Tempat dan Waktu Penelitian Tata Laksana Penelitian

xix III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil sampel dari “Agrowisata Kusumo Wanadri” Pantai Glagah Indah, Dusun Bebekan, Temon, Kulon Progo, Yogyakarta. Identifikasi kromosom dilaksanakan di Laboratorium Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2006 sampai Juni 2008.

B. Bahan dan Alat Penelitian

1. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain yaitu : a. Tanaman buah naga kulit kuning Selenicereus megalanthus . b. Larutan aceto-orcein 2, aquadest, asam asetat 45, larutan HCl 1N, tisu, kertas label, dan cat kuku.

2. Alat

Pot, cutter, flakon, pinset, pensil, gelas preparat, gelas penutup, oven, refrigerator almari pendingin, mikroskop cahaya, dan mikroskop foto.

C. Rancangan Penelitian

1. Morfologi

Penelitian morfologi dilaksanakan dengan metode pengamatan survei di lapangan. Survei pada dasarnya ditujukan untuk mengetahui kondisi di lokasi penelitian termasuk di dalamnya melakukan pengamatan faktor- faktor lingkungan dan identifikasi tanaman buah naga. Pengambilan sampel sejumlah 5 tanaman dilakukan secara acak random sampling .

2. Sitologi

xx Penelitian sitologi dilaksanakan dengan metode squashing pemencetan yaitu suatu metode untuk mendapatkan preparat dengan cara memencet suatu potongan jaringan atau suatu organisme secara keseluruhan. Dengan demikian, didapat suatu preparat yang menyebar sehingga dapat diamati di bawah mikroskop.

