28 manajemen perusahaan sehingga membuat sikap independen menjadi sulit
untuk diterapkan oleh kantor akuntan Dao et al., 2008. Dalam investigasi yang dilakukan oleh American Institute of Certified
Accountants AICPA dalam Al-Thuneibat et al., 2011:15, ditemukan
bahwa kegagalan audit tiga kali lebih mungkin pada dua tahun pertama dari ikatan yang dibuat dibandingkan dengan tahun-tahun berikutnya.
Penelitian tersebut melakukan survei terhadap 406 kasus kegagalan audit. Dua penelitian yang memeriksa gugatan yang melibatkan auditor St
Pierre dan Anderson, 1984; Stice, 1991 dalam Al-Thuneibat et al., 2011:17 menemukan bahwa kegagalan audit lebih umum terjadi pada tiga
tahun atau kurang dalam hubungan auditor-klien. Auditor dengan perikatan yang panjang, dibandingkan dengan auditor dengan perikatan
yang pendek, lebih mungkin untuk mengeluarkan opini going concern untuk klien yang kemudian menyatakan kebangkrutan Geiger dan
Raghunandan, 2002 dalam Al-Thuneibat et al., 2011:19.
5. Integritas Laporan Keuangan
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara manajemen
dengan pihak luar perusahaan tentang data keuangan atau aktivitas perusahaan tersebut selama periode tertentu. Ikatan Akuntan Indonesia
IAI, 2002 dalam PSAK No.1 mengemukakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan,
29 kinerja dan arus kas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan
pengguna dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-
sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan ekonomi oleh para pengguna laporan keuangan apabila informasi yang tercantum dalam
laporan keuangan tersebut memenuhi karakteristik kualitatif informasi akuntansi. Dalam Statement of Financial Accounting Concept SFAC
No.2 mengenai Qualitative Characteristic OF Accounting Information, terdapat dua hal yang menjadi kualitas primer dalam suatu laporan
keuangan, yaitu relevansi relevance dan keandalan reliability Kieso dan Weygandt, 2001:38. Relevansi merujuk pada kemampuan informasi
akuntansi untuk mempengaruhi keputusan pembaca laporan keuangan dengan mengubah atau membantu mengkonfirmasi harapan merek tentang
hasil atau konsekuensi suatu tindakankejadian. Relevansi informasi dapat diukur dalam kaitannya dengan maksud
penggunaan informasi tersebut. Artinya jika sutu informasi tidak relevan dengan kebutuhan pengambil keputusan, maka informasi akuntansi yang
dapat diandalkan, yaitu informasi akuntansi yang bebas dari kesalahan dan penyimpangan serta merupakan suatu penyajian yang jujur Laporan
keuangan dikatakan berintegritas apabila laporan keuangan tersebut memenuhi kualitas reliability Kieso, 2001:38 dan sesuai dengan prinsip
30 akuntansi yang berterima umum. Reliability memiliki kualitas sebagai
berikut: a. Verifiability
Laporan keuangan suatu entitas yang mempunyai kondisi yang sama dengan laporan keuangan entitas lain, akan mendapat opini yang sama
jika diaudit oleh auditor yang berbeda. b. Representational faithfullness
Angka dan keterangan yang disajikan sesuai dengan apa yang ada dan benar-benar terjadi.
c. Neutrality Informasi dari laporan keuangan harus diarahkan pada kebutuhan
umum pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak
tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang
menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan berlawanan. Terkait dengan
integritas laporan keuangan, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan yang memiliki integritas yang tinggi maka telah memenuhi dua
karakteristik utama dalam suatu laporan keuangan. Informasi akuntansi yang memiliki integritas yang tinggi akan dapat
diandalkan karena merupakan suatu penyajian yang jujur sehingga memungkinkan pengguna informasi akuntansi bergantung pada informasi
31 tersebut. Oleh karena itu, informasi yang memiliki integritas yang tinggi
memiliki kemampuan untuk mempengaruhi keputusan pembaca laporan keuangan untuk membantu membuat keputusan. Integritas laporan
keuangan adalah sejauh mana laporan keuangan disajikan menunjukkan informasi yang benar dan jujur Mayangsari, 2003:1257.
Mulyadi 2004 dalam Jama‟an 2008: 32 mendefinisikan bahwa :
“integritas adalah prinsip moral yang tidak memihak, jujur, seseorang yang berintegritas tinggi memandang fakta seperti apadanya dan
mengemukakan fakta tersebu t seperti apadanya.”
Ukuran integritas laporan keuangan selama ini belum ada walaupun
demikian secara intuitif dapat dibedakan menjadi dua, yaitu diukur dengan konservatisme serta keberadaan manipulasi laporan keuangan yang
biasanyadiukur dengan manajemen laba. Menurut Mayangsari 2003:1257 laporan keuangan yang reliable
atau berintegritas dapat dinilai dengan cara penggunaan prinsip konservatisme dan penggunaan earning management karena informasi
dalam laporan keuangan akan lebih reliable apabila laporan keuangan tersebut konservatif dan laporan keuangan tersebut tidak overstate supaya
tidak ada pihak yang dirugikan akibat informasi dalam laporan keuangan tersebut.
6. Konservatisme Akuntansi