Pengaruh kualitas pembelajaran guru PAI terhadap prestasi siswa bidang studi Agama Islam kelas VIII SMP Islam Parung

(1)

PENGARUH KUALITAS PENGAJARAN GURU AGAMA TERHADAP PRESTASI SISWA BIDANG STUDI AGAMA ISLAM

(Studi kasus SMP Islam Parung)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

M. Syukron NIM. 105011000067

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NNEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010 M/1431 H


(2)

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

a. Latar belakang masalah………

b. Identifkasi masalah……….

c. Pembatasan masalah……….

d. Perumusan masalah………

e. Tujuan dan kegunaan penelitian………...

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kualitas pembelajaran guru

a. Pengertian kualitas pembelajaran……… b. Pengertian kualitas guru……… c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran……… d. Macam-macam pendekatan dalam pendidikan Agama Islam………. e. Macam-macam Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam……… B. Prestasi Belajar

a. Pengertian prestasi belajar………. b. Macam-macam teori belajar………. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar……….. d. Indikator prestasi belajar siswa………..

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

a. Waktu dan tempat penelitian………

b. Metode penelitian……….

c. Variabel penelitian………

d. Populasi penelitian………

e. Teknik pengumpulan data………

f. Teknik analisis data………..

BAB IV HASIL PENELITIAN

A.Gambaran umu peneltian SMP Islam Parung

a. Sejarah sekolah menengah pertama Islam Parung………..

b. Keadaan guru………..

c. Keadaan siswa……….

d. Keadaan sarana dan prasarana………..

e. Keadaan karyawan………..


(3)

B. Deskripsi hasil penelitian……… C. Pembahasan tentang temuan penelitian………...66

BAB V PENUTUP

a. Kesimpulan………


(4)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama Islam adalah agama yang mewajibkan kepada umatnya untuk mempelajari, menghayati ajaran yang diterimanya, yang bersumber dari Al Quran dan Hadis. Begitu pula dalam Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Agama Islam tidak hanya ditujukan untuk memperoleh ilmu dan keterampilan saja, tetapi lebih dari itu yang tidak kurang pentingnya yaitu penanaman sikap (attitude) yang positif pada diri guru secara khusus dan siswa pada umumnya. Oleh karena itu, agar Pendidikan Agama Islam mudah dipahami dan dihayati, perlu adanya tenaga pendidik yang mempunyai kemampuan dalam proses belajar mengajar dan mempunyai prilaku yang baik sehingga peserta didik dapat dengan mudah mengikuti dan menyerap pelajaran yang disampaikan dan dapat juga mengamalkan nilai-nilai yang baik yang ada di dalam Pendidikan Agama Islam.

Nilai-nilai yang ada di dalam Pendidikan Agama Islam sangat berguna dalam rangka mengantarkan siswa atau peserta didik mencapai kebahagian di dunia dan akhirat, oleh karena itu siswa perlu mempelajari dan memahami nilai-nilai yang terkandung di dalam Al quran dan Hadis Nabi, misalnya siswa dapat merasakan manfaat shalat dalam kehidupan sehari- hari, karena dalam shalat terdapat


(5)

2

beberapa manfaat bagi dirinya diantaranya, mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.

Seiring dengan perkembangan zaman, dengan berbagai macam perkembangan teknologi dan komunikasi, makin banyak pula yang mempengaruhi minat siswa dalam mempelajari Pendidikan Agama Islam, karena makin banyak hal-hal yang membuat siswa kurang berminat terhadap Pendidikan Agama Islam, sehingga penyimpangan terhadap penghayatan, dan pendalaman Pendidikan Agama Islam semakin besar yang pada akhirnya siswa kurang memperhatikan Pendidikan Agama Islam dan lebih mementingkan pembelajaran yang ada hubungannya dengan teknologi, ekonomi, dan informasi. Hal ini menjadi pekerjaan rumah yang amat berat bagi dunia Pendidikan Agama Islam dalam hal ini Departemen Agama selaku penanggung jawab dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Islam, begitu pula para guru (guru agama) mempuyai tanggung jawab yang besar terhadap Pendidikan Agama Islam.

Mengingat pentingnya peranan pendidikan agama dalam pembangunan nasional dan untuk menjawab kemajuan teknologi modern, pemerintah melakukan kebijakan dengan menjadikan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sebagai mata pelajaran pokok dan wajib dilaksanakan mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Dengan adanya usaha ini, diharapkan adanya keselarasan hubungan antara manusia dengan Tuhannya (hablum minallah), serta keselarasan hubungan antara manusia dengan sesamanya (hablum minannas) dan bahkan manusia dengan alam lingkungannya ini.

