skripsi ini.

9.

Keluarga Besar Ustad H. Ahmad, H. Dumroh yang telah memberikan dukungan
dan doanya.

10. Azka Zuhdiyah S.Farm, Faiz Fadlan Azizi, Ibnu Faqih, Abidzar Al-Ghifari, Reikza
Lazuardi, Sahla Kamila, Najma Syukriah, Iklima Syukriah, Muhammad Hifdzi,
Rif’ah Bilqis Ahsana, Amira Dzuka Ahsana, dan Syahdan Muhammad Kahfi,

vi

saudaraku yang paling menghidupkan semangatku kembali ketika kejenuhan
menghampiriku.
11. Keluarga besar manajemen ZISWAF 2012 (Evi Nurhayati, Hari Nurapdiansyah,
Awal Ramadhan, Dedi Setiawan, Fitriwati, Dewi Soimah, Andi Nursamha Fitriah,
Azmi Husaeni, Rizki Gustiansyah, Ekomah, Hilma Wildayani, Dini Fakhriah,

Maesaroh, Unun Sutia, Murtafiah, Bintang Mikail Subuh, Riyantama Wiradifa,
Muhammad Syarif, Faris Qasmal Hakim, Imron Prasetyo, Anggun Sukmawati)
yang banyak membantu dan memberikan masukan, saran, kritik kepada penulis
dalam penyusunan Skripsi ini.
12. Sahabatku Resti Hartati Suguarti yang menemani, memberikan waktunya selama
saya mengikuti studi di UIN Jakarta dan turut membantu memberikan tawa,
semangat dan candanya ketika kejenuhan menghampiri.
13. Teman-teman KKN AKSARA 2015. Terima kasih telah memberikan dukungan dan
semangatnya kepada penulis. Semoga kita semua dapat menjadi orang-orang yang
berguna bagi nusa, bangsa, maupun agama.
14. Seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu-persatu, terimakasih
atas motivasi, dukungan dan semangatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Skripsi ini.
Akhir kata hanya kepada Allah jualah penulis memanjatkan doa serta rasa
syukur yang telah membuat satu persatu impian penulis terwujud. Penulis sangat
sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam Skripsi ini, karena penulis bukanlah
makhluk yang sempurna. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
bagi para pembaca.

vii


DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................

i

LEMBAR PENGESAHAN

....................................................................

ii

LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................

iii

ABSTRAK ...................................................................................................

iv


KATA PENGANTAR .................................................................................

v

DAFTAR ISI ...............................................................................................

viii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …….…………………………………

1

B. Pembatasan Masalah ……….…………………………………

7

C. Perumusan Masalah …….…..…………………………………


8

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………..……

8

E. Kerangka Teori ………………………..………………………

9

F. Review Kajian Terdahulu ……………………………………..

11

G. Metode Penelitian …………………………………………….

13

H. Sistematika Penulisan ……….………………………………...


15

BAB II LANDASAN TEORI
A. Teori Tentang Efektifitas ..........................................................
1. Pengertian Efektifitas Menurut Para Ahli

17

……………….

17

2. Indikator Efektifitas ………………………………………

18

3. Mekanisme Efektifitas ……………………………………

20

B. Konsep Zakat dan Penyaluran (Pendistribusian) ……………..

21

viii

1. Model Pendistribusian (Penyaluran) ………..……………..

21

2. Penyaluran (Pendistribusian) Zakat ……………………….

23

3. Definisi Zakat ……………………………………………..

27

4. Landasan Hukum Zakat …………………………………..

27

BAB III PROFIL LEMBAGA
A. Profil Singkat BAZNAS Kota Bekasi .......................................

46

B. Visi dan Misi Lembaga

............................................................

49

C. Program dan Kegiatan Lembaga ...............................................

50

D. Tujuan dan Fungsi BAZNAS Kota Bekasi ................................

51

E. Hubungan Organisasi dengan Lingkungan .................................

53

F. Kerjasama dan Jaringan Lembaga ..............................................

53

BAB IV PEMBAHASAN
A. Penyaluran Zakat di BAZNAS Kota Bekasi

...........................

56

B. Efektifitas Penyaluran Zakat dalam Upaya Paningkatan Pendidikan 63

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan

..............................................................................

67

B. Saran ............................................................................................

72

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

71

LAMPIRAN-LAMPIRAN

ix

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Zakat dan pendidikan adalah dua unsur yang terkait satu sama lainnya.
Zakat merupakan investasi bagi para Muzzaki karena zakat secara bahasa
berarti suci, tumbuh, bersih dan baik. 1 Sedangkan pendidikan adalah investasi
pengetahuan

untuk

masa

depan.

Zakat

merupakan

stimulus

guna

membangkitkan motivasi untuk mengembangkan potensi, karya dan
produktivitas ekonomi dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan
bernegara. Harus diyakini bahwa para Mustahik pun memiliki potensi dan
kontribusi terhadap kehidupan masyarakat yang selama ini dihargai sangat
rendah oleh masyarakat.2
Perintah berzakat mengandung dua dimensi, yaitu vertikal kepada sang
khalik sebagai bukti kepatuhan menjalankan perintah-Nya, disamping bersifat
horizontal sesama manusia.3 Bila zakat dapat diimplementasikan secara
optimal, ia memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan
masyarakat cerdas, adil dan makmur. Zakat untuk pendidikan bukanlah hal
yang baru, sudah banyak organisasi pengelola zakat mengaktualisasikan
program-programnya dalam dunia pendidikan.

1

Abdul Aziz Dahlan.,(et al.), Zakat Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van
Hoeve 1996), h. 1985
2
Didin Hafhifuddin.,(ett.al.),Problematika Zakat Kontemporer : Arikulasi Proses Sosial
Politik Bangsa, (Jakarta : Forum Zakat, 2003), h.95
3
Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta: UI Press, 1998),
h. 90

1

2

Pendidikan adalah hak seluruh warga masyarakat, mulai lapisan paling
bawah, masyarakat menengah keatas dengan kondisi sosial ekonomi yang
mendukung, tentunya tidak akan mengalami kesulitan untuk menjangkau
pendidikan sampai tingkat atas, namun tidak demikian halnya dengan
masyarkat menengah kebawah, untuk inilah perlu adanya pemerataan
kesempatan memperoleh pendidikan.4Banyak dari masyarakat yang lemah
tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena biaya
pendidikan yang mahal.5
Dalam peranannya fungsi pendidikan sesuatu hal yang penting dalam
kehidupan manusia, ini berarti bahwa setiap individu berhak mendapat dan
berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan yang selalu dikaitkan
dengan peningkatan sumber daya manusia.
Zakat merupakan realisasi kepedulian sosial, yang akan mencegah atau
minimal mengurangi terjadinya penumpukan dan perputaran harta di kalangan
orang-orang yang kelebihan harta dengan orang yang kekurangan harta. Zakat
termasuk kedalam ibadah sosial yang diperintahkan Islam apabila telah
memenuhi syarat nisab dan haulnya untuk diberikan sesama manusia dalam
bermasyarakat.6 Maka dari itu penyaluran dalam program pendidikan untuk
orang miskin sangatlah penting agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang
cerdas, bermoral, pandai dan berkarakter lewat zakat.

