Strategi Komunikasi Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana Di Kota Bekasi
iv ABSTRAK
STRATEGI KOMUNIKASI BADAN KELUARGA BERENCANA PEMERINTAH KOTA BEKASI DALAM MENSOSIALISASIKAN
PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI KOTA BEKASI Oleh :
Nama : Ibnu Mukhlisin NIM : 41805043
Skripsi ini di bawah bimbingan : Prof. Dr. J.M. Papasi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana Strategi Komunikasi Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana Di Kota Bekasi. Untuk menjawab masalah diatas maka peneliti mengangkat indikator Rencana, Pesan, Kegiatan, Tujuan, Media, dan Sasaran untuk mengukur variabel penelitian yakni Strategi Komunikasi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, studi pustaka, dan pencarian di internet. Informan penelitiannya adalah anggota BKBPP Kota Bekasi yang bertugas dalam sosialisasi program keluarga berencana yang berjumlah 6 (enam) orang, berdasarkan Teknik sampling total sampling dari subyek penelitian sebanyak 6 (enam) orang. Teknik analisis data adalah penyeleksian data, reduksi data, klasifikasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan BKBPP Kota Bekasi memiliki rencana yang telah disusun dengan melihat situasi dan kondisi dilapangan, melalui pesan yang bersifat informatif dan persuasif dan melakukan kegiatan pelayanan khusus dengan kerjasama dengan mitra kerja untuk mencapai tujuan yaitu terwujudnya visi Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi melalui sosialisasi program KB dengan penggunaan media massa untuk menyampaikan informasi tentang program KB kepada sasaran yang dituju.
Berdasarkan hasil pengolahan data dan penyajian data maka dapat disimpulkan bahwa strategi komunikasi BKBPP Kota Bekasi dalam sosialisasi program KB lebih banyak menggunakan media massa dan pendekatan-pendekatan baik secara individu maupun kelompok serta peningkatan kualitas pelayanan program KB dengan penambahan petugas lapangan.
Saran untuk BKBPP Kota Bekasi adalah menambah jumlah personel atau tenaga kerja dilapangan sehingga mencakup masyarakat di pedalaman. Dan penggunaan media berbasis mobile seperti sms dalam sosialisasi program keluarga berencana.
(2)
v
COMMUNICATION STRATEGY OF GOVERNMENT FAMILY PLANNING AGENCY BEKASI IN SOCIALIZING FAMILY PLANNING
PROGRAM IN BEKASI By
Name : Ibnu Mukhlisin NIM : 41805043
This research be guidance: Prof. Dr. J.M. Papasi
This research aims to detect Communication Strategy of Government Family Planning Agency Bekasi in Socializing Family Planning program In Bekasi City. To answer problem on so researcher lifts plan, message, activity, purpose, media, and target to measures watchfulness variable that is communication strategy.
This research uses to approach qualitative with descriptive method. data is got to pass interview, observation, book study and internet searching. The informant of this research are members of Government Family Planning Agency Bekasi that have a duty in Socializing Family Planning program In Bekasi that number 6 (six) person based on techniques sampling total sampling from research subject as much as 6 (six) person. Data analysis technique is data selection, data rediction, data classification, data presentation and conclusion with drawal.
Results showed BKBPP Bekasi City has a plan that has been compiled by looking at the situation and condition of the field, through which messages are informative dan persuasive and do a special service with the cooperation with partners to achieve the goal of realization of the vision of Family Planning Agency Bekasi City Government through the socialization program KB with the use of mass media to convey information about the family planning program to the intended target.
Based on the results of data processing and presentation of data it can be concluded that communication strategies BKBPP Bekasi in the socialization of family planning programs more use of mass media and approaches to both individuals and groups and improve the quality of services in family planning program with addition of field officer.
Researcher implies for BKBPP Bekasi is increasing the number of personnel or labor in the field to include the community in the outback. And the use of mobile as an sms-based media in the socialization of family planning programs.
(3)
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Di era pembangunan nasional di negara-negara berkembang saat ini, ahli komunikasi menumpahkan perhatiannya terhadap strategi komunikasi dalam hubungannya dengan pelaksanaan pembangunan nasional di negara masing-masing.
Fokus perhatian ahli komunikasi ini ditujukan untuk strategi komunikasi, karena berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh strategi komunikasi. Strategi komunikasi pun harus mampu menunjukan bagaimana operasionalnya secara praktis dilakukan dalam arti pendekatan bisa berbeda beda bergantung pada situasi dan kondisi.
Kata “strategi” berasal dari bahasa Yunani “strategos” (stratos = militer
dan ag = memimpin) yang berarti “generalship” atau sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal perang dalam membuat rencana untuk memenangkan perang. Definisi tersebut juga dikemukakan oleh seorang ahli bernama Clauswitz. Tidak mengherankan apabila istilah strategi sering digunakan dalam kancah peperangan. Istilah strategi digunakan pertama kali dalam dunia militer.
Karl Von Clausewitz menjelaskan bahwa strategi merupakan suatu seni dalam pertempuran untuk memenangkan suatu peperangan. Strategi
(4)
merupakan rencana jangka panjang untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi terdiri dari aktivitas-aktivitas penting yang diperlukan untuk mencapai tujuan Menurut R.Wayne Pace, Brent D. Peterson, dan M. Dallas Burnet yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendy dalam bukunya, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek , menjelaskan bahwa tujuan sentral dari strategi komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama yaitu :
a. To secure understanding, b. To establish acceptance, c. To motivate action.
(Effendy, 2007:32)
Pertama adalah “to secure understanding”, memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya. Apabila sudah dapat dimengerti, maka penerimaannya itu harus dibina “to establish acceptance”. Lalu pada akhirnya kegiatan dimotivasikan “to motivate action”.
Dari uraian diatas, disimpulkan bahwa strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan. Maka dalam merumuskan strategi komunikasi selain diperlukan perumusan yang jelas, juga harus memperhitungkan kondisi dan situasi komunikan. Untuk itulah langkah pertama yang diperlukan adalah mengenal sasaran serta memilih sasaran sesuai situasi dan kondisinya agar dapat melakukan persuasi terhadap komunikan. Komunikan tidak pasif tetapi aktif, sehingga antara komunikator dengan komunikan bukan saja terjadi hubungan tetapi juga saling mempengaruhi yaitu suatu pemahaman dalam ilmu komunikasi.
(5)
3
Komunikan dapat dipengaruhi oleh komunikator tetapi komunikator juga dapat dipengaruhi oleh komunikan. Hal ini dapat terjadi jika komunikator dan komunikan mempunyai kepentingan yang sama. Maka komunikator harus menciptakan persamaan kepentingan dengan komunikan dalam pesan, metoda, dan media.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam rangka menyusun strategi komunikasi, diperlukan suatu pemikiran dengan memperhitungkan faktor-faktor pendukung dan faktor-faktor-faktor-faktor penghambat. Oleh karena itu, akan lebih baik apabila dalam stretegi komunikasi itu diperhatikan komponen-komponen komunikasi juga.
Strategi komunikasi penting digunakan dalam hal sosialisasi suatu kegiatan untuk mencapai suatu tujuan. Pengertian sosialisasi menurut Charlotte Buhler adalah suatu proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup, dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dengan kelompoknya.
Jadi, kita dapat melihat bahwa sosialisasi dapat terjadi melalui interaksi sosial secara langsung ataupun tidak langsung. Komunikasi yang terjadi dalam organisasi pun ikut mempengaruhi dalam perencanaan suatu strategi. Istilah Organisasi mengisyaratkan bahwa sesuatu yang nyata merangkum orang-orang, hubungan-hubungan dan tujuan-tujuan.
”Jika dilihat dari pendekatan subjektif, organisasi berarti proses,
sedangkan pandangan objektif mengenai organisasi, organisasi berarti
(6)
mana yang dianut organisasi secara khas dianggap sebagai kata benda, sementara pengorganisasian dianggap sebagai kata kerja. Kelangsungan hidup suatu organisasi bergantung pada kemampuannya untuk beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungan. Manusia dilihat sebagai pemproses informasi yang memberi respon terhadap informasi yang ditemukannya dalam lingkungan. ”Komunikasi organisasi lebih dari sekedar apa yang dilakukan orang-orang, komunikasi organisasi adalah suatu disiplin ilmu
yang dapat mengambil sejumlah arah yang sah dan bermanfaat”. (Pace dan
Faules, 2002:25).
Seperti kita perhatikan, strategi komunikasi dalam sosialisasi juga digunakan dalam masa perkembangan pembangunan nasional di Indonesia yang saat ini salah satunya dipengaruhi oleh jumlah pertambahan penduduk dan tingkat kesejahteran masyarakat. untuk itu, perlu adanya suatu strategi komunikasi yang tepat untuk menanggulanginya seperti program dari pemerintah untuk mengatur dan mengendalikan tingkat pertambahan penduduknya.
Tepatnya salah satu program pembangunan nasional tersebut adalah dengan adanya program KB. Program KB tersebut mempunyai arti yang sangat penting dalam upaya mewujudkan manusia Indonesia sejahtera disamping program pendidikan dan kesehatan.
(7)
5
Gambar 1.1
Program Keluarga Berencana
Sumber : Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi
Hal tersebut sejalan dengan program pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun 2004-2009, disebutkan bahwa program KB Nasional merupakan rangkaian pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas langkah penting dalam mencapai pembangunan berkelanjutan.