Keberhasilan pembangunan di sub sector pendidikan agama ini sangat tergantung pada kualitas pelaksana pendidikan, dalam hal ini adalah guru agama yang secara langsung berhadapan dengan peserta didik dalam proses belajar mengajar di kelas. Untuk mencapai keberhasilan proses belajar mengajar di kelas, maka seorang guru harus mampu merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proses belajar mengajar.

Guru adalah salah satu faktor pendidikan yang memiliki peranan yang paling besar dalam proses belajar mengajar. Di tangan guru yang berkompeten atau


(6)

3

profesional, fasilitas dan sarana yang kurang memadai dapat diatasi, dapat menggunakan fasilitas dan sarana yang ada dengan efektif, tetapi sebaliknya di tangan guru yang kurang berkompeten, sarana, dan fasilitas yang canggih tidak banyak memberi manfaat yang banyak.

Dalam prespektif Islam sendiri pendidik menempati posisi penting dalam proses pendidikan. Dialah yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik. Potensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang ada pada anak didik harus diperhatikan perkembanganya agar tujuan pendidikan dapat tercapai seperti yang diharapkan.

Kalangan para ahli pendidikan banyak yang berpendapat bahwa Nabi Muhammad SAW adalah sebagai seorang pendidik professional. Yaitu pendidik yang harus menguasai materi plajaran yang akan diajarkanya secara baik, juga harus menguasai teknik mengajar yang efesien dan efektif dan beraklak mulia. Seperti yang diutarakan oleh Abudin Nata dalam bukunya Pendidikan Dalam Prespektif Hadis.1

Rasulullah SAW juga telah menisyaratkan dalam hadisnya tentang perlunya pendidik yang professional dan bukan pendidik non professional atau pendidik yang tidak berkompeten. Sebagaimana sabdanya:

ةعاسلارظتناف ا لها ريغ يف رماا عض ا ا

(

ىرا بلا ها ر

)

Jika suatu urusan diserahkan kepada bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuranya. (H. R. Bukhori)

Disamping guru harus menguasai atau kompeten dalam bidang nya, guru juga harus mempunyai perilaku yang baik, karena guru tidak hanya memberikan materi pelajaran kepada peserta didik, guru juga memberikan contoh-contoh yang baik (suri tauladan) kepada peserta didik baik disekolah, maupun diluar sekolah.

Guru yang demikianlah yang patut dihormati, dibina, dikembangkan dan semakin diperbanyak. Agar guru dapat menunaikan tugasnya dengan baik dan

1

Abudin Nata dan A. Fauzan, Pendidikan dalam Prespektif Hadis (Jakarta :UIN Jakarta Press 2005),h. 4


(7)

4

bertindak sebagai tenaga professional, maka ia harus memiliki berbagai kompetensi keguruan dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru.

Menginggat pentingnya guru agama dalam penyebaran ajaran Islam kepada umat manusia, maka hendaknya dari kaum muslimin mempunyai keinginan yang besar dalam menuntut, mendalami ilmu agama dan menyebarkanya kepada umat manusia agar mereka tahu tentang ajaran agama Islam.Hal ini sesuai dengan sebagaimana firman Allah SWT Q.S Attaubah, ayat 122





























































































Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.

Dan juga firman Allah SWT surat Al Mujadalah ayat 11, yang berbunyi:



















Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Berangkat dari asumsi tersebut, maka langkah pertama yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas pendidikan adalah dengan memperbaiki kualitas tenaga


(8)

5

pendidiknya terlebih dahulu Dalam hal ini, pemerintah mengeluarkan undang-undang no.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Dalam pasal 8 undang-undang-undang-undang no.14 sebagaimana yang dikutip oleh E. Mulayana dalam bukunya Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan menyebutkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidikan, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Yang dimaksud dengan kulifiksai akademik tersebut seperti yang tertuang dalam pasal 9, guru harus berlatar belakang pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma IV atau (DIV). Sedangkan yang dimaksud dengan kompetensi adalah guru harus memiliki kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi seperti yang tertuang dalam pasal 10 UU. No. 14 2005.2

Salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki guru adalah kemampuan dalam merencanakan dan melaksanakan proses belajar mengajar. Kemampuan ini membekali guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik. Belajar dan mengajar terjadi pada saat berlangsungnya interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai proses, belajar dan mengajar memerlukan perencanaan yang seksama, yakni mengkoordinasikan unsur-unsur tujuan, bahan pengajaran, kegiatan belajar mengajar, metode dan alat bantu mengajar serta penilaian atau evaluasi.3

Melihat kutipan di atas, jelas bahwa proses belajar mengajar akan mencapai hasil jika didukung oleh keseimbangan antara guru dan siswa. Artinya bahwa guru harus memiliki kemampuan dasar dalam merencanakan dan melaksanakan program tersebut dan sebaliknya bagi siswa harus dapat memanfaatkan situasi belajarnya dengan sebaik-baiknya.

Untuk menciptakan situasi belajar mengajar yang efektif ini, menurut Drs. Muh. Uzer Usman ada lima jenis variabel yang menentukan keberhasilan belajar

2

E. Mulyana, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2005), h.219

3


(9)

6

siswa yakni Melibatkan siswa secara aktif, menarik minat, perhatian siswa, membangkitkan motivasi siswa, prinsip individualitas, dan peragaan dalam pengajaran.4

Selain faktor-faktor yang telah dikemukakan di atas, Drs. Slameto mengungkapkan faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah sikap. Sikap merupakan suatu yang dipelajari, dan sikap menentukan bagaimana individu bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari individu dalam kehidupan5. Hal ini mengandung pengertian bahwa kalau siswa mempunyai sikap positif terhadap objek atau pelajaran yang diberikan guru, maka akan menimbulkan kecendrungan pada diri siswa untuk mengulangi pelajaran tersebut secara tekun yang pada akhirnya akan menjadi suatu kebutuhan pada dirinya. Dengan demikian, hal ini harus benar-benar diperhatikan oleh seorang guru agar tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan hasil yang baik. Tujuan tersebut tertuang dalam UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas (system Pendidikan Nasional). Pendidikan merupakan usaha sadar agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Lebih lanjut dijelaskan pada pasal I bab I pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasan belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, mendorong penulis untuk memahami kualitas pembelajaran guru yang seperti apa yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa khususnya dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam. Untuk itu penulis bermaksud mengadakan penelitian ilmiah yang akan dituangkan dalam skripsi yang berjudul : “PENGARUH KUALITAS

4

Muh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung; Remaja Rosda Karya, 1990), h. 16-26

5

Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakrta; Bina Aksara, 1988), h. 191


(10)

7

PEMBELAJARAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM DI SMP ISLAM PARUNG”

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang diatas, dapat diambil identifikasi masalah sebagai berikut:

a. Pengaruh kualitas pembelajaran guru agama terhadap prestasi belajar siswa bidang studi agama Islam di SMP Islam Parung

b. Prestasi siswa dalam bidang pendidikan Islam di SMP Islam Parung c. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses

pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran guru dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam

e. Peran guru bidang studi Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang terdapat diatas, maka penulis membatasi masalah sebagai beikut:

a.Kualitas pembelajaran guru Pendidikan Agama Islam yang dimaksud adalah tingkat kemampuan guru bidang studi Pendidikan Agama Islam dalam proses belajar pembelajaran di kelas.

b.Prestasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam yang dimaksud adalah, hasil yang dicapai, atau diraih siswa dalam proses pembelajaran dalam waktu tertentu.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut diatas, maka perlu dirumuskan masalahnya sebagai berikut :


(11)

8

a. Bagaimana kualitas pembelajaran guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP Islam Parung?

b. Bagaimana prestasi belajar siswa dalam bidang Studi Agama Islam? c. Bagaimana pengaruh kualitas pembelajaran guru Pendidikan Agama

Islam terhadap prestasi belajar siswa bidang studi Pendidikan Agama Islam?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Adapun tujuan penelitian tersebut di antara nya adalah:

a. Untuk mengetahui kualitas pembelajaran guru Agama Islam di SMP Islam Parung.

b. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa dalam bidang Studi Agama Islam.

c. Untuk mengetahui pengaruh kualitas pembelajaran guru Pendidikan Agama Islam terhadap prestasi siswa dalam bidang Studi Agama Islam. Penelitian ini diharapkan berguna tidak hanya bagi peneliti saja, akan tetapi juga berguna untuk semua pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan Islam khususnya di sekolah tempat peneliti mengadakan penelitian diantaranya:

a. Bagi kepala sekolah SMP Islam Parung, sebagai bahan evaluasi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah.