4
5

IMZ, Zakat dan Empeweing, Jurnal Pemikiran dan Gagasan , 2009, h. 68
Beni Sarbeni, Panduan Zakar Al-Quran dan Sunnah, (Bogor : Pustaka Ibnu Katsir, 2005),

h. 25
6

Harun Nasution, Islam Rasional, (Bandung : Mizan, 2000), h. 244

3

Dalam menyalurkan harta bagi orang yang mampu kepada orang yang
membutuhkan, dalam Islam ada beberapa istilah yaitu zakat, infak, dan
shodaqah. Kegiatan tersebut pada hakekatnya merupakan kewajiban seorang
muslim yang berfungsi membersihkan harta yang dimiliki serta merupakan
sarana yang dipersiapkan oleh syariat untuk menguatkan ukhuwah, sekaligus
sebagai sarana menciptakan keamanan sosial. Salah satu kegiatan langsung
berhubungan dengan Mustahiq mempunyai peranan yang cukup besar dalam
menciptakan faedah adalah penyaluran dana zakat. Setiap jenis dana memiliki
karakteristik sumber dana yang harus dipenuhi pengelola zakat.7
Secara subtantif, zakat secara bahasa berarti suci, berkembang, berkah,
tumbuh, bersih dan baik.8 Infak berarti mendermakan atau memberikan rizki
(karunia Allah) atau menafkahkan sesuatu kepada orang lain berdasarkan
ikhlas Allah semata.9 Dan sedekah berarti memberikan atau mendermakan
sesuatu kepada orang lain.10 Menurut Mustaq, zakat adalah sumber utama kas
Negara dan sekaligus merupakan soko guru dari kehidupan ekonomi
sebagaimana dicanangkan Al-Qur’an.Zakat dapat menghapuskan kesenjangan
sosial11 dan zakat sebagian mekanisme agama yang berintikan semangat
pemerataan pendapatan.12 Oleh karena itu perlu dikembangkan adanya sistem

7

Lili Bariadi, dkk, Zakat dan Wirausaha,(Jakarta : CED, 2005) h. 20
Abdul azis dahlan..(et al.)”zakat” Ensiklopedei Hukum Islam, (Jakarta : PT. Ichtiar Baru Van
Hoeve 1996), h. 1985
9
Cholid Fadhullah, Mengenal Hukum Islam dan Pengalamannya di DKI Jakarta, (Jakarta :
BAZIS DKI Jakarta, 1993), h. 5
10
Cholid Fadhullah, Mengenal Hukum Islam dan Pengalamannya di DKI Jakarta, h. 7
11
Mohammad Ridwan, Menejemen Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), (Yogyakarta : UII Press),
2005. Cet 2, h. 190
12
Muhammad Nejatullah Siddiq, Pemikiran Ekonomi Islam: Suatu Penelitian Kepustakaan
Masa Kini, (Jakarta: LPPW), h. 134
8

4

penyaluran zakat, agar proses penyaluran dana zakat kepada Mustahiq yang
berjalan lancar dan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Ditinjau dari segi fiqh, idealnya penghimpunan dan penyaluran zakat
dilakukan oleh pemerintah yang mewakili oleh para Amilnya, sebagaimana
pemungutan pajak sekarang ini yang pemungutannya bersifat memaksa.
Pengeloaan zakat bukanlah semata-mata dilakukan secara individual
dari para Muzzaki diserahkan kepada Mustahiq, tetapi dilaksanakan oleh
sebuah lembaga yang khusus manangani zakat, yang memenuhi persyaratan
tertentu yang disebut Amil zakat. Kemudian Amil zakat inilah yang bertugas
untuk mensosialisasikann kepada masyarakat, melakukan penghimpunan dan
penyaluran zakat dengan tepat dan benar.
Semestinya zakat dapat terdistribusi secara efektif dengan indikator
adanya sasaran dan penggunaan yang tepat oleh Mustahiq. Namun
kenyataannya berdasarkan informasi awal yang diperoleh oleh peneliti bahwa
penyaluran zakat yang di lakukan Badan Amil Zakat (BAZ) Kota Bekasi
memiliki cara sendiri dalam pengumpulan dan penyaluran dana zakat. Dalam
penyaluran dana zakat, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Bekasi
memiliki beberapa program salah satunya adalah program Bekasi Cerdas.
Badan Amil Zakat

Nasional (BAZNAS) Kota Bekasi yang

beralamatkan di Jl. Jendral Ahmad Yani No. 11 Kec. Bekasi Selatan, Kota
Bekasi 17141 ini menargetkan pendirian Unit Pengumpulan Zakat di 10 Titik

5

yang berfungsi sebagai gerai untuk lebih mendekatkan diri kepada masyarakat
sepanjang tahun 2012.13
“Hingga saat ini baru ada tiga Unit Pengelola Zakat (UPZ) yang
dibentuk masing-masing di Rumah Makan Marga Jaya, Restoran Pondok
Indah Raya dan Mall Metropolitan”.
Kepala Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Bekasi
menyatakan bahwa, keberadaan Unit Pengelola Zakat (UPZ) ini akan
memudahkan masyarakat untuk menyalurkan zakat bagi warga Kota Bekasi
yang membutuhkan. Masyarakat cukup menelepon dan pihak BAZNAS akan
menjemput zakat yang akan diberikan. Karena Unit Pengelola Zakat (UPZ)
merupakan program untuk mewujudkan Kota Bekasi yang berdaya, cerdas,
sehat dan ikhlas dapat berjalan maksimal demi kemaslahatan umat.14
Program pemberdayaan BAZNAS Kota Bekasi diawal tahun 2012,
diantaranya dilakukan dalam bentuk kegiatan beastudi. Sedikitnya tercatat
3.500 siswa siswi madrasah yang tersebar di Kota Bekasi melalui beberapa
simpul pendidikan yang berada Madrasah Diniyah, Tsnawiyah dan Aliyah. Ini
merupakan salah satu dari ikhtiar dari program BAZNAS Kota Bekasi yang
bertajuk Bekasi Cerdas, yakni pendayagunaan dana zakat, infak dan shodaqah
untuk kegiatan pendidikan.15