Sementara itu berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 54 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 dengan Visi Pemerintahan Jawa Barat yaitu
“Tercapainya Komunikan Jawa Barat yang Mandiri, Dinamis dan Sejahtera”. Pencapaian Visi Jawa Barat 2008-2013 ditegaskan bahwa pengendalian laju pertumbuhan penduduk dilakukan melalui peningkatan jumlah cakupan peserta KB dan KB Mandiri merupakan faktor kunci keberhasilan pada misi ke satu yaitu “Mewujudkan Sumber daya manusia Jawa Barat yang produktif
dan berdaya saing” dan misi ke- 4 (empat) yaitu “Meningkatkan daya dukung
(8)
Gambar 1.2 Keluarga Berencana
Sumber : Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi
Wilayah Kota Bekasi terletak pada perbatasan antara Propinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta, serta merupakan penyangga ibu kota negara sehingga tingkat pertumbuhan penduduk cukup tinggi. Kepadatan penduduk tidak seimbang, struktur penduduk yang sangat bervariasi serta masalah imigrasi penduduk yang menyebabkan Kota Bekasi menjadi daerah pemukiman dari daerah penyangga Ibu Kota.
Dari uraian diatas, kita berpendapat bahwa perlu adanya suatu strategi komunikasi badan keluarga berencana Kota Bekasi yang tepat untuk memberikan pemahaman dan pengertian kepada komunikan Kota Bekasi tentang pentingnya program keluarga berencana, yaitu dengan sosialisasi program KB oleh Badan Keluarga Berencana Kota Bekasi yang salah satunya dengan menggunakan media massa dan bentuk-bentuk kerjasama lainnya oleh organisasi-organisasi tertentu. Sosialisasi tersebut dapat dilakukan dengan cara memberikan penyuluhan terhadap komunikan tentang pentingnya
(9)
7
melakukan KB dan biasa dilakukan setiap beberapa bulan sekali dalam jangka waktu satu tahun dan diselenggarakan dimasing-masing kecamatan.
Oleh karena itu, berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, maka penulis sangat tertarik untuk meneliti tentang permasalahan tersebut dan merumuskan secara khusus masalahnya sebagai berikut: ”Bagaimana Strategi Komunikasi Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana Di Kota Bekasi?”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tadi, maka peneliti merumuskan masalah kedalam bentuk pertanyaan dengan dua kepentingan yaitu terkait masalah akademik dan terkait masalah implementasi dalam pembangunan, guna untuk membatasi lingkup permasalahan yang akan dikaji. Dimana peneliti membuat poin-poin sebagai berikut :
1. Bagaimana tujuan yang diinginkan Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana Di Kota Bekasi ?
2. Bagaimana rencana Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana Di Kota Bekasi ?
3. Bagaimana pesan yang disampaikan oleh Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana Di Kota Bekasi ?
(10)
4. Bagaimana kegiatan yang dilakukan oleh Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana Di Kota Bekasi ?
5. Bagaimana media yang digunakan Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana Di Kota Bekasi ?
6. Bagaimana sasaran yang diharapkan oleh Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana Di Kota Bekasi ?
7. Bagaimana Strategi Komunikasi Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana Di Kota Bekasi ?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti mencoba untuk mengkaji secara mendalam tentang Strategi Komunikasi Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana Di Kota Bekasi.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui antara lain sebagai berikut :
(11)
9
1. Untuk mengetahui tujuan yang diinginkan Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana Di Kota Bekasi.
2. Untuk mengetahui rencana Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana Di Kota Bekasi.
3. Untuk mengetahui pesan yang disampaikan oleh Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana Di Kota Bekasi.
4. Untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana Di Kota Bekasi.
5. Untuk mengetahui media yang digunakan Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana Di Kota Bekasi.
6. Untuk mengetahui sasaran yang diharapkan oleh Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana Di Kota Bekasi.
(12)
7. Untuk mengetahui Strategi Komunikasi Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana Di Kota Bekasi.
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu komunikasi khususnya humas melalui bidang kajian komunikasi massa dalam hal yang menyangkut tentang strategi komunikasi dalam melakukan sosialisasi suatu kegiatan. 1.4.2 Kegunaan Praktis
1. Kegunaan Bagi Kemajuan Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti, khususnya dalam memahami suatu strategi komunikasi dalam memberikan suatu pemahaman kepada komunikan sehingga dapat tercapainya tujuan yang diinginkan.
2. Kegunaan Bagi Universitas
Bagi universitas, khususnya Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas UNIKOM, penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan untuk penelitian selanjutnya dan sebagai bahan informasi pengetahuan.
(13)
11
3. Kegunaan Bagi Organisasi
Penelitian ini diharapkan juga bisa menjadi masukan bagi Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi dalam memberikan pengetahuan dan sosialisasi tentang program Keluarga Berencana kepada masyarakat di Kota Bekasi.
1.5 Kerangka Pemikiran 1.5.1 Kerangka Teoritis
Keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh penentuan strategi komunikasi. Di lain pihak jika tidak ada strategi komunikasi yang baik dari proses komunikasi maka bukan tidak mungkin akan menimbulkan pengaruh negatif.
Strategi komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, yaitu :
“Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus menunjukan bagaimana taktik operasionalnya. (Effendy, 2003 : 32)”
Sondang P. Siagian berpendapat bahwa,
“Strategi adalah cara-cara yang sifatnya mendasar dan fundamental yang akan dan oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuan dan berbagai sasaran dengan selalu memperhitungkan kendala lingkungannya yang pasti akan
dihadapi.(1985 : 21)”
(14)
“Kumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan
perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai
sasaran-sasaran organisasi/perusahaan” (1997:20),
Sedangkan pengertian dari komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy, adalah :
“Proses penyampaian suatu pesan seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik secara lisan maupun tidak langsung
melalui media.(Effendy, 1993 : 5)”
Sesuai dengan pemikiran-pemikiran tersebut di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa,
“Strategi adalah suatu cara atau taktik rencana dasar yang
menyeluruh dari rangkaian tindakan yang akan dilaksanakan oleh sebuah organisasi untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa sasaran (Amin Wijaya Tunggal,
1995:130).”
Dalam situasi tertentu, komunikasi menggunakan media tertentu untuk mencapai sasaran yang jauh atau banyak jumlahnya. Dalam situasi tertentu pula komunikaasi dimaksudkan atau ditujukan untuk merubah sikap, pendapat atau tingkah laku, seseorang atau sejumlah orang sehingga ada tujuan tertentu yang diharapkan.
Dalam perencanaan suatu strategi, dibutuhkan suatu pemikiran dengan memperhitungkan faktor-faktor pendukung dan penghambat. Akan lebih baik juga apabila dalam strategi itu diperhatikan komponen-komponen komunikasi dan faktor-faktor pendukung dan penghambat pada setiap komponen tersebut, seperti sasaran komunikasi, pemilihan media komunikasi, dan tujuan pesan dari komunikasi tersebut.
(15)
13
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam merencanakan suatu strategi komunikasi perlu memperhatikan tujuan yang ingin dicapai, rencana, pesan yang disampaikan, kegiatan yang dilakukan, media yang digunakan, serta sasaran yang diharapkan.
1.5.2 Kerangka Aplikasi (Konseptual)
Penelitian ini hanya mengupas satu variabel, yaitu strategi komunikasi badan keluarga berencana pemerintah Kota Bekasi dengan tujuan menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi komunikan dari organisasi atau perusahaan tentang pentingnya program keluarga berencana di Kota Bekasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi.
Komunikasi merupakan proses yang rumit. Dalam rangka menyusun strategi komunikasi diperlukan suatu pemikiran dengan memperhitungkan faktor-faktor penghambat. Akan lebih baik apabila dalam strategi itu diperhatikan komponen-komponen komunikasi dan faktor-faktor pendukung dan penghambat pada setiap komponen tersebut yaitu komunikan sebagai sasaran komunikasi, media, pesan, dan komunikator.
Korelasi antar komponen dalam strategi komunikasi adalah : 1. Mengenali sasaran komunikasi
(16)
Sebelum melancarkan komunikasi, diperlukan pemahaman siapa sasaran yang akan dituju. Sudah tentu ini bergantung pada tujuan komunikasi tersebut, apakah agar komunikan hanya sekedar mengetahui (informatif) atau agar komunikan melakukan tindakan tertentu (persuasif).
2. Pemilihan media komunikasi
Untuk mencapai sasaran komunikasi, kita dapat memilih salah satu atau gabungan dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan dicapai dan pesan yang akan disampaikan, sehingga ketepatan dan frekuensi penggunaan media sangat berpengaruh. 3. Pengkajian tujuan pesan komunikasi
Pesan komunikasi mempunyai tujuan tertentu. Ini menentukan teknik yang harus diambil, apakah itu teknik informasi atau teknik persuasi. Dan dalam mencapai tujuan tersebut, harus memperhatikan faktor penghambat dan cara untuk mengatasi hambatan tersebut.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui strategi komunikasi dalam sosialisasi program keluarga berencana, kita perlu melihat tujuan dari program keluarga berencana lalu menyusun rencana dalam pelaksanaan sosialisasi tersebut dengan penyampaian pesan informasi keluarga berencana dan kegiatan yang dilakukan dengan bantuan media massa untuk mencapai sasaran yang diharapkan.