b. Bagi guru Pendidikan Agama Islam, sebagai bahan masukan dalam upaya peningkat kualitas pembelajaran guru agama dan bahan evaluasi di kelas.

c. Bagi siswa, memberikan kontribusi untuk senantiasa termotivasi di dalam belajar Pendidikan Agama Islam


(1)

profesional, fasilitas dan sarana yang kurang memadai dapat diatasi, dapat menggunakan fasilitas dan sarana yang ada dengan efektif, tetapi sebaliknya di tangan guru yang kurang berkompeten, sarana, dan fasilitas yang canggih tidak banyak memberi manfaat yang banyak.

Dalam prespektif Islam sendiri pendidik menempati posisi penting dalam proses pendidikan. Dialah yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik. Potensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang ada pada anak didik harus diperhatikan perkembanganya agar tujuan pendidikan dapat tercapai seperti yang diharapkan.

Kalangan para ahli pendidikan banyak yang berpendapat bahwa Nabi Muhammad SAW adalah sebagai seorang pendidik professional. Yaitu pendidik yang harus menguasai materi plajaran yang akan diajarkanya secara baik, juga harus menguasai teknik mengajar yang efesien dan efektif dan beraklak mulia. Seperti yang diutarakan oleh Abudin Nata dalam bukunya Pendidikan Dalam Prespektif Hadis.1

Rasulullah SAW juga telah menisyaratkan dalam hadisnya tentang perlunya pendidik yang professional dan bukan pendidik non professional atau pendidik yang tidak berkompeten. Sebagaimana sabdanya:

ةعاسلارظتناف ا لها ريغ يف رماا عض ا ا

(

ىرا بلا ها ر

)

Jika suatu urusan diserahkan kepada bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuranya. (H. R. Bukhori)

Disamping guru harus menguasai atau kompeten dalam bidang nya, guru juga harus mempunyai perilaku yang baik, karena guru tidak hanya memberikan materi pelajaran kepada peserta didik, guru juga memberikan contoh-contoh yang baik (suri tauladan) kepada peserta didik baik disekolah, maupun diluar sekolah.

Guru yang demikianlah yang patut dihormati, dibina, dikembangkan dan semakin diperbanyak. Agar guru dapat menunaikan tugasnya dengan baik dan

1

Abudin Nata dan A. Fauzan, Pendidikan dalam Prespektif Hadis (Jakarta :UIN Jakarta Press 2005),h. 4


(2)

bertindak sebagai tenaga professional, maka ia harus memiliki berbagai kompetensi keguruan dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru.

Menginggat pentingnya guru agama dalam penyebaran ajaran Islam kepada umat manusia, maka hendaknya dari kaum muslimin mempunyai keinginan yang besar dalam menuntut, mendalami ilmu agama dan menyebarkanya kepada umat manusia agar mereka tahu tentang ajaran agama Islam.Hal ini sesuai dengan sebagaimana firman Allah SWT Q.S Attaubah, ayat 122































Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.

Dan juga firman Allah SWT surat Al Mujadalah ayat 11, yang berbunyi:



























































































Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Berangkat dari asumsi tersebut, maka langkah pertama yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas pendidikan adalah dengan memperbaiki kualitas tenaga


(3)

pendidiknya terlebih dahulu Dalam hal ini, pemerintah mengeluarkan undang-undang no.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Dalam pasal 8 undang-undang-undang-undang no.14 sebagaimana yang dikutip oleh E. Mulayana dalam bukunya Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan menyebutkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidikan, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Yang dimaksud dengan kulifiksai akademik tersebut seperti yang tertuang dalam pasal 9, guru harus berlatar belakang pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma IV atau (DIV). Sedangkan yang dimaksud dengan kompetensi adalah guru harus memiliki kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi seperti yang tertuang dalam pasal 10 UU. No. 14 2005.2

Salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki guru adalah kemampuan dalam merencanakan dan melaksanakan proses belajar mengajar. Kemampuan ini membekali guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik. Belajar dan mengajar terjadi pada saat berlangsungnya interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai proses, belajar dan mengajar memerlukan perencanaan yang seksama, yakni mengkoordinasikan unsur-unsur tujuan, bahan pengajaran, kegiatan belajar mengajar, metode dan alat bantu mengajar serta penilaian atau evaluasi.3

Melihat kutipan di atas, jelas bahwa proses belajar mengajar akan mencapai hasil jika didukung oleh keseimbangan antara guru dan siswa. Artinya bahwa guru harus memiliki kemampuan dasar dalam merencanakan dan melaksanakan program tersebut dan sebaliknya bagi siswa harus dapat memanfaatkan situasi belajarnya dengan sebaik-baiknya.