13

http://antarabogor.com/berita/2476/bazda-bekasi-targetkan-pendirian-10-upz pada tanggal
15 januari 2016 pukul 08:38
14
http://jakartaplaces.com/lokasi/badan-amil-zakat-daerah-bazda-kota-bekasi/ pada tanggal 15
januari 2016 pukul 09.10
15
http://www.google.co.id/search?q=program+bekasi+cerdas+BAZ+Kota+Bekasi&noj=1&ei
=CEqYVvO_KIKWuASXzJHQDA&start=10&sa=N&biw=1366&bih=629 pada tanggal 15
Januari 2016 Pukul 09.00

6

Pendidikan tidak lepas dari peranan pemerintah dan swasta.
Penyelenggaraan pendidikan adalah kewajiban pemerintah dalam amanat
UUD 1945 yakni tiap-tiap warga Negara berhak mendapakan pengajaran dan
setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.16 Pendistribusian zakat untuk pendidikan lebih diutamakan
pendistribusiannya untuk golongan Fisabilillah.17
Kondisi yang tidak memungkin karena banyak faktor, anak-anak usia
berkembang seharusnya mendapatkan pendidikan yang baik, pendidikan
merupakan hak dasar setiap manusia. Pendidikan juga menentukan tingginya
peradaban manusia. Hanya saja keterbatasan ekonomi memang menjadi alasan
sehingga angka putus sekolah terus meningkat setiap tahun. Oleh karena itu
BAZNAS Kota Bekasi mengeluarkan program bekasi cerdas, sebuah program
beasiswa untuk siswa yang kurang mampu untuk melanjutkan pendidikan dari
tingkat SD/MI sampai SLTA/MA.
Dari penyataan diatas penulis melihat bahwa BAZNAS Kota Bekasi
memiliki peranan penting dalam mengelola dana zakat sehingga dapat
membantu kesejahteraan masyarakat khususnya bidang pendidikan dan karena
keberhasilan dalam pengelolaan ini juga sehingga tertarik untuk menulis
Skripsi ini dengan judul “EFEKTIVITAS PENYALURAN DANA ZAKAT
DI BAZNAS KOTA BEKASI DALAM PENINGKATAN PENDIDIKAN
MELALUI PROGRAM BEKASI CERDAS”

16

UUD 45 Pasal 31 Aayat 1
Muhammad Abdul Qadir Abu Faris, Kajian Kritis Pendayagunaan Zakat, (Semarang:
Dimas, 1983), h. 50
17

7

B. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah, terfokus,
dan tidak menyimpang dari sasaran pokok penelitian. Oleh karena itu, penulis
memfokuskan kepada pembahasan atas permasalahan pokok sebagai berikut :
a. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Bekasi adalah lembaga
Amil Zakat yang menghimpun dan menyalurkan dana zakat, infak,
shaqadah yang dikelola oleh Pemda Kota Bekasi yang terletak di jalan
Ahmad Yani No.22 Komplek Islamic Center Bekasi.
b. Efektifitas dalam Skripsi ini menyatakan seberapa jauh target (kualitas,
kuantitas dan waktu) telah tercapai.
c. Penyaluran dibatasi pada proses pembagian dana zakat kepada beberapa
orang atau ke beberapa tempat untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya
d. Tingkatan Pendidikan dalam program Bekasi Cerdas ini dibatasi pada
tingkat MI, MTS, dan MA
e. Bekasi cerdas adalah program yang ada di BAZNAS Kota Bekasi untuk
mewujudkan Kota Bekasi yang berdaya, cerdas, sehat dan ikhlas dapat
berjalan maksimal demi kemaslahatan umat yang sesuai sesuai visi dan
misi di Kota Bekasi.
f. Data yang diteliti dibatasi pada tahun 2013-2015 karena setelah
dibentuknya Program Bekasi Cerdas

8

C. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dari penelitian Skripsi sebagai berikut :
1. Bagaimana Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Bekasi dalam
menyalurkan dana zakat tersebut?
2. Bagaimana efektivitas penyaluran dana zakat pada program Bekasi Cerdas
pada tahun 2013-2015 di BAZNAS Kota Bekasi ?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan penelitian dari penulisan Skripsi ini :
a.

Untuk mengetahui penyaluran dana Zakat yang ada di Badan Amil Zakat
Nasional (BAZNAS) Kota Bekasi

b.

Untuk menngetahui efektivitas penyaluran dana Zakat pada program
Bekasi Cerdas di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Bekasi
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan

daya guna bagi pihak-pihak terkait yakni sebagai berikut :
a. Bagi Akademisi
Menambah pengetahuan dan wawasan yang lebih luas demi
meningkatkan kompetensi diri, kecerdasan intelektual dan emosional dan
mengetahui atau menjelaskan ekonomi syariah khususnya tentang zakat
serta menambah wawasan tentang bentuk-bentuk penyaluran dana zakat
yang di laksanakan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota
Bekasi

9

b. Bagi BAZNAS Kota Bekasi
Sebagai sumbangan pemikiran serta motivasi kepada BAZNAS
dalam melakukan program pemberdayaan masyarakat dan juga dapat
menjadi rujukan dan perbandingan untuk menerapkan bentuk-bentuk dan
strategi penyaluran zakat yang efektif.
c. Bagi Masyarakat.
Agar masyarakat lebih memahami tentang pola penyaluran dana
zakat yang dijalankan oleh BAZNAS Kota Bekasi pada program Bekasi
Cerdas.

E.

