Gangguan Kepribadian Narcissistic Gangguan Kepribadian Obsesive Compulsive

2.6.2 Gangguan Kepribadian Shizoid

Individu dengan gangguan kepribadian Shizoid biasanya menampilkan perilaku atau pola menarik diri dan biasanya telah berlangsung dalam waktu yang lama. Para penderita gangguan kepribadian Shizoid masih tetap beraktifitas secara normal, namun belum mampu membangun suatu hubungan yang seimbang dengan orang lain disekitarnya. Para penderita lebih suka menyendiri dan cenderung berhayal atau berhalusinasi tentang hal-hal yang sulit dijangkau. Gangguan seperti ini mulai dialami penderita sejak usia mereka beranjak dewasa. Hal ini muncul akibat terjadinya penyimpangan perilaku dalam menjalin relasi dan emosi sehingga menyebabkan hambatan dalam proses pergaulan para penderita dengan orang lain disekitar mereka. Seseorang dengan gangguan ini tetap mampu melakukan kegiatan sehari-hari. Mereka suka sekali menyendiri dan sangat sering melamunkan sesuatu hal secara berlebihan. Beberapa perilaku pada individu dengan gangguan Shizoid adalah minimnya ekspresi emosi, kebanyakan orang normal akan menganggap bahwa ia tidak tertarik dengan sesuatu hal yang sedang terjadi, kurangnya perhatiandan tidak sensitif. Individu tersebut juga kesulitan untuk menunjukkan ekspresi amarah atau permusuhan dengan orang lain. Menurut buku Diagnostic and Statistical Manual Of Mental Disordergejala yang ditunjukkan dalam gangguan kepribadian Shizoid antara lain: 1. Memliki sedikit minat 2. Kurangnya keinginan untuk menikmati hubungan dekat. 3. Kurang memiliki sahabat atau teman akrab diluar anggota keluarga batinnya. 4. Tidak perduli dengan pujian dan maupun kritikan orang lain. 5. Hampir selalu memilih kegiatan yang bersifat sendiri.

2.6.3 Gangguan Kepribadian Narcissistic

Dimana individu penderita gangguan ini memiliki rasa bangga atau keyakinan yang berlebihan terhadap diri mereka sendiri dan kebutuhan yang ekstrem akan pemujaan. Mereka membesar-besarkan prestasi mereka dan berharap orang lain menghujani mereka dengan pujian. Mereka berharap orang lain melihat kualitas khusus mereka. Universitas Sumatera Utara Gangguan kepribadian Narcissistic digambarkan sebagai orang yang memiliki rasa kepentingan diri yang melambung dan dipenuhi khayalan-khayalan sukses bahkan saat presentasi mereka biasa saja. Jatuh cinta pada dirinya sendiri karena merasa mempunyai diri yang unik dan tidak peka terhadap kebutuhan orang lain. Menurut buku Diagnostic and Statistical Manual Of Mental Disordergejala gangguan kepribadian ini ditunjukkan dengan beberapa gejala antara lain adalah sebagai berikut : 1. Merasa diri paling hebat 2. Seringkali memiliki rasa iri pada orang lain atau menggangap bahwa orang lain iri kepadanya. 3. Fantasi kesuksesan dan kepintaran 4. Sangat ingin dikagumi 5. Kurang empati 6. Merasa layak memperoleh keistimewaan 7. Angkuh dan sensitf terhadap kritik 8. Kepercayaan diri yang semu 9. Suka berlama-lama di depan cermin 10. Kecanduan difoto 11. Perilaku congkak atau sombong

2.6.4 Gangguan Kepribadian Obsesive Compulsive

Ditandai dengan adanya obsesi dan kompulsi. Obsesi adalah gagasan, khayalan atau dorongan yang berulang, tidak diinginkan dan mengganggu yang tampaknya konyol, aneh atau menakutkan. Kompulsi adalah desakan atau paksaan untuk melakukan sesuatu yang akan meringankan rasa tidak nyaman akibat obsesi. Gangguan obsessive compulsive adalah kondisi dimana individu tidak mampu mengontrol dan pikiran- pikirannya yang menjadi obsesi yang sebenarnya tidak diharapkan dan mengulang beberapa kali perbuatan tertentu untuk dapat mengontrol pikirannya tersebut untuk menurunkan tingkat kecemasannya. Penderita gangguan ini mungkin telah berusaha untuk melawan pikiran-pikiran mengganggu tersebut yang timbul secara berulang- ulang. Universitas Sumatera Utara Menurut buku Diagnostic and Statistical Manual Of Mental Disorder ditunjukkan dengan gejala seperti dibawah ini : 1. Memiliki sifat yang beragam seperti keteraturan, kesempurnaan, kekakuan, terlalau mendetail. 2. Perfeksionisme yang mengganggu penyelesaian tugas. 3. Terlalu teliti, cermat dan tidak fleksibel tentang masalah-masalah yang terkait dengan moralitas etika atau nilai-nilai. 4. Tidak mampu mengabaikan sesuatu yang tidak penting walaupunbenda itu tidak memiliki nilai. 5. Keras kepala. 6. Selalu cemas akan sesuatu yang belum tentu terjadi. 7. Mengulang-ulang pekerjaan walaupun sebenarnya sudah benar.

2.7 Nilai Tingkat Keyakinan Dan Intensitas Kejadian