D. Tata Laksana Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan melalui tahap-tahap sebagai berikut : 1. Pemilihan Lokasi Penentuan lokasi sebagai tempat pengambilan sampel bahan identifikasi morfologi dilakukan secara sengaja purpossive . Lokasi tersebut yaitu “Agrowisata Kusumo Wanadri” Pantai Glagah Indah, Dusun Bebekan, Temon, Kulon Progo, Yogyakarta. Identifikasi kromosom dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Bioteknologi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Pengamatan Morfologi Pengamatan sifat morfologi mengambil sampel tanaman sejumlah 5 tanaman secara acak. Variabel-variabel yang diamati didasarkan pada morfologi tanaman yang dinyatakan oleh Tjitrosoepomo 2003. Variabel- variabel tersebut meliputi sifat akar, batang, buah, dan biji. a. Morfologi Akar 1 Jumlah akar banyak sedikitnya diamati berdasarkan banyaknya akar yang tumbuh sangat sedikit, sedikit, sedang, banyak, atau sangat banyak. 2 Bentuk akar, pengamatan dilakukan dengan mengamati bentuk akar tanaman, apakah akar tanaman berbentuk tombak fusiformis, berbentuk gasing napiformis, atau berbentuk benang filiformis. 3 Ada tidaknya rambut akar diamati berdasarkan banyaknya rambut akar yang tumbuh tidak ada, sedikit, sedang, banyak, atau banyak sekali. 4 Warna akar putih, putih kekuningan, kuning, atau warna lain. 9 xxi 5 Sistem perakaran, pengamatan dilakukan dengan mengamati sistem perakarannya apakah termasuk sistem akar tunggang atau sistem akar serabut. b. Morfologi Batang 1 Jenis batang, pengamatan dilakukan dengan mengamati apakah batang termasuk jenis batang basah herbaceus, batang berkayu lignosus, batang rumput calmus, atau batang mendong calamus. 2 Bentuk batang, pengamatan dilakukan dengan mengamati bentuk batang pada penampang melintangnya, apakah termasuk bentuk bulat teres, bersegi angularis, atau pipih. 3 Permukaan batang, pengamatan dilakukan dengan mengamati permukaannya, apakah termasuk licin laevis, berusuk costatus, beralur sulcatus, bersayap alatus, berambut pilosus, berduri spinosus, memperlihatkan bekas-bekas daun, memperlihatkan bekas-bekas daun penumpu, memperlhatkan banyak lentisel, atau keadaan-keadaan, misalnya lepasnya kerak. 4 Percabangan batang diamati ada tidaknya percabangan pada batang kemudian ditentukan cara percabangannya apakah termasuk monopodial, simpodial, atau menggarpu. 5 Jumlah cabang diamati dengan menghitung jumlah cabang dari batang utama. 6 Warna batang hijau, hijau tua, hijau kekuningan, atau warna lain. 7 Bentuk lingir batang, pengamatan dilakukan dengan mengamati bentuk lingir batang apakah melengkung ke dalam cembung atau melengkung ke luar cekung. c. Morfologi Buah 1 Berat buah, pengamatan dilakukan dengan cara menimbang buah yang diamati. xxii 2 Bentuk buah, pengamatan dilakukan dengan cara mengamati bentuk buah dan menentukan apakah berbentuk bulat, bulat telur, lonjong, atau bintang. 3 Warna kulit buah, pengamatan dilakukan dengan mengamati secara seksama warna kulit buah. 4 Warna daging buah, pengamatan dilakukan dengan mengamati secara seksama warna daging buah. 5 Aroma citarasa, pengamatan dilakukan dengan cara merasakan daging buah apakah rasanya asam, manis, atau manis sekali. 6 Adanya duri atau jumbai, pengamatan dilakukan dengan cara mengamati apakah pada kulit buah terdapat duri atau jumbai. d. Biji 1 Jumlah biji per buah, pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah biji per buah. 2 Berat 100 biji, pengamatan dilakukan dengan menimbang berat tiap 100 biji. 3 Bentuk biji, pengamatan dilakukan dengan mengamati bentuk biji dan menentukan apakah berbentuk bulat, bulat telur, atau lonjong. 4 Warna biji, dilakukan dengan mengamati secara seksama warna biji. 3. Pembibitan Bibit buah naga diperoleh dari setek sulur. Setek ditumbuhkan dalam pot dengan menggunakan media tanam berupa pasir malang. Setelah muncul akar, kemudian dipotong dan digunakan sebagai bahan pembuatan preparat. 4. Pembuatan preparat Pembuatan preparat menggunakan metode squash pemencetan dan penyegelan secara semi permanen yang diaplikasi dari cara yang dipakai oleh Anggarwulan et al., 1999; Parjanto et al ., 2003. Praperlakuan dimulai xxiii dengan pemotongan akar. Akar dicuci dengan air bersih, bagian akar yang meristematis dipotong sepanjang kira-kira 5 mm dari ujung akar, direndam dalam aquadest selama 24 jam pada refrigerator pada suhu 5 - 8 C. Potongan akar difiksasi dengan menggunakan larutan asam asetat 45 dan disimpan dalam refrigerator selama 2 jam, setelah selesai potongan akar diambil dan dicuci dengan aquadest tiga kali. Potongan akar yang telah difiksasi selanjutnya dihidrolisis dengan larutan HCl 1N selama 3 - 4 menit dan disimpan dalam oven pada suhu 60 C kemudian HCl 1N dibuang dan dicuci lagi dengan aquadest tiga kali Anggarwulan et al., 1999. Pewarnaan kromosom dilakukan dengan cara merendam potongan akar dalam larutan aceto orcein 2 Anggarwulan et al., 1999; Parjanto et al ., 2003 selama 24 jam dalam refrigerator. Setelah pewarnaan, tudung akar pada ujung akar dihilangkan, bagian meristematis kurang lebih 0,5 mm dari ujung akar diambil dan diletakkan di atas gelas preparat. Selanjutnya potongan akar tersebut ditutup dengan gelas penutup yang diletakkan di atas potongan akar dan dilakukan penekanan squash dengan ibu jari atau dengan menggunakan ujung pensil secara perlahan Damayanti dan Mariska, 2003; Anggarwulan et al., 1999. Kemudian preparat yang telah dipencet, disegel dengan menggunakan cat kuku bening Anggarwulan et al., 1999 dan diamati dengan menggunakan mikroskop cahaya pada perbesaran 1000 kali. xxiv Beberapa sel yang terlihat dipilih sel yang tidak menumpuk dan menunjukkan tahap prometafase atau metafase. Pada tahap tersebut kromosom tampak menyebar dengan baik, sehingga memudahkan dalam pengamatan. Sel yang terpilih dipotret dengan mikroskop-foto Nikon dan dibuat mikrografinya. Metode ini merupakan modifikasi dari metode yang dipergunakan Parjanto et al. 2003. 5. Pengamatan kromosom Pengamatan morfologi kromosom meliputi : a. Jumlah kromosom Pengamatan jumlah kromosom dilakukan setelah kromosom tampak jelas pada mikroskop cahaya, selanjutnya dipotret dan dari hasil cetakan diperbesar sehingga dapat dihitung jumlah kromosomnya Anggarwulan et al., 1999. b. Ukuran kromosom Setelah kromosom dihitung, kemudian dari gambar kromosom diukur panjang kedua lengan Anggarwulan et al., 1999 dan panjang kromosomnya hasil penjumlahan panjang lengan panjang dan panjang lengan pendek Parjanto et al., 2003 c. Bentuk kromosom Bentuk kromosom ditentukan berdasarkan letak sentromernya. Letak sentromer ditentukan berdasarkan rasio lengan panjang dan lengan pendek. Penentuan bentuk kromosom ini mengacu pada cara Ciupercescu et al. 1990 cit. Parjanto et al. 2003. d. Kariotipe xxv Kromosom pada tahap prometafase atau metafase yang menunjukkan penyebaran kromosom dengan baik dipotret dengan mikroskop-foto. Gambar kromosom yang diperoleh kemudian diamati morfologinya dan disusun secara berurutan dari ukuran terpanjang sampai terpendek sebagai kariotip. Penyusunan kariotip dilakukan dengan memasangkan kromosom homolog yang ditentukan berdasarkan kemiripan ukuran dan bentuk kromosom Parjanto, et al ., 2003. E. Metode Analisis Data 1. Morfologi Data morfologis dianalisis dan disajikan secara deskriptif berdasarkan hasil pengamatan morfologi di lapang. 2. Sitologi Data sitologis dianalisis dan disajikan secara deskriptif berdasarkan pengamatan dari gambar kromosom hasil pemotretan, pengamatan panjang dan bentuk kromosom. xxvi IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Lokasi