Kerangka Teori
Zakat pada dasarnya merupakan konsep Islam dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan sosial yang merata melalui penyaluran harta
orang kaya kepada orang miskin, penyalurannya bisa dilakukan secara
langsung maupun lewat perantara. Dimana perantara disini ialah pengelolaan
lembaga zakat yang menghimpun dana zakat dan mendayagunakannya sesuai
dengan syariat Islam.
Fungsi dan tugas organisasi zakat adalah mengelola zakat. Umumnya
organisasi zakat langsung terjun ke masyarakat berkampanye tentang zakat.
Cara seperti ini mengabaikan satu hal penting, yaitu terpisahnya perencanaan
di tubuh internal organisasi zakat yaitu rancang bangun organisasi. Mereka

10

tidak sadar bahwa rancang bangun sosok organisasi zakat merupakan induk
kegiatan pengelolaan zakat.18
Sesungguhnya maju atau tidaknya lembaga zakat terletak pada
kreatifitas divisi pendayagunaan. Boleh saja lembaga zakat memiliki struktur
yang lengkap, dan bahkan bisa saja lembaga zakat tiba-tiba memiliki dana
yang besar karena mendapat kepercayaan dari beberapa perusahaan besar.
Tetapi pada akhirnya kembali juga pada kreativitas program pendayagunaan
apa yang bisa dikembangkan untuk Mustahik. Sesungguhnya program
pemberdayaan Mustahik merupakan inti dari penghimpunan dana. Dari
program ini masyarakat dapat mengetahui sampai sejauh mana performance
lembaga zakat. Program pengelolaan zakat terpaku pada yang sifatnya charity
murni. Program yang bersifat sosial ini, dicirikan dengan kegiatan yang
dikelola secara kepanitian dalam waktu singkat dan berhenti setelah program
itu dilaksanakan. Prinsipnya usai kegiatan usai pula programnya. Maka dari
itu dalam pendayagunaan ada beberapa kegiatan yang bersifat produktif dan
dapat dikembangkan yaitu dalam pengembangan ekonomi seperti penyaluran
modal, pembentukan lembaga keuangan, peningkatan usaha dan masih banyak
lagi kegiatan-kegiatan yang dikembangkan dalam pengembangan ekonomi.
Kemudian kegiatan dalam pembinaan SDM seperti beastudi (beasiswa).

18

Eri Sudewo, Menejemen Zakat Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4 Prinsip Dasar, (Ciputat:
IMZ,2004), Cet 1, h. 100

11

F.

Review Kajian Terdahulu
Dari hasil pengamatan dan pengkajian yang telah dilakukan terhadap
beberapa sumber kepustakaan yang terkait dengan permasalahan yang dibahas
dalam penulisan Skripsi ini, penulis menemukan beberapa literatur yang
membahas tentang pemberdayaan masyarakat, di antaranya:
Ringkasan Review Studi Terdahulu
Nama Peneliti,

Keterangan dan

Judul Penelitian

Isi Penelitian

No.

1.

Perbedaan

Fitrotul Fuziah,

Skripsi ini membahas

Skripsi ini

“Efektifitas

tentang penggunaan

membahas efektifitas

Penggunaan

mobile banking yang

penyaluran dana ZIS

Mobile Banking

secara mendalam

pada program Bekasi

Dalam

menghimpun dana zis

Cerdas pada tingkat

Menghimpun Dana

berdasarkan laporan

sekolah dasar di

ZIS Pada Dompet

penerimaan donasi via

badan Amil zakat

Duafa” Skripsi

sms mobile banking

Kota Bekasi

mahasiswa fakultas

mandiri serta analisa

Syariah dan Hukum

pola pelaksanaan

tahun 2012

kelebihan dan
kekurangan mobile
banking di dompet
duafa

12

Nama Peneliti,

Keterangan dan

No.

Perbedaan
Judul Penelitian

2.

Isi Penelitian

Muhammad

Skripsi ini membahas

Skripsi ini

Bukhori,

penyaluran dana

membahas efektifitas

“Efektifitas

beasiswa etos yang

penyaluran dana ZIS

Penyaluran Dana

diprioritaskan untuk

pada program bekasi

Beasiswa Etos di

kaum dhuafa pada

cerdas pada tingkat

Dompet Duafa

tingkat sekolah

sekolah dasar di

Republika”Skripsi

menengah keatas

Badan Amil Zakat

mahasiswa Fakultas

sampai perguruan tinggi Kota Bekasi

Dakwah dan

.

Komunikasi Jurusan
Menejemen Dakwah
pada tahun 2011
3.

Hendra Maulana, “

Skripsi ini membahas

Skripsi ini

Analisa Distribusi

tentang penyaluran

membahas efektifitas

Zakat Dalam

dana zakat kepada para

penyaluran dana

Meningkatkan

Mustahik dalam

ZIS pada program

Kesejahteraan

meningkatkan

Bekasi cerdas di

Mustahik” Skripsi

kesejahteraan para

Badan Amil Zakat

mahasiswa Fakultas

Mustahik

Kota Bekasi

Syariah dan Hukum
pada tahun 2008

13

G. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini
merupakan riset lapangan ( field research)19
Dalam penelitian ini merupakan penelitian pendekatan kualitatif
dengan jenis data metode deskriptif, yaitu metode yang memandu peneliti
untuk mengeksplorasi dan atau memotret situasi yang akan diteliti secara
menyeluruh, luas dan mendalam.20 Penelitian deskriptif yaitu mencatat
secara teliti segala gejala-gejala yang dilihat dan didengar dan dibacanya
(via wawancara, foto, video, dokumen pribadi, brosur dan lain-lain) dan
peneliti juga membanding-bandingkan mengkombinasikan dan menarik
kesimpulan.21
Selain itu, peneliti juga merupakan penelitian kepustakaan. Penulis
akan mendapatkan data dari literature berupa buku-buku, makalah, artikel
dan tulisan-tulisan

lainnya yang menyangkut tentang lembaga pokok

bahasan dalam Skripsi ini.

19

Saifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta : pustaka pelajar offset, 1998), h. 11
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D,(Bandung: CV.
Alfabeta,2009),h. 8
21
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Jakarta : PT Grafindo Persada,2001),
h. 234
20

14

2. Kriteria dan Sumber Data
Dalam penelitian ini data-data yang digunakan ialah data kualitatif
yang bersumber dari data primer dan sekunder yang kemudian
diformulasikan dan

diinterprestasikan sehingga tersusun menjadi satu

Skripsi ini .
1.) Data Primer
Data primer ialah data utama yang diambil atau didapatkan dari
sumber pertama yakni internal data dalam bentuk dokumentasi atau
data-data tertulis di BAZNAS Kota Bekasi
2.) Data Sekunder
Data sekunder ialah data yang bersumber dari buku kepustakaan,
jurnal, majalah serta materi kuliah yang berkaitan dengan pembahasan
masalah ini.

