Perencanaan Campuran Beton .1 Perencanaan Campuran Benda Uji Silinder

61 3.6 Pembuatan Benda Uji Adapun prosedur yang diperlukan dalam pembuatan benda uji dibagi menjadi empat tahapan, yaitu : 1. Perencanaan campuran beton 2. Persiapan alat dan bahan pembuatan benda uji 3. Pengecoran 4. Perwatan 3.6.1 Perencanaan Campuran Beton 3.6.1.1 Perencanaan Campuran Benda Uji Silinder Dalam percobaam ini direncanakan mutu beton K-225, sehingga perencanaan campuran Mix Design benda uji silinder adalah sebagai berikut : Volume untuk 1 satu buah silinder beton, dengan diameter d = 15 cm dan tinggi h = 30 cm: Volume 1 buah silinder beton = = = 5303,571 cm 3 = 0,0053036 m 3 Secara umum dalam proses pengecoran beton akan terjadi hilangnya beton, sehingga dilakukan penambahan agregat dengan tidak mengubah perbandingan agregat yang sering disebut dengan Safety Factor SF = 1,3. Universitas Sumatera Utara 62 3.6.1.2 Perencanaan Campuran Benda Uji Kolom Beton Bertulang 1. Benda Uji Kolom Beton Bertulang Berpenampang Persegi Direncanakan kolom beton bertulang berpenampang persegi dengan dimensi sebagai berikut: b = 13,3 cm h = 13,3 cm t = 50 cm selimut beton = 2,5 cm Volume 1 kolom = 13,3 x 13,3 x 50 = 8845 cm 3 = 0,008845 m 3 Volume 1 tulangan longitudinal = ¼ x 3,14 x 0,7 2 x 50 – 2x2,5 = 17,31 cm 3 Volume 4 tulangan longitudinal = 4 x 17,31 = 69,24 cm 3 Volume 1 tulangan sengkang = ¼ x 3,14 x 0,5 2 x 13,3-5 x 4 = 6,515 cm 3 Volume 8 tulangan sengkang = 8 x 6,515 = 52,12 cm 3 Universitas Sumatera Utara 63 Volume adukan beton = Volume brutto kolom – volume tulangan longitudinal + Volume tulangan tengkang = 8845 – 69,24 + 52,12 = 8723,65 cm 3 = 0,00872365 m 3 Pada umumnya dalam pengerjaan beton pengecoran akan terjadi hilangnya beton, sehingga dilakukan penambahan agregat dengan tidak mengubah perbandingan agregat yang sering disebut dengan Safety Factor SF = 1,3. Maka, Volume adukan beton = 0,00872365 x 1,3 = 0,01134 m 3 2. Benda Uji Kolom Beton Bertulang Berpenampang Bulat Direncanakan kolom beton bertulang berpenampang bulat dengan dimensi sebagai berikut: d = 15 cm t = 50 cm selimut beton = 2,5 cm Volume 1 kolom = 14 x 3,14 x 15 2 x 50 = 8845 cm 3 Beton Normal Semen Kg Pasir Kg Kerikil Kg Air Kg 25,12 50,25 75,36 12,56 Tabel 3.2 Komposisi Rencana Kolom Beton Bertulang Berpenampang Persegi Universitas Sumatera Utara 64 = 0,008845 m 3 Volume 1 tulangan longitudinal = ¼ x 3,14 x 0,7 2 x 50 – 2x2,5 = 17,31 cm 3 Volume 4 tulangan longitudinal = 4 x 17,31 = 69,24 cm 3 Volume 1 tulangan sengkang = ¼ x 3,14 x 0,5 2 x 13,3-5 x 4 = 6,515 cm 3 Volume 8 tulangan sengkang = 8 x 6,515 = 52,12 cm 3 Volume adukan beton = Volume brutto kolom – volume tulangan longitudinal + Volume tulangan tengkang = 8845 – 69,24 + 52,12 = 8723,65 cm 3 = 0,00872365 m 3 Pada umumnya dalam pengerjaan beton pengecoran akan terjadi hilangnya beton, sehingga dilakukan penambahan agregat dengan tidak mengubah perbandingan agregat yang sering disebut dengan Safety Factor SF = 1,3. Maka, Volume adukan beton = 0,00872365 x 1,3 = 0,01134 m 3 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 67 2. Hidupkan mesin pengaduk molen sesuai dengan tenaga penggeraknya. 3. Masukkan air secukupnya untuk membasahi permukaan dalam mesin pengaduk molen. 4. Masukkan pasir ke dalam mesin pengaduk molen. 5. Masukkan semen ke dalam mesin pengaduk molen. 6. Tambahkan sedikit air dengan tujuan mempermudah proses pencampuran pasir dan semen. 7. Masukkan kerikil ke dalam mesin pengaduk molen. 8. Masukkan sisa air yang telah dipersiakan ke dalam mesin pengaduk molen. 9. Biarkan seluruh bahan tercampur selama 5 menit. 10. Tuangkan adukan secukupnya ke dalam alat uji slump untuk memeriksa nilai slump campuran beton. 11. Setelah hasil uji slump telah memenuhi nilai yang telah ditentukan sebelumnya, maka adukan dituang ke dalam cetakan silinder dan kolom secara bertahap. Agar adukan bisa terisi secara penuh ke dalam cetakan silinder dan kolom gunakan alat perojok atau vibrator . Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 69 Cara a, b, c dilakukan terhadap benda uji silinder kubus, sedangkan cara d, e, f dilakukan untuk perawatan beton di lapangan kerja proyek. Dan dalam penelitian ini, cara c dilakukan untuk perawatan benda uji silinder yang dilakukan selama 28 hari dan cara f dilakukan untuk perawatan benda uji balok yang dilakukan selama 28 hari. 2. Perawatan Dipercepat Acceleration Curing Perawatan ini bertujuan untuk menghasilkan beton yang memiliki kuat tekan yang sesuai rencana dengan waktu perawatan yang relatif lebih cepat daripada perawatan normal. Perawatan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: a Beton ditutup dengan lembaran isolasi poly urethere sheet b Beton disimpan dalam air panas bersuhu 55 o C c Beton bertulang diber aliran listrik electrical curing d Perawatan dengan uap steam curing

3.6.5 Pekerjaan dan Pemasangan CFRP pada Kolom Beton Bertulang