(17)
15
1.6 Daftar Pertanyaan Penelitian
Adapun beberapa pertanyaan yang akan diajukan kepada informan dalam penelitian, yang menjurus pada masalah dalam penelitian ini, diantaranya :
1. Bagaimana tujuan yang diinginkan Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana Di Kota Bekasi?
1. Apa yang diharapkan dari sosialisasi program KB tersebut ?
2. Menurut anda, apa hambatan yang paling sering ditemui dalam proses sosialisasi program KB tersebut?
3. Bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut?
2. Bagaimana rencana Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana Di Kota Bekasi ?
1. Program KB seperti apa yang akan disosialisasikan oleh Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi?
2. Seperti apa sosialisasi itu akan dilakukan? 3. Kapan sosialisasi tersebut dilaksanakan?
4. Apakah ada jangka waktu tertentu untuk melakukan sosialisasi program KB tersebut?
5. Metode apa yang dipakai oleh Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi dalam sosialisasi program keluarga berencana?
(18)
3. Bagaimana pesan yang disampaikan Badan Keluarga Berancana Pemerintah Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana Di Kota Bekasi?
1. Seperti apa bentuk pesan yang digunakan dalam proses sosialisasi tersebut ?
4. Bagaimana kegiatan yang dilakukan Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana Di Kota Bekasi?
1. Apakah ada pelayanan khusus yang diberikan oleh Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi dalam kegiatan Program KB ini? apabila ada, maka Apa saja pelayanan yang diberikan dari program KB tersebut?
2. Apakah ada bentuk kerjasama dengan pihak lain dalam proses sosialisasi program KB tersebut? Apabila ada, maka Bagaimana bentuk kerjasama dengan pihak-pihak yang ikut terlibat dalam proses sosialisasi Program KB tersebut?
5. Bagaimana media yang digunakan Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program keluarga Berencana Di Kota Bekasi?
1. Apa saja media yang digunakan dalam sosialisasi program KB tersebut?
2. Seberapa sering penggunaan media dalam sosialisasi program KB tersebut?
(19)
17
3. Menurut anda, apakah pemilihan media tersebut sudah tepat dalam proses sosialisasi program KB tersebut?
6. Bagaimana Sasaran yang diharapkan oleh Badan Keluarga Berencana Pemmerintah Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana Di Kota Bekasi?
1. Siapa saja Sasaran dari sosialisasi program KB tersebut?
2. Apakah ada ketentuan khusus dalam penetapan sasaran tersebut? 7. Bagaimana Strategi Komunikasi Badan Keluarga Berencana
Pemerintah Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana Di Kota Bekasi ?
1. Strategi komunikasi apa saja yang telah dilakukan oleh Badan Keluarga Berancana Pemerintah Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana Di Kota Bekasi 2. Strategi komunikasi yang paling sering dilakukan Badan Keluarga
Berancana Pemerintah Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana Di Kota Bekasi
1.7 Subyek Penelitian dan Informan 1.7.1 Subyek Penelitian
Subjek penelitian adalah sesuatu, baik orang, benda ataupun lembaga (organisasi), yang sifat-keadaannya akan diteliti. Dengan kata lain subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau terkandung objek penelitian1. (Amirin, 2009).
(20)
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengambil subyek berupa beberapa staff dan petugas dari Badan Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bekasi yang menangani seputar sosialisasi program keluarga berencana di Kota Bekasi yang berjumlah 6 orang. Seperti yang terdapat dalam Tabel 1.1 berikut :
Tabel 1.1 Subyek Penelitian
N= 6 orang N
o
Nama Jabatan
1. Dra. Nunung Rahayu S, M.Si Kepala Sub. Bidang Penerangan dan Motivasi Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bekasi 2. Dra. Rosmini, MM Kepala Sub Bidang Pembinaan Kelompok
Kegiatan Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bekasi 3. Mulyono, S.IP, M.Si Kepala Sub. Bidang Jaminan Pelayanan
Keluarga Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bekasi 4. Hj. Mini, S.IP Kepala Sub. Bidang Pengolahan Data dan
Pelaporan Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bekasi 5. Dewi Fitriana, A.Md.Keb Petugas Lapangan Keluarga Berencana
Kota Bekasi
6. Rachita Syntia Sari, A.Md.Keb Petugas Lapangan Keluarga Berencana Kota Bekasi
(Sumber : Badan Keluarga Berencana Kota Bekasi) 1.7.2 Informan Penelitian
Setelah menentukan subyek penelitian, maka untuk mendapatkan data yang representatif dari keseluruhan objek penelitian, harus ditetapkan terlebih dahulu informan untuk dijadikan narasumber.
(21)
19
Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian (Moleong, 2000).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengambilan data dengan total sampling atau yang lebih dikenal dengan metode sensus, yakni teknik pengambilan sumber data dari keseluruhan populasi/subyek penelitian. Artinya, sampel yang diambil dari penelitian ini adalah sesuai dengan subyek penelitian yang berjumlah 6 (enam) orang, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.2 di bawah ini :
Tabel 1.2 Informan Penelitian
n = 6 Orang N
o
Nama Jabatan
1. Dra. Nunung Rahayu S, M.Si Kepala Sub. Bidang Penerangan dan Motivasi Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bekasi 2. Dra. Rosmini, MM Kepala Sub Bidang Pembinaan Kelompok
Kegiatan Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bekasi 3. Mulyono, S.IP, M.Si Kepala Sub. Bidang Jaminan Pelayanan
Keluarga Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bekasi 4. Hj. Mini, S.IP Kepala Sub. Bidang Pengolahan Data dan
Pelaporan Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bekasi 5. Dewi Fitriana, A.Md.Keb Petugas Lapangan Keluarga Berencana Kota
Bekasi
6. Rachita Syntia Sari, A.Md.Keb Petugas Lapangan Keluarga Berencana Kota Bekasi
(22)
1.8 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Pada dasarnya seorang peneliti yang melakukan penelitian kualitatif adalah mencari bentuk dan perilaku manusia untuk dianalisis secara kualitatif.
Definisi penelitian kualitatif menurut Moleong adalah :
“Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bnetuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah serta dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. (Moleong, 2000)”
Metode deskriptif, yaitu menggambarkan dan menganalisa data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data berdasarkan keadaan yang nyata. Hal ini sejalan dengan pernyataan dari Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya, Metode Penelitian Komunikasi, bahwa :
“Metode deskriptif, yaitu dengan cara mempelajari masalah-masalah dan tata cara yang berlaku dalam komunikan, serta situasi-situasi tertentu dengan tujuan penelitian yaitu menggambarkan fenomena secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau
bidang tertentu secara faktual dan cermat”. (Rakhmat,
2002:22).
Dalam metode kualitatif, realitas dipandang sebagi sesuatu yang berdimensi banyak, sesuatu kesatuan yang utuh, serta berubah-ubah. Sehingga biasanya, rancangan penelitian tersebut tidak disusun secara rinci dan pasti sebelum penelitannya dimulai. Untuk alasan itu pula, pengertian
(23)
21
kualitatif sering diasosiasikan dengan teknik analisis data dan penulisan laporan penelitian.
1.9 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan, disesuaikan dengan jenis data yang diambil sebagai berikut :
1. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian, dengan cara tanya-jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai dengan atau tanpa pedoman wawancara (Bungin, 2001:131).
Dalam penelitian ini, peneliti akan mewawancarai narasumber di kantor badan keluarga berencana dan pemberdayaan perempuan Kota Bekasi yang menangani masalah sosialisasi program keluarga berencana di Kota Bekasi yang berjumlah 6 orang sesuai dengan informan penelitian.
2. Observasi
Cara observasi dilakukan peneliti untuk menunjang data yang telah ada. Observasi penting dilakukan agar dalam penelitian tersebut, data – data yang diperoleh dari wawancara dan sumber tertulis dapat dianalisis nantinya dengan melihat kecenderungan yang terjadi di lapangan. Observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengamati sosialisasi program keluarga berencana yang dilakukan oleh badan keluarga berencana dan pemberdayaan perempuan Kota Bekasi.
(24)
3. Studi Literatur Atau Pustaka
Peneliti juga melakukan pengumpulan data pengamatan melalui studi pada bahan-bahan kajian tertulis dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data berupa informasi yang terdapat pada buku-buku teks, catatan kuliah, ataupun skripsi dengan tema yang berkaitan dengan judul penelitian ini. 4. Pencarian di Internet (Internet Searching)
Pencarian melalui situs internet (Internet Searching), merupakan proses dimana peneliti menemukan informasi-informasi yang mendukung kelengkapan data dan terdapat kaitan dengan penelitian melalui media on-line.
1.10 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis data yang dipergunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif dengan melakukan analisis dan pengolahan data sebagai berikut :
1. Penyeleksian data, pemeriksaan kelengkapan dan kesempurnaan data serta kejelasan data.
2. Reduksi data / pembentukan abstraksi dimana data yang ada, seperti observasi, wawancara, dan intisari dokumen,
3. Klasifikasi data, yaitu mengelompokan data dan dipilah – pilah sesuai dengan jenisnya.
4. Penyajian data, melalui proses pencatatan, pengetikan, penyuntingan, dan disusun ke dalam bentuk teks yang diperluas.
(25)
23
1.11 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.11.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan dengan menemui narasumber, yang berlokasi di Kantor Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bekasi,
Alamat : Jl. Ahmad Yani No. 01. Bekasi 17141. Telepon/Fax : (021) 8895 0595.