3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan sebagai berikut :
a. Observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung ke
BAZNAS Kota Bekasi.
b. Wawancara yaitu dengan mengajukan pertanyaan kepada pihak-pihak
yang terkait yang dapat menjelaskan berbagai data yang diperlukan
mengenai efektifitas penyaluran dana ZIS pada program Bekasi
Cerdas.
c. Studi Dokumentasi yaitu mengumpulkan data-data sekunder mengenai
bahan penelitian yang didapatkan dari berbagai sumber tertulis seperti

15

arsip, dokumen resmi, foto, data statistik dan sejenisnya yang
diharapkan dapat mendukung analisis penelitian.22
d. Studi Pustaka yaitu melakukan penelusuran kepustakaan dan
menelaahnya. Sumber data berupa buku, jurnal, majalah, koran,
internet dan sebagainya yang relevan.
4. Teknik Analisa Data
Analisa yang digunakan dalam penelitian ini analisa kualitatif,23 dan akan
dikembangkan oleh penulis dengan metode deskripsi yaitu metode
menggambarkan secara jelas tentang topik penelitian yang diteliti dan
mengambil kesimpulan dari penelitian tersebut.

5. Teknik Penulisan Laporan
Teknik penulisan yang digunakan dalam penyusunan Skripsi ini dengan
berpedoman pada buku Pedoman Penulisan Skripsi Tahun 2012 yang
diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidyatullah.

H. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penyusunan, Skripsi ini dibagi dalam lima bab yang
memuat ide-ide pokok dan kemudian dibagi lagi menjadi sub-sub bab
yang mempertajam ide-ide pokok, sehingga secara keseluruhan menjadi
kesatuan yang saling menjelaskan dan memperkuat sebagai suatu
pemikiran.

22

Hadari Nawawi, Metode Penelitian Sosial, (Yogyakarta : Gajah Mada University, 1993),
h. 111
23
Lexy J Maleong, Metodologi Penelitian, h.3

16

BAB I: PENDAHULUAN
Merupakan bagian pendahuluan yang dijadikan sebagai acuan
pembahasan bab-bab berikutnya dan sekaligus mencerminkan isi global
Skripsi yang berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review study
terdahulu, kerangka teori, metodologi penelitian, sistematika penulisan
BAB II: LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan membahas yang berisi mengenai konsep zakat
yang meliputi definisi zakat, hukum zakat, fungsi dan tujuan zakat.
Konsep efektifitas meliputi pengertian efektifitas serta konsep penyaluran .
BAB III: GAMBARAN UMUM BADAN AMIL ZAKAT
Dalam bab ini akan membahas mengenai sejarah berdirinya Badan
Amil Zakat Kota Bekasi, landasan hukum, visi dan misi, tugas, fungsi,
struktur organisasi, program kerjanya, dan program Badan Amil Zakat
Kota Bekasi.
BAB IV:

EFEKTIVITAS PENYALURAN DANA ZAKAT PADA
PROGRAM BEKASI CERDAS

Dalam bab ini akan membahas mengenai upaya BAZNAS Kota
Bekasi dalam

penyaluran Zakat, Infaq, Shodaqoh dan efektifitas

penyaluran pada Program Bekasi Cerdas di Badan Amil Zakat Kota
Bekasi.
BAB V: PENUTUP
Dalam bab ini akan membahas kesimpulan dan saran.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Teori Tentang Efektifitas
Secara bahasa efektiftas berasal dari kata efektif yang berarti ada
efeknya, akibatnya, keadaan berpengaruh, kesannya, dapat berhasil dan
berhasil guna.24 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa kata
“efektifitas” berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang bermakna : 1) ada
efeknya (akibatnya, berpengaruh, kesannya, 2) manjur dan mujarab, 3) dapat
membawa hasil, berhasil guna (tentang usaha dan tindakan).25
1. Pengertian Efektifitas Menurut Para Ahli
a. Menurut Ety Rochaey dan Ratih Tresnati
Efektifitas adalah suatu besaran atau angka untuk menunjukan
sampai seberapa jauh sasaran (target) tercapai.
b. Menurut Miller
Effectiveness can be difine as the degree to which a sosial
system achieve its goa, yang artinya efektifitas dimaksudnkan sebagai
tingkat seberapa jauh suatu sistem-sistem sosial mencapai tujuannya.26

24

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai
Pustaka, 2001) cet.1, Edisi III, h.286
25
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, (Jakarta: Balai Pustaka,1997), cet ke-9, h.250
26
Kumpulan Teori Efektifitas, Diakses dari http://al-bantany_112.blogspot.com, pada hari
Senin, 15 Februari 2016

18

19

c. Menurut Ali Menejemen Peter F.Drucker
Efektif adalah melakukan pekerjaan yang benar (doing the
right things). Sedangkan efisiensi adalah melakukan pekerjaan yang
benar ( doing things right). Efektifitas merupakan kemampuan untuk
memilih tujuan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.27
d. Menurut Hasan Sadili dalam Ensiklopedia Bahasa Indonesia
Efektifitas bermakna menunjukan taraf pencapaian suatu
tujuan, suatu usaha dikatakan efektif jika usaha itu mencapai tujuan.
Secara ideal efektifitas dinyakatakan dengan ukuran-ukuran yang agak
pasti, misalnya X 60% efektif dalam pencapaian tujuan Y.28 Dengan
demikian pengertian efektifitas yang sesungguhnya diterapkan dan
mengerti adalah efektifitas yang berasal dari kata efektif, yaitu
pekerjaan dikatakan efektif jika suatu pekerjaan dapat menghasilkan
satu unit keluaran (output). Suatu pekerjaan dikatakan efektif jika
suatu pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada waktunya sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan.
2. Indikator Efektifitas
Dalam buku Sujadi F.X disebutkan bahwa mencapai efektifitas
dan efisensi kerja haruslah dipenuhi syarat-syarat ataupun unsure-unsur
sebagai berikut :29

27
28

T. Hani Handoko, Menejemen, (Yogyakarta: BPFE,1993), Edisi II, h.7
Hasan Sadili, Ensiklopedia Bahasa Indonesia, (Jakarta: IchtiarBaru-Van Hoeve), Jilid 2,

h. 883
29

Sujadi F.X.O&M, Penunjang
Masagung,1990) Cet Ke-3, h. 13

Keberhasilan

Proses Menejemen,

(Jakarta:

