PROSIDING ISSN: 2502-6526
Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya II KNPMP II
224
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 18 Maret 2017
Kabupaten Grobogan. Pada hakekatnya strategi pembangunan wilayah yang berlangsung selama ini merupakan gabungan dari pendekatan sektoral dan
pendekatan spasial dalam rangka terwujudnya keberimbangan pembangunan wilayah Rustiadi, et al., 2009. Pembangunan wilayah melalui pendekatan
sektoral lebih menekankan pada pilihan sektor-sektor ekonomi yang dapat berperan sebagai penggerak ekonomi wilayah. Sedangkan pendekatan
kewilayahan spasial memberikan penekanan pada aspek kewilayahan.
Ada perbedaan potensi yang beragam antar kecamatan di Kabupaten Grobogan sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimanakah mengetahui pola penyebaran produksi pajale dengan pendekatan spasial. Mengetahui fenomena keterkaitan wilayah berdasarkan
produksi pajale yang ditunjukkan dalam pola korelasi spasialnya. Penelitian terkait wilayah spasial sebelumnya diantaranya dilakukan oleh Aulia Zulha,
dkk, dengan judul pola keterkaitan spasial kabupatenkota di Jawa Timur berdasarkan sektor unggulannya. Irawan, E, dkk dengan judul pola spasial
kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah: suatu analisis eksploratif. Hasil analisis spasial dapat memberikan informasi yang lebih mudah dipahami dan
dianalisis untuk kebijakanperencanaan pembangunan Kabupaten Grobogan di masa yang akan datang.
2. METODE PENELITIAN
a. Statistika spasial
Statistika spasial merupakan salah satu metode statistika yang digunakan untuk menganalisis data spasial. Sementara data spasial sendiri adalah data
yang memuat informasi “lokasi”, jadi tidak hanya “apa” yang diukur tetapi menunjukkan lokasi dimana data itu berada
.
Pendekatan analisis statistika spasial biasa disajikan dalam bentuk peta tematik. Hukum pertama tentang
geografi dikemukakan oleh W Tobler. Tobler dalam Anselin mengemukakan bahwa semua hal saling berkaitan satu dengan yang lainnya, tetapi sesuatu
yang dekat akan lebih berkaitan dari pada hal yang berjauhan. Jadi dapat disimpulkan bahwa efek spasial merupakan hal yang wajar terjadi satu daerah
dengan daerah yang lainnya.
Secara umum analisis spasial membutuhkan data-data yang berdasarkan lokasi dan memuat karakteristik dari lokasi tersebut. Hal yang sangat penting
dalam analisis spasial adalah adanya pembobot atau sering disebut matriks pembobot spasial. Matrik pembobot spasial digunakan untuk menentukan
bobot antar lokasi yang diamati berdasarkan ketetanggaan antar lokasi.
Menurut Kosfeld, pada Grid secara umum ketetanggaan dapat didefinisikan dalam beberapa cara, yaitu:
1 Rook contiguity
Daerah pengamatannya ditentukan berdasarkan sisi-sisi yang saling bersinggungan dan sudut tidak diperhitungkan. Ilustrasi rook contiguity
dilihat pada Gambar 1, dimana unit B1, B2, B3, dan B4 merupakan tetangga dari unit A
PROSIDING ISSN: 2502-6526
Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya II KNPMP II
225
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 18 Maret 2017
Unit B2 Unit B1
Unit A Unit B3
Unit B4 Gambar 1. Rook Contiguity
2 Bishop contiguity
Daerah pengamatannya ditentukan berdasarkan sudut-sudut yang saling bersinggungan dan sisi tidak diperhitungkan. Ilustrasi untuk bishop
contiguity dilihat pada Gambar 2, dimana unit C1, C2, C3, dan C4 merupakan tetangga dari unit A
Unit C1 Unit C2
Unit A Unit C4
Unit C3 Gambar 2. Bishop Contiguity
3 Queen contiguity
Daerah pengamatannya ditentukan berdasarkan sisi-sisi yang saling bersinggungan dan sudut juga diperhitungkan. Ilustrasi untuk queen
contiguity dapat dilihat pada Gambar 3, dimana unit B1, B2, B3, dan B4 serta C1, C2, C3, dan C4 merupakan tetangga dari unit A
. Unit C1
Unit B2 Unit C2
Unit B1 Unit A
Unit B3 Unit C4
Unit B4 Unit C3
Gambar 3. Queen Contiguity Pada umumnya ketetanggaan antar lokasi didasarkan pada sisi-sisi
utama bukan sudutnya. Menurut Kosfeld, matriks pembobot spasial W dapat diperoleh dari dua cara yaitu matriks pembobot terstandarisasi
standardize contiguity matrix W dan matriks pembobot tak terstandarisasi unstandardize contiguity matrix. Matriks pembobot
terstandarisasi standardize contiguity matrix W merupakan matriks pembobot yang diperoleh dengan cara memberikan bobot yang sama rata
terhadap tetangga lokasi terdekat dan yang lainnya nol, sedangkan matriks
PROSIDING ISSN: 2502-6526
Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya II KNPMP II
226
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 18 Maret 2017
pembobot tak
terstandarisasi unstandardized
contiguity matrix
merupakan matriks pembobot yang diperoleh dengan cara memberikan bobot satu bagi tetangga terdekat dan yang lainnya nol.
b. Autokorelasi Spasial