Preparasi bahan komposit berlapis dari polimer polipropilena Analisis Uji Foto SEM

yang nantinya akan digunakan untuk campuran polipropilena sebagai bahan komposit.

3.3.2. Preparasi bahan komposit berlapis dari polimer polipropilena

Polipropilena yang masih berbentuk kristal dicetak dengan menggunakan Hot Press pada suhu 170 C sehingga terbentuk film dengan ketebalan 5 mm.Hal yang sama dilakukan untuk variasi berat polipropilena yang diperlukan ,hasil film ini kemudian dibuat specimen dengan cara mencampur serat sabut kelapa dengan film polipropilena secara berlapis menggunakan Hot Press dengan tekanan maksimum Dengan variasi komposisi perbandingan antara serat sabut kelapa dengan polipropilena 0 :100 , 20 : 80 , 30 : 70 , 40 : 60 , 50 : 50 , juga dengan variasi waktu 5,10,20,25,30 menit Kemudian dikarakterisasi.

3.3.3. Analisis Uji Foto SEM

Analisa SEM dilakukan untuk mempelajari sifat morpologi terhadap sample.Dalam hal ini dapat dilihat rongga-rongga hasil pencampuran material serat sabut kelapa dengan polipropilena. Analisa ini akan mendapatkan gambaran sejauhmana polipropilena dengan sabut kelapa dapat bercampur. SEM adalah alat yang dapat membentuk bayangan permukaan spesimen secara mikroskopik. Berkas elektron dengan diameter 5-10 nm diarahkan pada spesimen. Interaksi berkas elektron dengan spesimen menghasilkan beberapa fenomena yaitu hamburan balik berkas elektron, sinar x, elektron sekunder, dan absorbsi elektron. Sunariyo: Karakteristik Komposit Teroplastik Polipropilena Dengan Serat Sabut Kelapa Sebagai Pengganti Bahan Palet kayu, 2008. USU e-Repository © 2008 Teknik SEM pada hakekatnya merupakan pemeriksaan dan analisa permukaan. Data atau tampilan yang dipreroleh adalah data dari poermukaan atau dari lapisan yang tebalnya sekitar 20 m dari permukaan. Gambar permukaan yang diperoleh merupakan tofografi dengan segala tonjolon, lekukan dan lubang pada permukaan. Gambar tofografi diperoleh dari penangkapan elektron sekunder yang dipancarkan oleh spesimen. Sinyal elektron sekunder yang dihasilkan ditangkap oleh detektor yang diteruskan ke monitor. Pada monitor akan diperoleh gambar yamg khas menggambarkan struktur permukaan spesimen. Selanjutnya gambar di monitor dapat dipotret dengan menggunakan film hitam putih atau dapat pula direkam ke dalam suatu disket. Sampel yang dianalisa dengan teknik ini harus mempunyai permukaan dengan konduktifitas tinggi, karena polimer mempunyai konduktfitas rendah, maka bahan perlu dilapisi dengan bahan konduktor bahan pengantar yang tipis. Bahan yang biasa digunakan adalah perak, tetapi jika dianalisa dalam waktu yang lama, lebih baik digunakan emas atau campuran emas dan palladium. 3.3.4.Differensial Thermal Analysis DTA Salah satu metode analisis thermal adalah DTA yang memberikan informasi tentang perubahan fisik sample. Sampai sejauh mana panas tersebut berpengaruh pada komposit. Sifat termal polimer merupakan salah satu sifat yang paling penting karena menentukan sifat mekanis bahan polimer. Senyawa–senyawa polimer menunjukkan Sunariyo: Karakteristik Komposit Teroplastik Polipropilena Dengan Serat Sabut Kelapa Sebagai Pengganti Bahan Palet kayu, 2008. USU e-Repository © 2008 suhu transisi gelas pada suhu tertentu. Senyawa polimer amorf seperti PP dan bagian amorf dari polimer semi–kristalin seperti polietilen memiliki suhu transisi gelas Tg, namun polimer kristalin murni seperti elastomer tidak memiliki suhu transisi gelas, namun hanya menunjukkan suhu leleh Tm. Eksoterm Endoterm Kristalisas i Oksidasi Transisi Gelas Leleh Dekomposisi T Gambar 3.1. Pola Umum Kurva DTA Suhu transisi gelas terjadi ketika polimer amorf atau bagian amorf polimer semi-kristalin menunjukkan perubahan dari keadaan lunak dan elastis menjadi keadaan keras, rapuh dan mirip getas. Suhu transisi gelas dapat dianalisa melalui metode analisis termal. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah Differential Thermal Analysis DTA. DTA adalah tehnik yang mencatat perbedaan antara suhu sampel dan senyawa pembanding, baik terhadap waktu atau suhu saat kedua spesimen dikenai kondisi suhu yang sama dalam sebuah lingkungan yang dipanaskan atau didinginkan pada laju terkendali. Sunariyo: Karakteristik Komposit Teroplastik Polipropilena Dengan Serat Sabut Kelapa Sebagai Pengganti Bahan Palet kayu, 2008. USU e-Repository © 2008 Suhu transisi gelas dipengaruhi oleh fleksibilitas rantai, kekuatan dan ukuran gugus samping dan fleksibilitas rantai samping. Fleksibilitas rantai ditentukan oleh kemudahan gugus – gugus yang berikatan kovalen untuk berotasi. Rotasi ditentukan oleh energi dari gaya – gaya kohesi molekul. Penurunan fleksibilitas rantai meningkatkan Tg melalui peningkatan halangan sterik. Halangan sterik ditentukan oleh ukuran dan bentuk rantai utama. Gugus – gugus samping yang besar dan kaku menurunkan fleksibilitas rantai utama sehingga Tg meningkat. Penambahan gugus samping yang fleksibel menghasilkan peningkatan jarak antar rantai sehingga gaya intermolekuler menurun dan kemuluran meningkat. Hal ini dapat dicapai dengan penambahan pemlastis dan aditif lainnya Hatakeyama dan Quinn, 1994.

3.3.5. Uji Modulus Patah MOR dan Modulus Elastisitas MOE