Matriks Resin Partikel Bahan Pengisi Filler Bahan Coupling

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Resin Komposit

Perkembangan resin komposit sebagai bahan restorasi dimulai dari akhir tahun 1950-an dan awal 1960, ketika Bowen memulai percobaan untuk memperkuat resin epoksi dengan partikel bahan pengisi. Kelemahan resin epoksi, seperti lamanya pengerasan dan kecenderungan berubah warna, mendorong Bowen mengkombinasikan keunggulan epoksi dan akrilat. Percobaan ini menghasilkan pengembangan molekul bis-GMA yang memenuhi persyaratan matriks resin suatu komposit gigi. 3

2.1.1 Komposisi Resin Komposit

Resin komposit mengandung sejumlah komponen. Kandungan utamanya adalah matriks resin, bahan pengisi anorganik dan bahan coupling. Terdapat pula bahan aktivator-inisiator untuk polimerisasi resin, bahan tambalan lain untuk meningkatkan stabilitas warna dan bahan inhibitor seperti hydroquinone untuk mencegah polimerisasi dini, dan pigmen untuk memperoleh warna yang cocok dengan struktur gigi. 3

2.1.1.1 Matriks Resin

Bis-GMA, urethane dimetacrylate UEDMA, dan triethylene glycol dimetacrylate TEGDMA adalah golongan dimetakrilat yang umumnya digunakan sebagai matriks resin komposit, dengan struktur kimia seperti pada gambar 1. Bis- GMA merupakan derivat hasil reaksi antara bisphenol-A dan glycidylmethacrylate. Bis-GMA dan urethane dimethacrylate merupakan jenis monomer berviskositas tinggi. Selain itu terdapat juga monomer bervikositas rendah seperti methyl methacrylate MMA, ethylene glycol dimethacrylate EDMA dan triethylene glycol dimethacrylate TEGDMA. 10 Gambar 1. Struktur kimia Bis-GMA, UEDMA, dan TEGDMA 3

2.1.1.2 Partikel Bahan Pengisi Filler

Partikel pengisi umumnya berupa quartz atau kaca dengan ukuran partikel berkisar antara 0,1-100 µm ataupun silika dengan ukuran + 0,04 µm. Keuntungan dimasukkannya bahan pengisi ke dalam matriks resin antara lain untuk mengurangi pengerutan dan koefisien termal ekspansi, meningkatkan sifat mekanis dari resin itu sendiri, dan menentukan aspek estetis dari resin komposit seperti warna, translusensi, dan fluorosensi. Selain itu dapat pula dimasukkan logam berat seperti barium dan strontium yang akan memberikan radiopasitas pada komposit. 3,10

2.1.1.3 Bahan Coupling

Berikatannya partikel bahan pengisi dengan matriks resin memungkinkan matriks polimer lebih fleksibel dalam meneruskan tekanan ke partikel pengisi. Ikatan antara keduanya diperoleh dengan adanya bahan coupling. Aplikasi bahan coupling yang tepat dapat meningkatkan sifat mekanis dan fisik serta memberikan kestabilan hidrolitik dengan mencegah air menembus sepanjang perlekatan bahan pengisi dan resin. 3 Bahan coupling ini merupakan bahan silane dan salah satu yang paling sering digunakan adalah y-methacryloxypropyltriethoxysilane atau disingkat dengan y- MPTS. Ikatan yang kuat antara bahan pengisi dengan matriks resin penting didapatkan agar penyaluran tekanan antara bahan pengisi dan matriks resin efisien sehingga kemungkinan fraktur dan keausan restorasi dapat dihindari. 10

2.1.1.4 Fotoinisiator dan aktivator