Email : http//www.bkkbn.go.id
1.11.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2010 sampai bulan Juli 2010. Mulai dari persiapan, pelaksanaan hingga ke penyelesaian dengan perincian waktu pada Tabel 1.3 berikut.
(26)
No Kegiatan
Februari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan Judul
2 Penulisan BAB I Bimbingan 3 Penulisan BAB II
Bimbingan 4 Penulisan BAB III
Bimbingan 5 Pengumpulan Data
Bimbingan 6 Pengolahan Data
Penulisan BAB IV Bimbingan 7 Penulisan BAB V
Bimbingan 8 Penyusunan BAB 9 Sidang kelulusan
1.12 Sistematika Penulisan
Hasil dari penelitian ini, dituangkan dalam skripsi yang disusun berdasarkan sistematika penulisan berikut ini:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, daftar pertanyaan penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, subyek dan informan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, serta sistematika penulisannya.
Tabel 1.3 Waktu Penelitian
(27)
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini diuraikan teori-teori berdasarkan studi kepustakaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Diawali dengan tinjauan tentang komunikasi meliputi :pengertian komunikasi, tujuan komunikasi, proses komunikasi, fungsi komunikasi, tipe komunikasi tinjauan tentang komunikasi organisasi, tinjauan mengenai strategi komunikasi, tinjauan mengenai sosialisasi, tinjauan mengenai program keluarga berencana.
BAB III OBJEK PENELITIAN
Sementara pada bab ini berisikan uraian mengenai objek atau tempat peneliti melakukan penelitian, yaitu Badan Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan Perempuan Pemerintah Kota Bekasi. Dalam Bab ini akan dibahas dan dijelaskan tentang gambaran umum BKBPP yang meliputi Sejarah BKBPP, Visi, Misi, Logo, Struktur BKBPP, job description BKBPP.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisikan tentang penjabaran hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara dan pembahasan berupa analisis dari hasil penelitian yang berdasarkan pada referensi-referensi, fakta, penelitian terdahulu, maupun hasil pengamatan.
(28)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab terakhir yang terdiri dari kesimpulan seluruh isi penelitian serta saran-saran bagi objek dan subjek penelitian.
(29)
27 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Mengenai Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi
Secara estimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yakni Communicare. Artinya berbicara, menyampaikan pesan, informasi, pikiran, perasaan, gagasan dan pendapat yang dilakukan oleh seorang kepada yang lain dengan mengharapkan jawaban, tanggapan atau arus balik (feedback) dari orang yang diajak berbicara tersebut. Komunikasi menurut bahasa Latin yaitu Communicati (Inggris,Communication), artinya pemberitahuan. Kata sifatnya, Communis (Inggris, Commonness), berarti bersama–sama di antara dua orang atau lebih, yang berbicara mengenai kebersamaan, berbagi kepentingan, keinginan, pengetahuan, kepemilikan dan gagasan.
Berdasarkan arti kata komunikasi di atas lebih dipertegas lagi dengan pengertian komunikasi di bawah ini, yaitu
“Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dalam bentuk
lambang bermakna sebagai paduan pikiran dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan, imbauan, dan sebagainya, yang dilakukan seseorang kepada orang lain, baik secara langsung (tatap muka) maupun tidak langsung melalui media, dengan tujuan mengubah sikap, pandangan
dan prilaku”.(Effendy, 1989:60)
Berdasarkan pengertian di atas, Communicare bisa berarti dua orang atau lebih, yang secara bersama–sama bertemu baik secara langsung (tatap muka) maupun melalui media atau saluran tertentu
(30)
(komunikasi antarpribadi), tukar menukar mengenai pengetahuan, pengalaman, pikiran, gagasan dan perasaan (to make common, sharing). Schramm memberikan tambahan bahwa kesamaan pengalaman diantara komunikator dan komunikan, yang berlangsung secara source dan receiver, komunikator dan komunikan akan mempunyai sudut pandang yang sama mengenai sesuatu pesan. Komunikasi akan efektif apabila komunikator mampu berkomunikasi sesuai dengan komunikannya.
Selain itu pula, seorang komunikator harus mempunyai rencana dan tujuan, tidak saja pesan itu tersampaikan, tapi juga dapat merubah sikap dan pendapat serta mempengaruhi komunikan, hal ini dipertegas dari definisi komunikasi,yaitu
“Komunikasi atau upaya–upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas penyampaian informasi serta
pembentukan sikap dan pendapat”. Secara khusus Hovland menjelaskan bahwa “Communication is the process to modify the behavior of other individual”, (komunikasi adalah perubah perilaku orang lain). (Hovland dalam Effendy, 1988:113)
Dalam menyampaikan pesan, komunikasi dilakukan tidak terbatas pada komunikasi secara langsung, bisa juga dilakukan melalui media seperti televisi, radio, surat kabar dan lain–lain. Sehingga pesan akan tersampaikan dan tersebar luas tidak terbatas ruang dan waktu, serta mempengaruhi khalayak secara luas pula. Hal ini berdasar pada pengertian komunikasi :
(31)
29
“Komunikasi adalah pengoperan atau penyiaran (transmitter) lambang-lambang melalui sebagian besar media komunikasi massa seperti Surat Kabar, Radio, Majalah, Buku dan sebagian besar media komunikasi yang bersifat pribadi
percakapan antar insan.”(Barelson dalam Effendy, 1986:69).
Strategi komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, yaitu :
“Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus menunjukan bagaimana taktik
operasionalnya. (Effendy, 2003 : 32)”
Sondang P. Siagian berpendapat bahwa :
“Strategi adalah cara-cara yang sifatnya mendasar dan fundamental yang akan dan oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuan dan berbagai sasaran dengan selalu memperhitungkan kendala lingkungannya yang pasti akan
dihadapi” (1985: 21)
2.1.2 Unsur-unsur Komunikasi
Dalam melakukan komunikasi setiap individu berharap tujuan dari komunikasi itu sendiri dapat tercapai dan untuk mencapainya ada unsur-unsur yang harus di pahami, menurut Onong Uchjana Effendy
(32)
dalam bukunya yang berjudul Dinamika Komunikasi, bahwa dari berbagai pengertian komunikasi yang telah ada, tampak adanya sejumlah komponen atau unsur yang dicakup, yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Komponen atau unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:
Komunikator : Orang yang menyampaikan pesan; Pesan : Pernyataan yang didukung oleh lambang; Komunikan : Orang yang menerima pesan;
Media : Sarana atau saluran yang mendukung pesan bila Komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya; Efek : Dampak sebagai pengaruh dari pesan. (Effendy, 2002 : 6)
2.1.3 Sifat Komunikasi
Onong Uchjana Effendy dalam bukunya “Ilmu Komunikasi Teori
dan Praktek” menjelaskan bahwa berkomunikasi memiliki sifat-sifat. Adapun beberapa sifat komunikasi tersebut, yaitu:
1. Tatap muka (face-to-face) 2. Bermedia (Mediated) 3. Verbal (Verbal)
- Lisan (Oral) - Tulisan
4. Non verbal (Non-verbal)
- Gerakan/ isyarat badaniah (gestural) - Bergambar (Pictorial)
(Effendy, 2002:7)
Komunikator (pengirim pesan) dalam menyampaikan pesan kepada komunikan (penerima pesan) dituntut untuk memiliki kemampuan dan pengalaman agar adanya umpan balik (feddback) dari si komunikan itu sendiri, dalam penyampain pesan komunikator bisa secara langsung (face-to-face) tanpa menggunakan media apapun. Komunikator juga
(33)
31
dapat menggunakan bahasa sebagai lambang atau simbol komunikasi bermedia kepada komunikan, fungsi media tersebut sebagai alat bantu dalam menyampaikan pesannya.
Komunikator dapat menyampaikan pesannya secara verbal dan non verbal. Verbal dibagi ke dalam dua macam yaitu lisan (Oral) dan tulisan (Written/ printed). Sementara non verbal dapat menggunakan gerakan atau isyarat badaniah (gesturual) seperti melambaikan tangan, mengedipkan mata, dan sebagainya, ataupun menggunakan gambar untuk mengemukakan ide atau gagasannya,.
2.1.4 Tujuan Komunikasi
Setiap individu dalam berkomunikasi pasti mengharapkan tujuan dari komunikasi itu sendiri, secara umum tujuan berkomunikasi adalah mengharapkan adanya umpan yang diberikan oleh lawan berbicara kita serta semua pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh lawan bicara kita dan adanya efek yang terjadi setelah melakukan
komunikasi tersebut. Onong Uchjana dalam buku “ Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek” mengemukakan beberapa tujuan berkomunikasi,
yaitu:
a. Supaya gagasan kita dapat diterima oleh orang lain dengan pendekatan yang persuasif bukan memaksakan kehendak. b. Memahami orang lain, kita sebagai pejabat atau pimpinan
harus mengetahui benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkannya, jangan mereka menginginkan arah ke barat tapi kita memberi jalur ke timur.
c. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu, menggerakkan sesuatu itu dapat bermacam-macam mungkin berupa kegiatan yang dimaksudkan ini adalah
(34)
kegiatan yang banyak mendorong, namun yang penting harus diingat adalah bagaimana cara yang terbaik melakukannya.
d. Supaya yang kita sampaikan itu dapat dimengerti sebagai pejabat ataupun komunikator kita harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) atau bawahan dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengikuti apa yang kita maksudkan.
