Kerangka Konseptual KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 31

3.1 Kerangka Konseptual

Gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang irreversibel, dimana pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa dialisis atau transplantasi ginjal Suwitra ,2006. Hemodialisis merupakan merupakan salah satu terapi pengganti ginjal buatan yang bertujuan untuk mengeliminasi sisa-sisa produk metabolisme protein dan memperbaiki gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit antara kompartemen ginjal buatan Rahardjo dkk., 2006. Beberapa zat terlarut seperti albumin, fibrin, β2-mikroglobulin, komponen aktif komplemen serta sitokin IL-1 dan TNF- α akan mengalami absorbsi ke dalam membran dializer selama proses hemodialisis dan sebagian dari zat tersebut akan dieliminasi dari darah Sukandar, 2006. Pada PGK, toksik uremik akan mengakibatkan perubahan phenotipe sel-sel endotel dan akan meningkatkan produksi ROS serta gangguan metabolisme mineral. Sebagai akibatnya, semua itu akan menstimulasi sitokin pro inflamasi sistemik seperti TNF- α dan IL-1 merangsang pembentukan CRP dan fibrinogen serta respon vaskuler MCP-1, IL-1 β, ICAM-1 dan VICAM-1 , yang nantinya akan menyebabkan stimulasi disfungsi endotel, memudahkan terjadinya pembentukan plak dan proses terjadinya aterosklerosis. Hemodialisis akan merangsang produksi sitokin pro inflamasi seperti IL-1, IL-6 dan TNF- α. IL-6 akan merangsang pembentukan hs- CRP, yang nantinya akan mengaktifkan sistem komplemen. Komplemen yang teraktivasi dan leukosit, menyebabkan reaksi inflamasi yang disebut dengan bioinkompatibilitas Boure dan Vanholder, 2004 ; Stinghen dan Pecoits-F, 2007. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 32 Kortisol dan analog sintetisnya dapat mencegah atau menekan timbulnya gejala inflamasi akibat radiasi, infeksi, zat kimia, mekanik atau alergen. Gejala ini umumnya berupa kemerahan, rasa sakit dan panas, pembengkakan di tempat radang. Secara mikroskopis obat ini kecuali menghambat fenomena inflamasi dini udem, deposit fibrin, dilatasi kapiler, migrasi leukosit ke tempat radang dan aktivitas fagositosisnya, juga dapat menghambat manifestasi inflamasi yang telah lanjut proliferasi kapiler dan fibroblas, pengumpulan kolagen dan pembentukan sikatrik Guntur, 2005. Titik tangkap pemberian kortikosteroid dosis rendah pada inflamasi adalah mengurangi respon inflamasi sistemik, sebagai vasopressor, menghambat produksi sitokin pro inflamasi, menghambat produksi mediator-mediator inflamasi seperti cyclooksigenase-2,menurunkan adhesi leukosit ke endotel Anane dan Caillon, 2003. Kortikosteroid mampu memblok jalur inflamasi melalui sejumlah jalur. Antara lain kortikosteroid mampu menghambat produksi prostaglandin melalui i induksi dan aktivasi annexin-1, ii induksi MAPK fosfatase-1, dan iii menekan transkipsi siklooksigenase-2. Kortikostreroid juga dapat menghambat produksi sitokin-sitokin pro inflamasi melalui penghambatan aktivasi NFKappa Beta Rhen dan Cidlowski, 2005 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 33 Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Keterangan : 1. : meningkatkan 2. : menurunkan 3. : menghambat 4.Ag – Ab : Antigen – Antibodi Hemodialisis Ag - Ab IL- 6 IL -1 β TNF - α Hepatosit Menurunkan Meningkatkan Gagal Ginjal Bio-inkompatibilitas Membran dialisis Kontaminasi cairan dialisat Lose dialiser Makrofag Hs-CRP methylprednisolon Komplemen MBL perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 34 5.TNF – ά : Tumor Necrosis Factor- alpha 6. IL-1 β : Interleukin- 1 beta. 7. IL-6 : Interleukin – 6 8. Hs- CRP : High sensitivity C-Reactive Protein.

3.2. Hipotesis Penelitian