Persalinan TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP

commit to user 5. Pengukuran pengetahuan Dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkatan domain di atas Fitriani, 2011.

C. Persalinan

1. Pengertian Persalinan Proses pengeluran hasil konsepsi janin dan uri yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan kekuatan sendiri. Manuaba, 2007 2. Tanda-Tanda Persalinan Tanda-tanda bahwa persalinan mulai berlangsung adalah: a. Kekuatan kontraksi: semakin lama semakin kuat. Saat mulas dinding perut terasa keras. b. Jarak antar kontraksi: akan bertambah sering, permulaan 10 menit sekali, kemudian semakin sering. c. Keluarnya bercak darah bukan petunjuk akurat ibu akan segera melahirkan. Namun ibu perlu waspada terhadap hal tersebut, jika perdarahan banyak, ibu perlu segera ke polindes atau puskesmas tanpa perlu menunggu hingga kontraksi yang terjadi mulai teratur dan bertambah kekuatannya. d. Pecahnya ketuban commit to user 3. Hal –Hal yang Dilakukan Ibu ketika Proses Persalinan Berlangsung Meliputi: a. Proses persalinan berlangsung 12 jam sejak terasa mulas. Jadi ibu masih dapat makan, minum, buang air kecil, dan jalan-jalan selama proses persalinan sesuai nasehat tenaga kesehaan. b. Jika mulas bertambah, tarik nafas panjang melalui hidung dan keluarkan melalui mmulut c. Jika ibu ingin buang air besar segera beritahu bidan atau dokter. d. Ikuti anjuran bidan atau dokter kapan ibu harus mengejan waktu bayi akan lahir 4. Tanda Bahaya Persalinan Proses persalinan diduga mengalami gangguan jika terdapat kondisi sebagai berikut a. Perdarahan dari jalan lahir b. Tali pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir c. Ibu tidak kuat mengejan d. Ibu mengalami kejang e. Ibu gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat f. Air ketuban keruh dan berbau g. Ketuban pecah dini Jika keadaan di atas dialami ibu di rumah maka ibu harus segera dibawa ke petugas kesehatan baik di polindes maupun puskesmas dengan pendampingan suami atau keluarga. commit to user Varney, 2007 5. Posisi untuk Persalinan Posisi yang baik untuk berlangsungnya proses persalinan adalah: a. Duduk atau setengah duduk: posisi ini memudahkan penolong untuk membimbing kelahiran kepala bayi dan mengamati mensupport perineum b. Posisi merangkak: baik untuk persalinan dengan punggung yang sakit, membantu bayi melakukan rotasi, memininalisasikan peregangan pada perineum sehingga memperkecil kemungkinan terjadi robekan perineum c. Berjongkok atau berdiri: membantu penurunan kepala bayi, memperbesar ukuran panggul menambah 28 ruang outlet, dan memperbesar dorongan untuk meneran sehingga memberikan kontribusi pada laserasi atau robekan pada perineum d. Berbaring miring ke kiri: posisi ini memberikan rasa santai pada ibu yang keletihan, memberikan oksigenasi yang baik bagi janin, dan membantu mencegah terjadinya laserasi robekan jalan lahir Sedangkan posisi yang tidak diperbolehkan untuk proses persalinan adalah posisi terlentang atau litotomi. Posisi ini tidak diperbolehkan karena: a. Dapat menyebabkan sindrome supine hypotension karena tekanan pada vena cava inferior oleh cavum uteri yang mengakibatkan ibu pingsan dan hilangnya oksigen pada bayi commit to user b. Dapat menambah rasa sakit c. Dapat memperlama proses persalinan d. Lebih sulit bagi ibu untuk melakukan pernafasan e. Membuat buang air menjadi lebih sulit f. Membatasi pergerakan ibu g. Membuat ibu semakin lemah tidak berdaya h. Menambah kemungkinan terjadi laserasi pada perineum i. Bisa menimbulkan kerusakan syaraf kakidan punggung Varney, 2007 6. Proses Persalinan Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu; a. Kala I Pembukaan Pembukaan serviks sampai menjadi lengkap 10cm. Kala pembukaan dibagi atas 2 fase: 1 Fase laten: dimana pembukaan serviks berlangsung lambat: sampai pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7-8 jam. 2 Fase aktif: berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 sub fase yaitu: a Periode akselerasi: berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4cm. b Periode delatasi maksimal: selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm. commit to user c Periode deselerasi: berlangsung lambat, dalam waktu 2jam pembukaan menjadi 10 cm lengkap. Varney, 2007 b. Kala II Pada kala II his menjadi lebih kuat dan cepat, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin masuk panggul, pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul dan menimbulkan rasa mengejan. Perinium menonjol, anus dan labia membuka, kemudian kepala janin tampak di vulva. Kala II pada primi berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multi rata-rata 0,5 jam. Winkjosastro, 2005 c. Kala III Kala Pengeluaran Uri Dalam kala III persalinan, otot uterus berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta. Karena tempat perlekatan semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, plasenta akan terlipat, menebal. DepKes RI, 2007 Dalam 1-5 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong ke vagina dan akan lahir spontan yang disertai pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc. Varney, 2007 d. Kala IV Observasi Melakukan observasi perdarahan post partum paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan adalah kesadaran, commit to user TTV Tanda-Tanda Vital, kontraksi uterus dan perdarahan. DepKes RI, 2007 7. Inisiasi Menyusu Dini IMD Sebelum persalinan berlangsung bidan atau penolong persalinan akan memberi tahu kepada ibu tentang Inisiasi Menyusu Dini IMD. Penting sekali untuk bayi agar disusui segera ½-1 jam setelah lahir, dengan cara bayi dikeringkan terlebih dahulu kemudian letakkan bayi di dada ibu agar bayi berusaha mencari putting susu ibunya. Upaya untuk menyusu dilakukan dalam 30 menit sampai satu jam pertama kelahiran. Hal ini penting untuk proses menyusui selanjutnya yaitu merangsang produksi ASI serta memperkuat reflek menghisap bayi. Reflek menghisap awal pada bayi paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir. Varney, 2007

D. Pengaruh Penyuluhan terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang

Dokumen yang terkait

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Makanan Pendamping ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Belawan Tahun 2014

1 57 81

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Pemilihan Jenis Anestesi untuk Tindakan Seksio Sesarea di RSUP. H. Adam Malik Medan pada Tahun 2012

2 48 77

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Tindakan Senam Hamil

2 43 68

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Kalsium pada saat hamil di Klinik Bersalin Delima Medan

16 84 56

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pemeriksaan Ultrasonografi selama Masa Kehamilan di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan Tahun 2010

19 107 77

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU BEKERJA TENTANG ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN SURAKARTA.

0 0 16

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DAN PERSALINAN DAN RENCANA PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBUMEN I

0 0 11

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU PREMENOPAUSE MENGHADAPI MENOPAUSE DI DUSUN SAMAN WILAYAH PUSKESMAS SEWON II BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Penyuluhan Tentang Menopause terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu

0 1 16

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL BERISIKO DI PUSKESMAS PUNDONG BANTUL NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Penyuluhan terhadap Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi pada Ibu Hamil Beresiko di P

0 0 15

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL DI PUSKESMAS NGAMPILAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Anemia dengan Kejadian Anemia Ibu Hamil di Puskesmas Ngam

0 0 11