23
3.1 Gambaran Histopatologis
Secara histologis, ruang pulpa gigi membesar, predentin melebar, dan ditandai adanya kerusakan pada globulus dan tubulus dentin yang meluas dari pulpa ke
enamel, dapat disertai dengan atau tanpa adanya enamel yang hipoplasia. Abe dkk 2006 telah menjelaskan tentang kalsifikasi dentin yang terganggu disebabkan oleh
hipopospatemia. Mineralisasi dentin yang tidak sempurna akan membentuk
calcospherites, sehingga mikroorganisme dapat terperangkap dan menghalangi pembersihan endodontik secara mekanik.
3,6
Selain itu, lapisan dentin yang tipis dapat terjadi perforasi dengan mudah dan tidak mendukung untuk pembuatan mahkota
sebagai restorasi akhir. Menurut Hillman dan Geurtsen, gigi permanen dapat mengalami kerusakan dan diperlukan pemeriksaan histopatologis.
3
Biasanya pada pasien muda ketika abses muncul pertama kali, manifestasi giginya lebih parah.
3,6
Meskipun odontoblas berfungsi normal, hipopospatemia menyebabkan displastik dan mineralisasi dentin yang buruk pada daerah dentin interglobular,
karena pembentukan enamel dan dentin terjadi antara 4 bulan di uterus dan 11 bulan setelah lahir, kerusakan pada dentin gigi desidui biasanya tidak dapat dicegah.
3,6
Namun, gigi pemanen terbentuk setelah lahir dan perkembangannya mungkin dapat diperbaiki melalui pengobatan yang dimulai setelah kelahiran.
Perkembangan gigi yang abnormal dan pembentukan dentin dapat menetap meskipun telah dilakukan
terapi.
3
Pemeriksaan histologis pada gigi yang mengalami undecalcified didapat dengan cara melakukan hemiseksi. Gigi yang telah di hemiseksi dilakukan pewarnaan
dengan toluidin blue kemudian dilihat di bawah mikroskop. Secara makroskopis tidak
Universitas Sumatera Utara
24
satupun dari gigi desidui yang diperiksa pada studi ini memperlihatkan tanda-tanda karies atau pembentukan kerusakan enamel.
9
Gambaran histopatologis menunjukkan pembesaran zona irregular pada dentin interglobular sepanjang dentino enamel junction, yang ditandai dengan jumlah
calcospherites yang banyak dan gangguan mineralisasi predentin.
9
Gambar 8. Gambaran mineralisasi predentin yang terganggu. Calcospherites gagal berfusi sehingga meninggalkan
daerah dentin interglobular yang tidak termineralisasi
O: odontoblas .
9
Gambar 9. Gambaran pada sisi yang atrisi, tubulus dentin berkontak langsung dengan
cairan rongga mulut ketika lapisan enamel dibuang. Tubulus menyerupai “ dead tracts”
panah kecil .Daerah yng meluas dari dentin tersier terlihat pada ujung tanduk pulpa
panah besar.
9
Universitas Sumatera Utara
25
Pada bagian enamel yang berbeda secara mikroskopis menunjukkan struktur mineralisasi yang irregular. Tidak ada microclefts yang dapat terlihat dan tidak ada
mikroorganisme pada daerah yang mineralisasinya terganggu.
9
Gambar 10. Gambaran pada enamel panah terlihat irregular yang berada pada struktur termineralisasi, tetapi tidak
terlihat adanya microclefts
. 9
Gambar 11
.
Gambaran mikroorganisme stain ungu masuk ke enamel tanpa terlihat adanya
microcleft atau gangguan struktur lain.
9
Universitas Sumatera Utara
26
Pada bagian yang lain mikroorganisme dapat melakukan penetrasi masuk ke dalam microclefts pada permukaan enamel yang mengalami kerusakan struktur
enamel dimana bakteri meluas secara difus hingga mencapai dentino enamel junction.
9
Gambar 12
.
Gambaran microcleft dimasuki mikroorganisme
pada enamel panah kecil, terjadi bentuk yang irregular di dalam struktur mineralisasi enamel
panah besar.
9
Gambar 13
.
Gambaran enamel, penetrasi mikroorga nisme secara difus mencapai
dentinoenamel-junction
.
9
Universitas Sumatera Utara
27
Daerah dentin irregular dan tubulus dentin merupakan jalan masuk mikroorganisme ke akses utama menuju pulpa gigi.
9
Gambar 14
.
Gambaran tubulus dentin yang irregular
memberi jalan masuknya mikroorganisme untuk mencapai pulpa gigi.
9
Universitas Sumatera Utara
28
BAB 4 GAMBARAN RADIOGRAFI