(Effendy, 1993 : 18)
Jadi secara singkat dapat dikatakan tujuan komunikasi itu adalah mengharapkan pengertian, dukungan, gagasan dan tindakan. Serta tujuan yang utama adalah agar semua pesan yang kita sampaikan dapat dimengerti dan diterima oleh komunikan.
2.2 Tinjauan Mengenai Komunikasi Organisasi 2.2.1 Pengertian Komunikasi Organisasi
Mempelajari organisasi adalah mempelajari perilaku pengorganisasian dan inti perilaku tersebut adalah komunikasi setelah mengetahui hakikat organisasi dan komunikasi, maka kita dapat melihat arah dan pendekatan yang ada pada komunikasi organisasi.
”Komunikasi organisasi lebih dari sekedar apa yang dilakukan orang -orang, komunikasi organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang dapat
mengambil sejumlah arah yang sah dan bermanfaat”. (Pace dan Faules,
2002:25)
Analisis komunikasi organisasi menyangkut penekanan atas banyak transaksi yang terjadi secara stimuli. Sistem tersebut menyangkut pertunjukan dan penafsiran pesan diantara puluhan bahkan ratusan individu pada saat yang sama, yang memiliki jenis-jenis
(35)
33
hubungan berlainan yang menghubungkan mereka dimana pikiran, keputusan dan perilakunya diatur oleh kebijakan-kebijakan, regulasi, dan aturan-aturan, yang mempunyai gaya berlainan dalam berkomunikasi. Mengelola dan memimpin yang dimotivasi oleh kemungkinan-kemungkinan yang berada pada tahan perkembangan berlainan dalam berbagai kelompok; yang memiliki iklim komunikasi berbeda; yang mempunyai tingkat kepuasan berbeda dan tingkat kecukupan informasi yang berbeda pula; yang lebih menyukai dan menggunkan jenis, bentuk, dan metode komunikasi yang berbeda dalam jaringan yang berbeda; yang mempunyai tingkat ketelitian pesan berlainan; dan yang membutuhkan penggunaan tingkat materi dan
energi yang berbeda untuk berkomunikasi efektif. ”Interaksi diantara
semua faktor tersebut, dan mungkin lebih banyak lagi disebut sistem
komunikasi organisasi”. (Pace dan Faules, 2002:33)
2.3 Tinjauan Mengenai Strategi Komunikasi 2.3.1 Pengertian Strategi Komunikasi
Keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh penentuan strategi komunikasi. Di lain pihak jika tidak ada strategi komunikasi yang baik efek dari proses komunikasi (terutama komunikasi media massa) bukan tidak mungkin akan menimbulkan pengaruh negatif..
(36)
Arti dari strategi komunikasi Menurut Onong Uchjana Effendi dalam buku yang berjudul “Dimensi-dimensi Komunikasi” menyatakan bahwa :
“Strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen (communications management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi.” (Effendy, 1981 : 84)
Strategi komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, yaitu :
“Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus menunjukan bagaimana taktik
operasionalnya. (Effendy, 2003 : 32)”
Sondang P. Siagian berpendapat bahwa,
“Strategi adalah cara-cara yang sifatnya mendasar dan fundamental yang akan dan oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuan dan berbagai sasaran dengan selalu memperhitungkan kendala lingkungannya yang pasti akan
dihadapi.(1985 : 21)”
Pearce dan Robin mendefinisikan strategi sebagai berikut:
“Kumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan
perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai
(37)
35
2.4 Tinjauan Mengenai Studi Kasus di Kota Bekasi 2.4.1 Pengertian Program Keluarga Berencana
Sebagai salah satu program pembangunan nasional, program KB mempunyai arti yang sangat penting dalam upaya mewujudkan manusia Indonesia sejahtera disamping program pendidikan dan kesehatan.
Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga menyebutkan bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.
Sejalan dengan arah pelaksananaan program; dalam pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun 2004-2009, disebutkan bahwa program KB Nasional merupakan rangkaian pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas langkah penting dalam mencapai pembangunan berkelanjutan.
Sementara itu berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 54 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 dengan Visi Pemerintahan Jawa
(38)
Dinamis dan Sejahtera”. Pencapaian Visi Jawa Barat 2008-2013 ditegaskan bahwa pengendalian laju pertumbuhan penduduk dilakukan melalui peningkatan jumlah cakupan peserta KB dan KB Mandiri merupakan faktor kunci keberhasilan pada misi ke satu yaitu
“Mewujudkan Sumber daya manusia Jawa Barat yang produktif dan berdaya saing” dan misi ke- 4 (empat) yaitu “Meningkatkan daya dukung dan daya tampung lingkungan untuk pembangunan yang
berkelanjutan”.
2.4.2 Fungsi Program Keluarga Berencana
Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan merumuskan misi yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai berikut :
a. Meningkatkan rata-rata usia perkawinan dan menurunkan angka kelahiran;
b. Meningkatkan kualitas ketahanan keluarga melalui pembinaan keluarga, pemberdayaan ekonomi dan peran institusi masyarakat; c. Meningkatkan kualitas hidup perempuan dan anak melalui
kesetaraan jender, perlindungan perempuan dan anak serta pemberdayaan organisasi perempuan;
(39)
37
2.5 Tinjauan Mengenai Sosialisasi 2.5.2 Pengertian Sosialisasi
Menurut Charlotte Buhler, sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup, dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dengan kelompoknya.
Sosialisasi dapat terjadi melalui interaksi social secara langsung ataupun tidak langsung. Proses sosialisasi dapat berlangsung melalui kelompok social, seperti keluarga, teman sepermainan dan sekolah, lingkungan kerja, maupun media massa. Adapun media yang dapat menjadi ajang sosialisasi adalah keluarga, sekolah, teman bermain media massa dan lingkungan kerja.
(40)
38
OBJEK PENELITIAN
3.1 Sejarah Badan Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan Perempuan Pemerintah Kota Bekasi
Dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota serta Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Berdasarkan pertimbangan peraturan tersebut maka, dipandang perlu untuk melakukan penyesuaian Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Bekasi yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bekasi sebagai Lembaga Teknis Daerah yang dibentuk dengan Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 5 Tahun 2008. Badan ini melaksanakan fungsi utama selaku unsur pendukung tugas Walikota dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan teknis yang bersifat spesifik.
Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bekasi mempunyai tugas membantu Walikota dalam memimpin, mengendalikan dan mengkoordinasikan perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah lingkup Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan yang
(41)
39
meliputi Bidang Analisa dan Informasi, Pelayanan Keluarga Berencana, Ketahanan Keluarga serta Pemberdayaan Perempuan.
3.2 Logo Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
3.3 Visi Dan Misi Badan Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bekasi .
3.3.1 Visi Badan Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan Perempuan. Visi sebagai suatu pernyataan yang merupakan ungkapan atau artikulasi dari citra, nilai arah dan tujuan organisasi yang realistis dapat memberikan kekuatan, semangat dan komitmen serta memiliki daya tarik dan dapat dipercaya sebagai pemandu dalam pelaksanaan aktivitas dan pencapaian tujuan organisasi.
( Sumber : Badan Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bekasi ) Gambar 3.1
Logo Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.
(42)
Dalam upaya mewujudkan harapan dan aspirasi serta melaksanakan tugas, fungsi dan tata kerja, maka visi Badan Keluarga
Berencana dan Pemberdayaan Perempuan adalah “Terwujudnya Keluarga Kecil Bahagia, Kesetaraan dan Keadilan Jender menuju Bekasi, Cerdas,
Sehat dan Ihsan“.
Dengan rumusan visi tersebut, Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan memberikan penjelasan sebagai berikut :
Terwujudnya keluarga kecil bahagia sejahtera adalah bahwa Program Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga Sejahtera merupakan upaya pokok untuk mengendalikan jumlah penduduk dan meningkatkan kesejahteraan menuju keluarga berkualitas sebagai bagian integral pembangunan kualitas sumber daya manusia (SDM) untuk itu perlu dilanjutkan dan lebih ditingkatkan pelaksanaannya dengan memanfaatkan SDM di berbagai tingkatan wilayah.
Sedangkan kesetaraan dan keadilan jender adalah pemberdayaan peran perempuan yang dititikberatkan pada upaya meningkatnya peran serta dan kesetaraan jender dalam pembangunan serta meningkatnya kualitas hidup, perlindungan perempuan dan anak.