Dokumen yang terkait

Fenologi Pembungaan dan Penyerbukan Buah Naga Hylocereus undatus, Hylocereus costaricensis dan Selenicereus megalanthus

1 8 42

Analisis Pemanfaatan Kulit Buah Naga Untuk Pembuatan Yoghurt Dari Kulit Buah Naga Sebagai Usaha Penganekaragaman Pangan Bagi Masyarakat

1 6 4

ANALISIS SITOLOGI TANAMAN BUAH NAGA JINGGA DAN KAITANNYA DENGAN KUALITAS BUAH

2 15 43

UJI SITOTOKSI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) DAN KULIT BUAH NAGA Uji Sitotoksik Ekstrak Etanol Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus Polyrhizus) Dan Kulit Buah Naga Putih (Hylocereus Undatus) Terhadap Sel Kanker Payudara Mcf-7.

0 2 13

KADAR BETAKAROTEN DAN ORGANOLEPTIK CAKE TEPUNG LABU KUNING DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK KULIT BUAH NAGA Kadar Betakaroten Dan Organoleptik Cake Labu Kuning Dengan Penambahan Ekstrak Kulit Buah Naga Merah Sebagai Pewarna Alami.

0 3 9

KADAR BETAKAROTEN DAN ORGANOLEPTIK CAKE LABU KUNING DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH Kadar Betakaroten Dan Organoleptik Cake Labu Kuning Dengan Penambahan Ekstrak Kulit Buah Naga Merah Sebagai Pewarna Alami.

0 2 14

STUDI XENIA PADA PERSILANGAN BUAH NAGA PUTIH (Hylocereus undatus) DENGAN BUAH NAGA KUNING (Selenicereus megalanthus)

3 7 46

Analisis Keragaman Genetik Berdasarkan RAPD pada Buah Naga (Hylocereus dan Selenicereus) dan Hasil Silangnya.

0 0 1

Pengaruh Asal Serbuk Sari (Dalam Penyerbukan Buatan) Terhadap Hasil Pada Tanaman Buah Naga, Hylocereus dan Selenicereus.

0 0 1

FILM ANIMASI BUDIDAYA BUAH NAGA KUNING (Selenicerius megalanthus) DI LAHAN GAMBUT Animated Film of Yellow Dragon Fruit (Selenicerius megalanthus) Cultivation in Peatlands

0 0 6