Untuk menciptakan situasi belajar mengajar yang efektif ini, menurut Drs. Muh. Uzer Usman ada lima jenis variabel yang menentukan keberhasilan belajar

2

E. Mulyana, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2005), h.219

3


(4)

siswa yakni Melibatkan siswa secara aktif, menarik minat, perhatian siswa, membangkitkan motivasi siswa, prinsip individualitas, dan peragaan dalam pengajaran.4

Selain faktor-faktor yang telah dikemukakan di atas, Drs. Slameto mengungkapkan faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah sikap. Sikap merupakan suatu yang dipelajari, dan sikap menentukan bagaimana individu bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari individu dalam kehidupan5. Hal ini mengandung pengertian bahwa kalau siswa mempunyai sikap positif terhadap objek atau pelajaran yang diberikan guru, maka akan menimbulkan kecendrungan pada diri siswa untuk mengulangi pelajaran tersebut secara tekun yang pada akhirnya akan menjadi suatu kebutuhan pada dirinya. Dengan demikian, hal ini harus benar-benar diperhatikan oleh seorang guru agar tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan hasil yang baik. Tujuan tersebut tertuang dalam UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas (system Pendidikan Nasional). Pendidikan merupakan usaha sadar agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Lebih lanjut dijelaskan pada pasal I bab I pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasan belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, mendorong penulis untuk memahami kualitas pembelajaran guru yang seperti apa yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa khususnya dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam. Untuk itu penulis bermaksud mengadakan penelitian ilmiah yang akan dituangkan dalam skripsi yang berjudul : “PENGARUH KUALITAS

4

Muh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung; Remaja Rosda Karya, 1990), h. 16-26

5

Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakrta; Bina Aksara, 1988), h. 191


(5)

PEMBELAJARAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM DI SMP ISLAM PARUNG”

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang diatas, dapat diambil identifikasi masalah sebagai berikut:

a. Pengaruh kualitas pembelajaran guru agama terhadap prestasi belajar siswa bidang studi agama Islam di SMP Islam Parung

b. Prestasi siswa dalam bidang pendidikan Islam di SMP Islam Parung c. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses

pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran guru dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam

e. Peran guru bidang studi Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang terdapat diatas, maka penulis membatasi masalah sebagai beikut:

a.Kualitas pembelajaran guru Pendidikan Agama Islam yang dimaksud adalah tingkat kemampuan guru bidang studi Pendidikan Agama Islam dalam proses belajar pembelajaran di kelas.

b.Prestasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam yang dimaksud adalah, hasil yang dicapai, atau diraih siswa dalam proses pembelajaran dalam waktu tertentu.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut diatas, maka perlu dirumuskan masalahnya sebagai berikut :


(6)

a. Bagaimana kualitas pembelajaran guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP Islam Parung?

b. Bagaimana prestasi belajar siswa dalam bidang Studi Agama Islam? c. Bagaimana pengaruh kualitas pembelajaran guru Pendidikan Agama

Islam terhadap prestasi belajar siswa bidang studi Pendidikan Agama Islam?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Adapun tujuan penelitian tersebut di antara nya adalah:

a. Untuk mengetahui kualitas pembelajaran guru Agama Islam di SMP Islam Parung.

b. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa dalam bidang Studi Agama Islam.

c. Untuk mengetahui pengaruh kualitas pembelajaran guru Pendidikan Agama Islam terhadap prestasi siswa dalam bidang Studi Agama Islam. Penelitian ini diharapkan berguna tidak hanya bagi peneliti saja, akan tetapi juga berguna untuk semua pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan Islam khususnya di sekolah tempat peneliti mengadakan penelitian diantaranya:

a. Bagi kepala sekolah SMP Islam Parung, sebagai bahan evaluasi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah.

b. Bagi guru Pendidikan Agama Islam, sebagai bahan masukan dalam upaya peningkat kualitas pembelajaran guru agama dan bahan evaluasi di kelas.

c. Bagi siswa, memberikan kontribusi untuk senantiasa termotivasi di dalam belajar Pendidikan Agama Islam