CV

20

a. Berhasil guna, yaitu untuk menyatakan bahwa kegiatan telah
dilaksanakan dengan tepat dalam arti target tercapai sesuai dengan
waktu yang ditetapkan.
b. Ekonomis, ialah untuk menyebutkan bahwa di dalam usaha pencapaian
efektif itu maka biaya, tenaga kerja material, peralatan, waktu, ruangan
dan

lain

sebagainya

telah

dipergunakan

dengan

secepatnya

sebagaimana yang telah ditetapkan dalam perencanaan dan tidak
adanya pemborosan serta penyelewengan.
c. Pelaksanaan kerja yang bertanggung jawab, yakni untuk membuktikan
bahwa dalam pelaksanaan kerja sumber-sumber telah dimanfaatkan
dengan

setepat-tepatnya

haruslah

dilaksanakan

dengan

bertanggungjawab sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.
d. Pembagian kerja yang nyata, yaitu pelaksanaan kerja dibagi
berdasarkan beban kerja, kemampuan kerja dan waktu yang tersedia.
e. Rasionalitas, wewenang dan tanggungjawab artinya wewenang
haruslah seimbang dengan tanggungjawab dan harus dihindari dengan
adanya dominasi oleh salah satu pihak terhadap pihak lainnya.
f. Prosedur kerja yang praktis, yaitu untuk menegaskan bahwa kegiatan
kerja yang praktis, maka target efektif dan ekonomis, pelaksanaan
kerja yang dapat dipertanggungjawabkan serta pelayanan kerja yang
memuaskan tersebut hanyalah kegiatan operasional yang dapat
dilaksanakan dengan lancar.

21

g. Akuntabilitas, yaitu untuk menegaskan bahwa kegatan kerja dapat
dipertanggungjawabkan dan diperkuat

dengan adanya

laporan

keuangan berkala periode yang telah di audit oleh lembaga auditor
independen yang terakreditasi dengan baik dan dapat diterima oleh
masyarakat umum bersifat transparan.30
3. Mekanisme Efektifitas
Menurut Paul E. Mott mekanisme dalam pencapaian suatu kerja
yang efektif adalah merumuskan dan mengembangkan sarana mengukur
efektifitas organisasi yang mempengaruhi tingkat efektifitas itu berkaitan
langsung dengan :31
a. Produktivitas dikaitkan dengan kuantitas, kualitas dan efisiensi
b. Daya penyesuaian adalah kemampuan untuk menaksir masalah yang
bersangkutan. Daya suai ini dikaitkan dengan tempo (cepat atau
lambat) dan besaran (derajat penyesuaian, apakah seluruhnya,
sebagian mendasar ataukah hanya sekedarnya). Dalam faktor ini
tercakup konsep kepaduan yaitu kerelaan kerja, atau kegairahan yang
tinggi atau kepuasan kerja, lebih menerima perubahan (metode atau
prosedur kerja misalnya).
c. Keluwesan menyangkut kemampuan anggota organisasi menanggapi
keadaan darurat seperti beban lebih yang tidak terduga atau
percepatan jadwal kerja.

30

Denny Bagus, Efektifitas Kerja, artikel diakses pada 22 Januari 2016 dari http://jurnalsdm.blogspot.com/2010/01/efektifitas-kerja-definisi-faktor-yang.html.
31
Paul E. Mott, The Characteristies of Effective Organization, (New York: Halper and
Row.1972), h 20-24

22

B. Konsep Zakat dan Penyaluran (Pendistrisbusian)
1. Model Peendistribusian (Penyaluran)
Pendistribusian adalah tata cara atau tindakan penyaluran barang
atau jasa ke pihak lain dengan tujuan tertentu.32 Sasaran (Mustahik) zakat
sudah ditentukan sebagimana disebutkan dalam surat Taubah ayat 60 yaitu
delapan golongan. Yang pertama dan yang kedua, fakir dan miskin. Orang
fakir dan miskin ini mendapat posisi yang pertama diberi harta zakat oleh
Allah. Ini menunjukan, bahwa sasaran pertama zakat ialah hendak
mnghapuskan kemiskinan dan kemelaratan dalam masyarakat Islam.
Oleh karena itu Al-Qur’an lebih mengutamakan golongan fakir
miskin, dan Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa arab yang jelas.
Mengingat dalam mengatasi masalah kemiskinan dan menyantuni kaum
fakir miskin merupakan sasaran pertama dan menjadi tujuan zakat, zakat
yang utama. Dalam mencapai sasaran tersebut diperlukan pendistribusian
zakat yang tujuannya agar harta zakat sampai kepada Mustahik.
Pembayaran harta zakat tersebut oleh Muzzaki dapat dilakukan secara
langsung kepada Mustahik atau lewat lembaga zakat yang nantinya akan
disalurkan kepada Mustahik.33
1. Muzzaki langsung memberikan zakat kepada Mustahik.
Pemberian atau penyaluran zakat secara langsung diberikan oleh
Muzzaki kepada Mustahik tujuannya agar terjadi interaksi langsung

32

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka,2003)
33
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, diterjemahkan Salman Harun DKK dari kitab Hukm AlZakah, (Bandung: Mizan, 1996), h. 510

23

antara Muzzaki dan Mustahik. Sehingga dapat memperkokoh rasa
kesadaran dan mempererat jalinan silaturahmi di antara mereka.

2. Muzzaki mebayar zakat lewat lembaga zakat
Zakat yang paling utama sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur’an
dan Al-Hadits melalui Amil zakat yang amanah dan terpercaya. Hal ini
sebagimana terkandung dalm surat At-Taubah ayat 103.
Distribusi zakat terkandung hanya bersirkulasi pada suatu tempat
tertentu, ketika zakat tidak dikelola secara keseimbangan dan diberikan
langsung oleh si pemberi zakat (Muzzaki) kepada Mustahik (penerima
zakat). Hal ini salah satu faktor penyebabnya karena kurang adanya
lembaga zakat yang professional, yang menyampaikan dana zakat
tersebut kepada umat yang membutuhkan juga berimplikasi pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat.34
Zakat tidak lagi dibayarkan langsung dari Muzzaki kepada Mustahik.
Itu tidak mengurangi fungsi dan peran zakat dalam mengentaskan
kemiskinan. Disamping itu, pengelolaan zakat oleh lembaga pengelola
zakat akan lebih banyak manfaatnya, apalagi yang memiliki kekuatan
hukum formal, akan memiliki beberapa keuntungan, antara lain : untuk
menjamin kepastian pembayaran dan kedisiplinan pembayar zakat.
Kedua, untuk menjaga perasaan rendah diri para Mustahik zakat
apabila berhadapan langsung untuk menerima zakat dan para Muzzaki.
34

Didin Hafidhuddin, Zakat dan Peningkatan Kesejahteraan (Upaua Memahami Kembali
Makna Dan Hakikat Zakat) dalam Mimbar Agama dan Budaya, (Jakarta : Penerbit UIN Syarif
Hidayatullah,2002), h.264

24

Ketiga, untuk mencapai efisiensi dan efektifitas serta sasaran yang
tepat dalam penggunaan harta zakat menurut skala prioritas yang ada
pada suatu tempat.
Zakat sebetulnya dapat menjadi salah satu alternatif pertumbuhan dan
pemerataan ekonomi yang selama ini timpang. Hal ini bisa terlaksana
apabila pengelolaan zakat dilakukan secara benar dalam hal
pengumpulan

dan

pendistribusiannya.