3.3.2 Misi Badan Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan Perempuan. Misi pada prinsipnya lebih bersifat tujuan jangka panjang dari suatu organisasi dan berfungsi memberikan tuntutan yang teguh dalam pengambilan keputusan menejemen. Dengan dasar pemikiran tersebut, maka Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
(43)
41
merumuskan misi yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai berikut :
Meningkatkan rata-rata usia perkawinan dan menurunkan angka kelahiran; Meningkatkan kualitas ketahanan keluarga melalui pembinaan keluarga, pemberdayaan ekonomi dan peran institusi masyarakat;
Meningkatkan kualitas hidup perempuan dan anak melalui kesetaraan jender, perlindungan perempuan dan anak serta pemberdayaan organisasi perempuan;
Mengembangkan sistem informasi keluarga yang handal dan akurat
3.4 Struktur Organisasi Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bekasi
Peraturan Walikota Bekasi Nomor 55 Tahun 2008 mengatur tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja serta Rincian Tugas Jabatan pada Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bekasi dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perengakat Daerah dan untuk melaksanakan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 tentang Lembaga Teknis Daerah perlu ditetapkan Tugas, Fungsi dan Tata Kerja serta rincian tugas jabatan pada Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bekasi. Struktur Organisasi Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan berdasarka Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 5 Tahun 2008 dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut :
(44)
BIDANG
ANALISA DAN INFORMASI
BIDANG PELAYANAN KELUARGA BERENCANA BIDANG KETAHANAN KELUARGA BIDANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN SUB BIDANG
PENGOLAHAN DATA DAN PELAPORAN
SUB BIDANG
ANALISA DAN PENYEBARAN INFORMASI
SUB BIDANG
JAMINAN PELAYANAN KELUARGA BERENCANA DAN PENANGANAN MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI
SUB BIDANG PENERANGAN DAN MOTIVASI SUB BIDANG PEMBINAAN INSTITUSI SUB BIDANG PEMBINAAN KELOMPOK KEGIATAN SUB BIDANG PENINGKATAN KUALITAS HIDUP, PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK
SUB BIDANG
PERAN SERTA PEREMPUAN, PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA JABATAN FUNGSIONAL UPTB KEPALA SEKRETARIAT SUB BAGIAN PERENCANAAN SUB BAGIAN
UMUM DAN KEPEGAWAIAN
SUB BAGIAN KEUANGAN Gambar 3.2
Bagan Struktur Organisasi
Badan Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan Perempuan
(45)
66
3.5 Tugas Dan Fungsi Badan Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan Perempuan.
Unsur organisasi Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan terdiri dari :
Pimpinan adalah Kepala Badan
Pembantu Pimpinan adalah Sekretariat dan Subag
Pelaksana adalah Bidang, Sub Bidang dan Kelompok Jabatan Fungsional
A. Tugas Dan Fungsi Kepala Badan
Kepala Badan mempunyai tugas membantu Walikota dalam memimpin, mengendalikan, dan mengkoordinasikan perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah lingkup Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan yang meliputi bidang Analisa dan Informasi, Pelayanan Keluarga Berencana, Ketahanan Keluarga serta Pemberdayaan Perempuan.
Untuk menyelenggarakan tugasnya, Kepala Badan mempunyai fungsi : Perumusan dan penetapan rencana strategis (renstra) dan rencana kerja (renja) Badan sesuai dengan visi dan misi Daerah;
Penetapan pedoman dan petunjuk teknis penyelenggaraan urusan lingkup bidang Pelayanan Keluarga Berencana, Ketahanan Keluarga serta Pemberdayaan Perempuan;
Pembinaan dan pengendalian pelaksanaan tugas Sekretariat, Bidang-Bidang, UPTB dan Kelompok Jabatan Fungsional;
(46)
Pembinaan administrasi perkantoran;
Pemberian pelayanan dan pembinaan kepada unsur terkait di bidang Pelayanan Keluarga Berencana, Ketahanan Keluarga serta Pemberdayaan Perempuan dan pelaksanaan hubungan kerja sama dengan SKPD, lembaga/instansi terkait dalam rangka penyelenggaraan kegiatan Badan; Pembinaan dan pengembangan karir pegawai Badan;
Pelaksanaan tugas selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang;
Penyusunan dan penyampaian laporan keuangan Badan sesuai ketentuan yang berlaku;
Pemberian laporan pertanggungjawaban tugas Badan kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah dan laporan kinerja Badan sesuai ketentuan yang berlaku;
Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan oleh Walikota.
B. Tugas Dan Fungsi Sekertaris Badan
Sekretaris mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam memimpin dan mengkoordinasikan penyelenggaraan pelayanan teknis administratif kegiatan dan ketatausahaan yang meliputi urusan Perencanaan, Umum dan Kepegawaian, serta Keuangan.
Untuk melaksanakan tugasnya, Sekretariat mempunyai fungsi : Pengkoordinasian penyusunan dan perumusan bersama kebijakan, petunjuk teknis serta renstra Badan;
(47)
68
Penyusunan bersama program kerja dan rencana kegiatan Badan berdasarkan pada visi dan misi Badan;
Penyusunan program kerja dan rencana kegiatan Sekretariat;
Pengelolaan ketatausahaan perkantoran serta penelaahan dan pengkajian konsep naskah dinas dan produk hukum lingkup Badan;
Pembinaan dan pengendalian administrasi keuangan dan kepegawaian Badan;
Perumusan bahan rencana kebutuhan belanja langsung dan belanja tidak langsung serta bahan rencana kebutuhan, pemanfaatan dan pemeliharaan barang inventaris Badan;
Penyelenggaraan pelayanan kehumasan;
Pengkoordinasian, pembinaan dan pengendalian pelaksanaan tugas bawahan;
Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya sesuai perintah Kepala Badan;
Penyusunan bahan laporan pelaksanaan kegiatan Sekretariat dan kegiatan Badan secara berkala
C. Tugas Dan Fungsi Bidang Analisa Dan Informasi
Bidang Analisa dan Informasi mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam memimpin, mengendalikan, dan mengkoordinasikan perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Badan yang meliputi pengolahan data dan pelaporan serta analisa dan penyebaran informasi.
(48)
Untuk melaksanakan tugasnya Bidang Analisa dan Informasi mempunyai fungsi :
Penyusunan program kerja dan rencana kegiatan Bidang;
Perumusan kebijakan, petunjuk teknis serta renstra sesuai lingkup bidang tugasnya;
Pelaksanaan anggaran kegiatan Bidang selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);
Perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Badan yang meliputi pengolahan data dan pelaporan serta analisa dan penyebaran informasi.
Fasilitasi pengelolaan, pencatatan dan pelaporan program keluarga berencana, ketahanan keluarga dan pemberdayaan perempuan;
Pelaksanaan analisa, evaluasi, pelaporan dan statistik program keluarga berancana, ketahanan keluarga, dan pemberdayaan perempuan;
Pelaksanaan hubungan kerjasama pelaksanan tugas dengan SKPD terkait; Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan dalam lingkup tugasnya; Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya sesuai perintah Kepala Badan; Penyiapan bahan laporan pelaksanaan tugas kepada Kepala Badan
D. Tugas Dan Fungsi Pelayanan Keluarga Berencana
Bidang Pelayanan Keluarga Berencana mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam memimpin, mengendalikan, dan mengkoordinasikan perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaan urusan pemerintahan yang
(49)
70
menjadi kewenangan Badan yang meliputi jaminan pelayanan keluarga berencana dan penanganan masalah kesehatan reproduksi serta penerangan dan motivasi.
Untuk melaksanakan tugasnya, Pelayanan Keluarga Berencana mempunyai fungsi :
Penyusunan program kerja dan rencana kegiatan Bidang;
Perumusan kebijakan, petunjuk teknis serta renstra sesuai lingkup bidang tugasnya;
Pelaksanaan anggaran kegiatan Bidang selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);
Perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Badan yang meliputi jaminan pelayanan keluarga berencana dan penanganan masalah kesehatan reproduksi serta penerangan dan motivasi, yaitu :
a) Fasilitasi pelayanan keluarga berencana, peningkatan partisipasi pria, penanggulangan masalah kesehatan reproduksi, serta kelangsungan hidup ibu, bayi, dan anak;
b) Fasilitasi penetapan kebijakan, kriteria dan sasaran serta pelaksanaan advokasi, KIE dan konseling program keluarga berencana, KRR, pencegahan HIV/AIDS, IMS dan bahaya NAPZA (narkotika, psikotropika dan zat adiktf);
Pelaksanaan hubungan kerjasama pelaksanan tugas dengan SKPD terkait; Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan dalam lingkup tugasnya;
(50)
Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya sesuai perintah Kepala Badan; Penyiapan bahan laporan pelaksanaan tugas kepada Kepala Badan
E. Tugas Dan Fungsi Bidang Ketahanan Keluarga
Bidang Ketahanan Keluarga mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam memimpin, mengendalikan, dan mengkoordinasikan perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Badan yang meliputi pembinaan institusi dan pembinaan kelompok kegiatan.
Untuk melaksanakan tugasnya, Bidang Ketahanan Keluarga mempunyai fungsi :
Penyusunan program kerja dan rencana kegiatan Bidang;
Perumusan kebijakan, petunjuk teknis serta rencana strategis sesuai lingkup bidang tugasnya;
Pelaksanaan anggaran kegiatan Bidang selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);
Perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Badan yang meliputi pembinaan institusi dan pembinaan kelompok kegiatan, yaitu :
a) Fasilitasi pelaksanaan pengembangan ketahanan dan pemberdayaan keluarga serta peningkatan pengetahuan, keterampilan, kewirausahaan dan manajemen usaha;
(51)
72
b) Fasilitasi pemberdayaan dan penggerakan institusi masyarakat program KB;
Pelaksanaan hubungan kerjasama pelaksanan tugas dengan SKPD terkait; Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan dalam lingkup tugasnya; Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya sesuai perintah Kepala Badan; Penyiapan bahan laporan pelaksanaan tugas kepada Kepala Badan
F. Tugas Dan Fungsi Bidang Pemberdayaan Perempuan
Bidang Pemberdayaan Perempuan mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam memimpin, mengendalikan, dan mengkoordinasikan perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Badan yang meliputi peningkatan kualitas hidup, perlindungan perempuan dan anak serta peran serta perempuan, pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga.
