produktif yang dilakukan sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan etika
profesi keperawatan Gaffar, 1999:1.
2.3 Kepuasan Kerja
2.3.1 Definisi Kepuasan Kerja Kepuasan kerja adalah sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa
sikap khusus terhadap faktor-faktor dari pekerjaan itu sendiri seperti sikap atas penghasilan yang diterima, kondisi kerja yang dirasakan, keamanan kerja,
serta hubungan sosial individu yang baik Blum dalam As’ad, 2003. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Tiffin dalam As’ad 2003 bahwa kepuasan
kerja berhubungan erat dengan sikap karyawan terhadap komponen pekerjaannya sendiri. Kepuasan kerja pada dasarnya adalah “security feeling”
dan mempunyai segi-segi: segi sosial ekonomi gaji, insentif dan jaminan sosial, dan segi sosial psikologi seperti: kesempatan untuk berprestasi,
hubungan interpersonal, penghargaan, dan keamanan kerja Sutrisno Hadi dalam Anoraga 20005. Kepuasan kerja pada dasarnya bersifat individual,
setiap individu akan mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Semakin banyak aspek dalam
pekerjaan yang diinginkan maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan yang dirasakannya. Biasanya orang akan merasa puas atas kerja yang dia jalankan,
apabila yang dia kerjakan itu dianggap telah memenuhi harapan, sesuai dengan tujuan dia bekerja. Apabila seseorang menginginkan sesuatu, berarti
dia memiliki suatu harapan, dengan demikian ia akan termotivasi untuk melakukan usaha demi mencapai harapan tersebut. Jika harapan itu terpenuhi,
maka ia akan merasa puas. Howell dan Dipboye 1986 dalam Munandar 2001: 350 memandang
kepuasan kerja sebagai hasil keseluruhan dari derajat rasa suka atau ketidaksukaan karyawan terhadap berbagai aspek dari pekerjaannya. Dimensi
kepuasan kerja terdiri dari kepuasan dalam pekerjaan itu sendiri seperti
penghasilan, kesempatan untuk berprestasi, hubungan kerja yang baik, pengakuan, dan lingkungan kerja yang aman dan nyaman. Setiap dimensi
menghasilkan perasaan puas secara keseluruhan dengan pekerjaan itu sendiri. Kepuasan kerja juga berkaitan dengan sikap atau perasaan seseorang terhadap
gaji, promosi, kesempatan berprestasi, hubungan kerja, beban kerja dan lain sebagainya, selanjutnya beberapa penelitian menunjukkan seseorang yang
puas akan pekerjaannya lebih meningkatkan loyalitasnya pada organisasi Hughes, 2002:244. Pimpinan harus senantiasa memonitor kepuasan kerja
karyawan, karena hal itu mempengaruhi semangat kerja. Disamping itu, berbagai kebijaksanaan dan kegiatan personalia mempunyai dampak pada
iklim organisasi. Iklim organisasional ini memberi lingkungan kerja yang menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi orang-orang dalam organisasi
dan selanjutnya akan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Dari beberapa penelitian diperoleh hasil bahwa ketidakpuasan akan keamanan kerja, gaji,
hubungan kerja, dan kondisi kerja mempunyai hubungan dengan keputusan seseorang untuk pindah kerja Mathis, 2002: 98. Oleh karena itu kepuasan
kerja mempunyai arti yang penting baik bagi karyawan maupun organisasi, terutama karena menciptakan keadaan positif di dalam lingkungan kerja
organisasi.
2.4 Loyalitas