Lastri Afrianyta Sirait : Peramalan Banyaknya Jumlah Air Minum Yang Disalurkan PDAM Simalungun Untuk Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
Sejarah Badan Pusat Statistik dibagi dalam tiga masa, yaitu masa sebelum kemerdekaan, masa setelah kemerdekaan dan masa orde baru. Masa sebelum
kemerdekaan dibagi kembali dalam dua masa yaitu masa pemerintahan Belanda dan masa pemerintahan Jepang.
1. Masa Pemerintahan Belanda
Pada bulan Februari 1920, kantor statistik pertama kali dibentuk oleh direktur pertanian, kerajinan, dan perdagangan Directur Van Landbouw Nijerverheid
en Handel yang berkedudukan di Bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan mempublikasikan data statistik.
Pada bulan Maret 1923, dibentuk suatu komisi untuk badan statistik yang anggotanya merupakan wakil dari tiap-tiap departemen. Komisi tersebut
diserahi tugas merencanakan tindakan-tindakan yang mengarah sejauh mungkin untuk mencapai kesatuan dalam kegiatan di bidang statistika di
Indonesia. Pada tanggal 24 September 1924, nama lembaga tersebut diganti dengan nama
Central Kantor Voor de Statistiek CKS atau kantor statistik dan dipindahkan ke Jakarta. Bersama dengan itu beralih pula pekerjaan
mekanisme statistik perdagangan yang semula dilaksanakan oleh kantor Invoer Uitvoer en Accijinsen UIA yang sekarang disebut kantor bea dan cukai.
2. Masa Pemerintahan Jepang
Pada bulan Juni 1944, Pemerintahan Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang atau
militer.
Lastri Afrianyta Sirait : Peramalan Banyaknya Jumlah Air Minum Yang Disalurkan PDAM Simalungun Untuk Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
Pada masa ini CKS diganti namanya menjadi Shomubu Chosasitsu Gunseikanbu.
3. Masa Kemerdekaan Republik
Setelah Proklamasi Kemerdekaan republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, kegiatan statistika ditangani oleh lembaga atau instansi baru sesuai dengan
suasana kemerdekaan yaitu KAPPURI Kantor Penyelidikan Perangkat Umum Republik Indonesia. Tahun 1946 kantor KAPPURI dipindahkan ke
Yogyakarta sebagai konsekwensi Linggarjati. Sementara ini pemerintahan Belanda NICA di Jakarta mengaktifkan kembali CKS.
Berdasarkan surat edaran Kementrian Kemakmuran, tanggal 12 Juni 1950 No. 219S.C, KAPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik KPS
dan berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Kemakmuran. Dengan Surat Menteri Perekonomian tanggal 1 Maret 1952 No. P44, lembaga
KPS berada dibawah tanggung jawab Menteri Perekonomian. Selanjutnya keputusan Menteri Perekonomian tanggal 24 Desember 1953 No. 18.009M
KPS dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian Research yang disebut Afdeling A dan bagian penyelenggaraan tata usaha yang disebut Afdeling B.
Dengan Keputusan Presiden RI No. 131 Tahun 1957, kementerian Perekonomian dipecah menjadi kementerian Perdagangan dan Perindustrian. Untuk
selanjutnya keputusan Presiden RI No. 172 Tahun 1957, terhitung mulai tanggal 1 Juni 1957 nama KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik yang
semula menjadi tanggung jawab dan wewenang berada dibawah Perdana Menteri.
4. Masa Orde Baru Sampai Sekarang