Untuk melaksanakan tugasnya, Bidang Pemberdayaan Perempuan mempunyai fungsi :
Penyusunan program kerja dan rencana kegiatan Bidang;
Perumusan kebijakan, petunjuk teknis serta rencana strategis sesuai lingkup bidang tugasnya;
Pelaksanaan anggaran kegiatan Bidang selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);
Perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Badan yang meliputi peningkatan kualitas hidup, 49
(52)
perlindungan perempuan dan anak serta peran serta perempuan, pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga, yaitu :
a) Fasilitasi penetapan kebijakan dan sasaran peningkatan kualitas hidup, perlindungan perempuan dan anak;
b) Fasilitasi penanggulangan masalah sosial perempuan dan keluarga; Pelaksanaan hubungan kerjasama pelaksanan tugas dengan SKPD terkait; Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan dalam lingkup tugasnya; Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya sesuai perintah Kepala Badan; Penyiapan bahan laporan pelaksanaan tugas kepada Kepala Badan
G. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan bidang tenaga fungsional masing-masing, sebagaimana peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok tenaga fungsional sesuai dengan bidang keahliannya.
Masing-masing kelompok jabatan fungsional dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala Badan.
Jumlah jabatan fungsional sebagaimana dimaksud ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja dan ditetapkan dengan Keputusan Walikota. Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud, diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(53)
51 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini peneliti akan mendeskripsikan dan membahas data hasil penelitian yang dilakukan tentang “Strategi Komunikasi Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana Di Kota Bekasi”.
Data yang diperoleh berasal dari hasil wawancara dengan narasumber berdasarkan informan penelitian, baik melalui tatap muka serta melakukan observasi langsung dengan datang ke kantor badan Keluarga Berencana Kota Bekasi. Peneliti juga melakukan studi pustaka untuk membantu mendeskripsikan hasil dan membatasi data penelitian sehingga lebih terarah pada hasil yang akan dicapai dalam penelitian ini.
Daftar pertanyaan wawancara diberikan kepada 6 orang yang menjadi informan penelitian. Agar pembahasan pada bab ini lebih sistematis dan terarah, maka peneliti membaginya kedalam beberapa sub bahasan yang meliputi :
4.1 Identitas Informan
4.2 Deskripsi Hasil penelitian 4.3 Pembahasan
4.1 Identitas Informan
Berikut adalah informan-informan penelitian yang di wawancarai oleh peneliti untuk mendapatkan data untuk dianalisis mengenai Strategi
(54)
Komunikasi Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana Di Kota Bekasi.
1. Dra. Nunung Rahayu S, M.Si
Nama : Dra. Nunung Rahayu S, M.Si
Jabatan : Kepala Sub Bidang Penerangan dan Motivasi Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bekasi
Pangkat / Golongan : Penata Tingkat I / III.d
NIP : 19651002 199203 2 005
Pemilik nama lengkap Dra. Nunung Rahayu Suprapti Ningsih, M.Si ini lahir pada tanggal 02 Oktober 1965 di Kota Purwakarta, Jawa Barat. Ibu yang mempunyai hobi menyanyi ini telah bekerja di pemerintahan selama 17 tahun. Wanita yang mempunyai panggilan Ibu Nunung ini memulai karir di pemerintahan pada tahun 1993 di Kecamatan Bekasi Timur dan mulai bekerja di Badan Keluarga Berencana Dan
Pemberdayaan Perempuan Kota Bekasi pada tahun 2008. “Jangan pernah menyerah, semua orang pasti bisa asal mau berusaha dan jangan lupa
berdo’a” begitulah motto hidup beliau.
2. Dra. Rosmini, MM
Nama : Dra. Rosmini, MM
Jabatan : Kepala Sub Bidang Pembinaan Kelompok Kegiatan Badan Keluarga Berencana dan
(55)
53
Pemberdayaan Perempuan Kota Bekasi Pangkat / Golongan : Pembina / IV. a
NIP : 19670109 199203 2 004
Ibu Dra. Rosmini, MM akrab dipanggil Ibu Ros adalah Kasubid. Pembinaan Kelompok Kegiatan Bidang Ketahanan Keluarga, Badan KBPP Kota Bekasi. Wanita kelahiran Garut, 09 Januari 1967 ini telah bekerja di pemerintahan selama 17 tahun. Beliau memulai bekerja di pemerintahan pada tahun 1992 di BKKBN Kabupaten Bekasi dan pada tahun 2008, beliau mulai bekerja di Badan Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bekasi. Ibu yang memiliki motto hidup
“Jadikan setiap langkah hidupmu sebagai ibadah” ini sangat suka membaca.
3. Mulyono, S.IP, M.Si
Nama : Mulyono, S.IP, M.Si
Jabatan : Kepala Sub Bidang Jaminan Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bekasi
Pangkat / Golongan : Penata Tingkat I / III.d
NIP : 19640112 198303 1 005
Bapak Mulyono, S.IP, M.Si ini akrab di panggil Pade Mul. Lahir di Purworejo, 12 Januari 1964. Bapak yang memiliki hobi membaca dan bermain badminton dan tenis meja ini sudah 27 tahun bekerja di
(56)
pemerintahan. Pada tahun 2008, beliau mulai bekerja di Badan Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bekasi. Beliau memiliki
motto hidup ” Jalani hidup ini dengan ilmu dan amal untuk bekal kembali ke sang Khaliq”.
4. Hj. Mini, S.IP
Nama : Hj. Mini, S.IP
Jabatan : Kepala Sub. Bidang Pengolahan Data dan Pelaporan Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bekasi
Pangkat / Golongan : Penata Tingkat I / III.d
NIP : 19630613 198303 2 003
Ibu yang lahir di Magetan, 13 Juni 1963 ini memulai bekerja dikantor BKKBN Kabupaten Bekasi pada tahun 1983 di Staf Keuangan ini memiliki hobi makan dan olah raga. Beliau mulai bekerja di Badan Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bekasi pada
tahun 2008. “Hidup Jangan Ngoyo ( Memaksakan ) dan Ikuti Air Mengalir” merupakan motto hidup beliau.
5. Dewi Fitriana, A.Md.Keb
Nama : Dewi Fitriana, A.Md.Keb
Jabatan : Petugas Lapangan Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bekasi Pangkat / Golongan : II.c
(57)
55
NIP : 19871119 200902 2 004
Dewi Fitriana Anggrawati atau biasa dipanggil Dewi, mulai bekerja di pemerintahan sebagai petugas lapangan keluarga berencana pada bulan Februari 2009. Lahir di Bekasi, o5 Juni 1986 ini memiliki hobi suka dengerin musik dan jalan-jalan. Motto hidup dari Dewi Fitriana yaitu
“Orang yang sukses adalah orang yang melihat setitik cahaya dalam
kegelapan”
6. Rachita Syntia Sari, A.Md.Keb
Nama : Rachita Syntia Sari, A.Md.Keb
Jabatan : Petugas Lapangan Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bekasi Pangkat / Golongan : II.c
NIP : 19871119 200902 2 001
Rachita Syntia Sari atau biasa dipanggil Chita, lahir di Bekasi pada 19 November 1987. Mulai bekerja di Badan Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bekasi pada bulan Februari 2009. Petugas Lapangan Keluarga Berencana yang memiliki hobi jalan-jalan ini
mempunyai motto hidup “lakukanlah segala sesuatu dengan ketulusan”.
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian
Pada Sub bab ini peneliti akan menguraikan data-data berupa informasi yang diperoleh dari hasil wawancara. Informasi-informasi tersebut berasal
(58)
dari jawaban atas pertanyaan yang diajukan kepada informan penelitian dan data yang diberikan langsung dari mereka.
4.2.1 Tujuan yang diinginkan Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana Di Kota Bekasi
4.2.1.1 Harapan dari sosialisasi Program Keluarga Berencana (KB) Sesuai dengan visi Badan Keluarga Berencana Dan
Pemberdayaan Perempuan Kota Bekasi yaitu, “Mewujudkan
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera, Kesetaraan Dan Keadilan
Gender Menuju Bekasi Cerdas, Sehat Dan Ihsan”, maka diharapkan
bahwa seluruh masyarakat Kota Bekasi dapat lebih memahami, mengerti dan melaksanakan program keluarga berencana mulai dari balita, remaja, hingga lansia agar visi tersebut dapat tercapai.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari Ibu Nunung, ” Diharapkan seluruh masyarakat mengetahui program KB secara menyeluruh, tidak hanya mengetahui tentang alat kontrasepsi saja, karena selama ini dalam pikiran kita mengenai KB pasti hanya tentang kontrasepsi saja. Untuk revitalisasi program KB, semua program KB harus mengena ke masyarakat dari segi alat kontrasepsi, program untuk remajanya, program untuk balitanya, sampai ke usia lansianya karena program KB itu harus mencakup
(59)
57
Pernyataan tersebut didukung oleh tujuan program KB di Kota Bekasi yaitu, :
1. Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia. 2. Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia
yang bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
4.2.1.2 Hambatan yang sering ditemui dalam sosialisasi Program Keluarga Berencana (KB)
Dalam pelaksanaan sosialisasi program keluarga berencana, terdapat hambatan-hambatan yang mempengaruhi penerimaan pesan oleh masyarakat. Munculnya hambatan-hambatan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yang pertama adalah faktor
situasi dan kondisi dilapangan. Dan menurut pengakuan Ibu Mini, ”
Hambatannya cukup banyak apalagi bila terlalu padat pekerjaan dan kegiatan maka jadwalnya akan menjadi mundur. Apalagi kita mempunyai batas waktu tertentu untuk segera mencapai target yang ditentukan tetapi pihak-pihak lain ingin waktunya tidak terlalu berdekatan. Dan disamping itu, perlu juga koordinasi yang bagus tetapi kenyataan nya koordinasi tersebut tidak selalu mulus.”
Selain pengenalan situasi dan kondisi dilapangan, salah satu yang menjadi hambatan dalam sosialisasi program keluarga berencana adalah anggaran atau dana. Hal ini diungkapkan oleh
(60)
Bapak Mulyono yang mengatakan bahwa, ”salah satu dari hambatan yang ditemui adalah masalah anggaran”. Tidak bisa dipungkiri
bahwa anggaran sangat mempengaruhi proses sosialisasi program KB karena apabila anggaran tersebut tidak sesuai dengan perencanaan program yang telah disusun, maka program itu pun tidak akan berjalan sesuai dengan tujuan yang di inginkan.
Hambatan yang berikutnya datang dari masyarakatnya itu
sendiri. Ibu Rosmini mengatakan bahwa, ” untuk sosialisasinya, hambatannya ada di masyarakat itu sendiri, apakah mereka mau menerima program KB atau tidak”. Hal ini pun didukung oleh pernyataan dari petugas lapangan keluarga berencana, Dewi mengatakan hal yang sama dalam masalah hambatan sosialisasi,
yaitu ” biasanya banyak masyarakat yang tidak setuju. karena persepsi orang yang mengatakan bahwa KB itu membunuh janin”.
4.2.1.3 Cara Mengatasi Hambatan yang sering ditemui dalam sosialisasi Program Keluarga Berencana (KB)
Faktor situasi dan kondisi memang sangat mempengaruhi proses sosialisasi program keluarga berencana, karena dalam melakukan suatu kegiatan yang membutuhkan koordinasi dengan pihak lain dibutuhkan suatu kesamaan baik dalam tujuan dan penetapan waktu. Dan berdasarkan pengakuan tersebut, dapat dilihat bahwa pengenalan situasi dan kondisi di lapangan juga haruslah diperhatikan.
(61)
59
Selain itu, masalah anggaran juga tidak bisa diabaikan. Oleh karena itu, Badan Keluarga Berencana Dan Pemerintah Kota Bekasi bekerjasama dan berkoordinasi dengan lembaga-lembaga masyarakat yang memang peduli dengan program keluarga berencana, salah satunya dengan IBI atau Ikatan Bidan Indonesia.
Untuk mengatasi hambatan yang datang dari masyarakatnya itu sendiri, Badan Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bekasi terus melakukan upaya pendekatan-pendekatan baik secara individu maupun kelompok atau dengan bekerjasama dengan tokoh-tokoh agama atau tokoh masyarakat untuk memberikan pemahaman dan pengertian tentang pentingnya program keluarga berencana.
4.2.2 Rencana Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana Di Kota Bekasi. 4.2.2.1 Program Keluarga Berencana (KB).
Sebagai salah satu program pembangunan nasional, program KB mempunyai arti yang sangat penting dalam upaya mewujudkan manusia Indonesia sejahtera disamping program pendidikan dan kesehatan.
Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga menyebutkan bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi,
(62)
perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.
Seiring dengan perkembangan jaman, maka program KB pun harus ikut berkembang, hal ini pun turut disampaikan oleh Ibu
Rosmini yang menyatakan bahwa “Program KB sekarang sudah berkembang, dimulai dari pengenalan kontrasepsi, lalu tentang pendewasaan usia perkawinan, lalu pengaturan kelahiran, lalu ketahanan keluarga dan kualitas keluarga yang akan menjadi tujuan akhir”.
Program keluarga berencana (KB) yang disosialisasikan oleh Badan Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bekasi terdiri dari :
1.Pelayanan Kontrasepsi
Salah satu program keluarga berencana yang melayani tentang alat-alat kontrasepsi yang dipilih oleh masyarakat. Pelayanan ini diberikan kepada pasangan usia subur yang ingin mempunyai keluarga yang sehat, cerdas, mandiri dan sejahtera dengan cara mengendalikan kehamilan. Alat-alat kontrasepsi yang disediakan meliputi pil, kondom, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), spermisida, implant, dan suntik KB.
(63)
61
2.PUP (Pendewasaan Usia Perkawinan)
PUP (Pendewasaan Usia Perkawinan) adalah suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemauan remaja untuk dapat menunda usia kawin sampai usia mereka dapat dikatakan matang baik dari sisi kesehatan fisik, psikis, ekonomi maupun sosialnya.
3.PHBR (Perencanaan Kehidupan Berkeluarga Remaja) PHBR (Perencanaan Kehidupan Berkeluarga Remaja) adalah suatu upaya untuk membantu dan memberikan informasi bagi remaja tentang bagaimana merencanakan kehidupan berkeluarga.
4.KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja)
KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja) adalah suatu upaya untuk memberikan pengetahuan dan wawasan tentang Kesehatan Reproduksi melalui wadah informasi dan konseling PIK Remaja.
PIK KRR atau Pusat Informasi Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja dibentuk di setiap kecamatan dengan tujuan untuk mendekatkan akses remaja terhadap informasi yang dibutuhkan tentang kesehatan reproduksinya sehingga ia mampu merencanakan dan memutuskan kapan ia akan menikah atau berkeluarga.
(1)
LEMBAR IDENTITAS INFORMAN
1. Nama Lengkap : Mulyono, S.IP, M.Si
2. Jabatan : Kasubid. Jaminan Pelayanan Keluarga Berencana Bidang Keluarga Berencana, Badan KBPP Kota Bekasi
3. NIP : 19641201 198303 1 005
4. Pangkat/Golongan : Penata Tk.I / III.d 5. Jenis Kelamin : Laki-Laki
6. Tempat, Tanggal Lahir : Purwerojo, 12 Januari 1964
7. Alamat : Jl. Wijayanti III C10/03 Pondok Tanah Mas RT 02 / RW.05 Kel. Wanasari Cibitung Kabupaten Bekasi
8. Agama : Islam
9. Status : Menikah
10. Motto Hidup : Jalani hidup ini dengan ilmu dan amal untuk bekal kembali ke sang Khaliq
(2)
LEMBAR IDENTITAS INFORMAN
1. Nama Lengkap : Dewi Fitriana Anggrawati. Amd.keb
2. Jabatan : Petugas Lapangan Keluarga Berencana, Badan KBPP Kota Bekasi
3. NIP : 19871119 200902 2 004
4. Pangkat/Golongan : II.c
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Tempat, Tanggal Lahir : Bekasi, 05 Juni 1986
7. Alamat : Jl. Tunas Kelapa 6 No.50, RT/RW 01/07, Sepanjang Jaya, Kecamatan Rawa Lumbu.
8. Agama : Islam
9. Status : Belum Menikah
10. Motto Hidup : Orang yang sukses adalah orang yang melihat setitik cahaya dalam kegelapan.
(3)
LEMBAR IDENTITAS INFORMAN
1. Nama Lengkap : Rachita Syntia Sari. Amd.keb
2. Jabatan : Petugas Lapangan Keluarga Berencana, Badan KBPP Kota Bekasi
3. NIP : 19871119200902 2001
4. Pangkat/Golongan : II.c
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Tempat, Tanggal Lahir : Bekasi, 19 November 1987
7. Alamat :
8. Agama : Islam
9. Status : Belum Menikah
(4)
SURAT PENGANTAR WAWANCARA
Bandung, Juni 2010 Kepada Yth.
Bapak/Ibu BKBPP Kota Bekasi di Tempat
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Ibnu Mukhlisin
NIM : 41805043
Semester : X (Sepuluh)
Program Studi : Ilmu Komunikasi, Konsentrasi Humas Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung
sedang melakukan penelitian dalam rangka melaksanakan penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana strata satu (S1) di Universitas Komputer Indonesia Bandung, dengan judul “Strategi Komunikasi Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana Di Kota Bekasi”.
Bertolak dari hal di atas, maka saya menganggap perlu untuk melakukan wawancara secara langsung kepada Bapak/Ibu yang dinilai memahami dan mengetahui masalah yang sedang saya teliti.
Untuk itu, besar harapan saya Bapak/Ibu dapat menyediakan waktu diwawancarai dan memberikan jawaban berdasarkan materi wawancara yang
(5)
disampaikan. Tanpa mengurangi rasa hormat, selaku peneliti saya mohon kiranya jawaban yang diberikan sesuai dengan kenyataannya.
Perlu disampaikan bahwa hasil wawancara ini semata-mata hanya akan digunakan untuk mengolah hasil penelitian dan tidak akan dipergunakan untuk keperluan yang lain.
Demikian surat ini disampaikan. Atas segala bantuan dan pengertiannya, saya ucapkan terima kasih.
Hormat Saya,
(6)
ii Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Karya tulis ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (ahli madya, sarjana, master dan doktor) baik di Universitas Komputer Indonesia maupun di perguruan tinggi lainnya.
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan penelitian saya sendiri tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah dan dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dan jelas di tentukan sebagai acuan dalam naskah yang disebutkan nama panjang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh. Karena karya tulis ini serta fungsi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.
Bandung, Juli 2010
Ibnu Mukhlisin NIM. 41805043