Sementara

itu

pada

kenyataannya, beberapa problem zakat yang selama ini ada menjadi
penghambat optimalisasi peranan lembaga zakat, selain kurangnya
respon masyarakat terhadap zakat, baik pembayarannya,maupun
pengelolaannya. Ternyata keterlibatan semua pihak terhadap lembaga
zakat pun sangat minim. Padahal dengan keterlibatan dari semua
pihak, maka optimalisasi peran lembaga zakat untuk menciptakan
keadilan sosial sebagaimana esensi dari zakat itu sendiri secara ideal
dapat memberikan pemerataan ekonomi.35

2. Penyaluran (Pendistrbusian) Zakat
Allah SWT telah menentukan Mustahik zakat di dalam firman-Nya
dalam surat At-Taubah ayat 60. Dari ayat ini jelas kelihatan bahwa
pengelola zakat tidak diperkenankan menyalurkan hasil pemungutan zakat
kepada pihak lain di luar Mustahik yang delapan tersebut di atas. Di sini
terdapat kaidah umum, bahwa pengelolaan zakat dalam melakukan
35

Muhammad Daud Ali, Lembaga-Lembaga Islam Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada,1995), h.242-243

25

pengalokasiannya, mereka harus memperhatikan kemaslahatan umat
Islam. Dalam kaitan ini, pengelola zakat menghadapi beberapa masalah,
yaitu bagaimana mendistribusikan zakat kepada Mustahik yang delapan.
Dalam hal ini, para ulama ahli fikih telah membuat beberapa cara yang
dapat membantu pengelola zakat dalam menyalurkan zakat,36 diantaranya
sebagai berikut :
1. Alokasi atas dasar kecukupan dan keperluan
Bahwa pengalokasian zakat kepada Mustahik yang delapan haruslah
berdasarkan tingkat kecukupan dan keperluan masing-masing. Dengan
menerapkan kaidah ini, maka akan terdapat surplus pada harta zakat.
Jika hal itu terjadi maka didistribusikan kembali, sehingga dapat
mewujudkan kemaslahatan kaum muslimin seluruhnya. Atau mungkin
juga akan mengalami defisit (kekurangan), dimana pada saat itu,
pengelola boleh menarik pungutan tambahan dari orang-orang yang
kaya dengan syarat kebutuhan yang sangat mendesak di samping tidak
adanya sumber lain, kemudian harus disalurkan demi kemaslahatan
umat Islam, dan hal ini harus mendapat restu dari tokoh-tokoh
masyarakat Islam.
2. Berdasarkan harta zakat yang terkumpul
Harta zakat yang terkumpul itu dialokasikan kepada Mustahik yang
delapan sesuai dengan kondisi masing-masing. Kaidah ini

akan

mengakibatkan masing-masing Mustahik tidak menerima zakat yang

36

Hikmat dan Hidayat, Panduan Pintar Zakat, (Jakarta: Qultummedia,2008), h.159

26

dapat mencukupi kebutuhannya dan menjadi wewenang pemerintah
dalam mempertimbangkan Mustahik mana saja yang lebih berhak dari
pada yang lain. Setiap kaidah yang disimpulkan dari sumber syariat
Islam ini dapat diterapkan tergantung pada pendapat zakat dan
kondisiyang stabil.
3. Pelaksanaan dan pendistribusian dan pedayaguanaan zakat
Semangat yang dibawa bersama perintah zakat adalah adanya
perubahan kondisi seseorang dari Mustahik (penerima) menjadi
Muzzaki (pemberi). Bertambahnya jumlah Muzzaki akan mengurangi
beban kemiskinan yang ada di masyarakat. Namun keterbatasan dana
zakat yang berhasil dihimpun sangat terbatas. Hal ini menuntut adanya
pengaturan yang baik sehingga potensi umat dapat dimanfaatkan
secara optimal mungkin. Dan tidak bisa diperlukan lembaga-lembaga
yang khusus mengelola dana-dana zakat ini secara professional.37
Agar dana zakat yang didistribusikan itu dapat berdaya guna dan
berhasil guna, maka pemanfaatannya harus seselektif mungkin, maka dari
itu pendistribusian zakat ada dua bentuk,38 yakni :
1. Pola pendistribusian Tradisional (Konsumtif) yaitu penyaluran bantuan
dana zakat diberikan langsung kepada Mustahik. Dengan pola ini
penyaluran tidak disertai target adanya kemandirian kondisi sosial
maupun kemandirian ekonomi.

37

Fakhruddin, Fikih dan Manajemen Zakat di Indonesia, (Malang: UIN-Malang
Press,2008), h.312
38
Lili Bariadi dkk, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta: CED,2005), h. 34

27

2. Pola pendistribusian produktif yaitu penyaluran dana zakat kepada
Mustahik disertai target merubah keadaan penerima dari kondisi
katagori Mustahik menjadi katagori Muzzaki.
Untuk mencapai hasil yang maksimal, efektif dan efisien serta
tercapainya tujuan dan sasaran zakat, maka pendayagunaan alokasi
dana zakat dapat digolongkan kedalam empat katagori, sebagai
berikut:
a. Bersifat konsumtif tradisional yaitu zakat dibagikan kepada
Mustahik untuk dimanfaatkan secara langsung, seperti zakat fitrah
yang diberikan kepada fakir miskin untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari atau zakat maal yang dibagikan kepada para korban
bencana alam
b. Penyaluran bersifat konsumtif kreatif yaitu zakat diwujudkan
dalam bentuk lain dari barangnya semula, seperti diberikan dalam
bentuk alat-alat sekolah atau beasiswa
c. Penyaluran dalam bentuk produktif tradisional yaitu zakat yang
diberikan dalam bentuk barang produktif seperti kambing, sapi,
alat cukur, dan sebagainya. Pemberian dalam bentuk alat produksi
tersebut diharapkan dapat menciptakan suatu usaha yang membuka
lapangan kerja bagi fakir miskin
d. Penyaluran dalam bentuk produktif kreatif yaitu zakat diberikan
dalam bentuk pemodalan baik untuk membangun proyek sosial
atau menambah modal pedagang pengusaha kecil

28

3. Definisi Zakat
Dalam Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011
tentang Pengelolaan Zakat, Zakat didefinisikan sebagai harta yang wajib
dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada
yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam39. Zakat, sebagai
rukun Islam merupakan kewajiban setiap muslim yang mampu untuk
membayarnya dan diperuntukan bagi mereka yang berhak menerimanya.
Dengan pengelolaan yang baik zakat merupakan salah satu cara untuk
mewujudkan keseimbangan sosial di dunia dengan cara tolong menolong
yang kaya memberi pertolongan kepada yang lemah40. Hubungan antara
pengertian zakat menurut bahasa dan istilah sangat nyata dan erat sekali,
yaitu bahwa harta yang dikeluarkan zakatnya menjadi suci, baik, tumbuh
atau berkembang dan berkah.
4. Landasan Hukum Zakat
Zakat merupakan bentuk ibadah yang mengandung dimensi sosial.
Artinya, selain sebagai bentuk pengabdian seorang hamba kepada Allah,
zakat juga sebagai bentuk bakti sosial sesamanya. Dalam Islam, perintah
zakat didasarkan pada berbagai sumber hukum Islam yaitu di dalam AlQur’an, sunnah maupun ijma ulama, Dan dalam bentuk Indonesia zakat
diantara dalam Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan Zakat.
1. Al-Qur’an :
39
40

UU No 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat
Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, (Jakarta: PT Grasindo,2006), h.3

29

Zakat dalam Al-Qur’an menunjukkan hukum dasar zakat yang sangat
kuat, antara lain :
a. At-Taubah ayat 103

‫ﺻﻞﱢ ﻋَﻠَﯿْﮭِﻢْ إِنﱠ‬
َ َ‫ﻦ أَ ْﻣﻮَاﻟِﮭِ ْﻢ ﺻَﺪَﻗَﺔً ﺗُﻄَﮭﱢﺮُھُﻢْ وَﺗُﺰَﻛﱢﯿﮭِﻢْ ﺑِﮭَﺎ و‬
ْ ِ‫ﺧُ ْﺬ ﻣ‬
ٌ‫ﺻَﻠَﺎﺗَﻚَ ﺳَﻜَﻦٌ ﻟَﮭُ ْﻢ وَاﻟﻠﱠﮫُ ﺳَﻤِﯿﻊٌ ﻋَﻠِﯿﻢ‬
Artinya : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat
itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan
mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. AtTaubah : 103)41

b. Al-An’am ayat 141

‫ﻞ وَاﻟﺰﱠرْعَ ﻣُﺨْﺘَﻠِﻔًﺎ‬
َ ْ‫وَھُﻮَ اﻟﱠﺬِي أَﻧﺸَﺄَ ﺟَﻨﱠﺎتٍ ﻣﱠﻌْﺮُوﺷَﺎتٍ وَﻏَﯿْﺮَ ﻣَﻌْﺮُوﺷَﺎتٍ وَاﻟﻨﱠﺨ‬
‫أُﻛُﻠُﮫُ وَاﻟﺰﱠﯾْﺘُﻮنَ وَاﻟﺮﱡﻣﱠﺎنَ ﻣُﺘَﺸَﺎﺑِﮭًﺎ وَﻏَ ْﯿﺮَ ﻣُﺘَﺸَﺎﺑِﮫٍ ﻛُﻠُﻮا ﻣِﻦْ ﺛَﻤَ ِﺮهِ إِذَآأَﺛْﻤَﺮَ وَءَاﺗُﻮا‬
َ‫ﺣَﻘﱠﮫُ ﯾَﻮْ َم ﺣَﺼَﺎدِهِ وَﻻَﺗُﺴْﺮِﻓُﻮا إِﻧﱠﮫُ ﻻَﯾُﺤِﺐﱡ اﻟْﻤُﺴْﺮِﻓِﯿﻦ‬
Artinya

:

Dan

Dialah

yang

menjadikan

kebun-kebun

yang

berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma,
tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan
delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama
(rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam
itu) bila Dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari
memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir
miskin);

41

dan

http://www. Zakat dalam Islam Assabbab.com.htm

janganlah

kamu

berlebih-lebihan.

30

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebihlebihan. (QS.Al-An’am : 141)
Banyak lagi dalil-dalil Al-Qur’an yang menerangkan tentang
kewajiban mengeluarkan zakat
2. As-Sunnah
Zakat adalah rukun Islam yang ketiga dan salah satu pilar bangunannya
yang agung berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar
Radhiyallahu anhuma bahwa Nabi Saw bersabda:

ِ‫ ﺷَﮭﺎَدَةِ أَنْ ﻻَ إِﻟﮫَ إِﻻﱠ اﷲُ وَأَنْ ﻣُﺤَﻤﱠﺪًا رَﺳُﻮلُ اﷲِ وَإِﻗﺎَمِ اﻟﺼﱠﻼَة‬: ٍ‫ﺑُﻨِﻲَ اﻹِﺳْﻼَمُ ﻋَﻠَﻰ ﺧَﻤْﺲ‬
‫وَإِﯾْﺘﺎَءِ اﻟﺰﱠﻛَﺎةِ َوﺻَﻮمِ رَﻣَﻀَﺎنَ وَﺣَﺞﱢ اﻟﺒَﯿْﺖِ ﻟِﻤَﻦِ اﺳْﺘَﻄَﺎعَ إِﻟَﯿْﮫِ ﺳَﺒِﯿْﻸ‬
Artinya : Islam dibangun di atas lima perkara: Syahadat bahwa tidak ada
Rabb yang haq selain Allâh dan bahwa Muhammad adalah
utusan Allâh, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa. (
hr. bukhari & muslim di kitab arbain an-nabawi)
Membayar Zakat merupakan salah satu sebab dihapuskannya kesalahan
dan dosa. Hal ini sebagaimana hadits yang diriwayatkan Mu’adz bin Jabal,
bahwa Nabi Saw bersabda:42

َ‫وَاﻟﺼﱠﺪَﻗَﺔُ ﺗُﻄْﻔِﺊُ اﻟْﺨَﻄِﯿﺌَﺔَ ﻛَﻤَﺎ ﯾُﻄْﻔِﺊُ اﻟْﻤَﺎءُ اﻟﻨﱠﺎر‬
Artinya : “Dan sedekah itu dapat menghapuskan dosa (kesalahan)
sebagaimana air dapat