Dari  tabel  5.4.  diatas  dapat  diketahui  bahwa  kasus  yang  melakukan aktivitas  melihat  jarak  dekat  lebih  beresiko  yaitu  107  kasus  84.9,  sedangkan
yang tidak melakukan aktivitas melihat jarak dekat berjumlah 19 kasus 15.1.
5.1.2.5. Riwayat Bermain Game
Tabel 5.5. Distribusi Kasus Berdasarkan Riwayat Bermain Game Riwayat Bermain Game
Frekuensi n Persentase
Ya 109
86.5 Tidak
17 13.5
Total 126
100.0
Dari tabel 5.5. diatas dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki riwayat bermain  game  lebih  banyak  yaitu  109  kasus  86.5,  sedangkan  yang  tidak
memiliki riwayat bermain game berjumlah 17 kasus 13.5.
5.2. Pembahasan
Dari tabel 5.1 terlihat miopia berdasarkan umur adalah paling tinggi pada umur  16  tahun.  Hal  ini  sesuai  dengan  Siregar  2012  yang  menunjukkan  bahwa
prevalensi  tertinggi  miopia  berdasarkan  umur  terdapat  pada  umur  16-30  tahun. Menurut  Hutagalung  2015  prevalensi  kasus  miopia  terbanyak  pada  umur  16
tahun.  Hal  tersebut  menunjukan  bahwa  usia  sekolah  memiliki  faktor  risiko terjadinya miopia seusai dengan penelitian dilakukan oleh Tiharyo, Gunawan, dan
Suhardjo  pada  tahun  2008  yang  menunjukkan  adanya  peningkatan  prevalensi miopia pada usia sekolah.
Dari  tabel  5.2 terlihat  distribusi jenis  kelamin menunjukkan  lebih  banyak adalah  perempuan  berkisar  58.7  .  Keadaan  ini  sangat  sesuai  dengan  data
penelitian  Almita  et  al  pada  tahun  2012  yang  juga  menyebutkan  bahwa perempuan  lebih  berisiko  menderita    miopia  namun  penyebab  pastinya  belum
diketahui.  Sedangkan  menurut  Siregar  2012  tingginya  harapan  hidup  pada perempuan  menjadikan  seolah-olah  penduduk  berjenis  kelamin  perempuan  lebih
banyak  dibandingkan  penduduk  berjenis  kelamin  laki-laki.  Jenis  kelamin bukanlah faktor resiko untuk terjadinya miopia.
Universitas Sumatera Utara
Dari  tabel  5.3  terlihat  distribusi  miopia  berdasarkan  riwayat  keluarga sebanyak 76.2  memiliki faktor genetik miopia. Hal ini sesuai dengan penelitian
Goss  2006  prevalensi  miopia  33-60  pada  anak  dengan  kedua  orang  tua miopia,  pada  anak  yang  memiliki  salah  satu  orang  tua  miopia  prevalensinya  23-
40,  dan  hanya  6-15  anak  mengalami  miopia  yang  tidak  memiliki  orang  tua miopia.
Tabel  5.4  dilihat  bahwa  ditrisbusi  miopia  berdasarkan  aktivitas  melihat jarak  dekatnearsightness-work    bahwa  perilaku  berisiko  mempunyai  angka
kejadian  menjadi  miopia  sebanyak  84.9.  Hal  sesuai  dengan  Prafitasari  2011 bahwa  melakukan  aktivitas  melihat  jarak  dekat  selama  lebih  dari  8  jamhari  dan
membaca sambil tidurantengkurapmembukuk merupakan faktor risiko miopi. Tabel  5.5  terlihat  distribusi  miopia  berdasarkan  riwayat  bermain  game
lebih  berisiko  pada  siswa  yang  bermain  game  yaitu  sebanyak  86.5.  Hal  ini sesuai  dengan  yang  diungkapkan  Baskoro  2011  pada  penelitiannya  yaitu  siswa
yang bermain game sebanyak 72 86.8. Bermain game merupakan faktor resiko miopia.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN