49 dapat dianalisis dengan regresi logistik logistic regression karena tidak perlu
asumsi normalitas data pada variabel bebasnya Ghozali, 2011:333.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskriptifkan variabel- variabel dalam penelitian ini, yaitu tingkat integritas laporan keuangan,
kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independen, komite audit, kualitas kantor akuntan publik dan audit tenur pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Statistik deskriptif akan memberikan gambaran umum dari setiap variabel penelitian. Alat analisis
yang digunakan adalah nilai rata-rata mean, distribusi frekuensi, nilai minimum dan maksimum serta standar deviasi standard deviation.
2. Pengujian Hipotesis Penelitian
Estimasi parameter menggunakan Maximum Likelihood Estimation MLE:
Ho = b1 = b2 = b3 = ... = bi = 0 Ho ≠ b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ ... ≠ bi ≠ 0
Hipotesis nol menyatakan bahwa variabel independen x tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel respon ysng diperhatikan dalam
populasi. Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan α = 5.
Kaidah pengambilan keputusan adalah:
50 a Jika nilai probabilitas sig.
α = 5 maka hipotesis alternatif didukung.
b Jika nilai probabilitas sig. α = 5 maka hipotesis alternatif
tidak didukung.
1 Menilai Keseluruhan Model Overall Fit Model
Dalam penelitian ini pertama kali akan dilakukan penilaian terhadap keseluruhan model fit terhadap data. Beberapa tes statistik
digunakan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk menilai model ini adalah:
H : Model yang dihipotesiskan fit dengan data
H
1
: Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data Dari hipotesis tersebut hipotesis nol harus ditolak agar model
fit dengan data. Statistik yang digunakan menggunakan statistik Likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa
model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -
2 Log Likelihood atau -2LL. Penurunan likehood -2LL menunujukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain
model yang dihipotesiskan fit dengan data.
2 Koefisien Determinasi Negelkerke R Square
Cox and Snell R Square dan Nagelkerke R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R
2
dalam multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi Likelihood. Nagelkerke R
51 Square
lebih mudah diinterpretasikan daripada Cox and Snell R Square
sehingga untuk mengetahui seberapa besar variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen
dapat dilihat dari nilai Nagelkerke R Square. Nagelkerke’s R
Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell untuk
memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 nol sampai 1 satu. Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell‟s R
2
dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagelkerke’s R Square dapat
diinterpretasikan seperti nilai R
2
pada multiple regression. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu variabel-variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
3 Menguji Kelayakan Model Regresi
Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s
Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris
cocok atau sesuai dengan model tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit. Jika nilai statistik
Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada
perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya
52 sehingga Goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat
memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05, maka
hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat
diterima karena cocok dengan data observasinya.
4 Uji Multikolonieritas
Pengujian multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikoliniearitas multiko. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan
dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor VIF serta besaran korelasi antar variabel independen Husein
Umar, 2009: 177. Suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika mempunyai nilai VIF di bawah angka 10 dan
mempunyai angka tolerance mendekati 1, sedangkan jika dilihat dengan besaran korelasi antar variabel independen, maka suatu
model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika koefisien korelasi antar variabel independen haruslah lemah dibawah 0,5. Jika
korelasinya kuat, maka terjadi problem multiko.
53
5 Matriks Klasifikasi
Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan prinsip konservatisme
yang digunakan oleh perusahaan. Pada kolom merupakan dua nilai prediksi dari variabel dependen dalam hal ini konservatif 1 dan
optimis 0, sedangkan pada baris menunjukkan nilai observasi sesungguhnya dari variabel dependen konservatif 1 dan optimis
0. Pada model yang sempurna, maka semua kasus akan berada pada diagonal dengan tingkat ketepatan peramalan 100.
6 Model Regresi Logistik yang Terbentuk
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik logistic regression, yaitu dengan melihat
pengaruh mekanisme corporate governance yang diproksikan dengan kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komite
audit dan komisaris independen, kualitas kantor akuntan public, dan audit tenure terhadap integritas laporan keuangan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Adapun model regresi dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
KONSR it = β0 + β1 INSTit + β2 MANJit + β3 KAUDit + β4 KINDit +
β5 KAPit + β6 TENUREit + e
54 Dimana :
KONSR : Ukuran integritas laporan keuangan yang diukur dengan menggunakan variabel dummy dari asumsi
konservatisme INST
: Persentase kepemilikan saham oleh institusi MANJ
: Persentase kepemilikan saham oleh manajemen KAUD
: Keberadaan komite audit, yang ditunjukkan dengan ukuran ada tidaknya komite audit yang diukur dengan
menggunakan variable dummy dan diberi nilai 1 jika ada komite audit yang dimiliki perusahaan dan nilai 0
jika sebaliknya KIND
: Keberadaan komisaris independen, yang diukur Dengan menggunakan variabel dummy dan diberi nilai
1 jika perusahaan mempunyai komisaris independen dan 0 jika perusahaan tidak memiliki komisaris
independen
.
KAP : Kualitas KAP, Variabel ini merupakan variabel
Dummy dan diberi nilai 1 jika KAP merupakan KAP big four
dan nilai 0 untuk KAP non big four TENURE : Masa kerja, lamanya hubungan auditor-auditee
sebelum auditor berpindah E
: error
55
E. Operasional Variabel Penelitian
Data dalam penelitian ini dapat dikelompokan ke dalam dua variabel yaitu: 1. Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti. Dalam penelitian ini peneliti mengambil integritas laporan
keuangan Y sebagai komponen variabel terikat. Integritas laporan keuangan adalah sejauh mana laporan keuangan yang disajikan
menunjukkan informasi yang benar dan jujur Mayangsari. 2003:1257. Dalam penyajian laporan keuangan tidak ada yg ditutup-
tutupi atau disembunyikan, jadi dapat mengetahui keadaan perusahaan saat itu.
Dalam penelitian ini integritas laporan keuangan diukur dengan menggunakan
konservatisme. Alasan
untuk menggunakan
konservatisme sebagai proxy integritas laporan keuangan adalah konservatisme identik dengan laporan keuangan yang understate yang
resikonya lebih kecil daripada laporan keuangan yang overstate sehingga laporan keuangan yang dihasilkan akan lebih reliable,
memenuhi kriteria karakteristik kualitatif informasi akuntansi sesuai dengan ketentuan SFAC No.2. Konservatisme dalam penelitian ini
diukur dengan menggunakan skala nominal yaitu 1 konservatif dan 0 optimis. Pengukuran konservatisme dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan asumsi. Asumsi yang dikemukakan antara lain :
56 a Perusahaan yang menggunakan metode persediaan rata-rata akan
lebih konservatif dibandingkan dengan yang menggunakan metode FIFO.
b Perusahaan yang menggunakan metode penyusutan saldo menurun relatif lebih konservatif dibanding dengan perusahaan yang
menggunakan metode garis lurus. c Perusahaan yang menggunakan metode amortisasi saldo menurun
relative lebih konservatif dibanding dengan perusahaan yang menggunakan metode garis lurus.
d Perusahaan yang mengakui biaya riset sebagai biaya pada tahun berjalan akan cenderung lebih konservatif dibanding perusahaan
yang mengakui biaya riset sebagai aktiva. Dari keempat asumsi diatas dapat disimpulkan, jika perusahaan
memenuhi empat, tiga, atau dua asumsi diatas, maka perusahaan tersebut digolongkan konservatif 1. Jika perusahaan hanya memenuhi
satu atau tidak memenuhi satu pun dari asumsi di atas maka perusahaan tersebut digolongkan optimis 0.
2. Variabel Bebas Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel
terikat, baik itu secara positif atau negatif. Jika terdapat variabel terikat maka variabel bebas juga harus hadir, dan di setiap unit kenaikan
57 dalam variabel bebas maka akan terdapat pula kenaikan atau
penurunan dalam variabel terikat. a. Mekanisme Corporate Governance
Pengertian corporate governance adalah : “The roles of shareholders,
directors and other managers in corpora te decision making.” Menurut
Griffin dalam Susiana dan Herawaty, 2007:7. Variabel ini merupakan variabel yang tidak diukur secara mandiri tetapi diukur dengan
menggunakan empat dimensi variabel, yaitu : 1. Kepemilikan Institusional
Diukur dengan persentase saham yang dimiliki oleh institusi keuangan seperti perusahaan asuransi, bank, dana pensiun dan
investment banking. Investor institusional dianggap sophisticated
investors yang tidak mudah „dibodohi‟ oleh tindakan manajer.
Guna dan Herawati, 2010:5. 2. Kepemilikan Manajerial
Diukur dengan persentase saham yang dimiliki oleh manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusanaan
komisaris dan direksi. Persentase saham yang dimiliki oleh manajemen termasuk didalamnya persentase saham yang dimiliki
oleh manajemen secara pribadi maupun dimiliki oleh anak cabang perusahaan bersangkutan beserta afiliasinya. Susiana dan
Herawaty, 2007.
58 3. Komite Audit
Komite audit menurut Kep. 29PM2004 merupakan komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan tugas
pengawasan dalam pengelolaan perusahaan. Komite audit ini diukur dengan menggunakan variabel dummy dan diberi nilai 1 jika
perusahaan memiliki komite audit dan nilai 0 jika perusahaan tidak memiliki komite audit Susiana dan Herawaty, 2007.
4. Komisaris Independen Komisaris independen adalah anggota komisaris yang tidak
terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis
dan hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata semi
kepentingan perusahaan KNKG, 2004 dalam Guna dan Herawaty, 2010:6. Komisaris independen ini diukur dengan menggunakan
variabel dummy dan diberi nilai 1 jika perusahaan mempunyai komisaris independen dan nilai 0 jika perusahaan tidak memiliki
komisaris independen Susiana dan Herawaty, 2007:13. 5. Kualitas Kantor Akuntan Publik
Kantor Akuntan Publik yang memiliki nama besar dianggap sebagai penyedia kualitas audit tinggi dan memiliki reputasi tinggi
di lingkungan bisnis mereka. Kualitas Kantor Akuntan Publik dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu Kantor Akuntan
59 Publik Big four dan Kantor Akuntan Publik non Big four. Variabel
ukuran menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan klien diaudit oleh KAP big four diberi nilai 1 tetapi jika perusahaan
diaudit KAP non big four maka diberi nilai 0. Berikut adalah KAP yang termasuk dalam KAP Big four di
Indonesia: 1. Osman Bing Satrio Eny berafiliasi dengan Deloitte Touche
Tohmatsu Deloitte.
2. Purwantono, Suherman Surja berafiliasi dengan Ernst Young
EY. 3. Siddharta Widjaja berafiliasi dengan Klynveld Peat Marwick
Goerdeler KPMG.
4. Tanudiredja, Wibisana Rekan berafiliasi dengan Pricewaterhouse
PwC. 6.
Audit Tenure Audit tenure
diartikan sebagai periode keterikatan antara kantor akuntan publik dengan klien. Untuk mengukur variabel periode
keterikatan kantor akuntan publik dengan klien,
dihitung dengan menjumlah total panjang masa perikatan audit sebelum auditor
berpindah
Astria dan Ardiyanto, 2011.
60
Tabel 3.1 Operasional Variabel
No. Variabel
Jenis Variabel
Indikator Skala
Pengukuran
1. X
1
Kepemilikan Instutusional
INST Independen Persentase kepemilikan saham
yang dimiliki oleh lembaga keuangan
Rasio
2. X
2
Kepemilikan Manajerial
MANJ Independen Persentase kepemilikan saham
yang dimiliki oleh pihak manajemen
Rasio
3. X
3
Komite Audit
KAUD Independen
Variabel dummy, keberadaan komite audit dalam perusahaan
Nominal
4. X
4
Komisaris Independen
KIND Independen
Variabel dummy, keberadaan komisaris independen dalam
perusahaan Nominal
5. X
5
Kualitas Kantor
Akuntan Publik
KAP Independen
Variabel dummy, Kantor Akuntan Publik Big Four atau
Kantor Akuntan Publik non Big Four
Nominal
6. X
6
Audit Tenure TENURE
Independen Lamanya Kantor Akuntan
Publik bekerja pada klien. Rasio
7. Y
Integritas Laporan
Keuangan KONSR
Dependen Variabel dummy, bersifat
konservatif atau optimis Nominal
61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian menggunakan populasi perusahaan-perusahaan manufaktur go public
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada periode tahun 2006- 2011. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih secara purposive
sampling . Industri dalam bidang manufaktur dipilih dalam penelitian ini
karena memiliki jumlah perusahaan yang paling banyak listing daripada industri lainnya. Berdasarkan data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia
melalui situs resminya www.idx.co.id
diperoleh total perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2006-2011 sebanyak 131 perusahaan. Dari
jumlah tersebut, hanya sebanyak 18 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel penelitian yang telah diterapkan. Berikut adalah ringkasan perolehan
sampel penelitian:
Tabel 4.1 Rincian Sampel Penelitian
No Keterangan
Jumlah 1
Perusahaan Manufaktur yang terdapat di BEI dari tahun 2006-2011
131 2
Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan keuangan di BEI tahun 2006-2011
44 3
Perusahaan yang tidak memiliki kelengkapan data
69 4
Perusahaan yang menjadi sampel selama periode tahun 2006-2011
18
Tahun pengamatan
6
Jumlah sampel selama periode penelitian
108
Sumber: Data diolah
62 Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
BEI selama periode 2006-2011 berjumlah 131 perusahaan. Dari jumlah 131 perusahaan tersebut, terdapat 44 perusahaan yang tidak menerbitkan laporan
keuangannya di BEI dan 69 perusahaan yang tidak memiliki kelengkapan data.
Jumlah sampel dalam penelitiaan ini adalah sejumlah 18 perusahaan, jumlah ini didapat karena untuk mengukur integritas laporan keuangan
diperlukan adanya biaya riset dan pengembangan, namun hanya beberapa perusahaan saja yang menyantumkan biaya riset dan pengembangan tersebut.
Jumlah sampel yang digunakan sebanyak terdiri dari tiga sektor perusahaan, yaitu: 1. Basic Industry and Chemicals 2. Miscellaneous industry 3.
Consumer goods industry . Adapun daftar perusahaan yang dijadikan sampel
dalam penelitian ini sebagai berikut:
Tabel 4.2 Daftar Nama Perusahaan
No Nama Perusahaan
Kode
1 Champion Pacific Indonesia Tbk
IGAR 2
Indofarma Persero Tbk INAF
3 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
INDF 4
Jakarta Kyoei Steel Works Tbk JKSW
5 Kimia Farma Persero Tbk
KAEF 6
Kalbe Farma Tbk KLBF
7 Lion Metal Works Tbk
LION 8
Merck Tbk MERK
9 Mustika Ratu Tbk
MRAT 10 Pyridam Farma Tbk
PYFA 11 Ricky Putra Globalindo Tbk
RICY 12 Bentoel Internasional Investama Tbk
RMBA 13 Holcim Indonesia Tbk
SMCB 14 Semen Gresik Tbk
SMGR Bersambung pada halaman selanjutnya
63 Tabel 4.2 Lanjutan
No Nama Perusahaan
Kode
15 Indo Acidatama Tbk
SRSN 16
Siantar Top Tbk STTP
17 Ultra Jaya Tbk
ULTJ 18
Unilever Indonesia Tbk UNVR
Sumber: www.idx.co.id
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan logistic regression, karena variabel dependennya berupa variabel dummy non-metrik dan variabel
independennya berupa gabungan antara variabel metrik dan non-metrik sehingga tidak perlu lagi menggunakan uji normalitas dan uji asumsi klasik Ghozali,
2011:333.
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif